Beranda / Romansa / Gelora Cinta Sang Mafia / Kembalinya Adelia Kerumah

Share

Kembalinya Adelia Kerumah

Penulis: Embun Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-25 22:19:18

Setibanya di rumah, waktu hampir menyentuh tengah malam. Hujan masih turun pelan, membawa hawa dingin yang menusuk hingga tulang. Namun seluruh rumah sudah bersiap menyambut kedatangan mereka. Di tengah perjalanan tadi, Antoni sempat menelepon salah satu asisten rumah tangga untuk menyiapkan segalanya: pakaian bersih untuk Adelia, air hangat untuk mandi, dan makanan hangat yang sudah tersaji di meja makan.

Semua berjalan dengan cekatan. Tak ada yang tahu pasti apa yang sedang terjadi, tapi raut wajah Antoni di telepon cukup untuk membuat seluruh penghuni rumah tak berani bertanya macam-macam.

Sementara itu, jauh di sisi rumah bagian atas, Agnesia mondar-mandir di dalam kamarnya dengan gelisah. Kedua tangannya terus mengepal, suaranya mulai bergetar marah ketika membaca pesan yang masuk dari Antoni.

"Ini tidak mungkin. Tidak mungkin!" Ia menggertakkan giginya. "Adelia seharusnya pergi malam ini dengan Dimas keluar negeri lalu kenapa mereka menemukannya?!"

Ia menghempaskan vas b
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gelora Cinta Sang Mafia    Segalanya Kembali

    Bandara Changi pagi itu dipenuhi lalu lalang penumpang. Di antara keramaian, Raka dan Agnesia berjalan beriringan dengan koper kecil di tangan. Mereka terlihat seperti pasangan yang sedang bersiap liburan, tapi di balik senyum Agnesia, ada kecemasan yang tak bisa disembunyikan.Perjalanan ke Swiss sudah direncanakan sejak beberapa hari lalu. Agnesia memilih negara itu bukan karena ingin berlibur, tapi karena ingin Raka benar-benar menjauh dari masa lalunya dari Jakarta, dari semua kenangan tentang seorang perempuan bernama Adelia.Namun pagi itu, ada yang berbeda dari tatapan Raka. Diam. Kosong. Dingin.Ia sudah seperti itu sejak semalam.Agnesia menyadarinya, tapi berusaha menyangkal dalam hati. Mungkin Raka hanya lelah. Mungkin ini hanya perasaan berlebihan. Tapi perasaan itu tak kunjung hilang, malah semakin kuat setiap menit berlalu.“Aku ke toilet sebentar,” ujar Raka tiba-tiba, saat mereka duduk menunggu panggilan boarding.“Jangan lama-lama ya, sebentar lagi masuk gate,” ucap A

  • Gelora Cinta Sang Mafia    Pertemuan yang Tak Diinginkan

    Suara tawa kecil mengisi ruang tengah rumah besar itu.Delara duduk bersila di atas karpet, dikelilingi boneka kelinci dan panda yang sudah diberi nama sesuai versinya sendiri. “Ini Paman Toni Kelinci dan ini Mama Panda!” katanya riang, sambil menunjuk satu-satu ke arah Antoni yang duduk bersandar di sofa.Antoni hanya tersenyum, sesekali ikut menyusun balok dan berpura-pura ikut bermain. Tapi sebenarnya pikirannya jauh ia terus memikirkan situasi yang baru saja ia lalui semalam.Damares. Gudang. Dimas.Semua itu membekas kuat. Tapi demi Adelia dan Delara, ia harus tetap bersikap seolah semuanya baik-baik saja.Dari dapur, terdengar suara sendok yang beradu dengan panci. Adelia sedang menyiapkan bubur untuk Delara dan juga untuk Antoni, yang tiba-tiba datang pagi ini membawa roti dan mainan baru.Di antara aroma kaldu dan suara tawa Delara, suasana terasa nyaman untuk sesaat.Sampai bel rumah berbunyi.Delara spontan menoleh ke arah pintu. “Ada tamu lagi?”Antoni bangkit berdiri, mend

