Share

7.Kasmaran

Author: Gibran
last update Last Updated: 2024-10-10 06:33:00

Dewi Suci Geni masih saja ternganga tak percaya dengan apa yang dia lihat dalam cincin ruang pemberian dari Bara Sena. Hal itu jelas membuat ibunya sang Dewi Utari dan kakaknya Umbara menjadi penasaran dengan apa yang Suci lihat didalam cincin tersebut.

"Kenapa kau diam saja Suci!? Apa yang ada di dalam cincin itu?" tanya Dewi Utari.

"Suci! Kau tidak sedang berpikir aneh bukan!? Apa yang ada didalam cincin itu!?" Umbara ikut menimpali.

Suci yang mendengar pertanyaan-pertanyaan dari kakak dan ibunya menutup kembali cincin yang ada di jarinya. Dia pun menoleh kearah kakak dan ibunya. Senyum lebar dan bahagia terlihat jelas dari raut wajahnya.

"Ada banyak harta di dalam cincin ini ibu...Aku jadi penasaran, kenapa Bara Sena memberikan ini semua kepada kita..." ucap gadis itu sambil tersenyum.

"Harta...? Itu artinyha kerugian di tempat ini bisa kita tutupi?" tanya Dewi Utari merasa lega. Awalnya dia ingin meminta tolong kepada suaminya, Batara Geni untuk membayar kerugian yang terjadi di Kota Probo Lintang tersebut. Karena selama ini, Dewi Utari dan kedua anaknya tak pernah sedikit pun memiliki harta untuk digunakan.

Tapi ternyata, Bara Sena yang sebelumnya dia duga tak akan ikut membantu malah memberinya harta melimpah ruah hingga membuat Suci kegirangan.

"Seandainya dia belum menjadi kekasih Zhou Yin, mungkin saja aku akan merelakan Putri ku dinikahi olehnya..." batin Dewi Utari.

Bangunan-bangunan yang hancur akibat pertarungan Bara dengan dua anak Dewi Utari itu langsung dibangun kembali dengan membayar pekerja-pekerja handal di Kerajaan Probo Lintang tersebut. Sementara itu, Bara Sena yang sudah bosan berputar-putar di Kota tersebut akhirnya kembali ke penginapan tempat dia tinggal sementara.

"Cih! Menyedihkan sekali! Menjadi salah satu tamu undangan di acara Kerajaan ini, tetapi aku harus tinggal di penginapan yang jauh dari istana. Benar-benar hina!" gerutu Bara Sena.

Pemuda itu melompat ke atas atap penginapan dan tiduran di atas genting dengan tangan sebagai bantalannya. Kedua matanya menatap keatas dimana nampak langit biru dan tak berawan sama sekali.

"Siapa sangka, diatas langit sana adalah air danau...Paman merubahnya seolah-olah itu sama dengan langit...Tapi tak ada mataharinya..." batin Bara Sena. Tiba-tiba dia terpikir untuk menciptakan matahari di atas langit sana sebagai pelengkap Kerajaan yang ada di bawah air tersebut. Namun dia berpikir ulang jika ingin melakukan itu. Karena dampak pertama dari Matahari yang dia ciptakan adalah ledakan cahaya yang tentu saja sangat berbahaya bagi orang-orang yang menghuni Kerajaan tersebut.

"Aku masih merasa heran dengan anak paman yang menjadi Raja di tempat ini. Hanya dia yang menghormatiku sebagai anak Mahapatih. Tak hanya itu, dia pun meminta maaf. Padahal, dari kabar yang aku dengar dari Chang Mei dulu, dia orang yang arogan..." batin Bara Sena sambil menyilangkan kakinya di atas lutut sehingga pemuda itu terlihat sangat santai.

Saat matanya menatap ke langit, tiba-tiba saja ada sebuah lingkaran merah yang terlihat kecil dari tempat pemuda itu tiduran.

"Ada yang datang lagi...Hm," Bara mengamati siapa gerangan yang datang kali ini dari atas langit sana.

