Home / Fantasi / Geger Kahyangan / 11.Rombongan Dari Langit

Share

11.Rombongan Dari Langit

Author: Gibran
last update Huling Na-update: 2024-10-13 10:50:14

Lian Xie yang merasa aneh dengan tubuhnya segera pergi setelah beberapa saat lamanya menyaksikan sepasang kekasih yang tengah asyik bercinta. Wanita itu melayang terbang menuju kearah sebuah menara yang tinggi di Kota Probo Lintang. Dia mendarat di atas atap menara setinggi hampir 100 tombak tersebut. Menara itu bukanlah satu-satunya bangunan tertinggi di Kota Probo Lintang. Di Istana Kerajaan sendiri ada 12 menara yang tingginya mencapai 500 tombak dengan aura petir menyelimuti ujung dari 12 menara tersebut.

"Apa yang tengah mereka lakukan di pagi hari seperti ini? Aku tak menyangka kekasihnya akan datang dan melakukan itu dengan bocah laknat itu...Tapi, bukankah seharusnya aku tidak masalah dia mau melakukan apa pun dengan wanita? Kenapa hatiku merasa tidak terima...? Ada apa sebenarnya dengan diriku...?" batin Lian Xie sambil menatap kearah langit dan menghela napas.

Sementara itu, Bara Sena dan Chang Mei yang tengah asyik bercinta akhirnya mencapai puncak kenikmatan setelah serangan beruntun dari Bara Sena tanpa henti menghujam tubuh wanita tersebut. Keduanya sama-sama kejang bagai seekor ayam yang baru disembelih. Keringat membasahi tubuh keduanya yang tidak mengenakan pakaian apa pun.

Bara terkapar di samping Chang Mei dengan napas terengah. Wanita itu menatap kesamping nya sambil tersenyum dan dadanya terlihat turun naik.

"Kakak selalu luar biasa..." kata Chang Mei sambil memiringkan tubuhnya dan kemudian memeluk Bara Sena yang tidur tengkurap.

"Kau juga, selalu memuaskan aku..." ucap Bara sambil tersenyum.

Tiba-tiba Chang Mei bangkit berdiri dengan wajah sedikit pucat. Hal itu tentu saja mengejutkan Bara Sena yang tengah bersantai setelah lelah menanjaki puncak kenikmatan.

"Ada apa Chang Mei?" tanya pemuda tersebut.

"Ada kakakku datang kesini! Cepat kenakan pakaianmu!" kata Chang Mei sambil segera mengenakan pakaiannya. Bara Sena denga cepat kembali mengenakan pakaian miliknya.

"Ada apa kakakmu kemari?" tanya Bara lagi.

"Entahlah, tapi yang jelas jika dia mencariku pastinya ada hal penting. Dia pasti kebingungan mencari penginapan ini..." kata Chang Mei yang sudah rapi dengan pakaian serba biru. Bara pun sudah selesai mengenakan pakaiannya yang lebih ringkas dibanding pakaian Chang Mei.

Tok-tok-tok!

Terdengar suara pintu yang diketuk dari luar. Dengan sedikit terburu-buru Bara berjalan mendekat pintu lalu menbukanya. Nampak sosok Chang Hao, kakak dari Chang Mei yang berdiri dengan mata menatap tajam kearah Bara Sena.

"Dimana adikku?" tanya Chang Hao dengan dingin. Bara tidak menyukai tatapan pria muda itu. Tatapan yang sama dengan anak-anak Jaka Geni lainnya. Tatapan merendahkan!

"Ada apa?" tanya Bara yang merasa ingin mencari masalah denga pria tersebut karena kesal dengan tatapan Chang Hao.

"Sebaiknya kau tidak mencari masalah dengan diriku. Atau kau akan menyesal...!" kata Chang Hao mengancam.

"Apa kau berpikir aku ini ketakutan setelah kau berkata seperti itu? Apa kau tidak pernah mengenal siapa Pemburu Dewa di Langit selatan? Hei...! Aku masih menjabat nama itu hingga sekarang...Jadi kau lah yang seharusnya berhati-hati." kata Bara membalas ancaman Chang Hao dengan nada tak kalah menyebalkan.