  • Gelora Cinta Sang Mafia    Senyuman Yang Belum Pernah Ada

    Adelia duduk di ambang pintu ruang tengah, memperhatikan Delara yang sedang berlarian kecil sambil tertawa riang. Gadis kecil itu mengenakan baju overall kuning dengan pita kecil di rambutnya. Tangan mungilnya memeluk boneka usang yang selalu ia bawa ke mana pun.“Ayo kejar aku, Mamaaa!” teriak Delara dengan suara cempreng menggemaskan. Delara memanggil Adelia meskipun kata yang terucap dari bibirnya belum jelas.Adelia tersenyum tipis dan bangkit dari duduknya, pura-pura mengejar putrinya. “Aduh, Mama kalah cepat nih, kamu main sendiri dulu ya sayang.”Tawa kecil Delara mengisi rumah itu, tawa polos yang menjadi satu-satunya alasan Adelia masih kuat berdiri.Meski hatinya remuk, ia tak pernah ingin membiarkan Delara tumbuh dalam kesedihan. Setidaknya, tidak seperti yang ia rasakan setiap malam saat dunia menjadi terlalu sunyi dan pikirannya menolak diam.Ia tak tahu bahwa di luar sana, seseorang dari masa lalu yang selama ini mengaku sahabat Damares telah menyusun rencana busuk. Ia t

  • Gelora Cinta Sang Mafia    Kejahatan Yang Nyata

    Saat terbangun Agnesia menarik koper terakhirnya ke depan pintu. Barang-barang mereka sudah siap. Paspor, dokumen, uang tunai dalam mata uang asing. Semua rapi di dalam tas kecil kulit yang selalu ia bawa ke mana pun.Ia melirik jam di dinding ruang tamunya. Hampir tengah malam.“Raka,” panggilnya, mencoba tetap terdengar tenang. “Kita harus berangkat sekarang. Kalau kita terlambat, penerbangan subuh itu bisa lepas tanpa kita.”Namun suara dari lantai dua membuat langkahnya terhenti.“Kita tunda sampai besok pagi saja,” ucap Raka dari atas tangga. Ia turun perlahan, mengenakan kaus tipis dan celana panjang, wajahnya tampak lebih tenang tapi matanya tidak.“Kenapa ditunda?” tanya Agnesia, mencoba menahan gugup lalu mendekati Raka, menatapnya tak percaya apa yang dikatakan Raka padanya.“Aku cuma merasa nggak nyaman. Kayak ada yang aneh dalam diriku.”“Aneh gimana?” tanya Agnesia cepat, nadanya meninggi.Raka menatapnya. “Gak tahu. Mungkin cuma firasat. Tapi lebih baik kita berangkat pa

  • Gelora Cinta Sang Mafia    Menghapus Ingatan Masa Lalu

    Setelah insiden mengejutkan di mall, Agnesia tidak berkata apa pun. Tangannya mencengkeram erat pergelangan tangan Raka, seolah takut pria itu akan menghilang begitu saja dari sisinya.Mobil melaju cepat. Senja berganti gelap, dan jalanan kota mulai dipenuhi cahaya lampu. Raka duduk diam di kursi penumpang, menatap kosong ke luar jendela. Tapi di dalam pikirannya, dunia sedang berantakan.Suara ledakan tadi seakan membangunkan sesuatu dalam dirinya. Bukan sekadar trauma tapi semacam kenangan. Bayangan yang belum utuh. Gema. Suara yang memanggil namanya. Dan rasa hampa yang menusuk dada, seolah ada seseorang yang harusnya ada di sisinya tapi tak pernah ia lihat.“Raka?” suara Agnesia memecah keheningan.Raka menoleh pelan. “Hmm?”“Kamu masih ngerasa sakit?” tanyanya, matanya melirik cemas ke arah Raka.“Enggak. Tapi tadi itu aneh. Rasanya kayak ada potongan dalam diriku yang tiba-tiba aktif.”Agnesia menahan napas, lalu berpura-pura tersenyum. “Itu cuma panik. Suara ledakan memang bisa

  • Gelora Cinta Sang Mafia    Ingatan Itu Tentang Seorang Wanita

    Dalam setahun terakhir, Raka hidup bersama Agnesia.Di mata dunia, mereka terlihat sempurna sepasang kekasih yang saling mencinta, hidup tanpa kekurangan, dengan masa depan yang tampak jelas di depan mata.Tapi bagi Agnesia, semua itu hanyalah ilusi yang ia pertahankan dengan segala cara.Setiap hari, ia bangun dengan satu ketakutan, bahwa Raka akan mengingat siapa dirinya sebenarnya. Dan hari itu ketakutan itu datang.Sore itu, langit mulai menggelap perlahan di luar jendela kaca mall. Musik lembut mengalun dari pengeras suara. Agnesia menggandeng tangan Raka, berjalan santai melewati lorong toko-toko, sesekali berhenti untuk melihat barang-barang yang tak terlalu penting. Senyumnya tidak pernah lepas, seperti ingin meyakinkan diri bahwa semuanya masih baik-baik saja.“Kita beli sepatu dulu atau minum sesuatu?” tanyanya manis.Raka mengangguk pelan. “Kamu yang pilih.”Agnesia tersenyum, senyum yang selalu ia latih di depan cermin. Tapi di baliknya, ada tekanan yang menghantam dadanya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status