Share

Dangerous Man

Penulis: Rucaramia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-10 10:05:09

Mereka kehilangan hitungan waktu, tetapi Jiyya yakin bahwa ia sudah cukup lama berdiri dengan bagian pinggang tertekan tepi meja mulai merasa sakit dankaki yang terasa pegal. Namun itu semua sepadan karena Joan mempermainkannya dengan terampil layaknya sebuah insturmen, membuat Jiyya tidak peduli soal apapun lagi kecuali berkonsentrasi pada kenikmatan surgawi. Dan pada keindahan wajah Joan diantara dadanya, bersinar bagai sejuta kebahagiaan menghantam tanpa peringatan.

Joan meningkatkan kecepatan ketika ia menyadari Jiyya telah bersusah payah menahan desah dengan mulut terbuka dan urat-urat nadi dileher menyembul keluar. Tubuhnya semakin tegang. Kedua tangan mencengkram bahu Joan hingga kuku-kukunya menancap di kulit dan pria itu sama sekali tidak keberatan dengan rasa sakit yang Jiyya bagikan.

Ia menginginkan klimaks Jiyya. klimaks yang kuat hingga tubuhnya gemetar, seperti dunia runtuh karena gempa mahabesar. Ia lapar pada pemandangan wajahnya yang jelita. Joan amat mendamba.

Sebuah
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gelora Hasrat Terlarang   Perjalanan Bersamamu

    Beberapa menit kemudian, Jiyya bisa merasakan adanya kehangatan tubuh Joan yang berada di dekat punggungnya.“Kari?” tanya suara maskulin sembari mengintip dari balik bahunya.Tubuh Jiyya sempat bergetar karena rasa kesenangan yang tak mudah untuk didefinisikan atas kedekatan yang terjadi diantara mereka berdua. Namun ia berusaha untuk tidak terbawa suasana, alih-alih ia mengerutkan kening. Ia punya kekhawatiran bahwa Luna akan menangkap suasana intim ini. Jiyya hendak memberi Joan peringatan atas hal itu karena berdiri terlalu dekat dengannya, meskipun memang Joan tidak menyentuhnya sama sekali. Namun tensi ini terlalu jelas dapat dirasakan, jadi Jiyya tetap khawatir.Jiyya mungkin paranoid bahwa adegan ini akan sama seperti saat ia dan Joan ada didapur rumah pria itu, sehingga meski ada kedekatan seperti ini Jiyya jadi kesulitan sendiri. Entah sejak kapan tepatnya hubungannya dengan Joan mulai mengaburkan batas antara candaan ramah biasa dengan rayuan berdasarkan nafsu.Tiba-tiba Ji

  • Gelora Hasrat Terlarang   Semakin Dekat

    “Joan…,” rengek Jiyya sembari berjalan dari kamar tidur Joan, tempat ia berganti pakaian dari malam sebelumnya. “Serius kau tidak punya sisir dirumah? Rambutku sudah seperti sarang tikus, aku tidak bisa keluar dalam keadaan begini.”Joan hanya terbaring santai di sofa ruang tengahnya, membaca berkas yang telah lama ia tinggalkan untuk urusan lain yang lebih mendesak (Jiyya) Joan tidak punya alasan lagi untuk mengabaikannya lagi terutama ketika ponselnya selalu berisi notifikasi soal pekerjaan yang ditanyakan oleh rekannya di kantor sana.Mendengar rengekan Jiyya, Joan mendongak sesaat dari berkas dihadapannya dan mendapati Jiyya sudah berdiri beberapa langkah dari pintu kamar, menyisir rambutnya sendiri dengan jari. Mulutnya mengerucut lucu karena seberapa keras pun ia berusaha rambutnya tak kunjung rapi. Dan ya, kalau boleh jujur Jiyya memang sangat berantakan sekali saat ini.Tetapi seringai tak bisa ia tahan, sebab ia paling tahu alasan mengapa rambut panjang wanita itu jadi kusut