Chang Hao yang hampir terpancing amarahnya hanya menghembuskan napasnya keras-keras. Dia sadar, bertarung di luar arena hanya akan merugikan dia. Chang Mei yang tak ingin ada kericuhan di tempat itu segera muncul dari balik punggung Bara Sena.

"Ada apa kakak?" tanyanya setelah dia bertemu muka dengan sang kakak.

"Ibu memanggilmu. Hari ini, akan ada banyak tamu dari tiga langit. Sehingga kita harus menyambut mereka semua. Para Dewa dan Dewi sudah mendekati Probo Lintang termasuk ayah kita..." kata Chang Hao mengatakan niatnya datang ke penginapan tersebut.

"Oh...? Mereka datang juga akhirnya. Kakak Bara, maafkan aku. Sepertinya aku harus segera pergi sebelum terlambat." kata Chang Mei.

Bara menganggukkan kepalanya dan membiarkan kekasihnya itu pergi bersama Chang Hao. Setelah cukup jauh dari penginapan itu, anak sulung Chang Yun tersebut menanyakan sesuatu kepada Chang Mei.

"Apa yang kau lakukan di penginapan itu dengan dia?"

"Itu bukan urusanmu. Sebaiknya kau tak perlu ikut campur urusan orang lain," sahut Chang Mei ketus. Dia merasa kebahagiaannya yang baru dia nikmati hilang dalam sekejap setelah kemunculan Chang Hao. Dia menganggap kakaknya itu sebagai pengganggu.

"Aku bukan orang lain! Mei adikku! Aku ini kakakmu!" kata Chang Hao dengan nada sedikit tinggi.

"Cukup! Hentikan ucapanmu sebelum aku benar-benar marah..." kata Chang Mei sambil menghentikan langkahnya.

Chang Hao terdiam mendengar apa yang adiknya katakan. Dia sama sekali tak menyangka adiknya akan menjadi seperti itu setelah bergaul dengan Bara Sena. Tinjunya terkepal kuat.

"Semua ini karena ulahnya...Aku tak akan membiarkanmu bocah..." batin Chang Hao dengan perasaan kesal.

"Baiklah, aku tak akan banyak bertanya lagi," kata Chang Hao akhirnya mengalah. Dia tahu betul, Chang Mei adiknya itu sudah jauh berbeda dengan adik yang selama ini dia lindungi. Chang Mei sudah berada di Ranah Alam Dewa mendahului Chang Hao yang baru saja memasuki Ranah Alam Dewa beberapa waktu yang lalu.

t

Bara Sena keluar dari rumah penginapan tersebut. Dia melayang terbang ke langit dan dengan cepat menemukan keberadaan Lian Xie yang masih duduk melamun di atas atap menara kota.

"Apa yang dia lakukan disana?" batin Bara lalu segera menemui wanita tersebut. Namun belum sampai dia di menara kota, tiba-tiba saja dari arah langit Kerajaan Probo Lintang muncul lingkaran hitam yang sangat besar. Lalu dari dalam lingkaran itu muncul puluhan sosok yang terasa asing bagi Bara Sena. Namun ada satu sosok yang sangat dia kenal. Sosok itu adalah Batara Geni alias Jaka Geni yang turun bersama rombongan entah darimana.

"Aura mereka semuanya sangat mengerikan..." batin Bara sambil terus menatap sosok-sosok asing bagi pemuda tersebut. Jutaan orang di dalam Kerajaan Probo Lintang menyambut kedatangan para Dewa tersebut dengan berbaris di sepanjang jalan.

"Selamat datang Batara Geni..." ucap semua orang yang tidak lain adalah rakyat Probo Lintang. Bara benar-benar dibuat terpukau dengan apa yang dia lihat saat ini.

"Paman Jaka Geni benar-benar luar biasa...Orang-orang ini menyembahnya dan menyambut kedatangannya dengan serempak tanpa ada yang mengendalikannya...Aku ingin menjadi seperti dia..." batin Bara sambil terus menatap kearah langit.

