Dewi Amaira muncul kembali di atas sebuah bukit yang berjarak puluhan ribu tombak dari Kerajaan Anorang. Meski jauh, dia dan ribuan orang yang dipindah kesana oleh Bara Sena masih bisa melihat Kerajaan itu dari kejauhan. Yang paling jelas adalah Gunung hitam di belakang kerajaan tersebut.
"Bagaimana cara dia menciptakan pintu Gaib ini? Kita berpindah tempat dalam waktu sekejap mata saja," ucap Raja Anorang."Ini kemampuan yang tak bisa dilakukan oleh seorang Dewa biasa. Tak kusangka, kita akan bertemu dengan pemuda sehebat ini," sahut Resi Darma.Dewi Amaira hanya diam. Hanya matanya saja yang terus menatap kearah Gunung hitam di kejauhan sana. Dan tiba-tiba gunung tersebut meletus dengan dahsyatnya.DUUMMM!!!Dentuman yang menggelegar disertai guncangan dahsyat terasa sampai di tempat ribuan orang-orang Kerajaan Anorang tersebut. Mereka semua menatap tak berkedip kearah gunung yang sudah tertutup awan hitam dan cairan merah membara.Bara kembali membuka portal menuju ke bukit dimana Raja Anorang dan semua prajurit nya berada. Melihat portal tersebut, semua orang segera masuk dan kembali ke istana Kerajaan. Ternyata Sesampainya disana, Kerajaan telah pulih kembali. Tak ada kerusakan yang berarti. Padahal mereka semua tahu dan melihat saat makhluk Raksasa itu mengamuk menghancurkan segalanya."Kau sudah menyegel nya Ki Sena...Eh, Tuan Sena..." tanya Raja Anorang.Bara mengangguk sambil tersenyum."Makhluk itu sudah tak Ada disini lagi. Itu artinya Kerajaan ini aman dari bencana." kata Bara. Dia pun mengeluarkan Dewi Advika dan Dewi Akhsara dari dalam dunia Penyimpanan miliknya.Melihat kedua kakaknya muncul, Dewi Amaira segera berhambur kearah mereka. Ketiganya saling berpelukan hangat."Kalian nampaknya baik-baik saja..." kata Amaira."Di dalam Dunia asing itu, kekuatan kami pulih dan luka kami sembuh dengan cepat. Sepertinya kami cocok dengan dunia itu," sah
Dewi Amaira muncul kembali di atas sebuah bukit yang berjarak puluhan ribu tombak dari Kerajaan Anorang. Meski jauh, dia dan ribuan orang yang dipindah kesana oleh Bara Sena masih bisa melihat Kerajaan itu dari kejauhan. Yang paling jelas adalah Gunung hitam di belakang kerajaan tersebut."Bagaimana cara dia menciptakan pintu Gaib ini? Kita berpindah tempat dalam waktu sekejap mata saja," ucap Raja Anorang."Ini kemampuan yang tak bisa dilakukan oleh seorang Dewa biasa. Tak kusangka, kita akan bertemu dengan pemuda sehebat ini," sahut Resi Darma.Dewi Amaira hanya diam. Hanya matanya saja yang terus menatap kearah Gunung hitam di kejauhan sana. Dan tiba-tiba gunung tersebut meletus dengan dahsyatnya.DUUMMM!!!Dentuman yang menggelegar disertai guncangan dahsyat terasa sampai di tempat ribuan orang-orang Kerajaan Anorang tersebut. Mereka semua menatap tak berkedip kearah gunung yang sudah tertutup awan hitam dan cairan merah membara.
