Beranda / Romansa / Gelora Hasrat si Kembar Smith / 5. Kemarahan Laura Smith

Share

5. Kemarahan Laura Smith

Penulis: VERARI
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-23 02:14:30

“Apa ini?” 

Di tempat lain, Laura Smith—ibu Claus dan Collin Smith—mendapat sebuah pesan dari nomor tak dikenal yang membuatnya hampir terkena serangan jantung.

Pesan tersebut berisi dua foto dengan latar yang sama, namun dengan orang yang berbeda. Kemudian, muncul pesan baru yang berisi foto putranya sedang memeluk wanita di satu ranjang tanpa busana.

“Sayang!!! Lihat ini!!” Tangan Laura gemetaran ketika melihat foto terakhir di ponselnya.

Asher Smith yang sedang duduk santai sambil membaca koran, langsung membuang surat kabar itu sembarangan. Dia sangat panik mendengar istrinya berteriak.

“Apa yang terjadi, Sayang?” Melihat air mata istrinya, pria yang masih menguasai Smith Group itu langsung terbelalak marah. “Siapa yang membuatmu menangis?!”

Laura menyerahkan ponselnya sambil terisak-isak. Asher lantas memeluk Laura sambil melihat penyebab istrinya menangis. Sontak, wajah Asher mengernyit.

“Siapa ini? Claus? Atau Collin?”

“Mana kutahu!! Sebelum ulang tahun Jolie kemarin, mereka sepakat untuk memangkas rambut dengan gaya yang sama! Dia juga sedang tidur miring sambil memeluk gadis dan aku hanya melihat dari satu foto ini saja!”

Asher memeluk istrinya, menepuk punggungnya untuk memberikan ketenangan selagi berpikir. Dia sungguh tak menyangka jika salah satu putra kembar yang selalu dibanggakan akan berbuat asusila.

“Panggil Claus dan Collin sekarang! Aku ingin mendengar langsung dari mereka!” titah pemimpin Smith Group itu tegas pada bawahannya.

Ya ....

Setelah mendapat telepon ibu mereka, si kembar Smith, termasuk Claus, langsung menuju kediaman. Mereka meninggalkan semua aktivitas meskipun masih banyak pekerjaan di kantor, apalagi karena mendengar tangisan ibunya.

“Apa yang terjadi dengan mama?” tanya Collin panik, ketika berpapasan dengan Claus di depan pintu kediaman.

“Entahlah. Papa mungkin ingin sesuatu yang tidak masuk akal lagi?” balas Claus santai.

Hanya saja, keduanya terbelalak kala menemukan Laura telah mencetak foto yang dikirim pesan tanpa nomor itu dengan ukuran besar—hampir sebesar meja! 

“Foto siapa ini?” tanya wanita nomor satu di kediaman itu.

Kembar Smith sontak saling bertatapan. 

“Apa itu fotomu?!” tanya Claus tiba-tiba.

“Apa kau gila?! Untuk apa aku tidur dengan perempuan selain Jolie?! Kau pasti mabuk dan tidak sadar menodai gadis yang tidak bersalah!” Collin biasanya tenang, tapi tak terima menerima tuduhan itu. 

Sementara itu, Claus pun juga tak menunjukkan tanda kebohongan. Mereka hampir saling memukul karena masih menunduh satu sama lain.

“Cukup!” bentak Laura. “Katakan dengan jujur, siapa yang ada di dalam foto ini?!”

Claus dan Collin menunjuk satu sama lain, menjawab hal yang sama, “Dia, Mama!” 

Laura duduk lemas, menyeka air matanya yang mulai mengering. Dia merasa gagal menjadi orang tua.

Seandainya ada yang mengaku, dia mungkin tak akan kecewa seperti ini. Namun, salah satu dari si kembar tetap tak mau jujur dan malah menyalahkan saudaranya. 

Dan ketika melihat suaminya hanya duduk santai sambil melihat ponsel, Laura menjadi semakin marah. “Asher Smith! Salah satu dari putra kebanggaanmu ini sudah melanggar larangan kita, dan kau malah diam saja seperti tidak peduli!”

