Share

Chapter 3

Ashar tidak tahu mengapa Bram tiba-tiba menjadi sangat marah, tubuhnya menegang menahan takut, ia mundur perlahan, "Oke, oke!"

Bram menarik napas beberapa kali dan duduk di kursinya.

Dengan kata lain, istrinya telah berselingkuh darinya tadi malam.

Wanita ini ... Semalam Bram yang tidur dengannya, tapi jika Dia bertemu orang lain, itu akan benar-benar menjadi perselingkuhan.

"Oh, jadi Anda baru saja mengatakan Anda menginginkan semua informasi istri Anda? Setahun yang lalu, ketika Anda dan istri Anda menikah, informasi ini sudah Saya berikan, Pak. Atau anda ingin Saya memberikannya lagi untuk Anda?"

"Ambil sekarang!" Teriak Bram kepada ashar yang sedari tadi berdiri dengan gemetar menahan takut karena amarah bosnya itu.

Ashar segera keluar dari ruangan, lima menit kemudian, dia membawa file informasi Risa Dewi. Untung dia memiliki kebiasaan menyimpan semua data-data dengan rapih, jika tidak dia akan melihat kemarahan bosnya itu yang mampu menghancurkan seisi kantor beserta pegawainya.

Pada selembar kertas tipis A4, mata Bram memindai tulisan berisi data diri Risa Dewi alias Caca. Ya! Gadis yang sudah ia tiduri semalam: "Ashar! Apa kau tidak waras, Gadis macam apa yang Kau berikan padaku ini?" Geram Bram dengan penuh amarah.

Ashar Silahi menundukkan kepalanya seolah inilah akhir hidupnya, "Saat itu Anda yang memilihnya sendiri Pak. Anda berkata pada Saya bahwa Dia terlihat seperti gadis baik-baik, dan karena itulah Anda setuju untuk menikahinya." 

Bram sudah lupa semua tentang itu, Dia menyapukan matanya ke atas kertas.

Risa Dewi atau Caca, 21 Tahun, Mahasiswa Institut Kesenian Jakarta, Fakultas Film dan Televisi.

Ayah: Susilo Hendarmo

Ibu: Dumaya.

Saudara tiri 1: Yezline Hendarmo.

Saudara tiri 2: Reza Hendarmo.

Saudara tiri 3: Raymond Hendarmo.

Keluarga tersebut memiliki pabrik minuman keras turun temurun, PT Star Djakarta, yang dikelola dengan buruk dan akan segera ditutup.

Sisanya adalah riwayat hidup Risa Dewi dan semua hal yang tidak relevan, karena hanya sebagian kecil dari selembar kertas A4 yang digunakan.

"Risa Dewi," Bram mengucapkan nama itu dengan bibir tipisnya, "jadi nama panggilannya Caca!"

Ini adalah biodatanya satu tahun yang lalu, sekarang Caca akan berusia dua puluh dua tahun dan akan lulus dari perguruan tinggi.

Meski tadi malam wanita ini membuatnya sangat bahagia dan merasakan keindahan malam pertama. Namun memikirkan bahwa wanita ini sedang berusaha berselingkuh darinya, Bram marah.

"Di mana Dia sekarang?" Bram mendongak.

"Bukankah Anda sendiri yang memberi perintah untuk menempatkannya di Cluster Rainbow City Villa, dia tidak pernah meninggalkan Villa, selain pergi ke sekolah dan sesekali ke tempat adiknya. Bulan Mei ini, sepertinya Dia akan lulus dari perguruan tinggi." Ashar segera menjawab dengan gugup.

“Aku menyuruhnya tinggal di Villa yang bagus, tapi Dia malah kabur untuk tidur semalaman di hotel bersama seorang Pria." Bram meremas kertas A4 di tangannya, mengepal-nya menjadi bola dan membuangnya ke sembarang arah.

Bram sempat berpikir bahwa bisa saja dirinya telah lama diselingkuhi. Tapi untungnya itu tidak mungkin terjadi, karena Dia tahu bahwa tadi malam adalah pertama kalinya bagi Risa Dewi.

John berkata bahwa wanita mengeluarkan bercak darah untuk pertama kalinya, dan kemarin dia melihat darah di seprai yang berwarna putih.

“Apa ada orang lain di Rainbow City?”

"Ada satu kepala pelayan yang ditempatkan di sana, satu sopir dan satu asisten rumah tangga, seorang gadis muda berusia awal dua puluhan."

“Katakan padanya aku akan pulang malam ini!"

Ashar memandang bosnya itu dengan tercengang. Ada apa dengan bosnya ini? Bram belum pernah kesana selama setahun pernikahannya dan tiba-tiba Dia ingin pulang kesana. Namun, Ashar tidak berani mengajukan terlalu banyak pertanyaan, lagipula, Bram tidak dalam suasana hati yg baik, jadi dia harus segera melakukan apa yang Bram katakan.

***

Institut Kesenian Jakarta.

Bulan Mei nanti, Caca akan segera lulus dari sana, dia sangat sibuk dengan tesis dan ujian skripsinya saat ini.

Setelah pulang dari hotel dan beristirahat, dia masih saja merasa lelah akibat pergumulannya dengan pria tadi malam, tetapi masih menyeret dirinya ke kampus untuk mendapatkan beberapa referensi informasi yang kurang dan langsung menuju perpustakaan.

