Home / Fantasi / Geger Kahyangan / 702.Api Hitam

Share

702.Api Hitam

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-06-25 06:57:09

Gandi membuka kedua matanya dengan perlahan. Samar-samar dirinya melihat pohon berdaun putih.

"Dimana aku...?"

"Kau sudah sadar...?" terdengar suara seorang wanita. Gandi menoleh kearah suara tersebut. Dia melihat sosok yang tak lain adalah Sarasvati tengah duduk disampingnya.

"Sarasvati...Apa yang terjadi padaku?" tanya Gandi.

"Kau tak sadarkan diri selama beberapa hari setelah pertarungan dengan Dewa Iblis Watu Ungu. Selama itu juga, kita berada di dalam Pedang Naga Langit." kata Sarasvati membuat Gandi terkejut.

"Kita ada di dalam pedang!? Bagaimana caranya!?" seru pemuda itu hampir tak percaya.

"Aku yang membawamu ke sini setelah kegaduhan besar itu. Dan Pedang Naga Langit ini masih ada di tempat kau bertarung. Selama beberapa hari ini, tak ada apa pun yang terjadi. Sepertinya pihak Kerajaan Watu Ungu tidak mengetahui adanya kegaduhan di ruangan aneh tersebut." kata Sarasvati.

"Begitu rupanya. Lalu, bagaimana dengan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Geger Kahyangan   909.Bara vs Athena

    Dewi Athena melesat dengan cepat. Bara menahan serangan kaki wanita cantik tersebut dengan lengannya. Lalu kemudian Dewi Perang itu pun melanjutkan serangan dengan mengayunkan tangannya kearah kepala sang Dewa Cahaya.Tak!Bara menahannya dengan telapak Tangan lalu mencengkram lengan wanita tersebut dengan cepat dan melemparkan tubuhnya ke samping. Tubuh Athena melayang di udara dengan cepat. Sebelum menabrak dinding Aula, kedua kaki Athena bergerak melepaskan serangan jarak jauh berupa bola kekuatan yang menderu ganas kearah Bara lalu kemudian dia menggunakan kedua telapak kakinya untuk menahan tubuhnya agar tidak terbentur dinding batu.Wuss!Bola kekuatan berkecepatan sangat tinggi melesat. Bara merunduk menghindari bola petir berwarna kuning tersebut.Sret!Bola kekuatan pun lewat satu inci di atas kepalanya. Nyaris saja mengenai kepala pemuda itu. Untung dia memiliki kecepatan dan pandangan mata yang tajam sehingga dengan mudah bisa menghindarinya meski hampir terlambat."Seranga

  • Geger Kahyangan   908. Istana Sang Dewi Perang

    Bara Sena menatap wanita yang ada di depannya. Dewi Perang Athena masih duduk sambil menatap kearah api unggun. Pemuda itu tersenyum kecil."Kalau begitu, kapan kita akan bertarung?" tanyanya kemudian."Secepatnya. Karena kau tak memiliki banyak waktu. Dua bulan lagi babak kedua akan dimulai, belum lagi kau akan pergi ke Gerbang Dunia Harta." sahut Athena. "Hm, dimana kita akan bertarung? Bukankah pertarungan antar Dewa akan mencitakan kehebohan? Itu bisa memancing Dewa-Dewa yang lain untuk ikut campur." kata Bara."Ada satu tempat yang tak bisa dikunjungi oleh siapa pun kecuali diriku. Dan disana bisa meredam kekuatan Dewa yang keluar dari tubuh kita. Dengan kata lain, itu adalah tempat terkuat di Olimpus yang tak bisa ditembus oleh siapa pun termasuk Zeus. Jadi, disana sangat aman untuk bertarung kita." kata Athena.Bara terdiam, menimbang perkataan Athena."Tempat yang sulit ditembus...? Apakah dia memiliki niat lain dibalik semua ini...? Sepertinya aku harus menyusun satu rencana

