Babak ke-3 pun akhirnya kembali dimulai setelah para peserta yang tersisa itu istirahat selama beberapa hari. Para peserta yang gagal pun tetap berada di Kerajaan Probo Lintang untuk menyaksikan turnamen tersebut hingga selesai. Mereka yang lolos ke babak ketiga ada 11 orang yang tak lain adalah Bara, Gandi, Chang Hao, Yao Ling, Raksa, Nawang Geni, Sukma Geni, Gong Xia Nian, Lu xie, Zhou Yin dan Kenari Putri Geni.Mereka akan kembali berkumpul di Kerajaan Jiwa milik Batara Geni dimana sang Batara telah mempersiapkan satu arena yang sangat luas di dalam Kerajaan Jiwa sehingga para peserta bisa menggunakan seluruh kekuatan yang mereka miliki tanpa takut merusak apa pun di dunia fana. Bahkan di dalam Kerajaan Jiwa miliknya, semua makhluk hidup yang diciptakan oleh Mahadewa tersebut berbondong-bondong berkumpul di arena tersebut untuk menyaksikan pertarungan Dewa tersebut. Jumlah mereka sangat banyak hingga terlihat seperti semut yang memenuhi gunung-gunung di sekitar arena.Sedangkan mer
Lu Xie menatap ke depan dan melihat Gandi yang baik-baik saja padahal dia sudah menyerang dengan kekuatan yang cukup tinggi."Pertahanan sisik naga memang mengerikan. Bahkan serangan ku tak ada yang mempan meski aku sudah menggunakan kekuatan petir merah. Sepertinya aku harus mengerahkan segalanya untuk melawan dia meskipun aku tidak yakin bisa menang melawannya..." batin Lu Xie. Melihat Lu Xie yang tidak lagi menyerang membuat Gandi yang mengambil keputusan untuk menyerang lebih dulu. Tubuhnya melesat bagai anak panah. Aura biru menyelimuti tubuhnya pertanda pemuda itu mengerahkan kekuatan yang hebat untuk menyerang Lu Xie.Tinju Gandi bergerak cepat. Lu Xie yang tahu arah serangan segera menangkis menggunakan lengannya.Buk!Gadis itu melenguh kecil saat tinju Raja Naga Air itu menghantam tangannya. Tubuhnya terdorong ke belakang hingga kakinya terseret di atas tanah. Gandi melompat ke udara lalu membuat gerakan tendangang yang mengarah ke bahu kiri Lu Xie. Gadis itu berteriak kera
Gandi Wiratama terkejut bukan main setelah kemunculan tubuh ganda dari Lu Xie yang akhirnya mampu menyerang dirinya dari depan dan belakang. Gadis cantik itu mengeluarkan salah satu kekuatan rahasianya yang dia jadikan sebagai andalannya.Kekuatan Segel Petir digunakan oleh Batara Geni di Tanah Larangan untuk menyegel Jalan menuju ke bawah tanah dimana Bunga Neraka yang merupakan pecahan jiwa Iblis Sasaka berada. Segel milik Batara Geni mampu membuat Sasaka tak berkutik dan memilih diam didalam tanah. Orang-orang dari luar baik manusia, Iblis maupun Dewa pun tak ada yang bisa memasuki tempat tersebut kecuali Lu Xie seorang.Dengan bantuan Lu Xie dulu, Bara dan Shi Yun berhasil masuk kedalam lubang besar seperti sumur namun memiliki lapisan lantai yang berbeda-beda. Segel petir tersebut tepat terpasang di permukaan tanah dimana Lu Xie tinggal selama 100 tahun untuk memperkuat diri.Semua orang dibuat takjub dengan kemampuan Lu Xie yang mampu menyaingi Gandi Wiratama. Batara Geni dan De
