Share

Bab 45 : Bertemu Bian

Penulis: Kafkaika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-11 17:43:28

Pria ini mengenal Bian, pasti dia salah satu anak buah Bian.

Meski begitu hatiku masih resah. Kejahatan di kota besar seperti Surabaya ini banyak sekali motifnya.

Hanya saja saat mobil ini memasuki pelataran sebuah apartemen dan kulihat Pomo sudah menghampiri mobil yang baru berhenti ini, aku baru percaya bahwa dia memang anak buah Bian.

Oh, ya! Dini bilang Pomo tidak ada di Surabaya dan ponselnya tidak bisa dihubungi. Lalu bagaimana aku melihat pria itu sudah di depan mataku sekarang?

Benar-benar kelakuan Bian dan anak buahnya. Apa mereka takut aku menagih sisa uangnya? Sungguh pelit kalau memang begitu adanya. Padahal mereka orang kaya.

Oh, entahlah. Aku sedang kesal. Jadi pikiranku pun random. Apapun bisa membuatku berpikir buruk.

Aku keluar dari mobil itu dan mengikuti Pomo sesuai perintahnya. Saat masuk lift, hanya kami berdua di lift itu, pria itu menggumam, “Kau ini, berani sekali ke rumah keluarga Pak Bian? Cari mati, kamu!”

Deg!

Dini pasti sudah melaporkan pesanku pada Po
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 70 : Tak Berkutik

    “Kau mau cerai dari Miranda?” Soraya menatapku dengan tak percaya bahwa aku berani mengatakan itu.“Begini ya kelakuanmu pada putriku? Setelah apa yang dilakukannya padamu, Bian. Dan setelah apa yang kau lakukan padanya?!” “Nyonya, mohon, Pak Bian sedang banyak tekanan, lebih baik jangan diteruskan karena apa yang keluar saat dalam tekanan tidaklah murni apa yang diinginkan.” Pomo lagi-lagi mencoba menengahi kami.Namun aku sudah kesal dengan semuanya. Jadi kutingalkan kamar Pomo dan keluar tanpa peduli pada Soraya lagi.Aku malu! Kalau saja pertengakaran ini sampai bocor ke telinga orang lain apalagi sesama pelaku bisnis, bisa saja mereka gunakan ini untuk kesempatan memanfaatkan keadaan untuk menjatuhkanku.Tapi saat ini aku sudah tak peduli. Rasanya ingin menghilang saja sementara waktu…Kudatangi kamar Melati yang kata Pomo sudah keluar sejak tadi pagi, jadi aku punya tempat untuk mengurung diri dari mereka yang tak pernah berhenti membuatku kesal.Tak tahunya aku malah tertidur

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 69 : Kehadiran Soraya

    ~POV Bian~“Harusnya aku percaya apa yang dikatakan mama. Kau tidak bisa dipercaya, Bian!” Miranda menumpahkan kekesalan sembari memukul-mukul dadaku.“Jangan cepat menyimpulkan, Sayang. Dengar dulu!”Kucoba menenangkannya agar tidak semakin ruwet kalau mamanya sampai tahu.Aku mengajaknya ke Batu sekalian untuk membujuknya mengembalikan semua surat-surat berhargaku yang masih disimpan mamanya.Semalam baru saja dia menyetujuinya untuk merayu mamanya agar tidak seperti perampok yang menjarah barang-barang orang.Bukan untuk bisa meninggalkannya kalau sudah kudapatkan surat-surat itu lagi. Aku bukan pria seperti itu. Mirada harusnya paham bagaimana aku. Kulakukan itu hanya untuk melindungi apa yang menjadi hakku saja.Karena Soraya dan Tio tidak bisa dipercaya. Harta yang seharusnya menjadi hak istri dan anak-anak suaminya saja dia gondol—padahal dia sudah bukan lagi istri sahnya karena sudah bercerai lama.Apalagi aku—yang di matanya hanya menantu sampah. Menikah dengan putrinya s

