‘Mereka tampaknya memang saling mencintai sampai berpikir dunia hanya milik berdua, sampai tidak menyadari aku mengikuti mereka.’
Angela tersenyum getir. Diam-diam, dia mengikuti keduanya.
Tak lupa, Angela memperlebar jarak agar sewaktu-waktu bisa berkelit jika salah satu dari mereka menoleh ke belakang. Saat ini, dia harus menahan diri agar bukti perselingkuhan Travis terkumpul sebelum hubungan mereka berakhir.
Sementara itu, pasangan selingkuhan di depannya tampak masuk ke dalam gudang. Angela dapat melihat Travis berhati-hati sebelum menutupnya.
Pandangan mata pria itu begitu bergairah.....
Benar saja ... ketika Angela mengintip dari pintu, tampak bayangan Travis dan kekasih gelapnya sedang bercumbu di balik rak berisi kardus-kardus besar.
“Pantas saja kau tergila-gila dengan wanita itu. Dia selalu memberimu kepuasan kapan pun kau inginkan.” Angela mengernyit jijik.
Dia langsung menyeka air matanya yang tanpa sadar mengalir. Menahan amarah dan kecewa, Angela melangkah masuk dengan hati-hati tanpa bersuara, menyiapkan ponsel untuk mengambil bukti menyakitkan itu.
Dia tak bisa melihat aktivitas panas mereka untuk yang kedua kalinya. Alhasil, dia hanya mengulurkan ponsel ke area yang tepat untuk mengambil foto.
Namun …
“Apa yang kau lakukan?” bisik seseorang di belakangnya.
Angela hampir memekik kaget, tapi dia dengan sigap menutup mulut dengan tangannya sendiri. Matanya terbelalak ketika melihat Claus Smith berdiri di belakangnya.
“Keluar!” titahnya.
Angela mengikuti Claus keluar dari gudang. Dia melihat ke arah kardus yang menutupi percintaan panas calon suaminya. Mereka bahkan tak menyadari suara perintah Claus yang cukup terdengar.
“Aku sudah memberi tahu, bukan? Kau tidak boleh mengambil foto area tertentu, termasuk gudang yang berisi material perhiasan di perusahaan ini! Apalagi, diam-diam melanggar privasi karyawan lain!”
“Tapi, mereka juga melanggar aturan perusahaan dengan berbuat asusila di tempat kerja,” protes Angela. Dia sedang tak bisa diajak berkompromi dengan perasaan menyesakkan.
“Kau seharusnya melapor pada atasanmu! Bukan malah mengambil gambar orang sembarangan! Apa kau ingin memberikan foto itu kepada wartawan dan merusak nama baik perusahaan?!” bentak Claus.
Angela hanya menunduk, tak menjawab. Dia memegang ponselnya dengan erat.
“Hapus foto itu di depanku!”
Sontak, dia mendongak menatap pria yang lebih tinggi 20 senti darinya itu. “Maaf, Tuan, saya tidak bisa melakukannya. Foto ini sangat penting untuk masa depan saya.”
Claus menatap tajam Angela. Pria dua puluh enam tahun yang tak terbiasa dibantah, kecuali oleh orang tuanya itu, tak terima dengan penolakan karyawan baru yang pernah bersikap kurang ajar padanya.
“Jadi, kau tidak mementingkan masa depanmu di perusahaan ini?! Apa kau ingin berhenti bekerja hanya setelah satu hari?!” kecamnya.
“Tidak, Tuan. Saya bersumpah tidak akan memperlihatkan foto ini kepada siapa pun, kecuali orang tua saya. Saya mohon, tolong izinkan saya menyimpan foto ini sebagai bukti.”
Claus Smith bukan orang yang mudah diajak bernegosiasi. Dia mengulurkan tangan sambil bergerak meminta dengan tegas.
“Serahkan ponsel itu!”
“Maaf, Tuan, saya tidak bisa! Lagi pula, orang yang ada di dalam foto ini adalah calon suami saya! Saya lebih berhak menyimpan foto ini!”