Lu Xie terkejut Segel Petir miliknya mampu ditahan oleh kekuatan yang baru muncul dari dalam tubuh Gandi."Itu...Itu bukan kekuatan petir Pedang Guntur Saketi...! Lalu kekuatan petir apa yang dia miliki...! Bagaimana bisa dia memiliki kekuatan petir yang bahkan sulit untuk dimiliki kami anak-anak Batara Geni...!" seru Lu Xie.Hal itu juga dirasakan oleh anak-anak Batara Geni yang lainnya. Mereka yang menonton bagaimana Gandi yang seorang Naga Air mampu mengeluarkan kekuatan petir yang mampu menahan petir merah milik Lu Xie. Semuanya dibuat tercengang. Karena sebelumnya mereka semua tahu, jika Gandi akan menggunakan kekuatan petir, maka dia harus memanggil Pedang Guntur Saketi terlebih dahulu. Namun kali ini tanpa memanggil pedang tersebut, dia telah mengerahkan kekuatan petir yang setara dengan kekuatan petir di Pedang Guntur Saketi.Petir putih terang menyilaukan itu semakin kuat menekan sehingga ribuan petir merah tertahan dan semakin jauh dari tubuh Gandi. "Itu adalah kekuatan pe
"Pemenangnya adalah Gandi Wiratama!" seru Anoman. Para penonton bersorak karena jagoan mereka menjadi pemenang di duel babak ketiga ini. Namun banyak juga yang kecewa karena Pendekar pujaan hati yang cantik telah dikalahka secara mengenaskan. Lu Xie yang baru saja kalah pun tersadar di dunia luar Kerajaan Jiwa. Dia pun memuntahkan darah segar yang cukup banyak. Dewi Chang Yun dan para pelayan nya segera membantu mengobati luka gadis itu ditemani Dewi Lu Che yang ikut keluar dari Kerajaan Jiwa untuk mengurus putri semata wayangnya tersebut."Aku kalah ibu..." ucap Lu Xie dengan wajah pucat. Dewi Lu Che tersenyum sambil membelai wajah putrinya dengan lembut."Kau sudah menunjukkan kekuatan yang tak pernah terbayangkan putriku. Bisa melangkah sejauh ini bersama saudara-saudaramu yang lain itu sudah sangat luar biasa...Jadi tak perlu merasa kau gagal. Lawanmu yang terlalu kuat nak." kata Dewi Lu Che mencoba menghibur gadis itu. Namun bukan kekalahan tersebut yang membuat hari Lu Xie se
Duuuummmm!Dentuman dahsyat menggema disertai suara gemuruh yang luar biasa. Gelombang kekuatan tercipta hingga menyapu semua yang ada di sekitar Bara dan Chang Hao berada. Keduanya sama-sama menatap tajam. Dan setelah adu pukulan itu, mereka berdua pun sama-sama terdorong ke belakang.Tap!Kedua kaki Bara menapak ke tanah. Sekejap kemudian dia sudah melesat dengan cepat kearah Chang Hao yang baru saja mendarat di tanah. Pertarungan pun tak terelakkan. Tendangan kaki kiri Bara ditangkis begitu saja oleh tangan Chang Hao.Dsss!Tubuh anak Dewi Chang Yun itu pun terhempas ke samping setelah menahan tendangan Bara yang mengandung kekuatan angin. Pendekar Golok Iblis tersenyum tipis sebelum kembali menyerang Chang Hao denga kecepatan yang luar biasa.Brak!Chang Hao berhasil menghindari serangan kaki dari atas ke bawah dengan lincah. Seandainya dia tidak menghindari serangan tersebut, mungkin saja kepalanya akan hancur oleh telapak kaki Bara Sena. Pria itu sempat bergulingan di atas tanah
Dari dalam tumpukan batu-batu besar terdengar suara gemuruh disertai getaran yang kuat. Lalu tak lama kemudian muncul empat tangan raksasa yang membuat bebatuan tersebut beterbangan di udara. Semua orang melihat sosok raksasa berambut merah dengan tubuh ungu keluar dari dalam reruntuhan batu. Diatas kepala makhluk setinggi hampir dua puluh tombak itu berdiri sosok Chang Hao dengan tubuh babak belur. Darah masih mengucur dari luka di perutnya. Dari mulutnya juga nampak darah yang menetes keluar melalui sela bibirnya.Chang Hao sudah terluka parah oleh serangan kekuatan angin milik Bara sebelumnya. Namun hebatnya dia masih mampu mengeluarkan kekuatan Dewa sejati miliknya sebagai upaya 'terakhir' meski masih ada sesuatu yang lain yang bisa dia andalkan. Hanya saja, setelah tahu bahwa kekuatan petir ungu miliknya yang mampu merobek ruang dan waktu akan membahayakan semua orang, Chang Hao tidak berniat untuk menggunakannya."Tak kusangka aku harus mengeluarkan wujud Dewa ini dihadapan oran
