"Sialan, apa-apaan anak itu, sombong sekali ucapannya!" Seru Andi teman sekamarnya yang berbicara kepada teman di sebelahnya.
Andi memang mulai membenci Raydha semenjak Raydha acuh kepadanya saat dirinya ingin mengajak Raydha berkenalan.
Di sudut lain Tomy dan senior Pria lainnya juga ikut geram dengan perkataan Raydha.
Sedangkan para gadis yang di ruangan itu semakin mengagguminya. karena sikap Raydha semakin menunjukan bahwa dirinya semakin misterius dan semakin berkarisma.
"Sekarang kamu tunjukan kepada kami apa yang bisa kamu lakukan untuk menghibur kami! dan jika kamu gagal membuat kami senang. kamu akan mendapatkan hukuman!" Seru Tomy dengan nada sedikit kesal.
Setelah itu, Raydha mengalihkan pandangannya ke setiap sudut Aula. Dia melihat sesuatu alat yang bisa dia gunakan, dan akhirnya dia berjalan menuju alat tersebut.
"Mau ngapain dia?"tanya Intan
Nadia yang saat itu ada di sebelahnya hanya melihat Raydha sambil menggelengkan kepalanya. Begitu juga yang lain, mereka sedikit bingung apa yang akan di lakukan Raydha.
Hingga akhirnya mereka melihat Raydha mengambil sebuah gitar yang berada tepat di pojok ruangan.
Setelah mengambil gitar, Raydha kembali ke posisinya yang semula.
"Apa yang akan di lakukan anak itu? apa dia bisa memainkan gitar?" tanya Tomy kepada teman di sebelahnya.
"Aku juga tidak tau Tom, kita lihat saja!" jawab Faisal yang saat itu juga memperhatikan Raydha.
"Kalau benar dia bisa memainkan gitar, bukankah sama saja dia akan semakin baik di mata gadis yang lainnya. terutama Intan!" gumam Tomy yang semakin was-was.
Saat tiba di posisi yang pertama sebelum Raydha mengambil gitar, Raydha langsung duduk di kursi yang sebelumnya sudah di siapkan para seniornya.
Raydha pun langsung memetik gitar tersebut. Raydha memulai sebuah Instrumen lagu sebelum akhirnya Dia melanjutkan dengan suaranya sendiri. Saat Raydha memainkan Instrumen hampir semua yang di dalam aula terdiam tanpa kata. mereka sepertinya sangat mengenal Instrumen tersebut. dan kebetulan instrumen tersebut adalah instrumen lagu yang sangat populer saat itu. dan jika ingin menyanyikannya haruslah seseorang yang memiliki suara yang tinggi.
"Bu...bukankah itu instrumen Lagu Alone?" tanya Hilda yang saat itu sambil mengerutkan alisnya.
Tomy dan senior lainnya juga ikut mengerutkan alisnya. yang mereka fikir saat ini apakah Raydha benar-benar akan memainkan lagu tersebut.
Setelah beberapa saat instrumen berhenti dan saatnya suara dari penyanyi masuk. Seisi Aula semakin senyap seketika.
Seketika itu Raydha mulai bersuara dan menyanyikan lagu tersebut. dan saat dia mulai bernyanyi tidak ada yang bersuara ataupun tepuk tangan.mereka hanya terus menatap Raydha yang berada di depan mereka seperti melihat seseorang yang memiliki talenta yang luar biasa.
"Su..suaranya!" gumam Nadia seakan tidak percaya.
Raydha terus bernyanyi hingga saatnya dia memasuki salah satu nada yang paling tinggi. yang saat ini hampir tidak ada orang yang mampu mencapai nada tersebut.
Terdengar jeritan yang sangat kuat yang seketika itu membuat semua penghuni Aula semakin tidak percaya dengan apa yang telah mereka dengar. hampir semua penghuni aula merasakan tubuh mereka merinding seketika.
Ada juga yang meneteskan air mata. hal itu di sebabkan lirik yang berada dalam lagu tersebut sangat menyayat.
Lagu "Alone" menceritakan tentang seseorang anak yang selalu hidup sendiri tanpa perhatian orang tuanya. karena orang tuanya selalu sibuk akan dunia kerja mereka. tanpa pernah sama sekali berinteraksi dengan anaknya.