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 68 : Ketahuan Miranda

    Bian tidak percaya padaku. Aku mencoba berpikir mungkin akulah yang terlalu overthinking tentang Miranda. Bisa saja aku yang salah sangka.Aku tidak mengenal Miranda juga pria yang menemuinya semalam. Jadi, lebih baik aku tidak banyak menyampaikan hal yang malah membuat Bian berpikir aku berlebihan. Sengaja menjelek-jelekkan Miranda karena kecemburuan semata.Semalam Bian keluar lagi dari kamarku dengan raut kurang berkenan. Jadi aku merasa tidak enak saja.Jadi pagibini kutulis pesan di nomor Pomo, berharap ponsel Pomo masih dipegangnya.[Mas , maaf ya untuk semalam]Pesan itu langsung centang biru. Artinya sudah dibaca. Kulihat status di layar tertulis sedang mengetik. Lalu tak lama datang balasan.[Minta maaf untuk apa?]Aku keburu merasa senang melihat balasan pesan. Sepertinya ponsel Pomo masih ada di tangan Bian. Kalau tidak, tidak mungkin Pomo yang membalasnya.[Pokoknya maaf saja, Mas. Aku janji tidak akan bikin mas Bian marah lagi][Its oke, jangan dipikirkan lagi. Kau tid

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 67 : Mencurigai Miranda(2)

    [Kau sudah makan?]Pesan itu kuterima dari nomor Pomo.Ini pasti dari Bian. Pria itu rapi sekali, sama sekali tidak meninggalkan jejak yang bisa membuat wanitanya curiga.Menghubungiku saja pakai ponsel asistennya. Pasti takut ketahuan Miranda.“Enggak usah sok-sokan memperhatikanku. Urus saja istri sinismu itu!” gumamku di depan ponselku.Meski Bian tidak bisa mendengar gumamanku, setidaknya aku sudah lebih lega mengeluarkan kekesalanku padanya.Aku sudah jajan tadi sama Elis saat jalan-jalan. Perutku masih kenyang. Sengaja kubiarkan pesan itu tak terjawab. Mending aku membaca novel sembari mendengarkan musik.Kembali notif pesan terpampang kecil di layar ponselku bagian atas. [Aku suruh orang antar makanan ke kamar, ya?]Kubaca pesan itu tapi tak kubalas.Sedih karena di sini aku terkurung seperti tawanan. Keluar saja harus menyamar seperti teroris. Security itu saja sampai mencurigaiku.Bahkan saat penghuni hotel seharusnya bisa makan di restoran hotel, aku mana dibolehin keluar. M

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 66 : Mencurigai Miranda

    “Maaf, Bu. Saya kira masih lama, jadi tak tinggal ngopi dulu,” tukas sopir itu tidak enak melihatku berdiri di samping mobil menunggunya.“Iya, Pak, enggak apa. Ayo kita balik ke hotel!” ajakku segera masuk mobil.Tak berapa lama kami tiba di hotel. Aku tak lupa memasang masker, topi juga kacamataku karena ingat pesan Pomo agar tidak terang-terangan menampakkan diri.Ketika bergegas masuk, kulihat pria yang tadi membuatku penasaran karena menelpon seseorang yang bernama Miranda, sudah ada di loby hotel.Aku jadi penasaran. Dia mondar-mandir sembari terus mencoba menghubungi seseorang.Tadinya, aku merasa terlalu berlebihan saja kalau sampai harus berdiri di sini untuk mengawasinya.Namun, saat hendak berlalu tiba-tiba netraku menangkap bayangan wanita yang berjalan gontai menemui pria itu.Itu—Miranda!?Jadi, benar instingku. Pria itu ternyata menghubungi Miranda.Ada hubungan apa dia dengan Miranda?“Ren, ngapain kamu ke sini!” Miranda terlihat kesal dan langsung menarik lengan pr

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 65 : Jangan Ikut Campur

    Kubantu memasang dasinya juga merapikan rambutnya. Bian masih curi-curi cium saja. Apa tidak puas kami sudah melakukannya berkali-kali tadi?“Miranda terus menghubungi, Mas. Sempatkan membalas pesannya atau hubungi dia balik,” tuturku padanya. Bian tak menyahut.Aku tidak mengerti masalah apa yang sedang terjadi antara mereka. Hanya tak mau banyak percaya diri saja dengan pikiranku. Karena kalau mereka ada banyak masalah, tentu Bian tidak lagi selalu menurutinya.Dengan Bian mengajak Miranda ke pertemuan ini, artinya mereka masih baik-baik saja.Ahhh, bisa jadi karena otak pria ini mesum saja padaku. Biasanya pria tidak bisa sebebas itu pada istrinya demi rasa hormat atau rasa cintanya.Jadi, sepertinya pria ini memang hanya butuh tubuhku untuk bersenang-senang saja.“Mikir apa?” Bian mencolek hidungku karena aku sempat melamun di depannya.“Mikir, Mas Bian pasti tidak bisa menggauli Miranda dengan begitu bebas karena takut membuatnya tidak nyaman. Tapi kalau bersamaku pasti asal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status