Sriiing!Dua pedang besar di tangan Chang Hao membabat telapak tangan raksasa tersebut dengan gerakan berputar. Dari serangan tersebut tercipta robekan yang besar pada telapak tangan raksasa. Namun robekan itu menutup kembali dengan cepat.Wuuung!Chang Hao menyilangkan dua pedang raksasa di depan dada makhluk berambut merah miliknya. Cahaya petir yang dibawa sepasang tangan lainnya menyentuh dua pedang besar di dua tangan yang menyilang tersebut. Seketika, dua pedang itu pun menyala terang disertai kekuatan petir yang menggelegar. Bara Sena yang berusaha terus menekan dengan jurus Cakar Dewa Angin itu merasa aliran darahnya menjadi kacau. Bahkan ada darah yang keluar dari sela bibirnya yang menunjukkan dirinya memaksakan kekuatan Dewa Angin tersebut melebihi batasnya. Namun dia tak peduli dan tetap melanjutkan jurus tersebut karena sudah kepalang tanggung.Dua pedang raksasa di tangan wujud dewa Chang Hao kembali bergerak cepat membabat tangan raksasa. Kali ini serangan yang dihasil
Tubuh Dewi Nagini memancarkan kekuatan yang luar biasa besar. Bahkan tak hanya satu saja tornado air yang tercipta karena kekuatan dari tubuhnya tersebut. Ada sepuluh tornado air raksasa yang muncul dengan suara bergemuruh dahsyat di kawasan Lembah Kabut Biru. Kabut yang ada di sana pun ikut terseret oleh pusaran air raksasa itu. Dan ternyata, fenomena luar biasa itu tak cukup sampai disitu saja.Dari arah langit di atas Lembah tersebut, muncul pusaran awan hitam raksasa. Gandi yang melihat hal itu tak mengerti apa yang ada di balik pusaran awan hitam tersebut. Dia justru menyamakan pusaran awan hitam itu dengan fenomena saat kemunculan Pedang Guntur Saketi miliknya. Disaat dia tengah memusatkan pandangan matanya kearah langit sana, tiba-tiba pemuda itu merasakan desiran angin dari arah belakang."Tak perlu khawatir anak muda...Kekasihmu sedang menghadapi ujian sebelum dia menembus Ranah Alam Semesta. Ujian ini biasa di alami oleh Dewa yang akan naik ke tingkat selanjutnya menggunakan
Gandi dan Nagini berusaha untuk melepaskan diri dari jeratan aneh yang menyeret tubuh mereka berdua. Namun usaha itu sia-sia saja. Karena Gandi dan Nagini sama-sama merasa kalau kekuatan jiwa keduanya tersegel dan tak bisa digunakan. Alhasil mereka pun diseret oleh kekuatan aneh hingga ke dasar kolam dengan mudah. Dan ternyata, kolam itu sangatlah dalam.Keadaan di dalam dasar kolam sendiri cukup gelap karena semakin tak ada cahaya masuk. Kekuatan aneh yang muncul dari dasar kolam pun semakin Gandi rasakan. Itu adalah kekuatan yang sangat besar seolah-olah mereka berdua berada di atas telapak tangan sosok raksasa."Nagini, sepertinya Mata Air Suci ini memang sengaja menuntun kita untuk masuk lebih dalam hingga ke dasar kolam ini. Mungkin ada sesuatu yang menarik di bawah sana." kata Gandi melalui telepati. Nagini menoleh kearah pemuda itu."Tapi Mata Air Suci ini menyegel kekuatan kita. Untuk apa dia melakukan itu Jika memang memiliki tujuan yang baik?" tanya Nagini yang sudah cukup p
