Saat itu yang terlintas di benak mereka adalah 'MR.X' sosok yang hanya bermodalkan suaranya saja dan pasti parasnya tidak akan dapat dia andalkan. itulah mungkin alasannya mengapa dia menutupi identitasnya.
"Bisa mungkin Raydha bukanlah 'MR.X'. untuk apa dia menyanyikan lagu itu kalau dia memang 'MR.X'. bisa jadi memang suara Raydha mirip sekali dengan 'MR.X." Ucap Nadia karena dia ingin perdebatan yang tidak penting itu segera berakhir.
"Iya. Lagi pula tidak ada untungnya juga untuk kita siapa dia sebenarnya.! tambah Intan dengan menunjukan ketidak perduliannya terhadap Raydha.
Padahal di dalam hatinya. dia semakin ingin tau siapa Raydha sebebarnya. Jika memang Raydha adalah 'MR.X', Intan berniat untuk mendekati Raydha.
"Sudah cukup, tenang semuanya!" seru Tomy dengan nada yang kesal.Dia bermaksud melanjutkan acara agar yang lain bisa sejenak lupa dengan yang barusan terjadi.
Seketika itu keadaan sunyi lagi, dan perhatian semuanya tertuju kepada Tomy.
"Sekarang kita lanjutkan lagi!
Setelah satu persatu maju kedepan akhirnya waktu menunjukan semakin gelap. Dan kini waktunya untuk mengakhiri kegiatan malam tersebut.
Setelah kegiatannya selesai. Tomy pun meminta semuanya untuk pulang ke asrama masing-masing untuk segera beristirahat. karena keesokan harinya akan ada kegiatan yang tidak kalah banyaknya.
Semua penghuni aulapun akhirnya meninggalkan aula dan kembali ke asrama mereka masing-masing untuk segera beristirahat dan begitu juga dengan Raydha.
Sesampainya di asrama Raydha langsung berbaring di tempat tidurnya. berniat untuk langsung tidur.
"Suara kamu bagus banget Ray, kenapa kamu tidak mencoba untuk rekaman saja!" ujar Ahmad
"Iya, Aku sependapat dengan Ahmad!" Sambung Riko.
"Untuk sekarang aku tidak memikirkan hal itu. Aku tidur duluan ya!" jawab Raydha karena tidak ingin membuat kesal teman barunya.
"Oh kalian lihat kan gadis memakai gaun putih? Aku lihat dia salah satu gadis tercantik di angkatan kita lho!" ucap Andy sengaja mengalihkan perhatian teman-temannya.
"Iya aku juga lihat, kalau tidak salah namanya Lidya! Dia benar-benar cantik. Tapi aku yakin pasti sulit mendapatkannya!" Jawab Ahmad dengan wajah sedikit putus asa. karena dia fikir mendekati Lidya saja pasti hal yang sulit.
"Kalau aku lebih tertarik dengan Gadis yang memakai pita rambut tadi. Senyumnya manis banget!" Sambung Riko tidak ingin kalah dengan teman-temannya.
"Sudah-sudah, kita tidur saja! besok kita ketemu lagi dengan mereka. kita dekati saja mereka.!" Sambung Ahmad karena melihat malam yang semakin larut.
"Iya. bener!" Jawab Andy yang langsung naik ke tempat tidurnya di ikuti Riko yang juga memutuskan untuk tidur.
Di sisi lain Raydha sudah semakin pulas dengan tidurnya.
Keesokan harinya pun tiba, semua mahasiswa kumpul di lapangan mengenakan pakaian olahraga.mereka memakai pakaian olahraga karena sebelumnya di aula mereka di beritahu kegiatan apa yang akan mereka lakukan pagi ini.
Pagi ini Raydha bangun lebih cepat, jadi pagi ini dia bisa berkumpul tepat waktu.
"Karena kalian sudah kumpul semua, kita langsung saja mulai kegiatannya dan jangan lupa besok hari terakhir kegiatan kita!"Ucap Tomy.
