Beranda / Rumah Tangga / Gelora Cinta Istri 1 Miliar / Bab 78 : Acara di Surabaya

Share

Bab 78 : Acara di Surabaya

Penulis: Kafkaika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-25 18:48:41

Hari itu aku ada undangan untuk para seller skincare di sebuah hotel di Surabaya.

Vivi kuminta menemaniku dan aku bertemu kembali dengan Max.

Ternyata dia menjadi salah satu motivator untuk para pengusaha baru di acara itu.

Kembali bertemu setelah beberapa bulan kami sama sekali lost kontak, aku sedikit canggung juga. Max pun meminta maaf sekali lagi.

“Maaf, Mel. Aku baru tahu kalau kau sudah punya suami. Jadi menyesal kalau pernah hampir melecehkanmu,” Max tampak menyesal.

Aku tahu alasan Max hampir memperkosaku saat itu. Dia juga sudah minta maaf. Jadi kupikir untuk apa juga masih mempermasalahkannya.

Karena aku tidak sendiri, tapi bersama Vivi, jadi kuterima ajakannya untuk makan malam setelah acara itu selesai.

Setelah makan kami mengobrol sebentar, tiba-tiba Max menyapa dua wanita yang kebetulan melintas tak jauh dari kami.

Ketika dua wanita itu menghampiri meja kami, aku terkejut bukan main karena mereka adalah—

Miranda dan Soraya?!

Uhuk!

Aku reflek terbatuk ketika dua wanita
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
hanna es
seruuu Thor,,, lanjut ....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 78 : Acara di Surabaya

    Hari itu aku ada undangan untuk para seller skincare di sebuah hotel di Surabaya.Vivi kuminta menemaniku dan aku bertemu kembali dengan Max.Ternyata dia menjadi salah satu motivator untuk para pengusaha baru di acara itu. Kembali bertemu setelah beberapa bulan kami sama sekali lost kontak, aku sedikit canggung juga. Max pun meminta maaf sekali lagi.“Maaf, Mel. Aku baru tahu kalau kau sudah punya suami. Jadi menyesal kalau pernah hampir melecehkanmu,” Max tampak menyesal.Aku tahu alasan Max hampir memperkosaku saat itu. Dia juga sudah minta maaf. Jadi kupikir untuk apa juga masih mempermasalahkannya.Karena aku tidak sendiri, tapi bersama Vivi, jadi kuterima ajakannya untuk makan malam setelah acara itu selesai.Setelah makan kami mengobrol sebentar, tiba-tiba Max menyapa dua wanita yang kebetulan melintas tak jauh dari kami.Ketika dua wanita itu menghampiri meja kami, aku terkejut bukan main karena mereka adalah—Miranda dan Soraya?!Uhuk!Aku reflek terbatuk ketika dua wanita

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 77 : Legalitas Pernikahan

    Setiba di hotel, Bian mengeluh sedang banyak masalah di Surabaya.Melihatnya sumpek aku jadi kasihan. Tapi dia juga tidak pernah menyampaikan masalah apa yang sedang menderanya. Kutanya pun Bian tidak mau menjawab.Hanya bilang tidak ingin membuatku ikut kepikiran.Saat ponselnya berdering dan dia bilang akan mengangkat panggilan sebentar, kugunakan kesempatan ini untuk mempersiapkan diri menghiburnya.Mungkin aku tidak bisa membantunya menyelesaikan masalahnya. Tapi aku bisa membuatnya kembali rileks dan melenyapkan stresnya sementara waktu.Jadi, ketika Bian kembali ke dalam. Dia sudah melihat gadis seksi yang tersenyum manis menghampiri dan menggodanya.“Mau mandi dulu atau aku pijitin, Tuan?”“Pijitin deh. Mandinya nanti habis pijit-pijitan,” tukas Bian yang menatapku sayu seolah sudah tak sabar menerkamku.Tangannya langsung meraih pinggangku dan menarik hingga terhempas di dadanya. Bian dengan rakus menciumi bibir dan leherku.“Sayang, sabar…” kucoba menahannya. “Katanya mau p