Gandi dan Nagini keluar dari dalam Istana HItam milik Mayadwipa. Setelah sekian lama terkurung di dalam tungku hitam raksasa, akhirnya wanita cantik itu bisa menghirup udara bebas di luar istana yang menyeramkan tersebut. Istana hitam itu nampak lengang dan sepi. Tak ada kehidupan sama sekali di tempat tersebut. Sudah tak ada lagi pengikut Mayadwipa yang tersisa di Istana karena sebelumnya semua pasukan telah dikerahkan untuk berperang."Keadaan di tempat ini sudah sangat berubah sejak aku datang. Istana itu, sebelumnya aku tak pernah melihat istana hitam setinggi ini." ucap Nagini sambil menatap kearah menara istana hitam yang menjulang tinggi ke langit. Gandi tersenyum melihat Nagini yang tengah bahagia. Tiba-tiba dia teringat sesuatu yang sebelumnya sempat mereka bahas di dalam Istana hitam tersebut."Nagini, apakah ada petunjuk mengenai Mata Air Suci itu? Mungkin kau masih mengingatnya dari peta harta Karun milik mantan kekasihmu dulu?" tanya Gandi.Nagini menatap kearah pemuda i
Sementara itu di Dunia Penyimpanan...Bara Sena bangkit berdiri dengan napas yang terengah-engah. Aura petir merah nampak membungkus tubuhnya. Wajahnya mengernyit menahan rasa sakit karena kekuatan Batara Geni tersebut. Namun kekuatan petir itu tak membuatnya terluka parah."Meski kedua Iblis telah berhasil di murnikan menjadi kekuatan sejati milikmu, ternyata jurus-jurus dan pukulan Sakti milik mereka masih bisa kau gunakan walaupun inti kekuatan itu berbeda dari yang aslinya," kata Batara Geni yang masih melayang di udara sambil menatap kearah Dewa Cahaya yang baru saja keluar dari reruntuhan batu.Bara mengusap darah yang keluar dari sela bibirnya. Tubuhnya saat ini masih dalam wujud Dewa Cahaya dengan dua pasang sayap berukuran besar. Cahaya terang juga terpancar dari tubuhnya. Jika lawannya bukan Batara Geni, mungkin saja cahaya itu bisa mengelabui lawan karena silau."Tak kusangka, menghadapimu menjadi semakin sulit meski kekuatanku sudah kembali sepenuhnya. Kau memang luar bias
Gandi Wiratama keluar dari dalam Alam Jiwa setelah urusan disana selesai. Sebelumnya, ada beberapa permintaan dari Ki Ageng Samudra Biru kepada Raja Naga Air tersebut terkait tentang masa depan Dewi Nagini. Hal itu sempat di bicarakan oleh Naga Kuno itu di dalam Alam jiwa setelah Nagini keluar lebih dulu."Gandi, Nagini adalah murid yang sangat aku sayangi. Bagiku, dia sudah seperti anak kandungku sendiri...Selain itu, aku merasa bahwa aku terlalu keras padanya di masa lalu. Waktu itu, aku tidak memperbolehkan dia menjalin hubungan dengan Naga yang lain...Padahal kala itu, ada seorang Naga Air yang ingin meminangnya. Tapi sekarang, aku justru memikirkannya setelah melihat keadaan muridku ini..." kata Ki Ageng."Apakah maksudmu, aku harus menjadi suaminya?" tanya Gandi tanpa pikir panjang. Namun Ki Ageng tak mengelak mendengar pertanyaan tersebut."Bisa jadi begitu. Hanya dengan itu juga, Alam Jiwa Nagini bisa kembali membaik lebih cepat..." ucap Naga Kuno tersebut. Kedua alis Gandi na
Gandi melayang turun dan mendarat di depan Nagini. Pemuda itu menatap sejenak wajah cantik tersebut membuat wanita itu sedikit canggung. Namun dia pun membalas tatapan mata tajam Raja Naga Air sambil menahan senyum."Apa kau baik-baik saja?" tanya Gandi sambil terus menatap wajah Nagini yang memang sangat cantik. Wanita Naga Air itu mengangguk pelan. Gandi menarik napas lega."Aku tak tahu kenapa Ki Ageng merahasiakan cara untuk membuat wanita ini kembali pulih dengan cepat...Apakah cara itu mempunyai dampak yang sangat buruk?" batin Gandi."Aku baik-baik saja. Tapi, kenapa kau menghentikan pertarungan kami? Aku belum puas sebelum memberinya pelajaran!" kata Nagini dengan suara yang sedikit meninggi. Sambil berucap, jarinya menunjuk ke arah pilar emas raksasa dimana Empu Jagat tengah duduk dan uncang-uncang di atas pilar raksasa tersebut. Gandi tersenyum sambil menoleh kearah Empu Jagat. Pria tambun itu pun melayang turun dan mendarat beberapa langkah di belakang Gandi. Tiba-tiba saja
