Share

First Impression

Author: Rucaramia
last update Last Updated: 2025-12-11 10:07:39

Jujur Jiyya merasa gugup. Tak hanya gugup tapi juga ada sebersit rasa bersalah pula.

Ketika ia betulan memikirkannya, Jiyya menyadari bahwa ia barangkali tidak pernah melakukan apapun yang benar-benar bisa dianggap sebagai kencan betulan. Bahkan dengan suaminya sendiri.

Ia mendesah dan meletakan spoons bedak pada tempatnya semula.

Apa sih yang sebenarnya ia lakukan sekarang? seriously? Berdandan seperti ini untuk berkencan dengan pria lain padahal ia istri orang? Berhubungan seks dengan pria lain saat ia sudah terikat pernikahan? Berkali-kali? Seberapa jauh ia menjadi pelacur sekarang?

Jiyya mengamati wajahnya sendiri dicermin. Dari luar ia memang tampak seperti biasa, dan tidak ada perubahan signifikan dalam fisiknya, tentu saja. Namun jauh di dalam diri, Jiyya hampir tidak bisa mengenal dirinya sendiri lagi sekarang. Ia bahkan tampak repot untuk menimbang-nimbang pakaian apa yang cocok dikenakan, dan riasan seperti apa yang fresh untuk ia aplikasikan saat berkencan dengan pria yang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gelora Hasrat Terlarang   Kau Sangat Cantik, Jiyya

    Begitu merasakan bahwa Joan menyerah dalam godaan yang ia berikan, Jiyya memasukan seluruhnya ke dalam mulut. Bibirnya meluncur di atas kepala kejantanan Joan sementara lidahnya menjulur untuk membelai. Ujung lidahnya ia gunakan untuk menjilat bagian bawah ereksinya.Napas tajam terdengar segera begitu Joan melihat tindakan yang Jiyya lakukan membuat ia sendiri sadar bahwa ia baru saja meningkatkan libido pria itu. Sebab faktanya sebelah tangan pria itu langsung bergabung dengan tangan yang satunya di rambut Jiyya. Sebuah pergerakan sederhana yang secara naluriah juga meningkatkan gairah Jiyya sendiri. Ia sadar bahwa ia telah memiliki pria ini. Pria yang sejak dulu saja sudah diidolakan olah seluruh mahasiswi dikampus, tetapi hanya ia saja yang berhasil memilikinya di ranjang. Termasuk saat ini. Pria ini kini ada dibawah kendalinya, sensasi yang belum pernah Jiyya alami sebelumnya dan begitu paradoks.Bagaimana ia berada dalam posisi tertunduk, justru adalah pihak yang paling memegan

  • Gelora Hasrat Terlarang   Berlutut Untukmu

    Dalam hidup, Jiyya kini dapat kembali merasakan artinya kenyamanan secara utuh. Tubuhnya memang masih terasa lunglai karena dua kali orgasme tetapi yang paling berkesan dari itu semua adalah fakta bahwa ia berada dalam dekapan Joan, pria yang membuatnya bahagia.Seluruh perasaan yang hadir kini terasa seperti sebuah mimpi.“Joan?” sebut Jiyya dengan sedikit meragu.Pria itu mengusap perutnya dengan lembut menggunakan jari-jarinya. “Hmm?”“Terima kasih,” ungkapnya berbisik lirih.Sejatinya diantara semua hal, bukan hal sesederhana itu yang ingin Jiyya ungkapkan. Namun disisi lain, ia sendiri tidak yakin dengan apa yang sejatinya ingin ia katakan. Jadi ia tanpa sadar mengucapkannya begitu saja.“Untuk apa?”“Untuk segala kurasa,” katanya memberi jeda sesaat sebelum memberikan kata lebih banyak. “Karena selalu ada untukku… dan Luna. Karena telah membuatku terinspirasi dan menerima project baru untuk pekerjaan yang sebelumnya tidak pernah serius kugeluti, untuk makan malamnya… untuk… sega

  • Gelora Hasrat Terlarang   Multiple Climax

    Joan tidak bergeming, pria itu malah menampilkan seringai yang semakin melebar.Jiyya menyilangkan tangannya dengan ekspresi kesal, agak berlebihan memang. Tetapi ia tidak bisa menahan diri untuk tidak bersikap demikian. “Katamu, kau menginginkan aku,” gerutunya.Sambil sejenak mengagumi bagaimana lengan wanita itu menekan dadanya sendiri, Joan perlahan menggerakan tubuhnya sehingga kini ia sedikit lebih condong dan tepat menjangkau telinganya.“Kau tidak tahu apa-apa soal aku,” jawabnya dengan kasar, menikmati sedikit desahan kecil yang timbul atas friksi yang terjadi bawah sana karena Joan sedikit menekan bagian intim wanita itu dengan miliknya yang masih tertutupi celana. “Aku ingin kau yang memohon padaku, memohon agar akum au menyentuhmu, menciummu…” Joan sedikit menggerakan pinggulnya dibawah sana, menciptakan sedikit erangan kecil dari mulut Jiyya. “… lalu membuatmu klimaks hingga tak berdaya.”Kata-kata yang pria itu katakan kian menyulut api yang sudah membara sejak awal di d

