Share

Mencari Di Klub

last update Last Updated: 2022-03-28 23:39:46

"Mau ke klub malam lagi? Berapa kali sih aku bilang, jangan ke sana. Sampai Kakek dan Mama tahu, mereka bisa marah besar, Kai." Protes Luna, wanita cantik yang merupakan istri tak dianggap oleh Kaisar. 

Luna sudah turun dari mobil, sementara Kai masih dibalik kemudi, bersiap menuju ke tempat selanjutnya. Namun, Luna berusaha menahan. 

"Itu tugas lo, ngerahasiain ini dari mereka." Kaisar menyahut acuh, padahal dalam hati kecilnya juga was-was kalau sampai Luna mengadu informasi sekecil apapun tentangnya pada kakek atau mama. 

Bisa mati Kai. 

"Kamu nggak dengar tadi mama bilang apa? Dia mau anak, Kai. Dia mau kita memberikan cucu."

"Masalahnya gue nggak mau making love sama lo, Luna." Tekan Kaisar pada kata making love tanpa memandang ke wajah sang istri. "Adik kecil gue nggak respon walau melihat lo bugil sekalipun."

Kaisar mendengkus kasar. Kenapa Luna harus membahas ini lagi sih? Dia sudah pernah bilang, kan? Sampai kapanpun, Kaisar tidak akan mau menyentuh Luna, walau dalam pengaruh alkohol sekalipun. 

Pernikahan mereka bukan atas dasar cinta. Kai menerima permintaan kakek Widjaya untuk menikah dengan cucu angkat kesayangannya itu karena tak ingin dihapus dari daftar warisan. Itu aja. Entah kenapa juga, kakeknya begitu menyayangi Luna melebihi cucu sendiri. 

Lagipula, mereka tumbuh besar bersama dalam satu keluarga. Kaisar sudah menganggap Luna sebagai saudarinya. 

Namun, tidak bagi Luna. Menikah dengan pewaris Widjaya Grup adalah ambisinya. Soal Kaisar mencintainya atau tidak, itu urusan belakangan. Yang terpenting, statusnya sebagai Nyonya Kaisar Lerian Widjaya agar tidak ada yang memandang rendah dirinya.

Akan tetapi, lama-kelamaan tak ditanggapi oleh Kaisar, bahkan sang suami memilih bermain dengan wanita jalang di klub, membuat harga diri Luna terjun bebas. Masa dirinya yang seorang desainer kalah saing dengan para kupu-kupu malam? Bagian mana dari dirinya yang tidak menarik di mata Kaisar? 

Menjadi wanita yang anggun, pintar dan sukses saja tak cukup untuk membuat Kaisar jatuh cinta padanya. Luna sungguh frustasi karenanya. 

Tanpa mempedulikan omongan Luna, Kaisar melaju mobil Porsche merah hati miliknya meninggalkan pelataran apartemen. Tujuannya tentulah klub malam. Dia akan mencari sekali lagi gadis yang kemarin ia temui dan ia cium dengan rakus. Gadis yang telah membuatnya gila bayang belakangan ini. Kaisar bahkan tidak bisa fokus urusan kerjaan karenanya. Gadis itu harus bertanggung jawab. 

"Hai Kai, apa kau perlu beberapa orang gadis untuk menemanimu?" Pemilik klub yang mengenal siapa Kai langsung datang dan menawari dengan senang hati. 

Untuk informasi, di dunia malam seperti ini, tidak ada seorang pun yang tak mengenal seorang Kaisar Lerian Widjaya. Pria cassanova yang tak pernah ditolak oleh wanita manapun. 

Menggeleng. Kaisar tak perlu wanita-wanita itu. Yang dia perlukan kali ini hanyalah gadis yang waktu itu. "Aku hanya perlu satu gadis. Beberapa waktu lalu, aku menemukannya memakai baju pekerja di sini. Apa dia karyawan tempat ini?"

"Gadis yang mana? Ada banyak pekerja wanita di sini?" Pemilik klub menunjuk berkeliling di mana ada beberapa gadis dengan pakaian minim. 

Menggaruk alisnya, Kaisar berusaha mengingat-ingat kesan pertama saat bertemu si gadis. "Dia sepertinya anak baru." 

"Oh, sepertinya gadis yang itu." Pemilik klub baru mengingatnya. "Dia hanya menggantikan sepupunya, itupun dia kabur tanpa memberitahu. Untung saja dia sepupu Elsa, kalau bukan, pasti akan aku tuntut dia."

"Elsa?" Alis Kai menukik. 

Tidak butuh waktu lama, Kaisar pun dipertemukan dengan Elsa. Tentu saja awalnya Elsa kesenangan mendapati seorang Kaisar ingin dilayani olehnya. Seperti cacing kepanasan yang haus akan belaian seorang pria, Elsa memepet tubuh bagian depannya ke dada Kaisar namun segera ditepis. 

Kontan saja Elsa mengerucut bibirnya. "Jadi, gue dipanggil ke sini untuk apa?"

