LOGINGandi membuka kedua matanya dengan perlahan. Samar-samar dirinya melihat pohon berdaun putih.
"Dimana aku...?""Kau sudah sadar...?" terdengar suara seorang wanita. Gandi menoleh kearah suara tersebut. Dia melihat sosok yang tak lain adalah Sarasvati tengah duduk disampingnya."Sarasvati...Apa yang terjadi padaku?" tanya Gandi."Kau tak sadarkan diri selama beberapa hari setelah pertarungan dengan Dewa Iblis Watu Ungu. Selama itu juga, kita berada di dalam Pedang Naga Langit." kata Sarasvati membuat Gandi terkejut."Kita ada di dalam pedang!? Bagaimana caranya!?" seru pemuda itu hampir tak percaya."Aku yang membawamu ke sini setelah kegaduhan besar itu. Dan Pedang Naga Langit ini masih ada di tempat kau bertarung. Selama beberapa hari ini, tak ada apa pun yang terjadi. Sepertinya pihak Kerajaan Watu Ungu tidak mengetahui adanya kegaduhan di ruangan aneh tersebut." kata Sarasvati."Begitu rupanya. Lalu, bagaimana denganBara Sena menatap perubahan pada tubuh Aetoros setelah Tombak Sarissa menyatu dengannya. Dia sama sekali tak pernah berpikir senjata bisa menyatu dengan tubuh pemiliknya."Mungkin aku juga bisa melakukan itu dengan Golok Iblis. Menarik juga, hehe..." ucap pemuda itu yang tak terlihat kaget sama sekali dengan perubahan kekuatan Aetoros setelah bersatu dengan senjata dewa miliknya. Padahal kekuatan Dewa Penghakiman tersebut hampir menembus Ranah Alam Nirwana.Tubuh Aetoros diselimuti kekuatan emas dan merah saat dia bersiap untuk menyerang. Langit yang biru mendadak berubah menjadi merah keemasan karena kekuatan darinya. Lalu dengan sangat cepat dia melesat kearah Bara Sena yang berada di bawah sana. Dewa Cahaya itu menyeringai lebar."Datanglah...Mangsaku..." Tubuh Aetoros menyala terang tepat di saat dia melayangkan tinjunya kearah Bara Sena. Pemuda itu mengangkat tangannya menangkap tinju pria tersebut tanpa pikir panjang.Dbb!
Para Dewa yang tengah menyaksikan turnamen Dewa terlihat gelisah. Pasalnya mereka tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam Dunia bawah gurun dimana Bara dan yang lainnya berada. Seolah-olah tempat itu tertutup semacam tabir yang bahkan sulit di tembus dengan mata Dewa.Sehingga apa yang terjadi disana, tak ada satu pun yang tahu. Mereka pun menjadi curiga bahwa semua itu adalah rencana Kahyangan Barat. Namun mereka tak bisa asal menuduh tanpa adanya bukti dan hanya bisa menunggu kabar dari mereka yang sudah masuk ke dalam Dunia di bawah gurun pasir tersebut, dimana Bara Sena tengah bertarung melawan Dewa Penghakiman Aetoros.Panah cahaya raksasa meluncur dengan cepat kearah Aetoros. Ditambah lagi dua tombak cahaya yang juga di lemparkan kearahnya. Dewa Penghakiman itu berteriak kesal karena tak menyangka dirinya justru akan bertemu dengan lawan yang sangat kuat melebihi dari apa yang dia bayangkan.WUSSS!BLAAARRRR!!!Panah cahaya mel
Bara Sena menyeringai lebar melihat wajah Aetoros yang sangat nampak begitu kesal kepadanya. Sementara itu, Jia Li menatap sang Dewa penolong tersebut dengan pandangan mata tak percaya. Orang yang sangat dia nantikan, yang mustahil datang ke tempat itu tiba-tiba saja sudah ada di depan matanya. Berdiri dengan tegap sambil menenteng Golok Iblis yang menjadi andalanya.Tentu saja berbagai perasaan campur aduk di dalam hati sang Dewi Angin."Tuan Bara...Bagaimana bisa dia ada disini...? Apakah dia mendengarkan panggilanku saat aku disiksa oleh makhluk durjana itu?" batinnya dengan mata berkaca-kaca. Baginya, Bara Sena adalah sosok penolong yang sangat dia kagumi.Bara sendiri merasa kasihan dengan apa yang dialami oleh wanita itu dan juga Sun Wukong."Sepertinya benar apa yang dikatakan Manguntur. Rajawali ini sangat kuat. Dia bisa menahan serangan Golok Iblis tanpa bergeming sedikit pun. Dan, apa-apaan dengan keadaan Sun Wukong yang katanya memiliki tubuh emas...? Dia kalah secara menge