Setelah beberapa saat, Bara segera sadar bahwa sebelumnya dia ingin menemui Lian Xie. Namun saat dia menatap kearah menara, wanita itu sudah tidak ada ditempatnya. Bara celingukan kesana kemari. Karena tak tahu dimana wanita itu berada, pemuda tersebut segera terbang menuju ke Istana Probo Lintang dimana Batar Geni bersama rombongan para dewa dari Kahyangan mendarat.

"Aku penasaran, siapa saja yang datang kemari!" batin pemuda itu. Setelah Bara pergi, Lian Xie muncul dari balik menara. Rupanya dia bersembunyi dibalik menara agar Bara tidak bisa melihat keberadaannya.

"Kenapa aku jadi merasa malu bertemu dengan dia...? Seolah-olah aku ini memiliki salah padanya...Hm, para Dewa itu...Aku merasakan kekuatan mengerikan dari pria berpakaian serba putih dan tanpa mengenakan alas kaki. Siapa dia...?" batin Lian Xie yang belum pernah bertemu atau mengenal Jaka Geni sama sekali.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Geger Kahyangan   623 Gandi VS Sukma

    Anoman yang dipercaya kembali oleh Batara Geni memimpin pertarungan terakhir tersebut muncul di atas kubah merah raksasa. Tampangnya yang penuh wibawa itu membuat semua mata tertuju kepadanya. "Saudara-saudaraku sekalian yang sudah hadir di sini, aku sebagai penengah sekaligus Pembawa acara yang dipercaya oleh Mahadewa Batara Geni, menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran para tamu undangan dari berbagai tempat yang tak bisa aku sebutkan satu persatu. Pertarungan kali ini, akan mempertemukan dua petarung hebat. Mereka adalah Raja Naga Air dari Kerajaan Naga Air, yaitu Gandi Wiratama melawan Ratu Jagat dari Kerajaan Jagat Lelembut, Sukma geni yang merupakan Putri dari Mahadewa Selatan, Batara Geni. Dan setelah sebelumnya melalui turnamen panjang dan menegangkan, akhirnya babak terakhir ini segera di mulai!" seru Anoman hingga suaranya terdengar ke seluruh penonton yang ada disana.Sambutan dari Anoman membuat semua Dewa yang ada di sana be

  • Geger Kahyangan   622 Arena Darah Naga

    Setelah puas saling berpelukan, keluarga yang baru saja saling di pertemukan itu pun saling melepaskan pelukan. Gandi mengusap air matanya sambil menatap kearah dua orang tuanya yang belum pernah dia lihat sama sekali. Banyu Segara dan Sri Wedari saling bergandengan tangan ikut merasakan kebahagiaan keluarga Gandi tersebut."Ayah...Ibu...Bagaimana bisa kalian hidup lagi?" tanya pemuda itu setelah perasaannya kembali tenang. Sanskara mengusap punggung anaknya itu dengan perasaan yang masih meluap-luap. Bagaimana tidak, terakhir kali dia melihat putranya itu masih bayi dan sekarang dia melihat bayi itu telah tumbuh menjadi seorang pemuda tampan dan gagah."Kau pasti tahu siapa orang yang sudah berusaha keras melakukan ini. Aku sendiri tak menyangka sama sekali, kalau aku punya besan seorang Mahadewa yang begitu terhormat dan disegani di Tiga Dunia ini...Gandi putraku, kau memang luar biasa," kata Sanskara membuat Gandi tertegun."Jadi ayah mertua yang t

