Home / Romansa / Gerald's Obsession / 5. Tamat Sudah

Share

5. Tamat Sudah

Author: Miafily
last update Last Updated: 2021-01-24 13:27:21

Viola terbangun dan kembali berada di ruangan pengap yang lembab. Namun, kali ini ruangan tidak terlalu gelap seperti sebelumnya. Viola tersentak dan segera memeriksa tubuhnya dan sama sekali tidak melihat hal yang aneh, dan bisa memastikan jika dirinya belum disentuh sama sekali. Hanya saja, gaun yang dikenakan olehnya sudah raib, dan kini tersisa sepasang pakaian dalam mini yang sebelumnya belum pernah Viola kenakan. Wajah Viola memerah, entah dirinya harus bersyukur atau tidak atas situasinya saat ini. Gadis satu itu pun menghela napas panjang. Namun jika dipikirkan lebih saksama, rasanya ia patut bersyukur. Jika dirinya tidak pingsan saat dicium dengan kasar, sepertinya Viola tidak akan bisa selamat seperti ini.

Viola mengedarkan pandangannya dan menatap ke sekeliling ruangan. Ternyata Viola berada di sebuah ruangan berupa kamar yang sama sekali tidak memiliki jendela. Pantas saja terasa pengap. Dindingnya tidak dicat, dan hanya dilapis dengan semen halus, khas bangunan yang belum selesai dibangun. Di dalam ruangan tersebut, hanya ada satu ranjang berukuran kecil, dengan selimut dan bantal yang terlihat cukup tua, lalu sebuah meja kecil yang entah sejak kapan entah sejak kapan sudah ada nampan berisi makanan di atas sana. Selain itu, ada dua pintu. Satu pintu besi yang menjadi akses ke luar masuk, lalu satu pintu lagi adalah pintu menuju kamar mandi.

“Sudah jelas bahwa aku dikurung,” ucap Viola pada dirinya sendiri.

Viola menajamkan telinganya, dan sama sekali tidak bisa mendengar suara jerit apa pun yang sebelumnya ia dengar di hari pertamanya. Entah kenapa, Viola merasa yakin jika bukan hanya ia wanita satu-satunya yang berada di sini. Viola menggigiti bibirnya, merasa cemas dengan semua kemungkinan yang saat ini memenuhi benaknya. Tentu saja saat ini Viola merasa begitu takut dengan hal yang akan terjadi padanya. Namun, ada hal yang lebih membuatnya terganggu. Itu tak lain adalah rasa lapar yang membuat perutnya bernyanyi dengan kerasnya. Viola pun menatap nampan di atas meja. Viola pun mendekat para meja tersebut dan menatap makanan yang tersaji di sana.

Jelas, itu adalah makanan mewah yang bahkan saat berada di situasi normal pun sangat sulit untuk ditemui oleh Viola. Itu adalah steak berkualitas tinggi yang sudah dipotong-potong seukuran satu gigitan, dengan siraman saus lezat kecokelatan dan sayuran segar yang dipadukan dengan kentang tumbuk sebagai sumber karbohidrat. Selain itu, ada pula potongan buah di sana. Hanya saja, sendok dan garpu yang disediakan terbuat dari plastik yang tentu saja sangat lemah jika digunakan untuk senjata, selain itu piring dan nampannya juga terbuat dari bahan yang tidak mudah untuk dipecahkan. “Mereka berpengalaman,” gumam Viola.

Dengan ini, terbuktilah pemikiran Viola jika bukan hanya dirinya yang berada di sini dan dikurung di ruangan pengap. Mereka sudah memberikan penanganan yang sangat tertata agar tidak menghasilkan celah bagi siapa pun untuk melukai diri atau melukai orang yang sudah membuat mereka berada di dalam situasi ini. Viola pun berteriak, “Apa ada orang di sini?! Jika ada, tolong jawab aku!”

Sayangnya, teriakan Viola sama sekali tidak mendapatkan sahutan. Saat Viola kehilangan harapan, Viola mendengar suara gemerisik aneh di samping ruangannya. Dengan penuh harap, Viola pun menempelkan telingannya dan segera bertanya, “Kamu di sana bukan? Kamu mendengar suaraku?”

“Aku bisa mendengar suaramu. Semua ruangan di sini sama sekali tidak kedap suara. Berhentilah berteriak, dan makan makananmu secepatnya.”