Hanya bukti itulah satu-satunya yang bisa digunakan Angela untuk memutuskan hubungan dengan Travis. Dia sungguh tak bisa menuruti perintah atasannya itu.
Di sisi lain, Claus terdiam cukup lama. Pria itu tampak menatapnya tajam.
“Jadi, kau sudah punya calon suami dan ingin menutup mulut seseorang yang kau kira telah menghabiskan malam denganmu. Dan ternyata, calon suamimu pun mirip denganmu,” hinanya, “Sungguh pasangan yang serasi.”
Angela ingin kembali melawan, tetapi Claus tiba-tiba mendapat sebuah telepon dari seseorang.
Entah apa yang dibicarakan, Angela tak tahu. Yang jelas, sambil berlari dan terkesan panik, pria itu mendadak meninggalkan Angela?!
Melihat itu, Angela menghela napas lega. Buru-buru, dia menyimpan barang bukti tersebut sebelum dia kembali bertemu Claus.
Setelah kepergian Billy, Angela langsung menodong Claus dengan pertanyaan yang membuatnya penasaran. “Aku sempat mendengar nama Travis disebut. Apa Tuan Billy mengenal Travis?”Angela memiringkan kepala. “Tapi, itu tidak mungkin. Kalau Travis mengenal Tuan Billy secara pribadi, mustahil dia sampai memanfaatkanku. Dia bisa bekerja di perusahaan Volker.”Claus sebisa mungkin menjaga ekspresinya agar tetap terlihat tenang.“Duke ada di lokasi kejadian saat Travis mengalami kecelakaan.”Mata Angela membeliak. Dia tiba-tiba berpikir buruk pada Duke, yang sebelumnya berkelahi dengan Travis.“Jangan-jangan ….”“Tidak. Itu tidak seperti khayalanmu, Angela.” Claus dapat mengetahui pikiran Angela dari raut wajahnya. “Katanya, Travis mendatangi Duke untuk minta maaf, tapi Duke mengabaikannya. Saat Travis mengalami kecelakaan, Duke masih di sana dan tidak bisa mencegah kejadian itu.”Angela menutup mulut dengan tangan. Dia tak menyangka Travis akan minta maaf pada Duke, mengingat setinggi apa har
“Aku bersumpah tidak menipumu!”Angela menutup telinganya. “Sudah! Cepat temui tamumu!”Claus mendengus sambil menuju pintu depan. Suara bel pintu sekarang seperti nada musik yang mengalun cepat. Dia membuka pintu dengan kesal.“Dasar, orang gil—”Billy Volker mendorong Claus, masuk tanpa disuruh. “Apa kau tahu lagu yang barusan? Katanya sedang populer di kalangan anak-anak muda. Kalau kau bisa menebak judulnya, aku akan memberimu kartu tanpa batas!”Billy sering memberi si kembar, Duke, dan Jolie, kuis-kuis acak setiap kali mereka datang ke rumahnya. Hadiahnya pun bukan barang-barang sepele, yang jelas menjadi rebutan.Namun, mereka sudah tak bertemu lama. Billy masih memperlakukan Claus seperti bocah.“Cepat tebak, Claus! Kalau kau tidak bisa menebak, berikan kartumu!”Claus mendongak sambil tertawa tak percaya tanpa suara. Dia seharusnya ingat Billy tinggal di gedung yang sama saat melihat Jolie.Billy Volker dan ayahnya bagaikan pinang dibelah dua dalam urusan mengganggu kesenanga
