“Tidak kenapa-kenapa, Mmungkin aku terlalu lelah!” Christine adalah wanita yang tidak bisa berbohong, Andrew lebih baik tidak bertanya, saat bertanya, Christine menundukkan kepalanya dan suaranya mulai berubah.
“Sebenarnya ada apa, apakah ada orang menindasmu?” Andrew mengambil sumpit di tangan Christine, dan air mata yang panas jatuh di tangan Andrew.
Christine sedang menangis, Andrew tidak peduli dengan tatapan orang lain, dia langsung duduk di samping Christine, dan Christine langsung menjatuhkan diri di lengan Andrew dan terisak-isak.
Andrew yang awalnya sedikit tidak nyaman, tetapi melihat Christine sangat sedih, Andrew juga diam-diam meletakkan tangannya di kepalanya.
“Jangan menangis lagi, jika kamu ada masalah, katakan kepadaku, aku akan membantumu!” Andrew membelai rambut Christine dan menenangkannya.“Bukankah kamu memintaku untuk menemui manajer umum? Dia tidak hanya tidak ingin melihatmu, dan tidak tahu kenapa dia mel
Bagaimanapun siapa yang membatalkan kontrak secara sepihak, maka harus menghabiskan banyak biaya. “Christine, kamu sudah dikeluarkan dari perusahaan ini, cepat keluar dari sini, ini bukan tempatmu lagi!” Sangat jelas, manajer Ratno tidak ingin Andrew memahami masalah kerusakan yang dilikuidasi. “Ratno, kamu menyuruhku pergi? Aku sudah bekerja di perusahaan ini selama lebih dari sepuluh tahun. tanpaku, mana bisa kamu duduk di posisi ini, apakah kamu punya perasaan!” Awalnya, Christine sangat kecewa dengan Ratno, tetapi dia tidak menyangka Ratno memperlakukan dirinya seperti ini. “Satpam cepat kemari! Keluarkan wanita gila ini dari sini!” Ratno memanggil penjaga keamanan untuk datang kemari. Dengan segera, dua penjaga keamanan muncul di kantor Ratno. “Aku lihat siapa yang berani menyentuhnya!” Saat penjaga keamanan ingin membawanya, Andrew berdiri. “Tuan Andrew, ini masalah di dalam perusahaan kami, menurutku kamu tidak per
Dalam sekejap, ketiga perusahaan ini semua didorong ke puncak opini publik yang sengit dan tajam. Perusahaan atau artis yang semula berencana menandatangani kontrak dengan Adidassler juga mulai goyah. Di saat yang sama, Nadi berbicara dan mengumumkan akan memperkenalkan kembali 30 juru bicara selebriti tahun ini. Saham Nadi juga naik dalam waktu singkat, sedangkan Adidassler justru sebaliknya. Jika opini publik tidak dihentikan, kemungkinan besar cabang mereka di China terancam akan bangkrut. "Hahaha, Kak Ten, kamu telah melakukan pekerjaan yang hebat dalam hal ini, aku bersulang untukmu!" Andrew selesai berbicara dan menghabiskan anggur di gelas. "Tidak, tidak, bukankah semua ini jasamu? Kamu menyuruhku membawa reporter ke sana, benar-benar cara yang sangat kejam. Sejujurnya, aku tidak menyangka bahwa kamu akan memintaku untuk menandatangani kontrak dengan artismu di gedung kantor Adidassler. Netizen suka nonton keseruannya. Kebetulan hal ini s
"Tidak perlu, aku ingin nyanyi." Andrew merasa bingung, apakah dia harus memeluknya kalau datang ke sini? Orang yang bernama Mia langsung mendorong pintu untuk masuk sebelum Andrew mengangkat mikrofonnya. "Tuan, jika menurutmu wanita itu tidak memuaskan, aku akan menyuruhnya keluar. Sebagai seorang mandor, Kak Mia sangat bertanggung jawab. Dia akan memeriksa melalui pintu kaca secara berkala setiap wanita yang dikirim ke dalam ruangan pribadi. "Hah? Bukan tidak puas, tapi lebih baik kamu suruh dia pergi saja, aku akan membayarnya." Jika bukan untuk bertahan hidup, Andrew merasa bahwa wanita ini tidak perlu melakukan pekerjaan seperti ini. Dia juga bukan orang yang suka bermain dengan wanita, biarkan saja dia pergi untuk menghasilkan lebih banyak uang. "Baik." Kak Mia berkata dengan suara rendah, seolah-olah dia sangat tidak senang, Andrew juga tidak peduli dan mulai bernyanyi sendiri. Meskipun Andrew tidak sering menyanyi, tapi s