“Mereka sudah dewasa dan seharusnya malu kalau tidak bisa mempertanggungjawabkan kesalahan yang sudah mereka perbuat. Jangan marah-marah pada pecundang yang hanya bisa melemparkan kesalahan kepada orang lain.”

“Apa?” Laura justru semakin marah karena Asher masih terlihat santai. “Entah itu Claus atau Collin, salah satu dari mereka harus bertanggung jawab menikahi anak gadis orang yang telah dia nodai!” tegasnya.

“Lalu apa yang akan kau lakukan? Tidak ada satu pun dari pecundang itu yang mengakui perbuatannya.” 

Laura meremas kemeja suaminya. “Cari tahu identitas gadis itu sekarang juga! Aku akan mendatanginya langsung! Mereka harus menikah sebelum gadis itu mengandung!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nagasama
laura masih sama suka keburu" menyimpulkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   262. Buih Laut

    “Tunggu sebentar! Aku akan mengambil selimut!”Claus sebenarnya hanya ingin membuat Nadine khawatir, tapi Edwin justru ikut mencemaskan Collin. Dalam sekejap, Edwin keluar membawa selimut tebal.“Tolong bujuk dia, setidaknya bermalam di sini. Air laut pasang bisa mencapai gubuk. Dia bisa jatuh sakit,” pinta Edwin.“Itu akan sulit. Kemauannya sangat kuat menuruti permintaan Nadine. Lebih baik, saya minta sedikit persediaan obat Anda saja. Tidak ada apotek di sekitar sini. Dia lebih membutuhkan obat untuk keadaan darurat.”“Sebentar … sebentar!”Edwin melesat cepat mencari obat-obatan.“Kalau Anda punya pelampung, saya pinjam sekalian! Collin mungkin ikut terbawa air pasang!”DUK!Terdengar suara benturan kecil di pintu bagian bawah. Claus menyeringai, tahu Nadine mendengarnya.Nadine langsung membungkam mulutnya dengan kedua telapak tangan. Dia terkejut pada ucapan Claus sampai sikunya membentur pintu.“Collin tidak bisa berenang! Apa yang harus aku lakukan?! Dia bahkan tidak mau mende

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   261. Pasangan Kaca Ringkih

    Claus benar-benar tak bisa memahami Collin. Collin bahkan tega melakukan perbuatan buruk demi obsesinya kepada Jolie. Lantas, kenapa sekarang dia menyerah semudah ini?‘Apa kau tidak mau melukai perasaan Nadine dengan tindakan yang salah? Sampai mau menuruti permintaannya yang ingin bercerai?’Claus telah mendengar dari Edwin perihal rencana Nadine.‘Jadi, sedalam ini kau mencintai istrimu?’…“Kau seharusnya memikirkan cara supaya dia hanya bisa bersandar padamu. Kenapa kau justru bersikap menyedihkan seperti ini?”“Kau masih di sini? Pergilah,” usir Collin.Claus malah bersandar di gubuk sambil merapatkan jaket. Melirik Collin yang seperti tak merasakan kedinginan.Bagaimana bisa dia merasakan kedinginan jika patah hati mendominasi segalanya?“Katakan saja kalau kau butuh bantuanku. Aku punya banyak cara untuk membuat dia kembali padamu.”“Jangan ikut campur masalah rumah tanggaku! Nadine bukan wanita kuat seperti Angela. Dia begitu rapuh … seperti kaca tipis yang mudah pecah. Dan a

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   260. Pura-Pura Kuat

    Dari cara Collin ketika menatap dan memeluk, Nadine sebenarnya menyadari apa yang Collin rasakan, tapi hatinya terus menyangkal. Collin tak mungkin memiliki perasaan padanya.Namun, Nadine tak bisa menyangkal lagi setelah mendengar pengakuan cinta darinya …Kata-kata cinta itu menggetarkan hatinya, meluluhkan segala prasangka. Akan tetapi, Nadine masih takut pada cinta yang mungkin hanya sementara Collin rasakan.“Kau tidak perlu mengatakan hal yang sama jika kau tidak punya perasaan apa pun padaku. Aku hanya ingin kau mengetahui apa yang aku rasakan ini sungguh nyata, Nadine.”Nadine tak menjawab. Lidahnya terasa kelu. Dia semakin bimbang dengan keputusannya.Collin memundurkan badan, melepaskan pelukan.“Pulanglah. Aku akan mengambil tasku yang tertinggal di rumahmu saat kau sudah tidur nanti. Maaf kalau kehadiranku membuatmu terluka. Aku tidak akan menyakiti hatimu lagi,” ucap Collin halus, lalu mengusap puncak kepala Nadine.Wanita itu tak bereaksi. Sesungguhnya, Nadine pun merasa