BLAM!Jolie tak sengaja menutup pintu dengan kencang. Dia kembali kesal dan suasana hatinya memburuk seketika. Padahal, dia sudah lega ketika Laura menghubungi dan membatalkan rencana pergi dengan Angela. Tapi, dia malah bertemu secara tak sengaja dengan Claus dan Angela, di saat ingin menenangkan diri.“Oh, maaf, Paman Billy.”Jolie baru sadar telah membangunkan Billy yang ketiduran di sofa ruang tamu. Pria itu duduk dengan tampang bingung, lalu mengacak rambut belakangnya.“Ada masalah apa lagi? Mukamu seperti baru saja kalah judi.” Ekspresi Billy mendadak berubah terkejut secara dramatis. “Kau tidak benar-benar berjudi untuk meluapkan patah hati, bukan?”Jolie berdecak. “Papa dan mama akan membunuhku kalau aku berjudi! Lagi pula, hanya orang berpendidikan rendah yang membuang-buang uang dengan sia-sia, mengharapkan uang yang lebih banyak secara instan dengan mengandalkan keberuntungan palsu!”“Aku punya banyak kasino, Jolie. Apa kau sedang menyindirku?” Billy terkekeh.Jolie melem
Asher sepertinya tidak sembarang bicara saat mengatakan kehadiran Jolie mungkin akan mengacaukan pesta pernikahan. Collin sampai marah besar pada ayahnya.Bukan hanya itu, Angela juga merasa ada yang janggal dari sikap Laura. Tidak hanya sekali dia menyaksikannya.Angela masih memikirkan kejadian di ruang makan tadi saat bekerja.“Angela, duduk di sini! Aku perlu menjelaskan kesalahan dokumen yang kau buat!” Claus duduk di kursi kebesarannya, menepuk-nepuk pahanya.Berkat perintah Claus, semua yang dipikirkan Angela langsung menguap. Rasa penasarannya menghilang seketika.“Aku bisa mendengarkan dari sini, Tuan Claus! Tidak sopan duduk di atas bosku!”“Oh, benar. Aku atasanmu … seharusnya aku yang di atas.” Claus terkekeh.Angela memutar bola mata. “Seriuslah. Kita sedang di kantor!”“Aku juga serius! Bagaimana aku bisa menunjukkan kesalahanmu kalau kau duduk di situ?!”Claus masih bersikeras ingin memangku istrinya. Akan sangat menyenangkan bekerja sambil menikmati kehangatan pelukan
‘Kenapa Jolie tidak ada? Apa dia pulang karena tersinggung aku menolak usulnya kemarin?’ batin Angela.Di ruang makan kediaman, hanya ada anggota keluarga Smith. Kursi yang biasa diduduki Jolie tampak kosong. Bahkan setelah Asher mulai menikmati hidangan, yang akhirnya diikuti anggota keluarga yang lain, Jolie tidak datang menyusul.Angela juga tak menemukan Jolie yang biasanya mengajak Laura jalan-jalan. Dia sebelumnya bangun pagi-pagi untuk bergabung dengan mereka, mencoba untuk mengakrabkan diri dan menghilangkan rasa cemburu yang mengganggu.“Apa kau tidak membangunkan Jolie sarapan?” tanya Claus pada saudara kembarnya. “Bocah itu pasti masih tidur.”“Dia di apartemen Tuan Billy.”Angela melihat Collin memegang erat garpu di tangannya. Collin tampak kesal ketika mengatakan keberadaan Jolie.Sementara itu, Asher yang biasanya selalu ingin berkelahi dengan Billy tidak berkomentar apa pun. Asher mendengar, tapi mengabaikannya.