Hingga akhirnya Raydha selesai memainnya lagunya dan langsung meletakkan gitarnya.
Seketika itu, terdengar tepuk tangan dan riuh yang teramat di ruangan tersebut bagaikan habis melihat penampilan seorang penyanyi papan atas. Terkecuali Tomy yang terdiam dengan kerutan alis yang semakin kuat. menunjukan betapa kesalnya dia terhadap Raydha. sebelumnya dia tidak menyangka Raydha akan membuat keadaan seperti itu.
"Sialan anak itu!" gumam Tomy sambil mengepalkan tangannya.
"Apakah kamu penyanyi asli lagu itu Ray, teriak salah satu temannya ke arah Raydha.
Raydha hanya senyum tipis mendengar ucapan temannya.
" Apakah dia adalah penyanyi itu?" tanya Intan dengan bingung kepada Nadia dan Hilda yang saat itu berada tepat di dekatnya.
Hanya gelengan kecil yang di lakukan Nadia. Dia terus mengarahkan pandangannya ke arah Raydha. Tatapan yang di penuhi dengan kekaguman.
"Aku tidak tau, kemungkinan Dia orangnya. Pasalnya hingga saat ini belum ada yang bisa membuka identitas 'MR.X' selaku penyanyi aslinya!" Jawab Hilda merasa tidak percaya dengan apa yang telah terlihat.
"Kalau benar itu Raydha, Kenapa dia mesti menutupi identitasnya? bukankah paras dan bentuk tubuhnya sudah memenuhi kriteria untuk seorang artis? Bahkan dengan paras seperti itu tanpa suara itu pun dia akan memiliki fans yang pasti teramat banyak!" seru Asty yang berada tepat di belakang mereka, yang dari tadi mendengarkan percakapan mereka.
Setelah keluar dari ruangan tersebut, Raydha berjalan menghampiri Lidya. dengan raut wajah yang sedikit menakutkan.Melihat raut wajah Raydha dengan mata sedikit memerah. Tak ada satu pun di antara temen-temen Nadia yang berani menyapa Raydha."Bisa antar aku pulang sekarang?" ucap Raydha!"Iya, ayo kita pulang!" jawab Lidya yang tidak ingin bertanya akan sesuatu yang sudah terjadi di ruangan tersebut."Kami pulang dulu ya semua, terima kasih untuk pestanya!" Ucap Lidya.Semua yang berada di antara mereka hanya terdiam melihat mereka. begitu juga dengan Tomy.Nadia yang melihat Raydha mengajak Lidya pulang terlihat sedikit kesal."Berarti tadi Raydha dan Lidya pergi kesini bersama-sama!"Gumam Nadia dalam hati.Setelah berbicara dengan Lidya, Raydha langsung berjalan keluar tanpa mengucapkan kata permisi kepada yang lainnya. dengan di ikuti Lidya di belakangnya."Sepertinya telah terjadi sesuatu di dalam ruang
"Maksudnya apa? kabar apa? tolong jawab jujur!" jawab Raydha dengan tangan mengepal. Setelah melihat dan mendengar ucapan Raydha, Arnold sejenak terdiam. "Sepertinya Tuan muda tidak mengetahui kabar tentang kedua orang tuanya" gumam Arnold dalam hati sambil melihat ke arah pria lainnya. "Tuan Arnold?" Ucap salah seorang pria dengan sedikit angukan kepala yang merupakan patner bisnis Tuan Arnold . Angukan tersebut menandakan untuk Tuan Arnold bisa menceritakan semuanya kepada Raydha. Pria tersebut adalah Aldo smurt! Aldo Smurt termasuk kedalam orang-orang kepercayaan keluarga Case. Dia juga sangat menghormati keluarga Case. Setelah melihat angukan Aaldo Smurt, Arnold pun memberitahukan semuanya kepada Raydha tentang hal yang menimpa orang tuanya. "Sebenarnya Tuan dan Nyona Case mengalami kecelakaan saat perjalanan pulang ke sini! akan tetapi, sampai saat ini kami belum menemukan jasadnya. Kami tidak tau apakan Tuan dan Nyonya Ca