“Tidak, aku tidak membutuhkan makanan apa pun. Aku ingin ke luar dari sini. Bukankah kamu juga menginginkan hal yang sama? Tolong berikan informasi yang kamu ketahui mengenai tempat ini, apa pun itu pasti akan membawa kita menuju jalan ke luar. Kamu mau bekerja sama denganku, bukan?” tanya Viola seakan-akan mendapatkan sebuah harapan yang membuatnya kesulitan untuk sekadar bernapas.

Viola mengenali suara wanita yang berada di balik dinding. Itu adalah suara wanita yang sebelumnya Viola dengar menjerit lalu mendesah dengan keras. Menurut penjelasan wanita itu, ruangan di sini sama sekali tidak kedap suara, itu menjelaskan mengapa suara Viola bisa didengar, dan suara jeritan serta desahan juga bisa terdengar oleh Viola. Di sisi lain, perkataannya pun mengartikan jika bukan hanya ada Viola dan wanita itu saja yang berada di sini. Ada lebih banyak wanita yang dikurung seperti Viola.

“Jika ingin mati, lakukan sendiri.”

Viola jelas terkejut dengan hal yang ia dengar. Mengapa wanita ini berkata seperti itu? Mengapa ia berkata seolah-olah kematian sudah menunggu mereka jika memiliki niat untuk melarikan diri dari tempat ini. Viola tidak menyerah begitu saja dan berusaha untuk kembali berbicara dengan wanita yang berada di ruangan yang terpisah dengannya itu, walaupun Viola sama sekali tidak mendapatkan jawaban apa pun. Viola sama sekali tidak menyadari, jika saat ini dirinya tengah diamati oleh Gerald yang mengawasinya dari kamera pengawas yang terhubung dengan komputer yang berada di dalam ruang kerjanya.

“Malam ini, aku akan tidur dengan gadis bernama Viola itu. Hubungi para pelayan, dan minta mereka mempersiapkan gadis itu,” ucap Gerlad pada Bram yang berdiri di belakang kursi yang ia duduki.

“Saya akan melakukannya sesuai dengan perintah, Tuan.”

Gerald menatap Viola yang masih berusaha untuk berkomunikasi dengan orang yang berada di ruangan di balik dinding. “Dia benar-benar gigih, bukan? Aku jadi penasaran dengan apa yang akan terjadi nanti. Akan seberapa menyenangkannya momen pertama kali aku menyentuhnya.”

***

Viola merasakan sesuatu yang aneh. Ia pun berusaha untuk bergerak dalam tidurnya, sayangnya dirinya tidak bisa bergerak dengan leluasa. Viola sadar jika ada hal yang menahan pergerakannya. Viola pun tersentak bangun saat tiba-tiba dirinya merasakan sesuatu yang menyentuh area paling intim pada tubuhnya. Saat itulah Viola melihat jika ruangan yang sebelumnya tampak pengap berubah menjadi ruangan luas serba putih yang tampak minimalis. Hal yang paling mengejutkan adalah, bagaimana kini sosok pria asing yang sebelumnya mencium Viola tengah menyentuh bagian intim Viola dengan kurang ajarnya. Tentu saja Viola segera mengatupkan kedua kakinya yang memang tengah mengangkang dan memberikan akses pada pria itu untuk melakukan hal yang ia suka.

“Apa kau pikir, kau bisa bersikap seenaknya?” tanya Gerald dingin saat menyadari Viola yang sudah bangun dari tidurnya dan berusaha berontak.

Posisi Viola saat ini jelas sangat berbahaya. Ia hanya mengenakan set lingerie yang tampak begitu tipis, dan kedua tangannya diikat menjadi satu pada kepala ranjang luas yang tengah ia tiduri. Tentu saja dengan Gerald yang memandanginya dengan tatapan predatornya yang terlihat mengerikan. “Dasar bajingan, lepaskan aku! Kamu benar-benar penjahat!” seru Viola dengan penuh kemarahan, hingga Viola terengah-engah karena makian yang sudah ia lontarkan.