"Di hari ke dua dan ke tiga, saya ingin membuat antara kalian dan kami semakin kenal satu sama yang lainnya! Jadi kami membuat kegiatan yang bisa kita lakukan bersama-sama!" Sambung Intan
Semua junior hanya mendengar ucapan senior mereka yang berada didepan dengan seksama.
"pagi ini kita akan mengadakan tanding sepak bola pria, setelah itu bola voly pria dan wanita, kemudian di lanjutkan dengan basket!" Ucap Tomy dengan tangan memegang sebuah kertas.
"Hal ini kami lakukan karena perintah pihak kampus, Mereka ingin melihat bakat kalian. bagi yang beruntug akan mewakili kampus kita untuk tanding olahraga antar kampus!"
"Silahkan kalian membuat team kalian masing-masing. kalian juga boleh mengikiti semua kegiatan yang ada!" lanjut Tomy mengingatkan adik junornya.
Tak berselang lama dari junior hanya ada 1 team saja yang berniat bermain sepak bola. Di antara mereka adalah teman sekamar Raydha, mereka adalah Ahmad dan Andy.
Setelah keluar dari ruangan tersebut, Raydha berjalan menghampiri Lidya. dengan raut wajah yang sedikit menakutkan.Melihat raut wajah Raydha dengan mata sedikit memerah. Tak ada satu pun di antara temen-temen Nadia yang berani menyapa Raydha."Bisa antar aku pulang sekarang?" ucap Raydha!"Iya, ayo kita pulang!" jawab Lidya yang tidak ingin bertanya akan sesuatu yang sudah terjadi di ruangan tersebut."Kami pulang dulu ya semua, terima kasih untuk pestanya!" Ucap Lidya.Semua yang berada di antara mereka hanya terdiam melihat mereka. begitu juga dengan Tomy.Nadia yang melihat Raydha mengajak Lidya pulang terlihat sedikit kesal."Berarti tadi Raydha dan Lidya pergi kesini bersama-sama!"Gumam Nadia dalam hati.Setelah berbicara dengan Lidya, Raydha langsung berjalan keluar tanpa mengucapkan kata permisi kepada yang lainnya. dengan di ikuti Lidya di belakangnya."Sepertinya telah terjadi sesuatu di dalam ruang
"Maksudnya apa? kabar apa? tolong jawab jujur!" jawab Raydha dengan tangan mengepal. Setelah melihat dan mendengar ucapan Raydha, Arnold sejenak terdiam. "Sepertinya Tuan muda tidak mengetahui kabar tentang kedua orang tuanya" gumam Arnold dalam hati sambil melihat ke arah pria lainnya. "Tuan Arnold?" Ucap salah seorang pria dengan sedikit angukan kepala yang merupakan patner bisnis Tuan Arnold . Angukan tersebut menandakan untuk Tuan Arnold bisa menceritakan semuanya kepada Raydha. Pria tersebut adalah Aldo smurt! Aldo Smurt termasuk kedalam orang-orang kepercayaan keluarga Case. Dia juga sangat menghormati keluarga Case. Setelah melihat angukan Aaldo Smurt, Arnold pun memberitahukan semuanya kepada Raydha tentang hal yang menimpa orang tuanya. "Sebenarnya Tuan dan Nyona Case mengalami kecelakaan saat perjalanan pulang ke sini! akan tetapi, sampai saat ini kami belum menemukan jasadnya. Kami tidak tau apakan Tuan dan Nyonya Ca
Sementara itu di ruangan VIP yang telah di masuki Raydha. Terlihat beberapa pria berjas hitam lainnya. Mereka tidak terlihat seperti orang biasa. Dan sepertinya mereka sangat berpengaruh di kota itu, melihat setiap pria yang duduk di kursi masing-masing di jaga setidaknya 2 orang pengawal dengan tubuh yang besar. Melihat suasana yang seperti itu, mendadak wajah Raydha sedikit pucat. dari pertama kali dirinya memasuki ruangan VIP tersebut, tidak ada sepatah kata pun yang berani dia ucapkan. Semua mata yang ada tertuju padanya. "Silahkan duduk!" ucap Tuan Arnold mempersilahkan Raydha duduk di kursi yang baru saja di siapkan oleh salah satu pengawal Tuan Arnold. "I...iya Pak!" jawab Raydha dengan nada suara menahan ketakutan. "Ada apa ini? dan siapa mereka? mengapa pria tua ini membawa aku kesini?" gumam Raydha dalam hati. "Siapa anak muda ini Tuan Arnold?" tanya salah seorang pria. "Sebentar, aku juga ingin memastikannya" jawab A