  • Gelora Hasrat Terlarang   Beautiful Morning

    Dengan seringai tipis, Joan mencium lehernya sembari menangkup salah satu buah dada dan memutar puncaknya diantara ibu jari dan telunjuknya. Wanita itu mengerang dan melengkungkan tubuh mengikuti sentuhan Joan, dan gerakan yang Jiyya buat menciptakan sebuah friksi pada bagian belakang tubuh yang langsung menyentuh selangkangan pria itu. Tak pelak gesekan yang terjadi membuat pria itu ikut menggeram pelan lantaran gairahnya disulut sedemikian cepat.“Jiyya…,” gumamnya pelan dengan ia yang menggesekan dirinya sendiri pada sang wanita.Jiyya kelak akan menjadi penyebab kematiannya. Joan tergoda olehnya sejak semalam itu jelas. Bagaimana mungkin ia bisa tidak tergoda sama sekali ketika wanita itu berbaring di ranjang yang sama dengannya sepanjang malam, mengenakan piyamannya yang kebesaran, dan rambut yang masih tertata sedemikian rapi bekas kencan mereka seolah memohon untuk diacak-acak oleh Joan?Namun Joan sudah berjanji, ia juga tidak ingin mengganggu percakapan yang terjadi diantara

  • Gelora Hasrat Terlarang   Aku Ingin Kau Menjadi yang Pertama Kulihat di Pagi Hari

    “Tetaplah bersamaku,” ulang Joan.Sambil mengumpulkan setitik keberanian dalam diri, Jiyya mengerutkan kening seraya menatap pria itu lekat-lekat. “Ada apa denganmu? Kau sedikit menuntut padaku akhir-akhir ini,” ucapnya. “Awalnya memintaku untuk makan malam denganmu dan sekarang? tinggal bersamamu?” lanjutnya dengan suara yang jauh lebih pelan.Joan melirik dari sudut matanya, dan Jiyya secara otomatis kelimpungan sendiri mendapati adanya kehangatan, perhatian, dan juga kerentanan yang menguar begitu jelas dari tatapan pria itu untuknya. “Maukah kau tinggal bersamaku malam ini, Jiyya?” tanyanya lagi dan kali ini suaranya jauh lebih lembut daripada biasanya.Tenggorokan Jiyya mendadak terasa terlilit, ia tercekat. “Joan…,” katanya dengan suara yang sama lembutnya.Ia menolehkan wajahnya ke arah Jiyya tepat saat wanita itu memanggil namanya. “Hmmm?”“Menurutku itu bukanlah ide yang bagus.”Joan tersenyum sembari mengangkat alisnya. “Kita tidak perlu melakukan apapun,” katanya. “Kita bis

  • Gelora Hasrat Terlarang   Kencan Pertama Kita

    Mobil terus melaju membelah jalanan kota yang dipenuhi dengan kerlap-kerlip lampu. Setelah beberapa lama berkendara, akhirnya Jiyya tahu kemana pria itu membawanya. Daerahnya sedikit jauh dari kediaman mereka dan lumayan terpencil. Sebuah lokasi yang sangat memungkinkan untuk tidak mudah ditemui orang-orang yang dikenal.Usai memarkir mobil, pria itu keluar lebih dulu dan bahkan repot-repot membukakan pintu untuknya. Saat Jiyya keluar untuk pertama kali, satu hal yang dia dapati adalah sebuah kedai yakiniku kecil yang tidak terlalu ramai tapi punya sesuatu yang terasa hangat meski ia belum pernah berkunjung secara langsung.Joan menuntunnya setelah memberi jeda bagi Jiyya untuk melihat-lihat sekitar. Begitu masuk ke dalam mereka langsung disambut oleh seorang lelaki muda dengan senyuman dan sikap yang super ramah. Ia langsung mengantar mereka berdua masuk lebih ke dalam setelah bertanya pada Joan terkait jumlah orang. Setelah memberitahukan pada lelaki itu, ia pun memilihkan lokasi un

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status