Share

Gawat, Pak Bos Ada Maksud Lain
Gawat, Pak Bos Ada Maksud Lain
Author: Fariah

Bab 1

Author: Fariah
Namaku Linda Harold, seorang ibu tunggal yang sedang dalam fase menyusui.

Karena kebutuhan akan uang yang begitu mendesak untuk menghidupi bayi kecilku, aku mengirimkan resume ke berbagai tempat. Aku tidak pernah menyangka akan mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar.

Aku tidak boleh sampai kehilangan pekerjaan ini.

"Pak Jonathan, kopinya sudah siap."

Aku membungkuk, meletakkan kopi yang sudah diseduh di atas meja dengan hormat.

Mataku tanpa sadar melirik ke arah wajah samping Jonathan. Wajahnya tampak sempurna dan tampan meski dilihat dari jarak sedekat ini.

Pangkal hidungnya tampak tajam, lengkungan alisnya dalam, serta dagunya tegas.

Tepat pada saat itu, Jonathan yang sedang berkonsentrasi menangani dokumen, mengalihkan pandangannya ke arahku.

Jantungku langsung berdetak kencang.

Kilatan keterkejutan muncul di matanya. "Pakaian Bu Linda …."

Begitu aku menunduk, aku langsung merasa malu.

Ukuran pakaian profesional ini seharusnya pas untukku, tetapi karena sedang dalam fase menyusui, ukuran payudaraku menjadi lebih besar. Kancing-kancingnya menjadi begitu kencang, hingga pada suatu saat ada satu yang terlepas.

Sekarang garis leher kemejaku terbuka, memperlihatkan belahan dada yang seputih salju, tampak begitu menggoda.

Pada hari pertama bekerja, hal semacam ini terjadi. Apa yang akan dipikirkan Jonathan tentangku?

Aku merasa sangat malu sampai wajahku memerah. Aku sangat takut pria ini akan berpikir bahwa aku adalah seorang sekretaris dengan motif tersembunyi.

Aku berusaha keras mencoba menutupi kerah dadaku yang ketat dengan panik. Namun, aku tidak bisa mengendalikan kekuatanku … hingga membuat air susuku mengalir.

Jonathan bertanya dengan rasa ingin tahu, "Dari mana bau susu ini berasal?"

Astaga!

Aku berbalik hendak pergi. Aku tidak mengungkapkan bahwa aku sedang dalam fase menyusui di resume. Aku tidak boleh membiarkan Jonathan mengetahuinya.

"Tunggu."

Jonathan menarik ujung kemejaku, membuatku yang terkejut langsung terjatuh ke dalam pelukannya.

Tanpa sengaja, wajah pria itu kebetulan membentuk dadaku.

Napas panas menyembur keluar. Di bawah kain yang sudah basah, ada lebih banyak susu yang menyembur karena rangsangan tersebut.

Aku bergegas bangun, tanpa sadar melihatnya sedang menjilati sudut bibirnya, diikuti dengan kilatan di matanya.

"Bu Linda, kamu nggak pernah mengatakan kalau kamu sedang dalam fase menyusui," ujar Jonathan.

"Maafkan aku, Pak Jonathan. Aku … aku …."

Wajahku berubah pucat. Aku benar-benar tidak ingin menghadapi kemungkinan dipecat. Namun, aku tidak menyangka Jonathan akan mengalihkan pembicaraan.

"Bagaimanapun juga, menyusui memiliki manfaat." Jonathan tampak tersenyum, lalu melanjutkan, "Aku lebih suka minum kopi dengan susu."

Aku yang seperti mendapat pengampunan, buru-buru ingin keluar untuk menambahkan susu ke dalam kopinya. Namun, pria itu memegang cangkir kopi itu erat-erat dengan kelima jarinya, seolah-olah ada makna yang dalam di pupil matanya yang hitam pekat.

"Tambahkan di sini," perintah Jonathan.

Bagaimana cara menambahkannya di sini?

Tiba-tiba, pikiranku berkelebat. Aku menundukkan kepala, mengikuti tatapan Jonathan yang terus bergulir ke bawah.

Ini … bagaimana ini mungkin?

Bukankah kabarnya Jonathan adalah orang yang sombong dan dingin, tidak pernah terlibat dengan seorang wanita pun, serta hanya memikirkan Grup Jarvis?

"Kenapa? Apa Bu Linda nggak bersedia?"