Gerald tampak tenang, ia memilih untuk melepaskan pakaiannya dan mempertontonkan otot-otot tubuhnya yang terbentuk dengan sempurna. Tentu saja, hal itu membuat tampilan Gerald semakin memesona dan sempurna saja. Siapa pun yang melihat Gerald tentunya sepakat jika menyebut Gerald memiliki wajah yang sangat tampan. Setelah itu, tanpa permisi Gerald menunduk dan setengah menidih Viola yang masih berusaha untuk melepaskan diri darinya. Gerald menyeringai dan memasukkan salah satu jarinya ke dalam bagian intim Viola, yang jelas membuat sang gadis menjerit antara merasa sakit dan terkejut.

“Aku belum benar-benar menjadi bajingan, sebelum merenggut keperawananmu manis,” bisik Gerald membuat Viola terbakar dengan kemarahan.

“Ya, marahlah padaku. Lalu maki aku dengan suara manismu itu. Karena selanjutnya, aku hanya akan membuatmu mendesah karena merasakan kenikmatan yang belum pernah kau rasakan,” ucap Gerald lalu mulai mencumbu Viola. Tamat sudah, Viola benar-benar diterkam oleh predator.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gerald's Obsession   45. Sempurna (END)

    "Ibu, Malvin ingin piknik," ucap Malvin yang sudah berusia lima tahun sembari bermanja di atas pangkuan sang ibu.Viola yang mendengar hal itu tersenyum dan mengangguk. "Kita akan piknik. Tapi, Malvin mau berjanji sesuatu pada Ibu terlebih dahulu?" tanya Viola.Malvin lalu duduk dengan tenang di atas pangkuan Viola yang tengah duduk sembari bersandar di ruang bersantai. "Janji apa, Ibu?" tanya Malvin."Malvin mau janji untuk bersikap lebih baik pada teman-teman Malvin di kelompok bermain?" tanya Viola sembari tersenyum dan mengusap kening putranya yang tumbuh tampan serta cerdas.Malvin yang mendengar hal itu mengernyitkan keningnya. Ia jelas tidak mau berjanji, karena ia sama sekali tidak menyukai teman-temannya yang berada di kelompok bermain. Tentu saja, hal itu bisa terbaca dengan mudah oleh Viola. Namun, Viola sama sekali tidak berkata apa pun. Ia mengamati putranya dalam diam, membiarkannya untuk mempertimbangkan jawaban seperti apa yang akan ia berikan padanya. Malvin ini meman

  • Gerald's Obsession   44. Kehidupan Baru

    "Apa kepalamu sudah tidak apa-apa?" tanya Viola pada Evelin yang saat ini tengah menatap gemas pada Malvin.Kini keduanya tengah berada di taman kediaman Dalton yang indah. Viola memang sengaja membawa Malvin ke luar ruangan untuk menikmati waktu berjemur. Malvin malah terlihat bergaya dengan kacamata hitam yang ia kenakan. Bayi itu tampak tertidur lelap dalam pelukan Viola, seolah-olah tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Hal itulah yang membuat Evelin yang melihat Malvin merasa begitu gemas padanya. Namun, Evelin tahu jika dirinya tidak boleh mengganggu tidur si bayi tampan. Evelin menatap Viola dan mengangguk. "Lukanya sudah benar-benar sembuh. Tapi aku masih dianjurkan untuk istirahat. Aku tidak bisa mengoperasi sebelum lolos evaluasi yang memastikan jika semua sarafku baik-baik saja," ucap Evelin.Tentu saja Viola yang mendengarnya merasa sangat bersyukur, tetapi di sisi lain juga merasa sangat bersalah. Karena Evelin tidak akan mendapatkan luka seperti itu jika ti

  • Gerald's Obsession   43. Permintaan Viola

    "Apa kau tengah memikirkan pria bodoh itu?" tanya Gerald saat menarik pinggang Viola lebih mendekat padanya. Saat ini, keduanya tengah berada di atas ranjang, setelah memburu kenikmatan duniawi. Dokter memang sudah memberikan izin pada Gerald untuk menyentuh Viola, mengingat Viola sudah benar-benar pulih setelah persalinannya. Tentu saja, Gerald sama sekali tidak membuang waktu dan segera meminta jatah dari istrinya itu. Setelah sekian lama berpuasa, Gerald agaknya lupa diri dan menahan Viola semalaman di atas ranjang. Untungnya, Malvin sama sekali tidak terbangun sepanjang malam. Seakan-akan Malvin tahu jika sang ayah perlu mendapatkan jatah untuk dimanjakan oleh sang ibu. Viola yang mendengar pertanyaan itu tentu saja mengernyitkan keningnya. Tanpa berbalik, Viola yang masih dipeluk oleh Gerald segera bertanya, "Apa maksudmu?"Mendengar pertanyaan Viola, Gerald pun kesal. Ia menari Viola untuk berbaring terlentang dan menangkangi Viola sembari menatapnya tajam. "Jadi, benar? Kau me