Dari dalam lingkaran merah tersebut muncul dua sosok wanita berpakaian serba hitam dan keduanya pun sama-sama mengenakan cadar. Tiba-tiba saja jantung pemuda itu merasa berdebar saat menatap kearah dua sosok yan baru saja muncul di atas langit Probo Lintang.

"Perasaan ini...Aku penasaran, apakah benar tebakanku?" batin Bara masih tetap tiduran di atas genting.

Dua sosok itu melayang turun menuju ke istana Kerajaan yang berada di arah barat dari tempat Pendekar Golok Iblis itu berada. Pemuda itu tak peduli dan tetap dalam keadaan semula, tiduran sambil menatap langit dengan kaki kiri yang menyilang ke kaki sebelah kanannya.

Tak berapa lama setelah kemunculan dau sosok bercadar itu, tiba-tiba Bara dikagetkan dengan kemunculan sosok berpakaian hitam yang tahu-tahu sudah berada di atas genting penginapan tersebut.

"Apakah kau sudah lama menunggu?" tanya sosok tersebut yang merupakan suara lembut seorang wanita. Jantung Bara berdetak kencang mendengar suara yang sangat tidak asing di telinganya. Suara yang diam-diam dia rindukan.

Pemuda itu pun duduk dan menoleh ke samping kirinya. Nampak sesosok wanita berpakaian hitam dan bercadar yang menutupi mulut dan hidungnya. Meski hanya bagian dua matanya saja yang tak tertutup cadar, semua orang yang melihat mata itu akan langsung menduga bahwa wanita itu memiliki paras cantik luar biasa.

"Lu Xie..." lirih Bara dengan napas sedikit berat. Entah kenapa dia begitu berdebar saat wanita itu ada di dekatnya.

Wanita yang tidak lain adalah Lu Xie itu tersenyum dibalik cadar nya. Dia pun duduk di sebelah sang pemuda dengan jarak tak lebih dari satu jengkal.

"Aku kesini setelah mendengar kabar kau tinggal di sebuah penginapan. Cukup dengan melacak aura jiwa milikmu, aku langsung menemukan mu ditempat ini," kata Lu Xie sambil melakukan hal yang sama dengan apa yang Bara lakukan. Yaitu menatap kearah langit.

"Aku hanyalah orang asing di tempat ini. Aku tidak layak tinggal di istana seperti anak-anak Paman Jaka Geni..." kata Bara lalu tersenyum kecil.

"Padahal kau bisa memaksa tinggal di istana seperti saudara-saudaraku yang lain. Tapi kau malah bersikeras untuk tinggal di penginapan ini," kata Lu Xie membuat Bara tertawa kecil.

"Justru dengan tempat tinggalku ada di rumah ini, aku bisa berdua saja denganmu. Apa jadinya jika aku tinggal di istana...? Kita tak mungkin bisa berbincang seperti ini bukan?" kata Bara Sena yang disambut tawa kecil Lu Xie.

Hanya dengan mendengar suara bicara dan tawa dari wanita itu saja sudah membuat hati Bara Sena menjadi sejuk dan nyaman. Entah kenapa, dari sekian banyak wanita yang dekat dengannya, hanya Lu Xie seorang yang memiliki kelebihan tersebut.

"Kau ini bisa saja..." ucap wanita itu.

Bara tersenyum senang setelah berhasil membuat Lu Xie tertawa meskipun hanya tertawa kecil saja.

"Apa kau sadar Lu Xie...? Ada sesuatu dari dirimu yang berbeda dengan orang lain?" tanya Bara. Kedua mata Lu Xie nampak membesar. Bola matanya yang biru itu terlihat jernih dan indah.

"Apa?" tanya wanita itu sambil mendekatkan wajahnya di dekat bahu sang pemuda. Kedua mata mereka saling bertemu dan keduanya sama-sama terpana melihat tatapan orang yang ada didepannya.

"Tawa dan suaramu benar-benar candu bagiku...Aku selalu menantikan waktu seperti ini bersamamu..." kata Bara Sena sambil terus menatap kedua mata Lu Xie yang indah.

Wanita itu tertegun sejenak setelah mendengar ucapan Bara Sena.

