Share

Bab 101 : Di Taman Bunga

Penulis: Kafkaika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-06 22:34:55

Aku terkejut karena tiba-tiba dua orang masuk di saat bibirku barusan berkata dengan tidak senonoh itu…

Pipiku langsung seperti kepiting rebus. malunya minta ampun. Apalagi Mbok Dami yang juga ikut menyuguhkan minuman hangat itu, senyum-senyum sendiri.

“Kemarin teman Pak Haji yang baru dari korea bawa gingseng merah ini saat menjenguk. Kebetulan sekali lho Den Bian dan Mbak Melati. Silahkan diminum biar tambah staminanya. Cocok sama hawanya yang dingin.”

Saat Mbok Dami berlalu aku hanya terbengong saja bahkan lupa tidak mengucapkan terima kasih. Sementara Bian hanya terkekeh menyebalkan.

Senang sekali dia kalau lihat aku malu begini.

“Ayo diminum, biar nanti bugar lagi dan kita bisa lanjutin yang semalam tertunda.” Bian menarik lenganku ke meja makan.

“Tertunda? Mas Bian udah tuntasin lho semalam, jangan bilang tertunda, dong!” Aku tersinggung lagi. Seolah semalam aku tidak tuntas melayaninya. Hanya tidur saja karena lelah.

“Iya-iya, jangan sensi gitu dong. Sejak kapan sih suka mara
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 140 : Kepikiran(2)

    “Mel, masih ingat tidak, ketika kita datang ke sini karena ada undangan di Mojokerto, ternyata ada sesuatu yang heboh di kampung kita.” Bude bercerita.“Apa itu, bude?” tanyaku penasaran.“Kita juga baru tahu dari tetangga yang kebetulan membahas ini, bahwa rumah dan pondok juga semua tanah atas nama Pak Damar, mau disita oleh keluarga istri Pak Bian. Warga sempat heboh, sampai mau adu jotos sama pihak yang mau menyita rumahnya.”Aku terbengong mendengar hal itu. Kejadian itu sudah lebih dari sebulan yang lalu. Dan aku tidak tahu apa-apa?“Kok bude dan ibu tidak cerita, sih?” tukasku sedikit menyesali baru tahu hal ini.“Lho, perasaan kamu yang lebih tahu, Mel. kita tidak tanyain ini juga karena takut mengusik masalah rumah tangga kalian. Solanya pas kita silaturrahmi ke rumah Bu Aini, dia bilang, penyitaan itu tidak jadi karena Pak Bian mau menikah lagi dengan Miranda.”“Bu Aini sampai meminta maaf pada ibumu, kalau semua ini harus terjadi. Aku dan ibumu bisa memahami keputusan Pak B

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 139 : Kepikiran

    ~ POV Melati ~Aku keluar kamar dan tak mendapati Bian di manapun.Teringat pertengkaran semalam yang terus saja berputar-putar untuk hal yang takberguna—kesal sebenarnya. Walau begitu, aku menyesali beberapa kata-kataku yang begitu saja meluncur tanpa kupikirkan dulu.Apa Bian sakit hati mendengarnya?Kuperiksa ponselku, barangkali Bian mengirim pesan memberitahu ke mana dia pergi. Tapi tak ada notif apapun. “Sarapan dulu. Sudah ditunggu mama dan yang lain.” Tom Lee mengejutkanku. Dia datang saat aku berjalan ke teras untuk mencari Bian.“Oh, baiklah,” ujarku.Hari ini kami akan balik. Jadi sarapannya lebih pagi.Ketika berjalan beberapa langkah, kakiku terhenti. Aku berbalik badan karena ingin menanyakan pada Tom Lee di mana Bian.Tanpa menunggu bertanya, Tom Lee sudah menebak apa yang ada dipikirkanku.“Bian balik ke Surabaya semalam.”“Oh, begitukah?” tukasku menyembunyikan sisi terkejutku. Malam-malam langsung balik begitu saja? “Jangan terlalu dipikirkan lagi. Bian juga