"Di mana sepupu lo? Gadis yang beberapa waktu lalu gantiin lo di sini?" tanya Kaisar langsung ke intinya. 

"Siapa? Nara? Ngapain lo nyariin dia?" tanya Elsa jengkel tapi penasaran. Cuma datang sebentar saja, sudah ada pria tampan mencari dia, sungut Elsa iri. 

Oh, jadi namanya Nara. Manis juga. Sempat pula Kai tersenyum mendengar nama itu. 

"Jadi ngapain lo nyari dia? Sekedar info ya, dia bukan sepupu gue. Dia cuma teman sekampus yang lagi butuh duit. Gue bayar dia 2 kali lipat untuk gantiin gue semalam kerja di sini, tapi dianya malah kabur. Bikin malu aja." Elsa menunjukkan muka sebal. Padahal sebenarnya dia tak semarah itu pada Nara, malah dia penasaran, kenapa malam itu Nara mendadak kabur dari klub. Apa mungkin terjadi sesuatu? Dan apa mungkin ada hubungannya dengan pria tampan di depannya ini? 

Kai tampak menyeringai mendengar penjelasan Elsa. Dia punya rencana. "Oke, gue bisa ganti uang yang lo bayar ke dia 2 kali lipat. Asal, lo bawa gue ketemu dia. Gimana? Setuju?"

Mata Elsa langsung berbinar. 2 kali lipat? Wah, berduit juga nih pria. Tapi, kenapa ya? Kenapa dia rela bayar mahal demi bertemu Nara? Elsa makin penasaran. 

"Oke, gue setuju. Kalau gitu, gue perlu nomor handphone lo. Biar besok gue kabari lo setelah di kampus." Tangan Elsa tanpa ragu terulur ke depan tepat di dada Kaisar, bermaksud meminta ponsel pria itu. 

Tidak perlu lama berpikir, Kaisar pun memberikan ponselnya, dan melihat Elsa menelpon sebuah nomor dari ponselnys. Sejurus kemudian, ponsel disaku Elsa berdering. 

"Oke, tunggu aja telpon gue besok." Elsa berujar dengan mengedip sebelah matanya. 

                                     ***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Godaan Memikat Abang Ipar   KAISAR INGIN MENEMUI NENEK RATIH

    “Sweety, kayaknya gue harus cepat-cepat ke rumah lo deh, meluruskan masalah kita.”Sore itu, di saat Nara sedang nikmat-nikmatnya tidur karena tadi malam tak nyenyak, sebuah pesan dari Kaisar membuat matanya terbelalak sempurna. Nara melihat pesan seperti melihat setan. Sontak Nara terbangun, tidak membalas pesan Kaisar, tapi jemari lentiknya malah memulas ikon untuk menghubungi suami orang yang kini jadi kekasihnya itu. Ah, pokoknya rumit deh. Terdengar ponsel berdering samar-samar dari arah depan rumah, Nara sejenak berpikir, apa mungkin Kaisar berada di depan sana? Pria itu kan gila. Lalu, saat panggilannya diangkat, dering ponsel itu seketika berhenti. Nara semakin bergerak gelisah, melihat ke luar jendela kamar kalau-kalau yang dia pikir betulan terjadi.“Kai, jangan sekarang. Please!” Mohon Nara seraya memijat pelipisnya yang mendadak pening. Dia memang tak punya alasan yang tepat untuk meyakinkan Kaisar, tapi tidak juga ingin rahasia ini cepat terbongkar. Bagaimana reaksi n

  • Godaan Memikat Abang Ipar   MAKAN SIANG REGA BERSAMA KELUARGA

    Di kamarnya, Nara tak bisa tertidur, padahal sudah mandi, badannya yang lengket akibat permainan dengan Kaisar di mobil tadi kini kembali segar. Namun, otak dan perasaannya sekarang yang butuh penyegaran, karena terlalu sumpek memikirkan masalahnya dengan Rega dan Kaisar. Sebenarnya dengan Rega, Nara tak mempunyai masalah sedikitpun. Namun, hadirnya Kaisar membuat cintanya terhadap pemuda baik dan sopan itu oleng. Pesona Kaisar sangat sulit dielakkan.Gue harus curhat sama siapa? Siapa yang bisa mengerti perasaan gue sekarang? Apakah Cantika? Gadis itu bukan tidak pernah berpacaran setahu Nara. Nara mengusak-usak rambutnya hingga berantakan, saking kesalnya. Ia tak bisa tidur hingga azan subuh, barulah rasa kantuk itu datang membuatnya ketiduran sampai siang. Nenek Ratih saja bingung melihat cucunya tidak bangun. Beruntung hari ini minggu, tak perlu ke kampus. ———Esok harinya di kediaman orangtua Rega. Mama Dahlia, Papa Gunawan dan Kakek Widjaya sedang berada di meja makan untuk m