Jia Li terpaku saat dia merasakan tubuhnya dicengkram oleh sesuatu yang tak terlihat. Cengkraman itu begitu kuat sehingga membuatnya sulit untuk bernapas."Aku-...aku akan katakan...Tapi lepaskan dulu..." ujarnya lirih.Sosok Dewa Penghakiman menyeringai kecil kemudian menurunkan tangannya. Jia Li pun terjatuh di atas bulu tebal Sun Wukong yang tidak sadarkan diri karena tak bisa menahan rasa sakit yang luar biasa setelah kedua kakinya dihancurkan tanpa bisa melakukan perlawanan sama sekali."Cepat katakan, siapa orangnya! Aku tak suka menunggu terlalu lama." kata sosok bersayap besar tersebut.Jia Li bangkit berdiri dengan sedikit susah payah karena dia sudah kehabisan tenaga dalam. Ditambah, dia juga sudah terluka oleh pertarungan sebelumnya melawan makhluk-makhluk terbang yang ternyata adalah anak buah sosok yang ada di depannya tersebut."Bolehkah saya tahu siapa anda lebih dulu? Agar saya tidak salah memanggil anda..." kata wanita itu membuat kedua mata Dewa Penghakiman melotot m
Tombak emas dengan nyala merah di bagian ujungnya itu bergetar keras disusul suara dengung yang kuat. Sun Wukong benar-benar tak percaya dirinya yang kuat bisa dipukul mundur oleh tombak tersebut. Bahkan kedua tangannya gemetaran setelah menahan serangan kilat itu."Tuan Wukong! Apakah kau baik-baik saja?" tanya Araka."Cih, baik-baik bagaimana...Kau lihat sendiri, serangan tombak sekecil itu mampu memukul mundur diriku padahal tubuhku sudah sebesar ini. Kalian pikir, berapa berat badanku dengan wujud seperti ini?" sahut Sun Wukong merasa kesal.Araka terdiam namun matanya melirik kearah Jia Li yang diam sambil menatap kearah tombak emas tersebut. Entah apa yang dia pikirkan."Dia bahkan tak pernah melirik kearahku...Sial...apakah aku bertepuk sebelah tangan? Tapi, aku harus tahu lebih dulu alasannya mengapa dia tidak mau denganku...Padahal, aku sangat menarik bagi banyak wanita..." batin Araka.Tiba-tiba saja perhatian tiga Dewa itu beralih pada pecahan ruang yang retak secara perlah
Tubuh Sun Wukong yang sudah menjadi raksasa membuat goa itu runtuh dan hancur. Getaran yang tercipta terasa sangat kuat bagaikan gempa bumi membuat Jia Li dan Araka benar-benar merasa cemas. Mereka takut bebatuan yang jatuh dari langit-langit goa itu mengubur tubuh mereka berdua.Gemuruh dahsyat terdengar saat bebatuan dan tanah berjatuhan dari atas. Beruntung Jia Li dan Araka berada di bawah kaki Sun Wukong sehingga bebatuan itu tidak mengenai mereka berdua yang tengah menyiapkan pukulan sakti.Tubuh Sun Wukong yang semula merunduk saat menyundul langit-langit goa, kini telah berdiri tegak dengan tubuh setinggi dua ratus tombak melebihi tinggi dari bukit yang merupakan goa itu sendiri.Kedua mata Kera Iblis itu menyala merah saat ratusan makhluk terbang bergerak kearahnya tanpa rasa takut."Kalian ingin mati hah!?" teriak Sun Wukong sambil mengibaskan tangannya kearah Gerombolan makhluk terbang tersebut.Wrrrrr!Puluhan Makhluk menyerupai kelelawar itu hancur oleh tangan raksasa Sun







