Share

4. Bukti Berharga

Author: VERARI
last update Last Updated: 2025-02-23 02:10:59

‘Mereka tampaknya memang saling mencintai sampai berpikir dunia hanya milik berdua, sampai tidak menyadari aku mengikuti mereka.’

Angela tersenyum getir. Diam-diam, dia mengikuti keduanya.

Tak lupa, Angela memperlebar jarak agar sewaktu-waktu bisa berkelit jika salah satu dari mereka menoleh ke belakang. Saat ini, dia harus menahan diri agar bukti perselingkuhan Travis terkumpul sebelum hubungan mereka berakhir. 

Sementara itu, pasangan selingkuhan di depannya tampak masuk ke dalam gudang. Angela dapat melihat Travis berhati-hati sebelum menutupnya.

Pandangan mata pria itu begitu bergairah.....

Benar saja ... ketika Angela mengintip dari pintu, tampak bayangan Travis dan kekasih gelapnya sedang bercumbu di balik rak berisi kardus-kardus besar.

“Pantas saja kau tergila-gila dengan wanita itu. Dia selalu memberimu kepuasan kapan pun kau inginkan.” Angela mengernyit jijik.

Dia langsung menyeka air matanya yang tanpa sadar mengalir. Menahan amarah dan kecewa, Angela melangkah masuk dengan hati-hati tanpa bersuara, menyiapkan ponsel untuk mengambil bukti menyakitkan itu.

Dia tak bisa melihat aktivitas panas mereka untuk yang kedua kalinya. Alhasil, dia hanya mengulurkan ponsel ke area yang tepat untuk mengambil foto.

Namun …

“Apa yang kau lakukan?” bisik seseorang di belakangnya.

Angela hampir memekik kaget, tapi dia dengan sigap menutup mulut dengan tangannya sendiri. Matanya terbelalak ketika melihat Claus Smith berdiri di belakangnya.

“Keluar!” titahnya.

Angela mengikuti Claus keluar dari gudang. Dia melihat ke arah kardus yang menutupi percintaan panas calon suaminya. Mereka bahkan tak menyadari suara perintah Claus yang cukup terdengar.

“Aku sudah memberi tahu, bukan? Kau tidak boleh mengambil foto area tertentu, termasuk gudang yang berisi material perhiasan di perusahaan ini! Apalagi, diam-diam melanggar privasi karyawan lain!”

“Tapi, mereka juga melanggar aturan perusahaan dengan berbuat asusila di tempat kerja,” protes Angela. Dia sedang tak bisa diajak berkompromi dengan perasaan menyesakkan.

“Kau seharusnya melapor pada atasanmu! Bukan malah mengambil gambar orang sembarangan! Apa kau ingin memberikan foto itu kepada wartawan dan merusak nama baik perusahaan?!” bentak Claus.

Angela hanya menunduk, tak menjawab. Dia memegang ponselnya dengan erat.

“Hapus foto itu di depanku!”

Sontak, dia mendongak menatap pria yang lebih tinggi 20 senti darinya itu. “Maaf, Tuan, saya tidak bisa melakukannya. Foto ini sangat penting untuk masa depan saya.”

Claus menatap tajam Angela. Pria dua puluh enam tahun yang tak terbiasa dibantah, kecuali oleh orang tuanya itu, tak terima dengan penolakan karyawan baru yang pernah bersikap kurang ajar padanya.

“Jadi, kau tidak mementingkan masa depanmu di perusahaan ini?! Apa kau ingin berhenti bekerja hanya setelah satu hari?!” kecamnya.

“Tidak, Tuan. Saya bersumpah tidak akan memperlihatkan foto ini kepada siapa pun, kecuali orang tua saya. Saya mohon, tolong izinkan saya menyimpan foto ini sebagai bukti.”

Claus Smith bukan orang yang mudah diajak bernegosiasi. Dia mengulurkan tangan sambil bergerak meminta dengan tegas.

“Serahkan ponsel itu!”

“Maaf, Tuan, saya tidak bisa! Lagi pula, orang yang ada di dalam foto ini adalah calon suami saya! Saya lebih berhak menyimpan foto ini!”

Hanya bukti itulah satu-satunya yang bisa digunakan Angela untuk memutuskan hubungan dengan Travis. Dia sungguh tak bisa menuruti perintah atasannya itu.