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   259. Aku akan Pergi

    Mereka saling menatap cukup lama. Nadine seperti sedang memikirkan sesuatu yang cukup berat, sebelum akhirnya berkata, “Anda seharusnya tidak datang kemari. Saya sudah berpesan kepada Tuan Asher untuk mempercepat perceraian kita.”!!!Dada Collin terasa sangat sesak sampai seperti akan meledak. Pada akhirnya, apa Nadine tetap akan memilih berpisah dengannya?“Aku tidak mau bercerai denganmu. Aku mohon, Nadine,” ratap Collin.Nadine tercengang. Mendadak, Collin melepas lengannya, lalu berlutut di hadapannya sambil memegang kedua kakinya.“Aku membutuhkanmu …. Jangan meninggalkanku lagi … aku mohon ….”Perbuatan Collin tersebut menarik perhatian para nelayan yang baru akan pulang ke rumah masing-masing. Di wilayah pesisir yang sepi penduduk itu, mereka saling mengenal satu sama lain.Meski langit sedikit gelap, tetap saja, Nadine malu. Dia menarik Collin agar segera bangun.“Tuan, jangan seperti ini! Mari bicara di tempat lain,” pinta Nadine sambil melirik ke kanan-kiri.Collin dengan

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   258. Hanya Sandiwara?

    Sementara itu, di rumah Nadine …Edwin terkejut oleh kedatangan menantu yang selama ini hanya pernah dilihat dari foto. Kakinya seperti terpaku di depan pintu, sulit melangkah maju.Zayn berhenti berdebat dengan Claus ketika melihat Edwin. Claus juga langsung menoleh ke samping pada pintu. Dia segera menurunkan kakinya dari atas meja kayu yang dia pikir adalah kursi panjang.“Oh, Anda sudah pulang,” sapa Claus canggung.Edwin bahkan bukan ayah mertuanya. Claus bingung bagaimana harus menghadapinya.‘Bocah jahat itu malah pergi ke mana?! Dia yang seharusnya menghadapi ayah mertuanya. Kenapa malah jadi aku?’Tapi, bukankah Asher memang menyuruhnya menjemput dan minta izin kepada Edwin?“Anda … kenapa datang ke sini …?” tanya Edwin dengan suara parau.Sekarang Edwin tahu apa yang membuat putrinya melarikan diri secara mendadak. Nadine rupanya masih mengingat suara suaminya bahkan setelah tiga bulan berlalu.Apakah dia sudah salah mengira jika pria yang disebut menantu itu tak berhasil m

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   257. Senja di Pantai

    Collin sepertinya sudah lebih tenang dari sebelumnya. Setelah berpikir dan merenung panjang, ada baiknya dia menemui Nadine terlebih dulu.Kejujuran adalah satu-satunya yang bisa dia katakan dibanding mencari alasan. Dia akan mengatakan terus terang bahwa selama ini dia mencari keberadaan Nadine dan bagaimana Asher menghalanginya.Entah Nadine akan percaya atau tidak, yang penting dia hanya akan mengungkap kebenaran. Collin tak mau hubungan mereka dilandaskan atas dasar kebohongan.“Nadine ….”Ketika Collin berbalik akan kembali ke rumah Nadine, dia melihat sosok wanita itu, bahkan dari kejauhan. Gaun krem polos selutut yang dipakai Nadine melambai-lambai terkena angin saat berjalan ke arahnya sambil menunduk.Dada Collin seperti hampir meledak oleh berbagai rasa. Dia ingin segera berlari memeluk Nadine, sampai lupa baru beberapa menit lalu gelisah akan bertemu dengannya lagi.Namun, Collin justru memperlambat langkah kakinya ketika menyadari ada yang aneh dengan Nadine.Wanita itu ber

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status