Anakku masih menungguku di rumah.

Aku menggigit bibirku membuka setengah kerah bajuku dengan malu-malu, lalu mencoba mendekatkan diri dengan cangkir kopi itu.

Namun, aku tetap saja tidak bisa sepenuhnya menghalangi payudaraku agar tidak terlihat.

Aku menekan tanganku dengan keras.

"Bagus …."

Tanpa bantuan alat apa pun, hanya ada sedikit ASI yang keluar. Selain itu, aku juga berkeringat deras karena rasa sakit.

Tatapan dan napas Jonathan menjadi lebih panas, seakan dia ingin menahanku, lalu memakanku hidup-hidup.

Jonathan mengaduk kopinya dengan santai. Meskipun mulutnya sedang meminum kopi, matanya menatap tajam ke arahku.

"Milik Bu Linda manis dan besar, suamimu benar-benar beruntung."
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gawat, Pak Bos Ada Maksud Lain   Bab 8

    Setelah sampai di rumah, aku langsung menghapus semua hal yang berhubungan dengan Grup Jarvis, benar-benar mengucapkan selamat tinggal pada semua suka duka ini.Sebagai orang yang berpengalaman di dunia kerja, aku sangat memahami satu hal. Jika skandal tentang Jonathan, yang selalu terlihat bersih, terungkap, yang akan menerima semua serangan hanyalah diriku, tak peduli apa pun kebenarannya.Jadi, anggap saja semuanya hanya mimpi buruk.Pada akhirnya, aku tetap tidak menggunakan kartu ATM dari Cindy, melainkan menggunakan uang dari Jonathan untuk membeli banyak barang yang dibutuhkan anakku.Selain telepon yang terus masuk dari nomor yang berganti-ganti, hari-hariku merawat anakku bisa dikatakan cukup damai.Namun, setelah memblokir nomor yang tak terhitung banyaknya, Jonathan yang memiliki kemampuan luar biasa akhirnya berhasil menemukan alamatku."Bu Linda."Aku tidak menyangka dia akan datang mencariku secepat ini. Padahal aku sudah menjelaskan semuanya dengan baik dalam surat pengu

  • Gawat, Pak Bos Ada Maksud Lain   Bab 7

    Entah mengapa hatiku merasa agak tidak nyaman.Namun, Cindy sudah berjalan mendekat. Wajahnya yang dirias dengan sempurna tampak dipenuhi kesombongan. Dia melirik ke arah Kevin."Bu Linda sedang minum kopi bersama suaminya, ya."Cindy menekankan kata "suami" dengan sangat berat, seolah-olah menegaskan sesuatu. Matanya yang indah tampak menyiratkan makna tertentu.Aku lupa membantah, sementara Kevin mengundangnya dengan sopan."Nona Cindy adalah teman Linda. Apa kamu mau minum kopi bersama?""Nggak perlu." Cindy menatap dekorasi kafe dengan pandangan meremehkan, lalu melanjutkan, "Aku hanya ingin membicarakan beberapa hal dengan Bu Linda."Setelah mendengar ini, Kevin terpaksa berpisah denganku dengan penuh penyesalan. Sementara itu, Cindy tampak duduk dengan santai.Riasan cantiknya tidak bisa menyembunyikan pandangan merendahkan dari sudut mata dan alis Cindy. Tatapan ini sepenuhnya ditujukan hanya kepadaku.Firasat buruk di hatiku terasa makin berat.Aku berkata, "Nona Cindy, meskipu

  • Gawat, Pak Bos Ada Maksud Lain   Bab 6

    "Anak pintar."Ketika pulang kerja, aku melihat anakku yang gemuk terbaring di buaian, berusaha untuk digendong dengan cara yang bisa menyentuh hati siapa pun.Seketika itu juga, aku tidak merasa lelah lagi. Aku mengambil anakku dari tangan ibuku yang kelelahan, menepuk-nepuknya dengan lembut."Anakku, anakku, Ibu sudah pulang," ujarku.Anakku tampaknya tidak mengerti, hanya bisa tersenyum lebar dengan kedua mata besarnya. Matanya memiliki pupil yang sangat hitam, terlihat besar dan bercahaya, tetapi tidak seperti milikku.Setiap kali aku terpana melihat matanya, aku selalu teringat malam yang penuh kekacauan itu. Di bawah pengaruh alkohol, pertemuan tidak sengaja antara pria dan wanita asing yang berujung kegilaan semalam suntuk.Setelah mengambil keputusan, aku melakukan hal paling berani dalam hidupku, yaitu melahirkan anak ini.Pria itu juga sepertinya memiliki sepasang mata yang indah seperti ini."Bagaimana pekerjaanmu?" tanya ibuku sambil menopang pinggangnya dengan tangannya. "