Di sisi lain, Claus terdiam cukup lama. Pria itu tampak menatapnya tajam.

“Jadi, kau sudah punya calon suami dan ingin menutup mulut seseorang yang kau kira telah menghabiskan malam denganmu. Dan ternyata, calon suamimu pun mirip denganmu,” hinanya, “Sungguh pasangan yang serasi.”

Angela ingin kembali melawan, tetapi Claus tiba-tiba mendapat sebuah telepon dari seseorang.

Entah apa yang dibicarakan, Angela tak tahu. Yang jelas, sambil berlari dan terkesan panik, pria itu mendadak meninggalkan Angela?!

Melihat itu, Angela menghela napas lega. Buru-buru, dia menyimpan barang bukti tersebut sebelum dia kembali bertemu Claus.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Visitor
Kak author masih sepi.. aku fans berat asher smith nih ......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   262. Buih Laut

    “Tunggu sebentar! Aku akan mengambil selimut!”Claus sebenarnya hanya ingin membuat Nadine khawatir, tapi Edwin justru ikut mencemaskan Collin. Dalam sekejap, Edwin keluar membawa selimut tebal.“Tolong bujuk dia, setidaknya bermalam di sini. Air laut pasang bisa mencapai gubuk. Dia bisa jatuh sakit,” pinta Edwin.“Itu akan sulit. Kemauannya sangat kuat menuruti permintaan Nadine. Lebih baik, saya minta sedikit persediaan obat Anda saja. Tidak ada apotek di sekitar sini. Dia lebih membutuhkan obat untuk keadaan darurat.”“Sebentar … sebentar!”Edwin melesat cepat mencari obat-obatan.“Kalau Anda punya pelampung, saya pinjam sekalian! Collin mungkin ikut terbawa air pasang!”DUK!Terdengar suara benturan kecil di pintu bagian bawah. Claus menyeringai, tahu Nadine mendengarnya.Nadine langsung membungkam mulutnya dengan kedua telapak tangan. Dia terkejut pada ucapan Claus sampai sikunya membentur pintu.“Collin tidak bisa berenang! Apa yang harus aku lakukan?! Dia bahkan tidak mau mende

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   261. Pasangan Kaca Ringkih

    Claus benar-benar tak bisa memahami Collin. Collin bahkan tega melakukan perbuatan buruk demi obsesinya kepada Jolie. Lantas, kenapa sekarang dia menyerah semudah ini?‘Apa kau tidak mau melukai perasaan Nadine dengan tindakan yang salah? Sampai mau menuruti permintaannya yang ingin bercerai?’Claus telah mendengar dari Edwin perihal rencana Nadine.‘Jadi, sedalam ini kau mencintai istrimu?’…“Kau seharusnya memikirkan cara supaya dia hanya bisa bersandar padamu. Kenapa kau justru bersikap menyedihkan seperti ini?”“Kau masih di sini? Pergilah,” usir Collin.Claus malah bersandar di gubuk sambil merapatkan jaket. Melirik Collin yang seperti tak merasakan kedinginan.Bagaimana bisa dia merasakan kedinginan jika patah hati mendominasi segalanya?“Katakan saja kalau kau butuh bantuanku. Aku punya banyak cara untuk membuat dia kembali padamu.”“Jangan ikut campur masalah rumah tanggaku! Nadine bukan wanita kuat seperti Angela. Dia begitu rapuh … seperti kaca tipis yang mudah pecah. Dan a

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   260. Pura-Pura Kuat

    Dari cara Collin ketika menatap dan memeluk, Nadine sebenarnya menyadari apa yang Collin rasakan, tapi hatinya terus menyangkal. Collin tak mungkin memiliki perasaan padanya.Namun, Nadine tak bisa menyangkal lagi setelah mendengar pengakuan cinta darinya …Kata-kata cinta itu menggetarkan hatinya, meluluhkan segala prasangka. Akan tetapi, Nadine masih takut pada cinta yang mungkin hanya sementara Collin rasakan.“Kau tidak perlu mengatakan hal yang sama jika kau tidak punya perasaan apa pun padaku. Aku hanya ingin kau mengetahui apa yang aku rasakan ini sungguh nyata, Nadine.”Nadine tak menjawab. Lidahnya terasa kelu. Dia semakin bimbang dengan keputusannya.Collin memundurkan badan, melepaskan pelukan.“Pulanglah. Aku akan mengambil tasku yang tertinggal di rumahmu saat kau sudah tidur nanti. Maaf kalau kehadiranku membuatmu terluka. Aku tidak akan menyakiti hatimu lagi,” ucap Collin halus, lalu mengusap puncak kepala Nadine.Wanita itu tak bereaksi. Sesungguhnya, Nadine pun merasa