  • Godaan Memikat Abang Ipar   PESAN DARI KAISAR

    “Nara milik gue sekarang. Jadi gue minta, lo ikhlaskan aja dia, percuma juga saingan sama gue, karena lo sendiri yang akan sakit hati.”Kaisar membaca pesan yang dia kirim ke Rega yang sudah ada tanda centang dua, artinya Rega sudah membacanya. Senyum di bibirnya terbit, sama sekali tidak ada penyesalan. Lebih cepat Rega tahu malah lebih bagus, kan? Kaisar rupanya baru tiba di apartemen setelah mengantar Nara. Dia langsung meluru ke kamar mandi karena merasa tubuhnya lengket sisa permainan dengan Nara di mobil tadi tapi suara Luna menahan langkahnya. “Baru pulang kamu jam segini?” Kaisar menoleh pada istrinya. “Kenapa? Nggak masalah juga kan buat lo?”Kaisar tahu Luna juga sering pulang malam belakangan ini, pasti asyik bersama pria barunya. Entah siapa itu, Kaisar tak peduli, yang penting bebannya terhadap wanita itu sudah berkurang. Luna memilih caranya sendiri untuk mengatasi masalah mereka yang selalu dimintai momongan oleh kedua orangtua. Luna menggeleng pelan, memang tak mas

  • Godaan Memikat Abang Ipar   REGA MENANGIS

    Setengah jam kemudian, mobil Kaisar memasuki komplek rumah Nara. Mereka yang tadinya saling berpegangan tangan, sontak terlepas, lebih tepatnya Nara melepasnya begitu melihat ada Rega yang menunggu di depan rumah. “Kai, berhenti di sini aja.” Mobil Kaisar pun berhenti agak jauh dari depan rumah Nara. Wajah Nara berubah tegang, karena kaget mendapati Rega ada di depan rumah malam hari begini. Apa Rega menunggu gue dari tadi? Begitu batinnya. Kaisar yang melihat itu, hanya tersenyum samar. Agak tidak suka sebenarnya melihat Rega datang menemui Nara, tapi mau bagaimana lagi, status Rega kini masihlah pacar Nara. Atau, perlukah dia bilang sama Rega kalau dia juga menginginkan Nara? Baru Nara hendak keluar dari mobil, Kaisar sekali lagi menarik tangannya.“Kenapa lagi, Kai?”Tidak menjawab, Kaisar malah menunjuk bibirnya, apalagi kalau bukan minta cium sebagai salam perpisahan. Meski malu-malu, Nara pun memajukan bibirnya lalu mengecup lembut bibir Kaisar. Kini, dia tak bisa mengelak

  • Godaan Memikat Abang Ipar   MOBIL BERGOYANG-GOYANG

    Nara yang ketahuan mengintip, seketika berlari masuk ke mobil. Dia tak boleh lama-lama menatap tubuh bidang dan polos milik Kaisar, otaknya bisa memikirkan hal yang jorok. Nara membawa tubuhnya mengumpet di jok belakang mobil itu, tapi Kaisar malah ikut masuk dan duduk di sebelahnya. Suasana hening, Kaisar tidak berbicara, tapi deru nafasnya terdengar tak beraturan. Nara berniat menenggelamkan wajahnya ke dalam jaket, ketika lengan kekar milik Kaisar mengangkat tubuhnya dengan posisi menghadap ke arah Kaisar sendiri, lalu mendudukkan tubuh Nara di atas perut yang keras. Astaga! Bukan di perut, lebih tepatnya di bagian bawah pusar, tempat tonjolan itu berada. Nara merasa aneh pada bagian bawahnya, padahal dia memakai celana jeans, tapi benjolan milik Kaisar itu seakan bisa menusuk-nusuk area kewanitaannya. Apa memang saat ini Kaisar sedang on? Jangan bilang kalau dia menginginkan itu di sini, di dalam mobil yang sempit seperti ini. Keduanya kini saling bertatapan lekat. Nara yang gu

  • Godaan Memikat Abang Ipar   PANTAI DI MALAM HARI

    Tangan Nara refleks menjitak jidat Kaisar saking geramnya. Duduknya yang memang sengaja agak mepet ke pintu, sampai dicondongkan ke depan ke arah Kaisar agar tangannya bisa mencapai bagian jidat itu. PUK.Nara baru menyadari kelakuannya saat tangan Kaisar mencegahnya dari menjitak jidat itu sekali lagi lalu beralih menggenggam tangannya. Seperti ada aliran listrik, Nara rasa tangannya seolah kesetrum. Untung tidak sampai kejang-kejang. Alih-alih marah, Kaisar malah terkekeh. Pasalnya, ini kali pertama Nara melakukan skinship terlebih dahulu padanya, yah walaupun adegannya pukul-pukulan bukan peluk-pelukan. “Ngomong gitu sekali lagi, gue minta turun dari mobil.” Ancam Nara setelah sekuat tenaga mengeluarkan suara dari mulutnya. Gugup sekali rasanya, apalagi satu tangannya masih digenggaman oleh Kaisar. Hangat sekali rasanya. “Ngomong yang mana? Nggak perlu ngenalin istri gue ke mereka atau ngomong kalau lo itu istri gue?” goda Kaisar seraya memandang genit Nara. “Turunin gue sekar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status