  • Geger Kahyangan   621 Galuh

    Setelah puas saling berpelukan, keluarga yang baru saja saling di pertemukan itu pun saling melepaskan pelukan. Gandi mengusap air matanya sambil menatap kearah dua orang tuanya yang belum pernah dia lihat sama sekali. Banyu Segara dan Sri Wedari saling bergandengan tangan ikut merasakan kebahagiaan keluarga Gandi tersebut."Ayah...Ibu...Bagaimana bisa kalian hidup lagi?" tanya pemuda itu setelah perasaannya kembali tenang. Sanskara mengusap punggung anaknya itu dengan perasaan yang masih meluap-luap. Bagaimana tidak, terakhir kali dia melihat putranya itu masih bayi dan sekarang dia melihat bayi itu telah tumbuh menjadi seorang pemuda tampan dan gagah."Kau pasti tahu siapa orang yang sudah berusaha keras melakukan ini. Aku sendiri tak menyangka sama sekali, kalau aku punya besan seorang Mahadewa yang begitu terhormat dan disegani di Tiga Dunia ini...Gandi putraku, kau memang luar biasa," kata Sanskara membuat Gandi tertegun."Jadi ayah mertua yang t

  • Geger Kahyangan   620.Pertemuan Tak Terduga

    Gandi menatap kedua orang asing yang juga tengah menatap kearah dirinya. Meski dia tak mengenali siapa mereka berdua, entah mengapa ada perasaan yang begitu familiar di dalam hatinya. Perasaan aneh yang membuat dia seolah pernah mengenal kedua orang asing tersebut."Siapa kalian!?" tanya Gandi dengan mata menatap penuh selidik.Kedua sosok itu berjalan mendekat kemudian berhenti tepat dua langkah di hadapan Raja Naga Air tersebut. Dengan jarak yang begitu dekat, membuat pemuda itu merasa jantungnya semakin berdebar."Pria ini sangat mirip dengan diriku...Siapa sebenarnya mereka ini?" batin Gandi sambil menebak-nebak. Tiba-tiba saja terdengar suara isak perlahan dari sosok wanita yang ada di depannya tersebut. Hal itu membuat Gandi semakin tak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Nampak si sosok pria mencoba menenangkan hati wanita itu dengan cara merangkul dan mengelus punggungnya."Gandi..." lirih wanita itu masih dengan suara isak t

  • Geger Kahyangan   619.Empat Dewa Pelindung

    Gandi melangkah memasuki istana Kerajaan Probo Lintang yang sudah banyak kedatangan tamu dari berbagai wilayah. Meski yang akan menjadi tontonan hanyalah turnamen Probo Lintang, namun para penonton ini benar-benar diluar dugaan."Mereka pada datang kesini...Pengaruh ayah mertua sungguh luar biasa...Bahkan, ada banyak orang yang tak aku kenal..." batin Gandi.Dia pun menghampiri Batara Geni yang tengah menyambut para Dewa Pelindung dari empat wilayah. Mereka adalah Dewi Gaia dari Barat, Dewa Haechi dari timur, Dewa Neza dari utara dan Anoman dari selatan. Melihat siapa yang datang, Batara Geni segera mendekati Gandi dan merangkul nya."Ini dia orangnya, dia adalah Raja Naga Air saat ini," kata Batara Geni sambil membawa Gandi mendekati kearah empat Dewa Pelindung tersebut."Jadi dia yang akan menjadi Pilar Dunia menggantikan kita nanti?" tanya Dewa Neza yang berwujud anak kecil dengan rambut kepang dua. "Masih muda, tapi sudah berada

  • Geger Kahyangan   618.Menunggu

    Sosok Dewa Yama itu tersenyum tipis menatap Batara Geni yang memberi hormat kepadanya."Aku juga tak menyangka akan memenuhi undangan darimu. Jika bukan karena orang itu, aku tak mungkin datang kesini," kata Dewa Yama dengan tatapan sedikit membuat Batara Geni merasa tertantang."Benarkah hanya karena orang itu? Bukankah sebelumnya aku pernah berkata padamu, bahwa perselisihan para dewa sangatlah sia-sia. Waktu kita sedikit, jika kau masih ingin menjadi pemilik Neraka, mau tak mau kau harus bergabung bersama Dewa yang lainnya. Sehebat apa pun kau sebagai Dewa neraka, Mata Kebenaran tetaplah di atas segalanya...Kau tahu itu bukan?" kata Batara Geni dengan sorot mata yang tak mau kalah dari Dewa Yama.Melihat tatapan mata berani dari Dewa muda itu membuat Dewa Yama tertawa."Entah kenapa aku suka dengan keberanianmu. Aku akui, kau memang orang yang ditakdirkan untuk menyelamatkan dunia ini. Karena selama aku hidup, tak ada satu pun Dewa yang berani menatapku seperti apa yang kau lakukan