  • Gerald's Obsession   42. Perpisahan

    Viola selesai menyusui Malvin. Ia menciumi Malvin yang sudah kembali tidur dengan begitu gemas, sebelum menyerahkan Malvin pada perawat yang bertugas untuk membawa Malvin kembali ke ruang observasi. Malvin memang sudah tidak lagi harus berada di dalam incubator. Namun, kondisinya masih belum memungkinkan untuk meninggalkan rumah sakit. Dokter harus mengawasi dan memerika kondisinya, setidaknya untuk tiga hari ke depan. Begitu para perawat pergi dengan membawa Malvin, Viola sudah menatap Gerald dan Bram yang sejak tadi hanya saling berbisik, tanda jika pembicaraan mereka tidak boleh diketahui oleh Viola. Bram memang memasuki ruang rawatnya tepat Viola selesai menyusui Malvin.Baru saja Viola akan mengeluh, seseorang yang tak terduga datang ke ruangan tersebut. Orang tersebut tak lain adalah Dafa yang duduk di kursi roda, dan Dani yang mendorong kursi tersebut. Viola terlihat sangat terkejut dengan kondisi Dafa yang memang belum sehat sepenuhnya. Gips bahkan masih membalut tangannya. Ge

  • Gerald's Obsession   41. Malvin Lamuel Dalton

    Dafa membuka matanya dan disambut dengan pemandangan di mana ibunya menangis dan ayahnya yang berusaha untuk menenangkan istrinya. Dafa pun mengalihkan pandangannya ke sekitar ruangan di mana dirinya berada, dan yakin jika kini dirinya tengah berada di rumah sakit. Sedetik kemudian, Dafa pun meringis merasakan sakit pada tubuhnya. Lalu Dafa pun mengingat kejadian menegangkan saat dirinya membantu upaya penyelamatan Viola. Ia sengaja menghentikan mobilnya tepat di tengah jalan yang akan dilalui oleh Farrah dan Ezra. Karena itu adalah satu-satunya cara menghentikan mereka. Dafa tidak peduli walaupun dirinya harus mengorbankan dirinya. Hal yang ia pikirkan adalah keselamatan Viola."Sayang, kau sudah sadar? Astaga, Dani panggilkan dokter," ucap Gina panik meminta suaminya untuk segera memanggilkan dokter.Saat ini, kondisi Dafa memang sangat memprihatikannya. Karena kecelakaan itu, separuh tubuhnya terhimpit oleh badan mobil yang ringsek. Tulang rusuk dan tangannya patas, dan salah satu k

  • Gerald's Obsession   40. Bram Menggila

    “Dapat!” seru seseorang yang sebelumnya berkutat dengan komputernya dengan penuh konsentrasi.Gerald yang mendengar hal itu segera meminta orangnya untuk mengirimkan apa yang ia dapat pada ponselnya. Bram segera berlari menyiapkan mobil dan pasukan, sementara Dafa masih merasa takjub dengan apa yang ia lihat. Ia tidak menyangka jika Gerald benar-benar sangat jauh dari jangkauannya. Selain kaya raya dan memiliki kekuasaan yang terbantah, ternyata Gerald juga memiliki basis pertahanan internet yang sangat kuat.Gerald memiliki puluhan ahli dalam bidang data dan internet yang pantas saja dahulu Dafa kesulitan untuk menemukan keberadaan Viola. Bahkan, Alex yang dimintai bantuan oleh Dafa hingga saat ini tidak pernah terlihat lagi setelah memberikan peringatan pada untuk tidak mengusik orang yang berada di balik semua kejadian yang menyulitkan itu.Dafa pun mengikuti langkah orang-orang yang mulai berpacu dengan waktu. Persembunyian Farrah sudah ditemukan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status