"Apa yang kau katakan? Kau tengah menggodaku? Aku sebenarnya sudah tertarik padamu...Tapi, sepertinya kau menyembunyikan rahasia kehidupanmu dariku...Kau, pasti sudah memiliki banyak wanita bukan...?" kata Lu Xie sambil menatap curiga kearah Bara Sena. Yang ditanya terdiam terpaku dan tak bisa menjawab apa-apa. Untuk pertama kalinya Pendekar Golok Iblis bingung harus berkata apa untuk menjawab pertanyaan dari putri Jaka Geni dan Ratu Lu Che tersebut.

"Apa yang harus aku katakan padanya...? Haruskah aku jujur pada Lu Xie mengenai semua wanitaku?" batin Bara benar-benar bingung dan takut, jika dia jujur, Lu Xie akan meninggalkan dirinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Geger Kahyangan   845. Kekuatan Herakles (2)

    Anak panah dengan nyala hijau menderu ganas kearah kepala Herakles. Karena saking cepatnya membuat pria besar itu tak sempat menghindar. Ditambah dia baru saja melancarkan serangan terhadap Gandi sehingga gerakannya masih tertahan.Triton yang menyadari bahaya mengintai langsung mengangkat tangannya dan menciptakan perisai air dari kejauhan. Anak panah itu pun menghantam perisai tersebut dan tertahan selama dua detik. Namun waktu yang singkat tersebut berhasil digunakan Herakles untuk menangkap anak panah yang tertahan di perisai air.Grp!Herakles menatap anak panah hijau yang ada dalam genggamannya. Tiba-tiba_BLAAARRR!!!Ledakan besar terjadi. Tubuh Putra Zeus terpental dan jatuh ke tanah dalam keadaan berlutut. Disaat yang sama, lima boneka air datang menyerang. Yang pertama datang adalah Palu Naga Bumi.Wut!Herakles menahannya dengan mengangkat pedang miliknya.Trang!Boneka yang lain pun datang d

  • Geger Kahyangan   844. Kekuatan Herakles

    Langit yang merah karena memang di dunia itu langit merah bak neraka, saat itu juga berubah menjadi gelap setelah aura kekuatan 4 elemen dari tubuh Gandi semakin terpancar. Herakles memanggul Pedang Pemecah Bulan miliknya sambil menatap kearah Raja Naga Air dengan santainya."Kekuatannya naik lagi. Bocah ini semakin membuatku takjub. Kalau begitu, aku hargai usahamu ini bocah naga. Akan kugunakan setengah dari kekuatanku untuk menghadapimu. Anggap saja ini adalah bentuk penghormatan dariku," kata Herakles lalu dia menancapkan pedang miliknya ke tanah.Dia satukan telapak tangan di depan dada. Kemudian, dia berteriak keras sambil mengerahkan kekuatan miliknya."Segel pertama...terbukalah!" teriak Herakles.Bum!Dentuman keras tercipta dan sesaat kemudian keluar cahaya emas terang dari tubuh Herakles yang meluncur menembus langit. Aura dari tubuh putra Zeus itu sangat mengejutkan bagi Gandi. Dia bisa merasakan, kekuatan yang diluar nalar dan tidak terduga sama sekali. Pancaran kekuatan

  • Geger Kahyangan   843. Mundur?

    Gandi mengayunkan pedangnya ke bawah. Sinar putih raksasa membentuk sabit menderu dahsyat hingga membuat tanah terbelah menjadi dua. Aura kekuatan yang Gandi kerahkan sangat luar biasa hingga menciptakan fenomena di sekitar cahaya putih berbentuk sabit tersebut.Wusss!Herakles menatap tajam kearah sinar yang bergerak cepat menuju padanya. Kali ini tak ada tawa dan seringai di bibirnya. Wajah putra Zeus itu nampak serius. Itu pertanda serangan yang Gandi kerahkan bukanlah serangan sembarangan bagi dirinya. Dia pun mengangkat Pedang Pemecah Bulan miliknya di udara.Hawa dingin menyeruak disertai aura gelap yang merebak dari tubuh pedang tersebut. Dengan satu teriakan keras, Herakles mengayunkan senjata itu ke depan. Gemuruh dahsyat disertai suara berdenging meluncur dengan sangat cepat kearah sinar putih milik Gandi. Udara pun mendadak redup seolah hari tengah mendung.Triton yang berada disana tahu bahaya apa yang akan terjadi jika dia tak segera