  • Geger Kahyangan   907. Undangan

    Bara membaringkan tubuhnya di atas kasur yang empuk di kamarnya sendiri. Ketiga temannya pun nampak lebih memilih untuk beristirahat setelah menjalani pertarungan jiwa yang melelahkan. Sukma Geni yang tinggal terpisah pun sudah masuk ke dalam penginapan lebih awal karena luka yang masih dia derita.Mata Bara terpejam namun dia memasuki Alam Jiwa miliknya. Disana dia melakukan semedi untuk meningkatkan kekuatan. Hingga akhirnya Bara membuka mata karena merasakan adanya aroma harum dari arah jendela kamar."Wewangian ini..." "Tuan Bara, bisakah kita berbicara sebentar? Aku menunggu di tepi laut tak jauh dari tempat tinggalmu. Kau ikuti saja aroma wangi ini," terdengar suara wanita seperti berbisik. Suara yang terdengar merdu."Dengan jarak sejauh ini dia bisa memberikan pesan kepadaku hingga tak ada satu orang pun yang menyadari. Sepertinya dia bukan wanita sembarangan...Siapa Dewi ini sebenarnya? Untuk apa dia mengundang diriku?" batin Bara.Karena rasa penasaran yang tinggi, dia pun

  • Geger Kahyangan   906. Hadiah

    Ledakan yang sangat dahsyat melanda Lubang Neraka. Gelombang mengerikan disusul awan jamur raksasa membubung tinggi ke langit. Bola api raksasa yang ukurannya setara dengan beberapa gunung dijadikan satu itu membuat tempat tersebut ditutupi aura merah dan biru.Gelombang ledakan itu bahkan menyapu ke segala arah hingga jarak ratusan ribu tombak. Badai hitam pun sempat tersingkir oleh ledakan mengerikan tersebut.Para Dewa yang menyaksikan hal itu sampai berdiri karena saking terkejutnya. Mereka seolah-olah bisa merasakan dampak ledakan yang mengerikan dari Pukulan Neraka Es milik Bara Sena."Mustahil...! Pukulan sehebat ini dilakukan oleh Dewa yang masih baru...?" seru salah satu Dewa.Bersama dengan ledakan sebesar itu, tentu saja Dewa Bumi Ruka tidak akan bisa selamat. Tubuhnya langsung musnah seketika itu juga bersama benteng tanah yang ia ciptakan.Dia kembali di atas arena dalam keadaan terluka setelah jiwanya musnah di dalam lubang Neraka. Namun bibirnya sunggingkan senyum bangg

  • Geger Kahyangan   905.Tiga Pukulan Pamungkas

    Balok raksasa yang dikerahkan oleh Dewa Ruka mulai hancur secara perlahan. Saat tanah itu berjatuhan, tercipta gemuruh hebat yang menggetarkan langit. Itu seperti dua gunung yang bertabrakan dan hancur hingga pecahannya jatuh laksana hujan meteor.Dewa Ruka terpana melihat Pukulan Bumi Menelan Gunung miliknya yang tengah hancur secara perlahan."Habis sudah...Pukulan itu tidak akan hancur jika bukan aku yang membatalkannya. Saat dia hancur dengan sendirinya, itu berarti sosok yang menjadi sasarannya bukanlah Dewa biasa...Bara Sena, kekuatannya benar-benar tak terukur..." batin Ruka.Para Dewa yang menonton pertarungan terakhir di babak pertama pun takjub dengan apa yang terjadi di Lubang Neraka sana. Mereka tak menyangka, Dewa Cahaya masih bertahan dan tidak terluka sedikit pun meski sudah terhimpit oleh kekuatan hebat pukulan Bumi Menelan Gunung milik Dewa Ruka."Dewa bernama Bara memang luar biasa...Selain membantai semua musuhnya yang merupakan Dewa-Dewa andalan, dia juga memiliki

  • Geger Kahyangan   904.Tiga Kesempatan

    Dewa Ruka tertegun melihat ledakan besar tersebut. Beruntung dia berada cukup jauh dari tempat terjadinya ledakan. Jika tidak,mungkin dirinya pun akan ikut lenyap seperti yang terjadi pada Dewi Naga Api tersebut.Setelah keadaan menjadi tenang kembali, terlihat sosok Dewa Cahaya Bara Sena yang berdiri sendirian di tengah pusat ledakan. Area di sekitar kakinya nampak menyala merah. Ruka menelan ludahnya sendiri sambil menatap kearah Dewa Cahaya tersebut."Dia sangat kuat...Bahkan dia sudah mengalahkan para dewa berturut-turut tanpa mengalami kelelahan sama sekali. Sekuat apa sebenarnya Dewa Baar Sena ini...? Uh...sekarang hanya tinggal diriku...Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus bunuh diri untuk mengakhiri pertarungan ini dan menjadi juara kedua? Tapi..." "Aku akan memberimu tiga kesempatan, Ruka." kata Bara tiba-tiba sambil menunjuk kearah Dewa Ruka."Apa maksudmu saudaraku?" tanya Ruka sambil mengernyit."Tiga kesempatan untuk menyerang diriku. Setelah kau menyerang tiga k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status