Share

Sebuah Pengakuan

Dalam perjalanan, Lolita berceloteh tentang Namira. Tama enggan mendengarkan. Tapi tetapi pura-pura demi menyenangkan istrinya yangakhir-akhir ini lebih sensitif.

“Kayaknya dia lagi sakit deh, Pa. Masa jalannya pakai kursiroda.” Lolita berucap dengan santai.

“Kasihan ya, Pa,” tambahan lagi karena Tama tak menanggapi.

“Ck, jangan terlalu mengurusi urusan orang lain, Ma. Kita sudah lama tidak membahasnya lagi kan?” Tama mengingatkan.

“Cuma penasaran, Pa.”

“Buka saja media sosialnya kalau penasaran. Beres kan?”

“Bener-bener. Tumben Papa nyuruh begitu?”

“Daripada ribut tanyaini itu sama papa dan papa gak tau jawabannya? Apa perlu papa yang talkingakunnya?”

“Eh, eh, jangan dong!”

Tama tertawa melihat respons Lolita yang cemberut sambil mengutak-atikponselnya.

“Mama ngapain?”

“Lihat facebook sama ig dia.”

Mendadak Tama menyambar ponselnya, lalu mengantongi.

“Pa.”

“Kita makan dulu. Papa gak suka membicarakan nama diaapalagi saat kita makan. Ayo turun.”

Mereka sudah sampai di depan sebuah kaf
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
ada apa dg namira
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status