“Jolie, di antara kami bertiga, siapa yang belum pernah mengatakan akan menikahimu?”Jolie terdiam. Memang benar jika ketiganya pernah mengatakan hal yang sama. Dan biarpun saat itu mereka masih remaja, ucapan Claus yang paling mengena di hatinya.Dia selalu mendengar jika Asher Smith menginginkan dirinya sebagai menantu. Karena itu, dia tak pernah khawatir pada masa depan dan hubungannya dengan Claus.Apa pun yang terjadi, dia bisa memiliki Claus.Sayangnya, semua berubah sejak kemunculan Angela.“Lupakan Claus. Kau tidak perlu menangisi pria yang sudah beristri. Masih banyak pria yang bisa mencintaimu setulus hati.”“Benarkah itu? Aku tidak berpikir kalau ada pria yang bisa mencintaiku dengan tulus. Bukankah kau sendiri juga tidak punya perasaan padaku?”Duke berdeham canggung. “Aku menyayangimu, Jolie.”Jolie tersenyum miris. Rasa sayang dari ketiga pria yang selalu bersamanya itu, mungkin semua hanya kasih s
Duke Volker menghela napas panjang dan lelah. Gara-gara ayahnya yang malah Ikut campur masalah orang, hubungannya dengan Jolie semakin renggang.Jolie benar-benar marah. Tak mau bicara dengannya.‘Kenapa kau mengadu pada ayahmu, Duke?! Papa dan mamaku sedang sibuk dan kau malah membuat mereka kepikiran! Lagi pula, semua tuduhanmu itu tidak benar!’Suara keras Jolie waktu itu terngiang-ngiang dalam kepala Duke. Jolie memintanya untuk minta maaf, tapi Duke dengan tegas menolak. Alhasil, Jolie berkata tak mau bertemu dengannya lagi.Sebuah kaki tiba-tiba meluncur di paha Duke. Billy duduk di sebelahnya sambil mendorong-dorong pahanya.“Siapkan makan malam!” titah Billy.“Ayah bisa menyuruh pelayan—”Duke lupa jika saat ini mereka ada di apartemen. Tak ada satu pun pelayan dan hanya ada mereka berdua. Billy bosan tinggal di kediaman mewahnya, lalu membeli apartemen termahal di ibu kota.Dia tak bisa membiarkan ayahnya ditinggal sendiri. Billy mungkin akan
Setelah mengurus banyak hal seharian, mereka pulang dan kembali ke kamar masing-masing. Angela akhirnya bisa membaringkan badan. Matanya menerawang ke arah langit-langit kamar.“Kenapa aku jadi berprasangka buruk terus setiap kali berada di dekat Jolie? Aku tidak seharusnya bersikap seperti itu. Siapa tahu, Jolie memang tulus ingin membantu.”Akan tetapi, Angela sadar sepenuhnya setiap kali Jolie menunjukkan raut wajah tak puas. Angela bimbang, tak tahu mana yang benar dan salah. Pikirannya masih tertutupi rasa cemburu dan terancam oleh sosok Jolie yang memiliki tempat tersendiri di hati suaminya, sehingga penilaiannya menjadi kurang objektif.“Aku dulu tidak seperti ini dan selalu berpikir positif. Hanya karena melihat pengkhianatan Travis, aku jadi takut Claus akan direbut wanita lain, atau malah lebih dulu tergoda, dan berakhir meninggalkanku.”Angela berguling, menyangga kepala dengan punggung tangan. Rasanya menyebalkan dan tak nyaman punya pikiran buruk te
Jolie berbinar mengharap jawaban Claus akan sama dengannya. Dia merasa lebih tahu apa yang sebenarnya Claus sukai. Angela mungkin sudah mengirim foto gaun pilihannya lebih dulu. Dan Claus memutuskan hanya karena tak enak hati pada Angela, pikir Jolie.“Kau pasti—”Claus menyela Jolie. “Aku lebih suka istriku tidak memakai apa pun. Ha ha! Angela lebih cantik tanpa busana. Jadi, aku bisa langsung mere—”Angela buru-buru mengganti dengan panggilan biasa. Melirik canggung pada Jolie.Jolie sudah menghadap ke samping sambil memegang gaun pengantin yang dipilihnya. Entah apa yang Jolie pikirkan ketika mendengar Claus bicara vulgar pada istrinya.“Kenapa dimatikan videonya?! Aku masih ingin melihatmu!” Suara Claus pun masih cukup keras sampai ke telinga Jolie.Jolie tidak berkomentar apa pun. Dia beranjak dari tempatnya, melihat-lihat gaun di area lain.Angela tak sempat melihat raut wajah Jolie. Dia berbincang dengan Claus sebentar, kemudian kembali mengur