Sementara itu di ruangan VIP yang telah di masuki Raydha. Terlihat beberapa pria berjas hitam lainnya. Mereka tidak terlihat seperti orang biasa. Dan sepertinya mereka sangat berpengaruh di kota itu, melihat setiap pria yang duduk di kursi masing-masing di jaga setidaknya 2 orang pengawal dengan tubuh yang besar. Melihat suasana yang seperti itu, mendadak wajah Raydha sedikit pucat. dari pertama kali dirinya memasuki ruangan VIP tersebut, tidak ada sepatah kata pun yang berani dia ucapkan. Semua mata yang ada tertuju padanya. "Silahkan duduk!" ucap Tuan Arnold mempersilahkan Raydha duduk di kursi yang baru saja di siapkan oleh salah satu pengawal Tuan Arnold. "I...iya Pak!" jawab Raydha dengan nada suara menahan ketakutan. "Ada apa ini? dan siapa mereka? mengapa pria tua ini membawa aku kesini?" gumam Raydha dalam hati. "Siapa anak muda ini Tuan Arnold?" tanya salah seorang pria. "Sebentar, aku juga ingin memastikannya" jawab A
Akhirnya lagu yang dinyanyikan Raydha pun selesai. Bersamaan dengan selesainya lagu yang dia nyanyikan terdengar riuh suara tepuk tangan tamu yang ada. "Lagi...lagi..!!" teriak beberapa tamu yang ada di depan pangung cafe. Tak berselang lama, seseorang berjalan menghampiri Raydha dengan setelan Jas serba hitam. Tidak ada dari teman-teman Anggun dan Lidya yang mengenali siapa pria tersebut. "Kamu punya waktu sebentar? saya ingin berbicara!" Ucap pria tersebut. Sedikit heran terpancar di wajah Raydha, begitu juga dengan tamu-tamu yang ada di sana. "Iya, boleh pak" jawab Raydha sambil meletakan gitar yang dia gunakan tadi. "Silahkan ikuti saya ke dalam" sambung pria tersebut mempersilahkan Raydha. Setelah itu, pria tersebut berjalan memasuki ruang VIP yang ada di cafe tersebut. di ikuti Raydha yang berjalan di belakangnya. "Siapa pria tua itu?" tanya Nadia berbicara kepada Intan yang melihat ke arah Raydha dan pria tua ter
"Ayolah Ray, anggap aja kado untuk Anggun!" ucap Intan yang berdiri di sebelah Nadia.Mendengar ucapan Intan, Tomy tanpa sadar mengepalkan tangannya."Baiklah!" ucap Raydha yang langsung berdiri dan berjalan ke arah pangung cafe.Terlihat raut bahagia di wajah Anggun. Akhirnya acara ulang tahunnya bisa berlanjut dengan baik."Tamu yang kamu tunggu tadi bagaimana ?" tanya Agnes"Sepertinya tidak akan datang. Tamu yang aku harapkan sesungguhnya adalah salah satu pemain band yang akan mengisi acara ini" jawab Anggun dengan nada sedikit kecewa."Sudah jangan di fikirin, mungkin dia lagi ada keperluan yang lebih penting. Sekarang kita lihat aja penampilan teman kampus Lidya" ucap Agnes sedikit menghibur sahabatnya."Itu Raydha sudah mulai" ucap Lidya yang langsung berjalan kedepan pangung untuk melihat Raydha lebih dekat lagi."Selamat malam semuanya, nama saya Raydha. Di sini saya hanya penganti band yang tidak bisa hadir. jika nan
Di sisi lain Nadia sedikit gugup saat melihat Raydha, sementara Raydha sendiri sibuk dengan handphone yang dia pegang."Baiklah semuanya, Silahkan nikmati apa yang sudah di sediakan. Malam ini kita pesta" teriak Anggun sambil mengangkat kedua tangannya di atas.Semua tamu yang hadir bergiliran mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan hadiahnya. Kemudian mereka melanjutkan pestanya."Bukankah kita seharusnya tiup lilin dan potong kue dulu sebelum pesta?" tanya Agnes sedikit heran."Seseorang yang sedang aku tunggu belum datang, tunggu sampai dia datang dulu" jawab Anggun.Saat mereka sedang asik-asiknya menikmati pesta. Tiba-tiba seseorang pria paruh baya berjalan naik ke atas pangung cafe."Selamat malam semuanya, selamat datang di cafe kami..!!" ucap pria paruh baya tersebut."Selamat malam" jawab beberapa tamu yang hadir."Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih karena sudah menyewa cafe kami ini. akan tetapi say