  • Gelora Hasrat Terlarang   Kau Sangat Cantik, Jiyya

    Begitu merasakan bahwa Joan menyerah dalam godaan yang ia berikan, Jiyya memasukan seluruhnya ke dalam mulut. Bibirnya meluncur di atas kepala kejantanan Joan sementara lidahnya menjulur untuk membelai. Ujung lidahnya ia gunakan untuk menjilat bagian bawah ereksinya.Napas tajam terdengar segera begitu Joan melihat tindakan yang Jiyya lakukan membuat ia sendiri sadar bahwa ia baru saja meningkatkan libido pria itu. Sebab faktanya sebelah tangan pria itu langsung bergabung dengan tangan yang satunya di rambut Jiyya. Sebuah pergerakan sederhana yang secara naluriah juga meningkatkan gairah Jiyya sendiri. Ia sadar bahwa ia telah memiliki pria ini. Pria yang sejak dulu saja sudah diidolakan olah seluruh mahasiswi dikampus, tetapi hanya ia saja yang berhasil memilikinya di ranjang. Termasuk saat ini. Pria ini kini ada dibawah kendalinya, sensasi yang belum pernah Jiyya alami sebelumnya dan begitu paradoks.Bagaimana ia berada dalam posisi tertunduk, justru adalah pihak yang paling memegan

  • Gelora Hasrat Terlarang   Berlutut Untukmu

    Dalam hidup, Jiyya kini dapat kembali merasakan artinya kenyamanan secara utuh. Tubuhnya memang masih terasa lunglai karena dua kali orgasme tetapi yang paling berkesan dari itu semua adalah fakta bahwa ia berada dalam dekapan Joan, pria yang membuatnya bahagia.Seluruh perasaan yang hadir kini terasa seperti sebuah mimpi.“Joan?” sebut Jiyya dengan sedikit meragu.Pria itu mengusap perutnya dengan lembut menggunakan jari-jarinya. “Hmm?”“Terima kasih,” ungkapnya berbisik lirih.Sejatinya diantara semua hal, bukan hal sesederhana itu yang ingin Jiyya ungkapkan. Namun disisi lain, ia sendiri tidak yakin dengan apa yang sejatinya ingin ia katakan. Jadi ia tanpa sadar mengucapkannya begitu saja.“Untuk apa?”“Untuk segala kurasa,” katanya memberi jeda sesaat sebelum memberikan kata lebih banyak. “Karena selalu ada untukku… dan Luna. Karena telah membuatku terinspirasi dan menerima project baru untuk pekerjaan yang sebelumnya tidak pernah serius kugeluti, untuk makan malamnya… untuk… sega

  • Gelora Hasrat Terlarang   Multiple Climax

    Joan tidak bergeming, pria itu malah menampilkan seringai yang semakin melebar.Jiyya menyilangkan tangannya dengan ekspresi kesal, agak berlebihan memang. Tetapi ia tidak bisa menahan diri untuk tidak bersikap demikian. “Katamu, kau menginginkan aku,” gerutunya.Sambil sejenak mengagumi bagaimana lengan wanita itu menekan dadanya sendiri, Joan perlahan menggerakan tubuhnya sehingga kini ia sedikit lebih condong dan tepat menjangkau telinganya.“Kau tidak tahu apa-apa soal aku,” jawabnya dengan kasar, menikmati sedikit desahan kecil yang timbul atas friksi yang terjadi bawah sana karena Joan sedikit menekan bagian intim wanita itu dengan miliknya yang masih tertutupi celana. “Aku ingin kau yang memohon padaku, memohon agar akum au menyentuhmu, menciummu…” Joan sedikit menggerakan pinggulnya dibawah sana, menciptakan sedikit erangan kecil dari mulut Jiyya. “… lalu membuatmu klimaks hingga tak berdaya.”Kata-kata yang pria itu katakan kian menyulut api yang sudah membara sejak awal di d

  • Gelora Hasrat Terlarang   Beautiful Morning

    Dengan seringai tipis, Joan mencium lehernya sembari menangkup salah satu buah dada dan memutar puncaknya diantara ibu jari dan telunjuknya. Wanita itu mengerang dan melengkungkan tubuh mengikuti sentuhan Joan, dan gerakan yang Jiyya buat menciptakan sebuah friksi pada bagian belakang tubuh yang langsung menyentuh selangkangan pria itu. Tak pelak gesekan yang terjadi membuat pria itu ikut menggeram pelan lantaran gairahnya disulut sedemikian cepat.“Jiyya…,” gumamnya pelan dengan ia yang menggesekan dirinya sendiri pada sang wanita.Jiyya kelak akan menjadi penyebab kematiannya. Joan tergoda olehnya sejak semalam itu jelas. Bagaimana mungkin ia bisa tidak tergoda sama sekali ketika wanita itu berbaring di ranjang yang sama dengannya sepanjang malam, mengenakan piyamannya yang kebesaran, dan rambut yang masih tertata sedemikian rapi bekas kencan mereka seolah memohon untuk diacak-acak oleh Joan?Namun Joan sudah berjanji, ia juga tidak ingin mengganggu percakapan yang terjadi diantara

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status