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 76 : Memulai Bisnis

    “Kok tidak bilang kalau Miranda telpon?”Bian melihat log panggilan di ponselnya pagi itu dan dia pasti sudah mengetahui kusenyapkan nada ponselnya.“Mas Bian masih tidur. Dulu pernah ada panggilan dari Miranda dan Mas Bian memintaku membiarkannya, kan? Jadi aku tidak mau mengganggu Mas Bian.”Aku sudah ketar-ketir saja takut Bian marah karena dia tidak mendengar panggilan dari Miranda.“Mas Bian marah, ya?” tanyaku.Tapi Bian tak menyahut. Langsung mengambil kemejanya di lemari dan segera mengenakannya karena pagi ini sudah harus kembali ke Surabaya.“Sarapan dulu ya, Mas. Aku sudah membuatkan sarapan untuk Mas Bian.” Masih kucoba membujuknya. “Tidak perlu, nanti aku sarapan di Surabaya saja.” Bian menolak katanya dia terburu-buru.Aku jadi sedih karena selalunya akan diombang-ambingkan rasa tak menentu kalau sikap Bian seperti itu jika mengenai kepentingan Miranda.Saat mengambil koper dan berlalu keluar, dia juga tidak berpamitan.Karenanya, kubiarkan saja dia keluar sendiri dan

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 75 : Tak Percaya Keadaan

    "Aku mencintaimu, Mel!” Kata cinta yang terucap itu kembali membuatku terlena. Aku juga mencintai Bian, bahkan mungkin lebih besar dari cinta pria ini sendiri. Tapi tentang rumitnya hubungan ini selalunya membuatku tak bisa ugal-ugalam mengekspresikannnya. “Sebenarnya aku juga mencintai Mas Bian.” Kusampaikan itu untuk membalas ucapan cintanya. Bian yang berbaring di samping sembari mengendus leherku menghentikan gerakannya. “Sebenarnya?” tanyanya heran kenapa aku harus memberi embel-embel kata sebenarnya untuk mengungkapkan kata cinta. Aku membalikan tubuh agar bisa berhadapan dengannya. Kubelai rambutnya dan mencium bibirnya lembut sebelum menyinggung tentang ketidak pastian ini. Aku hanya tidak mau suasana intim dan romantis yang baru saja tercipta kembali mendingin lagi. “Mas juga tahu bagaimana hubungan kita, jadi aku membatasi perasaanku saja. Menyiapkan mentalku bilamana suatu saat kau meninggalkanku untuk Miranda.” Bian tertegun menatapku, menyelami pikiranku

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 74 : Berubah Pikiran

    ~ POV Melati ~[Jangan bodoh, Mel!]Kubaca pesan dari Elis setelah kusampaikan saat ini aku memtuskan kembali bersama Bian.Elis sepertinya tidak sepakat jika aku terus membiarkan Bian seenaknya sendiri dengan hidupku.Tapi dia tentu tidak tahu, bahwa aku tunduk karena diskak atas bagaimana dulunya kami menikah.Lagi pula, tawaran dari Bian yang akan mendukungku bekerja sendiri bukanlah ide yang buruk. Dengan bisa menghasilkan uang sendiri, tentu aku akan lebih punya integritas dan harga diri. Tidak selalunya bergantung pada orang lain.Kelak, kalaupun Bian mengambil sikap untuk lebih memilih istrinya itu, setidaknya aku sudah punya pegangan hidup sendiri. Tidak lagi terombang-ambing dengan keadaan.Tidak masalah juga kan aku sedikit memanfaatkan keadaan ini? [By the way, aku butuh bantuanmu ya, El. Aku tadi udah dikenalin temannya buat join usaha. Kita butuh banyak mitra]Aku tak menanggapi kekesalan Elis karena saat ini sedang bersemangat untuk membayangkan tak sabar langsung membu

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 73 : Membujuk Melati(2)

    “Kita bicara dulu!”Kutarik lengannya karena Melati langsung beranjak pergi saat menyadari ini aku.Dia menolakku dan mencoba menarik tangannya namun enggan mengatakan sepatah katapun. Aku sengaja tidak mau melepasnya.“Aku tidak melepaskanmu kalau kau tidak mau ikut!”Masih dia memalingkan mukanya. membuatku jadi gemas dan berusaha memeluknya. baru dia bersuara dengan sebal, "Lepasin. Mas!" Teman Melati terlihat mengawasi dari dalam tokonya, lalu kulihat dia beranjak menghampiri kami.Kukira dia memarahiku, ternyata malah memberi saran yang baik pada Melati agar menyempatkan waktu berbicara denganku.“Kau memang harus menyelesaikan masalahmu dulu, Mel. Lagi pula, tidak malu kalian bertengkar di depan toko? Banyak lalu lalang orang lewat, lho!”Wanita itu mengambil barang yang dipegang Melati dan mendorongnya padaku. Lalu berbalik badan meninggalkan kami.Kulihat melati kecewa sekali pada temannya itu.Tak kusia-siakan kesempatan saat Melati bersedia keluar bersamaku. Kupesan grab

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status