  • Geger Kahyangan   617 Para Tamu Agung

    Bara membuka kedua matanya secara perlahan. Dia melihat Fang Yin yang tengah menyalurkan tenaga dalam ke tubuhnya dengan air mata yang menetes di pipinya. Yoriyu nampak telungkup di belakang Dewi Pedang tersebut. Pemuda itu pun tersenyum tipis."Dasar orang-orang bodoh..." batinnya lalu dia meraih tangan Fan Yin yang tengah menempel di dadanya. Wanita itu nampak terkejut. Belum habis rasa terkejutnya, Bara telah menarik tangan itu sehingga dia pun jatuh ke dalam pelukan sang Pemuda."Kau!" seru Fang Yin namun Bara segera menutup mulut wanita itu dengan jarinya agar Yoriyu yang tengah telungkup tidak mendengarnya. Fang Yin yang berada dalam pelukan pemuda itu menatap dengan perasaan yang sulit untuk di artikan."Kenapa aku merasa nyaman berada di posisi seperti ini...? Apa yang terjadi pada diriku...?" batin Fang Yin."Gadis bodoh...Kenapa kau tidak pergi setelah aku melepasmu?" tanya Bara dengan suara lirih. Dia masih bersandiwara agar Fang Yin ti

  • Geger Kahyangan   616 Bencana Abadi

    Bara tersenyum melihat Dewi Pedang itu terkejut setelah menyadari luka di tubuhnya telah pulih kembali. Tak hanya itu, kekuatan jiwanya juga telah terisi penuh seperti saat dirinya belum bertarung melawan pemuda tersebut. "Kau ganti pakaian mu yang sudah banyak berlubang itu, kalau mau mandi, di dekat tempat ini ada sebuah telaga kecil. Kau bisa kesana. Aku akan mengunjungi beberapa tempat lebih dulu. Nanti setelah kau selesai, aku akan mengeluarkanmu dari tempat ini. Tapi sebelum itu, aku ingin bertanya padamu..." kata Bara tak lupa dengan tujuan utama dia membawa wanita tersebut ke dalam Dunia Penyimpanan miliknya. "Apa yang ingin engkau tanyakan?" tanya Dewi Yu Jie sambil menutupi tubuhnya menggunakan pakaian pemberian Bara Sena. "Mengenai Reinkarnasi Tubuh Roh Suci, apa sebenarnya tujuan Leluhur Dewa Pedang kalian memburu makhluk tersebut? Fang Yin berkata, tubuh roh suci akan digunakan sebagai penyempurna senjata Pedang Sembilan Lang

  • Geger Kahyangan   615 Sandiwara(2)

    Bara tersenyum kecil. Matanya menatap sayu kearah Fang Yin yang tertegun dengan apa yang terjadi. Dia tak menduga sama sekali kalau pemuda itu akan diam saja saat dirinya menghujamkan pedangnya. Padahal dia berpikir kalau umurnya tak akan panjang lagi karena menyerang pemuda itu.Sementara itu, Yoriyu justru nampak terperangah melihat Dewi Pedang yang berhasil menikam tubuh Bara Sena. Padahal dia mengira wanita itu akan kalah saat mereka mulai bertarung. Sekarang, dia malah justru menjadi cemas dengan keadaan yang dialami oleh Bara."Kakak itu...Apakah aku sudah melakukan kesalahan...? Dia sudah menolong diriku dari kejaran para dewa, tapi lihatlah Apa yang aku lakukan...? Hiks..." batin Yoriyu dengan perasaan tak menentu. Tubuhnya nampak bergetar ketakutan dan matanya berkaca-kaca seperti tak bisa lagi menahan air mata yang akan segera tumpah..Di depan sana, Fang Yin segera mencabut pedangnya yang menancap dalam di tubuh Bara Sena. Saat itu juga dar

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status