  • Gawat, Pak Bos Ada Maksud Lain   Bab 5

    Menginginkan apanya?Ini begitu besar, bagaimana mungkin teman wanita Jonathan sebelumnya bisa bertahan?Wajahku memerah karena rasa malu, membuatku ingin bangkit melarikan diri. Namun, sayangnya semua sudah terlambat. Jonathan tampaknya telah memutuskan untuk melewati batasan itu hari ini. Dia memeluk erat tubuhku yang lemas.Aku berkata dengan ketakutan, "Uh, Pak Jonathan … kita sudah sepakat ….""Hm? Kesepakatan apa?" Dia menunjukkan senyuman di bibir tipisnya yang seksi. "Bagaimana kalau aku membuatkan secangkir untuk Bu Linda?"Pinggangku yang lembut dijepit dengan erat. Aku berusaha melarikan diri dengan ketakutan, tetapi di dalam kantor ini, di mana aku bisa bersembunyi?Ikat pinggang itu perlahan-lahan ditarik. Napas Jonathan tampak berat."Nggak!"Aku ingin berteriak ketakutan, tetapi Jonathan yakin aku pasti tidak akan berani. Dia melepasksn celananya, merobek celanaku juga.Tidak ada jalan kembali sekarang …."Tok, tok, tok."Tepat pada saat itu, seseorang mengetuk pintu kan

  • Gawat, Pak Bos Ada Maksud Lain   Bab 4

    Sikap Jonathan menjadi makin keterlaluan setiap harinya.Bagaimana bisa pekerjaan ini dikatakan sebagai sebuah pekerjaan?Pekerjaan utamaku hanyalah menambahkan susu ke dalam kopi. Jonathan ini seperti tidak bosan-bosannya meminum kopi. Setiap hari, dia harus meminum secangkir kopi.Mengapa dia tidak meminumnya sampai mati saja?Aku berpikir dengan penuh amarah.Jonathan seperti bisa selalu mengetahui apa yang aku pikirkan. Perilakunya menjadi makin terbuka. Kesepakatan tak terucapkan untuk menambahkan susu juga secara bertahap dilengkapi oleh trik lain darinya.Aku benar-benar khawatir suatu hari dia akan melakukan hal terlarang itu. Beberapa kali, aku ingin menghentikannya, tetapi bagaimana aku bisa menghentikannya?Setelah beberapa hari, Melissa menarikku ke toilet, memberitahuku dengan suara pelan."Beritanya sudah tersebar luas ke seluruh perusahaan. Mereka semua mengatakan kalau kamu memiliki hubungan dengan Pak Jonathan, juga akan segera menjadi istrinya."Ketika aku mendengar k

  • Gawat, Pak Bos Ada Maksud Lain   Bab 3

    Setelah menjalani hari ini dengan perasaan putus asa, aku mempertimbangkan segalanya semalaman. Namun, aku masih belum berani mengajukan pengunduran diri.Meskipun tindakan Jonathan berlebihan, aku hanya bisa menggertakkan gigi, menelan segala kepahitan ketika melihat wajah anakku yang menggemaskan."Anak kesayanganku, Ibu pergi … bekerja dulu."Anakku seolah-olah bisa mengerti. Dia mengedipkan mata besarnya yang seperti anggur sambil terkikik. Dia juga tidak marah ketika ibuku menggendongnya untuk mengganti popoknya.Aku menjadi makin gugup ketika menambahkan susu terlebih dahulu ke dalam kopi yang aku siapkan. Namun, Jonathan bahkan tidak melihatnya, melainkan menatap dadaku yang seakan ingin meledak.Kali ini, aku sudah menjahit kancing kemejaku dengan kuat.Aku berkata dengan panik, "Aku … sudah menambahkannya."Jonathan mengetuk meja dengan buku-buku jarinya, lalu membalas, "Aku suka minum yang segar."Bagaimana dia bisa ... bagaimana dia bisa melakukan ini?Wajahku merona karena

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status