  • Geger Kahyangan   842. Pedang Pemecah bulan

    Herakles berteriak keras mengerahkan kekuatan sejati yang dia miliki. Saat itu juga aura emas merebak menahan aura biru milik Gandi Wiratama. Kedua Dewa yang sudah mencapai Ranah Alam Semesta itu pun saling melesat dan beradu pukulan di udara.Gelombang mengerikan membuat tanah di sekitar mereka hancur hingga membentuk kawah raksasa. Udara seperti terbelah oleh kekuatan yang saling bergesekan. Gandi dan Herakles sama-sama mundur setelah adu tinju. Kemudian mereka kembali saling memukul.Area seluas ribuan tombak hancur oleh ledakan-ledakan besar yang tercipta karena pukulan mereka berdua. Triton yang menyaksikan itu hanya bisa menghindar kesana kemari saat kekuatan itu menyambar kearahnya beberapa kali."Gila! Bocah itu bisa mengimbangi Herakles! Apakah dia yang katanya menjuarai Turnamen Probo Lintang?" batin Triton."Hiaaaah!" teriak Herakles sambil melayangkan tinjunya kearah Gandi. Dengan cepat Raja Naga Air itu menahan tinju tersebut dengan t

  • Geger Kahyangan   841. Kesal

    Gandi mengerahkan semua kekuatan yang dia miliki. Kekuatan biru miliknya menyapu ke segala arah hingga menciptakan badai yang membuat Herakles tertawa senang. Hal itu karena dia mengakui kekuatan Gandi yang berbeda dengan lawan-lawannya yang lain.Seribu Sisik Naga telah Gandi kerahkan dibarengi kekuatan Batu Jiwa Naga Air. Dengan begitu kekuatannya bertambah dari segi pertahanan. Untuk daya serang, Gandi akan mengguanakan kekuatan Naga Api. Sedangkan untuk kecepatan, tentu saja dia bisa menggunakan kekuatan petir. Dengan gabungan tiga kekuatan tersebut, tentu saja Gandi sangat percaya diri melawan Herakles. Dia juga masih menyembunyikan kekuatan Naga Bumi dan Zirah Naga Langit untuk dijadikan kartu terakhir jika ternyata kekuatan gabungan dari tiga kekuatan masih tak bisa membendung keganasan Herakles.Gandi berkelebat dengan cepat. Dalam waktu sekejap, tubuhnya sudah berada di hadapan Herakles dan langsung melancarkan serangan kearah putra Zeus tersebut.

  • Geger Kahyangan   840. Herakles

    Gandi menatap satu sosok bertubuh besar yang berdiri dengan tegap sambil menatap tajam kearahnya seperti harimau yang melihat mangsanya. Itu adalah sosok yang Gandi kenal meski mereka sebelumnya tak pernah saling berkenalan."Herakles..." batin Gandi sambil menatap waspada. Entah mengapa aura yang dia rasakan saat berhadapan dengan sosok besar itu, ada perasaan sedikit khawatir."Saudaraku Herakles. Kebetulan sekali kau datang di waktu yang tepat. Aku sedang mengalami masalah," ucap Triton. Sosok bertubuh besar yang tak lain adalah putra Zeus itu menyeringai kecil sambil melirik kearah Hong Xuan."Aku tahu itu. Kalau begitu, akan kubereskan masalah ini dengan tanganku sendiri. Kau cukup duduk dengan manis sambil menonton." sahut Herakles lalu tiba-tiba saja tubuhnya menghilang.Begitu muncul, sosok bertubuh besar itu sudah berada di belakang Hong Xuan."Pertama-tama, basmi dulu yang paling lemah!" ucap Herakles membuat Hong Xuan terkejut.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status