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   259. Aku akan Pergi

    Mereka saling menatap cukup lama. Nadine seperti sedang memikirkan sesuatu yang cukup berat, sebelum akhirnya berkata, “Anda seharusnya tidak datang kemari. Saya sudah berpesan kepada Tuan Asher untuk mempercepat perceraian kita.”!!!Dada Collin terasa sangat sesak sampai seperti akan meledak. Pada akhirnya, apa Nadine tetap akan memilih berpisah dengannya?“Aku tidak mau bercerai denganmu. Aku mohon, Nadine,” ratap Collin.Nadine tercengang. Mendadak, Collin melepas lengannya, lalu berlutut di hadapannya sambil memegang kedua kakinya.“Aku membutuhkanmu …. Jangan meninggalkanku lagi … aku mohon ….”Perbuatan Collin tersebut menarik perhatian para nelayan yang baru akan pulang ke rumah masing-masing. Di wilayah pesisir yang sepi penduduk itu, mereka saling mengenal satu sama lain.Meski langit sedikit gelap, tetap saja, Nadine malu. Dia menarik Collin agar segera bangun.“Tuan, jangan seperti ini! Mari bicara di tempat lain,” pinta Nadine sambil melirik ke kanan-kiri.Collin dengan

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   258. Hanya Sandiwara?

    Sementara itu, di rumah Nadine …Edwin terkejut oleh kedatangan menantu yang selama ini hanya pernah dilihat dari foto. Kakinya seperti terpaku di depan pintu, sulit melangkah maju.Zayn berhenti berdebat dengan Claus ketika melihat Edwin. Claus juga langsung menoleh ke samping pada pintu. Dia segera menurunkan kakinya dari atas meja kayu yang dia pikir adalah kursi panjang.“Oh, Anda sudah pulang,” sapa Claus canggung.Edwin bahkan bukan ayah mertuanya. Claus bingung bagaimana harus menghadapinya.‘Bocah jahat itu malah pergi ke mana?! Dia yang seharusnya menghadapi ayah mertuanya. Kenapa malah jadi aku?’Tapi, bukankah Asher memang menyuruhnya menjemput dan minta izin kepada Edwin?“Anda … kenapa datang ke sini …?” tanya Edwin dengan suara parau.Sekarang Edwin tahu apa yang membuat putrinya melarikan diri secara mendadak. Nadine rupanya masih mengingat suara suaminya bahkan setelah tiga bulan berlalu.Apakah dia sudah salah mengira jika pria yang disebut menantu itu tak berhasil m

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   257. Senja di Pantai

    Collin sepertinya sudah lebih tenang dari sebelumnya. Setelah berpikir dan merenung panjang, ada baiknya dia menemui Nadine terlebih dulu.Kejujuran adalah satu-satunya yang bisa dia katakan dibanding mencari alasan. Dia akan mengatakan terus terang bahwa selama ini dia mencari keberadaan Nadine dan bagaimana Asher menghalanginya.Entah Nadine akan percaya atau tidak, yang penting dia hanya akan mengungkap kebenaran. Collin tak mau hubungan mereka dilandaskan atas dasar kebohongan.“Nadine ….”Ketika Collin berbalik akan kembali ke rumah Nadine, dia melihat sosok wanita itu, bahkan dari kejauhan. Gaun krem polos selutut yang dipakai Nadine melambai-lambai terkena angin saat berjalan ke arahnya sambil menunduk.Dada Collin seperti hampir meledak oleh berbagai rasa. Dia ingin segera berlari memeluk Nadine, sampai lupa baru beberapa menit lalu gelisah akan bertemu dengannya lagi.Namun, Collin justru memperlambat langkah kakinya ketika menyadari ada yang aneh dengan Nadine.Wanita itu ber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status