Dewi Amaira bisa merasakan kehangatan dari seorang pemuda yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Wajah putihnya nampak memerah dengan jantung yang berdegub kencang tak karuan."Apa yang terjadi...Kenapa pemuda ini tengah mencium diriku...? Apakah aku melakukan sesuatu yang besar sehingga dia melakukan ini...?" batin Amaira. Dia sadar, apa yang dilakukan oleh Bara kepadanya adalah hal yang kurang ajar. Namun entah mengapa dia membiarkan hal itu terjadi.Semua karena sejak awal dirinya merasa terpesona oleh Bara Sena saat berada di tempat Pohon Jiwa berada. Semua orang ikut larut dalam perasaan canggung melihat kemesraan muda mudi di atas langit sana. Tak terkecuali Raja Anorang sendiri yang merasa cemburu putrinya diembat begitu saja oleh seorang pemuda yang tak dia kenal."Siapa bocah itu...? Tak hanya membelah bola kekuatan milik Amaira dengan mudahnya menggunakan senjata besar yang mengerikan itu...Dia juga menghentikan kegilaan putriku hanya dengan c
Dewi Amaira mengerahkan seluruh kekuatan yang dia miliki dalam satu serangan. Bola raksasa yang merupakan kekuatan angin dan petir membuat Kerajaan Anorang terasa mencekam. Bahkan para prajurit dari dua belah pihak yang sebelumnya saling bertarung kini sama-sama tertegun dengan apa yang mereka lihat."MATI kita semua..." ucap salah satu prajurit Tiga Pedang Setan."Aku belum kawin..." sahut prajurit Kerajaan Anorang."Kenapa kita harus mati bersama di tempat ini...? Kita bukan pasangan suami istri..." sahut yang lainnya dengan mata berkaca-kaca."Bodoh! Kita semua laki-laki!" Mereka semua sama-sama cemas dengan apa yang akan segera terjadi. Saat itulah Dewi Advika dan adiknya, Dewi Akhsara datang untuk menghentikan amukan si bungsu yang tentu sangatlah berbahaya.Kedua gadis itu terbang dengan cepat ke langit dimana Dewi Amaira berada. Namun tiba-tiba, dari arah bola kekuatan raksasa itu meluncur cahaya kilat yang menyambar kearah mereka berdua.Blegar!Advika segera mengerahkan keku
Bara Sena menatap kearah Pohon Jiwa yang bukan main besarnya. Pohon itu adalah pohon raksasa yang memiliki daun berwarna emas dengan ratusan akar yang menjuntai ke bawah dari setiap cabang batangnya. Saat berada disana, Bara bisa merasakan aura yang sangat kuat dari dalam pohon tersebut."Sepertinya Pohon ini memiliki nafas dewa. Apakah dia merupakan jelmaan dari sesosok dewa? Aku menjadi penasaran..." batin Bara. Resi Darma seolah tahu apa yang Bara pikirkan."Pohon Jiwa ini sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Aku pernah mendengar satu cerita dari leluhur Naga Putih bahwa Pohon Jiwa merupakan pohon pelindung yang bisa menyegel kekuatan jahat. Itu sebabnya pohon itu berada disini. Karena tepat di belakang Kerajaan Anorang ini, ada satu gunung yang merupakan penjara raksasa bagi sesosok makhluk. Konon katanya dia bisa menghancurkan dunia ini dengan kekuatan jahat yang dia miliki." kata Resi Darma membuat Bara terdiam."Bisa menghancurkan dunia ini? Bukankah itu artinya Anoman memil
Pangeran Balavan dan ribuan prajurit nya menatap kearah wanita cantik yang duduk di atas tameng Angkara tersebut dengan pandangan mata takjub tepesona. Amarah yang sebelumnya meluap saat itu juga padam oleh kecantikan sang Dewi yang begitu memukau. Apalagi posisi duduk dari wanita berambut perak itu membuatnya semakin terlihat anggun. Belum lagi dengan lirikan mata yang membuat jantung semua orang berdebar."Siapakah wanita cantik ini...? Aku sangat ingin menjadikan dia sebagai istriku..." batin Pangeran Balavan yang tidak tahu sama sekali siapa adanya wanita cantik tersebut.Panglima Dharmendra dan Arkhaz yang ada di barisan belakang pun juga melihat kemunculan wanita cantik tersebut meski jarak mereka sangat jauh. Pancaran pesona dari wanita itu memang sangat kuat. Mereka belum menyadari, kekuatan dari wanita yang tak lain adalah Dewi Merak Bulan tersebut bisa saja memusnahkan mereka semua dengan sekali serangan saja.Pangeran Balavan adalah orang yang paling terpengaruh oleh pesona