Di halaman kampus, sebuah mobil Maserati merah diparkir tepat di depannya, suara gesekan ban dengan tanah terdengar keras itu menarik perhatian banyak orang.

Pintu mobil terbuka, terlihat sepatu hak tinggi merah membungkus sepasang kaki mulus pertama kali menarik perhatian setelah sesaat pintu mobil terbuka, barulah Caca melihat dengan jelas. Itu adalah Adik tirinya, Yezline Hendarmo. 

“Wow, Dia Yezline Hendarmo, mobil sport yang cantik sekali"

“Bukankah pacarnya adalah CEO ESSE Production? Dia sudah lama menandatangani kontrak dengan ESSE, jadi kurasa sebentar lagi Dia akan menjadi bintang besar!"

Beberapa orang membicarakannya.

Caca tidak ingin bertemu dengannya. Caca berpura-pura tidak melihatnya. Saat dia akan melangkah meninggalkan keramaian itu langkahnya terhenti ketika suara yang dikenalnya itu datang, "Lama tidak bertemu Kakak!" Yezline melepas kacamata hitamnya dan melambaikan tangannya ke arah Caca seolah tidak terjadi apa-apa.

Caca memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam lalu berbalik, wajahnya tersenyum cerah, tetapi dengan senyuman smirknya, "Ya, lama tidak bertemu, ADIK!"

Banyak calon bintang di kampus, sedangkan Yezline Hendarmo telah menjadi bintang sejak tahun keduanya berkuliah.

Sejak masuk perguruan tinggi, Yezline sudah memulai prestasinya dengan menjadi pelatih aerobik profesional dan berhasil mewakili kampus di kompetisi internasional, kemudian mengambil sekolah akting dan menandatangani kontrak dengan ESSE Production. 

Saat ini, di mata banyak orang, dia sudah menjadi bintang yang sedang naik daun!. 

Penampilannya hari ini sontak menarik banyak perhatian, membuat semua orang berkumpul.

"Yezline memiliki Kakak perempuan?" Salah seorang bertanya dengan hati-hati.

“Ya, konon Yezline Hendarmo yang berbakat dalam bidang apapun, punya kakak yang tidak bisa apa-apa. Begitu juga di fakultas akting, Yezline adalah pemeran utama sedangkan saudara perempuannya cuma jadi figuran." Seseorang disampingnya menimpali lagi.

Mendengarkan diskusi orang-orang di sekitarnya, Caca merasa tidak nyaman.

“Kakak, kebetulan Aku bertemu denganmu hari ini, Levan dan aku akan bertunangan, jadi kamu harus datang nanti!"

"Oh ya? Apa begitu butuh waktu lama sekali untuk mendapatkan pertunangan dari seorang Levian Arnest, hah?" Tanya Caca dengan sarkas. Jika bisa Caca ingin sekali menolak undangan itu. Namun ia tidak bisa menolaknya.

Sarkasme Caca membuat Yezline kesal, wajahnya merah padam menahan marah, tetapi dalam sekejap, dia terlihat biasa saja. Dengan angkuh Yezline menjawab "Ya, keluarga Arnest adalah keluarga besar, banyak prosedur yang harus kami lewati dan itu pasti memakan waktu. Tapi puji Tuhan, sekarang kita bisa segera menggelar upacara pernikahan kita."

Ucapan Yezline menarik perhatian banyak orang, hingga mereka berbisik satu sama lain, membuat Yezline merasa bangga. Dia selalu punya banyak cara untuk memamerkan keunggulannya di depan Caca.

Meski, Levian Ernest adalah kekasih Caca sebelumnya. Namun, Caca sama sekali tidak menunjukkan kesedihan atas berita ini: "Baiklah, Aku pasti datang, Aku tidak akan menyia-nyiakan semua usaha yang dihabiskan Adikku untuk mendapatkan calon adik iparku!"

ESSE Production sedang banyak membuat program acara baru selama beberapa tahun terakhir, dan akan menjadi pelopor terobosan program baru di dunia entertain tanah air. Yezline berbasa-basi pada Caca, “Kakak, aku dengar… belum ada perusahaan yang mau merekrut mu, apa Kamu masih mau berakting? Bagaimana kalau Aku berbicara dengan Levan untuk membantumu?" Tanya Yezline dengan memandang penuh hina pada Caca.

"Tidak usah repot-repot, Aku bisa mencari perusahaan sendiri untuk mendapatkan kontrak kerjasama, dan jika belum ada, Aku akan pergi ke perpustakaan untuk memuaskan hobi membaca ku."

Caca meliriknya, siap untuk berbalik.

"Aku tahu kamu merasa tidak enak pada Levan, Siapa suruh Kamu tidak menghargainya sejak awal?" Yezline bermaksud untuk tidak membiarkan Caca pergi.

Tepat saat Caca berbalik, sebuah mobil ferrari LaFerrari berwarna biru safir melaju dan berhenti tepat di depan mereka dengan kecepatan kilat.

Di bawah sinar matahari, mobil sport berwarna biru safir itu terparkir seperti binatang mematikan yang menunggu lawan tarungnya!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status