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 138 : Tersinggung

    “Eh, Mas Bian kok tidur di sini?” Melati yang tadinya sudah anteng di dalam selimut kini terusik karena aku berbaring di sebelahnya.“Apa masalahnya? Tadi kau juga aku keloni!” ujarku menarik lengan Melati agar kembali berbaring.“Enggak enak, Mas, sama Tom Lee dan Bu Rosi.”Aku kini yang terusik saat Melati menyampaikan itu. Sungguh tidak terima kalau dia tidak mau tidur bersamaku hanya karena tidak enak dengan Tom Lee dan ibunya.“Kamu amnesia atau bagaimana? Aku suamimu. Kenapa tidur sama suaminya malah tidak enak sama mereka?”“Masalahnya aku sudah bilang setelah aku melahirkan kita sudah berpisah.”“Terus kenapa? Sekarang kau masih istriku, kan?”“Kesannya aku enggak punya pendirian. Sudah ada niat pisah kok malah masih sekamar.”“Jujur, apa kau menyukai Tom Lee dan berharap setelah pisah akan bersamanya?” aku tak berbasa-basi menanyakan hal itu.“Kalau berharap bersama Tom Lee aku tidak pernah, Mas. Tapi Bu Rosi sudah melamarku untuk Tom Lee. Aku diminta pikir-pikir dulu.”“Juju

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 137 : Berebut Perhatian

    “Aku bukannya sedih kalau tidak bisa ke vila Tom Lee. Jangan berpikir yang bukan-bukan lagi padaku.”Melati menyangkal sedikit ucapanku tadi agar aku tidak menyalahpahami dia.Dalam hati aku tertawa sendiri, wanita memang lucu. Mudah sekali terombang-ambing dengan sikapnya sendri. “Santai, Mel. Aku paham itu,” sahutku.Belajar dari yang sudah-sudah pokoknya aku harus benar-benar tenang dan santai menghadapi semua ini. Tak boleh dikit-dikit cemburu, tak boleh dikit-dikit terpancing emosi. Harus punya tameng kesabaran seperti baja. Aku tidak akan membiarkan Tom Lee yang berhasil merebut perhatian Melati.Ingat, aku saja bisa bertahan tanpa cinta dengan Miranda. Tentu Melati juga bisa sekali menerima Tom Lee untuk kepentingan masing-masing.Dan semenyebalkan apapun Melati akan mengujiku, seharusnya aku akan menerimanya sebagai penebus kesalahanku. Yang masih belum bisa kuberikan padanya.Begitu datang di vila Tom Lee, kulihat pria itu menggendong putrinya yang terus merengek.Melat

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 136 : Asal Kau Senang

    ~ POV Fabian ~“Kenapa menangis?” tanyaku bingung, kutantang mengajaknya ke KUA saat ini juga Melati malah menangis dengan tatapan terluka.Melati tak menyahut. Keluar dari kamar dan masuk ke kamar lain. Segera menguncinya saat aku membuntutinya.“Sialan aku ini!” gerutuku sendiri menatap pintu tertutup tepat di depan mataku.Aku menghela karena menyadari salah ucap lagi. Kuruntuki diriku yang sangat tidak sabaran ini menghadapi ibu hamil yang sebelumnya perasaannya sudah terluka karena kesalahpahaman.Padahal sudah sebulan ini aku tidak mengganggunya, tidak mengusiknya walau rasa kesal dan cemburuku kerap membuatku uring-uringan tak jelas lantaran mengetahui Melati semakin hari lebih dekat saja dengan si brengsek Tom Lee itu.Teman macam apa dia?Sudah tahu Melati istriku malah terang-terangan ingin merebutnya dariku.Menyesal aku percaya padanya. Saat baru kudengar Melati hamil dan perasaan bersalah sungguh membuatku frustasi, tanpa sadar aku curhat padanya. Bahwa hubungan kami

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 135 : Dua Orang Dewasa

    Dengan beralasan aku yang tadi mengatakan suntuk di rumah yang penuh hilir mudik orang, akhirnya Bian membawaku ke vila ini.Awalnya aku protes. Tapi teringat kami memang butuh berdua untuk membicarakan banyak hal, jadi aku pasrah.“Tidak mungkin juga kan aku mengantarmu ke vila, Tom Lee. Jadi sementara kau tinggal di sini dulu kalau suntuk di rumah,” ujarnya.“Jangan aneh-aneh, Mas. Nanti kalau Mas Bian balik ke Surabaya, aku di sini sama siapa?”“Sama aku, lah!” Kembali aku menatap Bian dengan aura yang roman-romannya ingin memarahinya. Tapi pria itu langsung menciumku.Ciuman Bian lembut tapi memaksa. Satu lengannya melingkar ke punggungku dan yang lain menyamanku dengan sentuhannya. Aku bahkan tidak bisa berkutik dan menyerah untuk ikut menikmatinya saja.“Kita lakukan sebentar, ya?” bisik Bian karena aku bisa merasakan hasratnya mulai bangkit.Aku hanya menatapnya dengan berkaca-kaca. Sejujurnya aku juga sangat merindukannya walau coba kunafikan dengan kebencianku padanya.Hari

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status