"Cepat lari, omong kosong apa lagi." Andrew berbalik melihat sekilas dan sekelompok pria besar itu sedang mengejar mereka. Tapi John dan kedua gadis itu sudah tidak kuat lari lagi setelah berlari tidak begitu lama dan pria yang mengejar mereka semakin dekat. "Sial, aku sudah tidak sanggup lari lagi, aku lihat siapa yang berani menyentuhku hari ini." John langsung duduk di bawah, dadanya terlihat naik turun seperti hampir meledak. Andrew hanya bisa menghentikan langkahnya setelah melihat ketiga orang itu duduk di bawah. "Bocah busuk, lari, lari saja terus." Belasan orang yang dipimpin oleh pria cabul itu mengepung Andrew dan lainnya. "Saudaraku, aku kasih kamu uang, biarkan kami pergi." Andrew juga sangat lelah sambil meletakkan tangan di pinggangnya, dia bernapas terengah-engah sambil berkata kepada pria kekar. "Baiklah, berapa banyak, berikan aku sebuah harga yang bisa membuatku puas." Pria cabul itu terlihat sangat meny
Andrew tidak berdaya terhadap kedua gadis ini, mereka tidak percaya bahkan orang yang sebenarnya sudah berdiri di depan mereka. "Sudah cukup, tidak perlu lihat lagi, aku benaran adalah Andrew, kalian berdua juga tidak perlu kerja dalam dua hari ini, pria cabul itu pasti masih akan pergi mencari kalian, oh ya, apakah ponselku sudah dicas?" Andrew sadar jika masalah ini harus diurus secara hukum maka dia akan meminta bantuan Gunawan. "Ini ponselmu, ada beberapa orang yang menelepon tapi aku tidak menjawabnya." Jeje sangat pengertian karena hal pertama setelah mengantar Andrew ke rumah sakit adalah mengisi baterai ponsel Andrew tapi karena dia tidak punya kata sandi ponsel Andrew maka Jeje tidak bisa menghubungi nomor teman Andrew. Setelah megambil ponselnya, Andrew menelepon Gunawan dan dia segera datang ke rumah sakit setelah dia mendapatkan kabarnya. "Apakah orang keluarga Li yang datang membalas dendam, orang-orang ini k
Meskipun Andrew jarang berjudi tapi dia sering mendengar tipu muslihat yang ada di tempat perjudian maka dia tidak mau anak buah Mark yang membagikan kartunya. "Haha, terserah." Tidak peduli anak buah Mark atau bukan tapi karena Andrew telah mengatakan permintaannya maka tentu saja Mark tidak bisa menolaknya. Tidak tahu mengapa, Jeje seolah-olah punya bayangan gelap dengan pria yang ada di depannya, dia merasa takut ketika melihat Mark, Andrew menepuk pundaknya. "Tidak apa-apa, aku tidak akan menyalahkanmu tidak peduli menang atau kalah." Suara Andrew terdengar lembut sehingga membuat hati Jeje yang cemas menjadi lebih baik. Jeje mengocok kartu poker dan meletakkannya di atas meja, permainan satu putaran sebesar 400 juta benar-benar jarang terjadi di tempat ini maka orang yang ada di warnet segera mengelilingi Andrew dan lainnya. "Kamu adalah tamu, maka kamu duluan." Mark duduk di seberang Andrew dengan tampilan penuh percaya dir
"Bos, bukankah uang enam miliar itu harus diserahkan kepada organisasi? Mengapa kamu....." Begitu Mark berkata, anak buahnya memperingatkannya. "Jangan berisik, kita sudah membantu Sano melakukan banyak hal, dia tidak akan berani berbuat apa-apa terhadapku meskipun akan kalah uang enam miliar ini." Mark mendorong tangan anak buahnya. Andrew tidak peduli Mark mendapatkan uang itu dari mana, yang hanya tertarik dengan Sano, tidak disangka jika Mark bahkan membantu Sano. "Bocah, apakah kamu berani?" Mark menekan tangannya di meja sambil mencondongkan sebagian badannya, jarak wajahnya sudah sangat dekat dengan Andrew sehingga Andrew bahkan bisa mencium bau rokok yang ada di tubuhnya. "Baik, aku akan bertaruh 10 miliar denganmu." Tidak tahu rokok siapa yang ada di atas meja dan Andrew mengambilnya serta memasukkan ke dalam mulutnya, dulu Andrew adalah seorang perokok tapi karena ibunya sakit maka dia berhenti merokok, tidak tahu mengapa Andre
Kemudian pemukul handal yang dicari John bergegas masuk ke dalam warnet, segera warnet Mark dipenuhi oleh orang-orang Andrew. "Kamu berani menjebakku!" Mark sekarang baru sadar jika dia dijebak oleh Andrew, Andrew hari ini datang untuk balas dendam seharusnya dia sudah memikirkannya sejak awal. "Pukul!" John tidak memberi kesempatan Mark untuk bicara lagi dan semua orang beraksi setelah John memberikan perintah, tiga puluh menit kemudian, Mark berlutut di depan Andrew penuh darah. "Mark, kamu kalah 10 miliar sehingga masih kurang 4 miliar, aku akan memberimu sebuah kesempatan untuk mengembalikan uangku jika tidak maka aku akan mengambil satu tanganmu." Andrew memungut sebuah pisau yang ada di depan Mark. "Kakek, aku benaran tidak ada uang, tolong lepaskan aku!" Mark berlutut di lantai sambil terus bersujud. Tok, tok, tok, kepalanya pecah karena bersujud! "Baiklah, lagipula pisau ini masih belum pernah bertemu darah, kebet