Nagini mendekati Empu Jagat Martapura yang masih melotot kearahnya. Wanita berparas cantik itu menatap pria tambun tersebut dengan seksama sambil berpikir siapa sebenarnya pria bertubuh gemuk itu. Dan kenapa dia bisa berada di Alam Jiwa milik Gandi."Siapa kau? Kenapa di alam jiwa pemuda itu ada pria tua seperti dirimu? Kau juga bukan hanya seorang pria tua, tapi kau memiliki jiwa yang sangat kuat. Sayangnya, jiwamu suda sangat tipis. Mungkin, usiamu tidak kurang dari 1000 hari lagi," kata Nagini ketus membuat Empu Jagat terkejut."Bagaimana bisa kau tahu berapa lama lagi aku hidup!? Bahkan Dewa pun tidak bisa melihatnya meski menggunakan teropong masa depan! Darimana kau mengetahuinya!? Katakan!" seru Eyang Jagat. Nagini tersenyum kecil sambil menggeleng-gelengkan kepala."Itu rahasia. Aku tidak mengenal dirimu, untuk apa aku mengatakannya?" sahut wanita itu yang lagi-lagi dengan suara ketus membuat Eyang Jagat menggaruk-garuk kepala."Uh...Memang benar, aku juga belum tahu siapa dir
Gandi melayang terbang ke arah pulau yang gersang tersebut. Pulau itu cukup besar dan banyak ditumbuhi pepohonan. Tapi entah mengapa pohon-pohon itu kering sehingga tempat tersebut lebih cocok disebut hutan mati. Pemuda itu pun menyusuri hutan kayu mati tersebut dengan terbang rendah. Sepanjang perjalanan, dia melihat tengkorak-tengkorak yang berserakan di tanah dalam keadaan setengah hancur. Hal itu menandakan banyak sekali makhluk hidup yang mati disana karena sesuatu yang besar. Ki Ageng Samudra Biru tiba-tiba keluar dari tubuh Gandi dan terbang di samping pemuda tersebut."Saat semua pemilik Alam Jiwa sekarat dan kehabisan kekuatan jiwa, di Kerajaan Jiwa ini akan terjadi bencana mengerikan yang bisa menewaskan semua makhluk hidup yang ada di dalamnya. Karena disaat itu, pemilik Alam Jiwa akan menggunakan kehidupan yang ada di Alam Jiwa untuk memulihkan tubuhnya. Hal ini juga sama dengan apa yang terjadi pada muridku. Keadaan Nagini yang mengenaskan membuat Kerajaan Jiwa miliknya m
Ki Ageng Samudra Biru tersenyum melihat tekad yang begitu kuat dari dalam jiwa Gandi."Kelak kau akan melebihi diriku anak muda...Kau sudah memiliki semuanya dan usiamu masih sangat muda. Mungkin, apa yang sebelumnya tak bisa kau raih, kau dapat mencapainya..." batin Ki Ageng.Aura biru terang masih melayang di depan Gandi dan Naga Kuno tersebut. Sepertinya penyerapan Pil Pemulih Jiwa cukup lama."Ki, sebelumnya kau pernah berkata bahwa di dalam Lautan Jiwa milikku telah tumbuh sebuah pulau. Bisakah kau jelaskan sekarang, apa maksud dari pulau itu?" tanya Gandi."Hm...Benar juga. Aku hampir melupakan hal itu anak muda. Mengenai pulau itu, namanya adalah Awal Kehidupan. Pulau itu akan menjadi semakin berkembang dan membesar seiring dengan perkembangan dirimu. Lebih mudahnya, itu adalah cikal bakal Kerajaan Jiwa sama seperti yang dimiliki oleh Batara Geni. Besar dan tidaknya itu tergantung pada kekuatan dari pemilik Kerajaan Jiwa. Seperti yang kita lihat, Kerajaan Jiwa milik Batara Geni