Akhirnya lagu yang dinyanyikan Raydha pun selesai. Bersamaan dengan selesainya lagu yang dia nyanyikan terdengar riuh suara tepuk tangan tamu yang ada. "Lagi...lagi..!!" teriak beberapa tamu yang ada di depan pangung cafe. Tak berselang lama, seseorang berjalan menghampiri Raydha dengan setelan Jas serba hitam. Tidak ada dari teman-teman Anggun dan Lidya yang mengenali siapa pria tersebut. "Kamu punya waktu sebentar? saya ingin berbicara!" Ucap pria tersebut. Sedikit heran terpancar di wajah Raydha, begitu juga dengan tamu-tamu yang ada di sana. "Iya, boleh pak" jawab Raydha sambil meletakan gitar yang dia gunakan tadi. "Silahkan ikuti saya ke dalam" sambung pria tersebut mempersilahkan Raydha. Setelah itu, pria tersebut berjalan memasuki ruang VIP yang ada di cafe tersebut. di ikuti Raydha yang berjalan di belakangnya. "Siapa pria tua itu?" tanya Nadia berbicara kepada Intan yang melihat ke arah Raydha dan pria tua ter
"Ayolah Ray, anggap aja kado untuk Anggun!" ucap Intan yang berdiri di sebelah Nadia.Mendengar ucapan Intan, Tomy tanpa sadar mengepalkan tangannya."Baiklah!" ucap Raydha yang langsung berdiri dan berjalan ke arah pangung cafe.Terlihat raut bahagia di wajah Anggun. Akhirnya acara ulang tahunnya bisa berlanjut dengan baik."Tamu yang kamu tunggu tadi bagaimana ?" tanya Agnes"Sepertinya tidak akan datang. Tamu yang aku harapkan sesungguhnya adalah salah satu pemain band yang akan mengisi acara ini" jawab Anggun dengan nada sedikit kecewa."Sudah jangan di fikirin, mungkin dia lagi ada keperluan yang lebih penting. Sekarang kita lihat aja penampilan teman kampus Lidya" ucap Agnes sedikit menghibur sahabatnya."Itu Raydha sudah mulai" ucap Lidya yang langsung berjalan kedepan pangung untuk melihat Raydha lebih dekat lagi."Selamat malam semuanya, nama saya Raydha. Di sini saya hanya penganti band yang tidak bisa hadir. jika nan
Di sisi lain Nadia sedikit gugup saat melihat Raydha, sementara Raydha sendiri sibuk dengan handphone yang dia pegang."Baiklah semuanya, Silahkan nikmati apa yang sudah di sediakan. Malam ini kita pesta" teriak Anggun sambil mengangkat kedua tangannya di atas.Semua tamu yang hadir bergiliran mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan hadiahnya. Kemudian mereka melanjutkan pestanya."Bukankah kita seharusnya tiup lilin dan potong kue dulu sebelum pesta?" tanya Agnes sedikit heran."Seseorang yang sedang aku tunggu belum datang, tunggu sampai dia datang dulu" jawab Anggun.Saat mereka sedang asik-asiknya menikmati pesta. Tiba-tiba seseorang pria paruh baya berjalan naik ke atas pangung cafe."Selamat malam semuanya, selamat datang di cafe kami..!!" ucap pria paruh baya tersebut."Selamat malam" jawab beberapa tamu yang hadir."Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih karena sudah menyewa cafe kami ini. akan tetapi say