Share

Godaan Memikat Abang Ipar
Godaan Memikat Abang Ipar
Penulis: Hayatie Shabilla

Menggantikan Elsa

"Nara, lo mau ya bantuin gue? Please?! Kali ini aja."

Kinara Putri, gadis muda berambut panjang terurai itu membuang nafas kasar ke samping kiri wajahnya. Ia sedang kesal, pada Elsa yang berlutut memohon bantuannya. Seakan jika tidak ditolong, Elsa akan mati hari ini juga. 

"Sa, gue nggak ngerti kerja begituan."

"Nggak susah kok, Nara. Lo cuma harus menawari minuman aja pada tamu, mereka minta apa, tinggal lo kasih deh. Semalam ini doang, tolong ya!" 

Lagi, Kinara membuang nafas kasar, disertai decakan. Bukan dia tidak tau, seperti apa pekerjaan Elsa di Scorpio Zone, salah satu klub malam ternama di kota itu. Namanya saja waiters, pelayan yang menawari minuman atau makanan pada pengunjung klub, tapi pasti ada layanan plus-plusnya juga. Itu yang Kinara tidak setuju.

Bagaimanapun ia butuh uang, kerja harus yang halal saja. Jangan merendahkan harga diri juga. 

"Kalau gue nggak masuk kerja malam ini, gue bakalan kena pecat. Sementara gue harus ketemu sama Aldo, mumpung dia hari ini datang jauh-jauh dari Bandung. Masa udah LDR'an lama, pas ketemuan nggak ngambil jatah dulu." 

Astaga Elsa. Udah tau bisa kena pecat dari pekerjaan, masih juga mentingin Aldo, lalu apa itu tadi? Jatah? Mau berdarah rasanya telinga Nara mendengarnya.  

"Kena pecat ya udah berhenti kerja. Lo tetap punya banyak duit karena si Aldo itu ngirimin lo uang bulanan, kan?"

"Tetap aja, gue nggak bisa berhenti kerja, Nara." Elsa memohon dengan muka memelas, padahal alasan dia tak mau berhenti kerja, karena di klub malam itu Elsa sudah punya pelanggan yang royal, selalu memberikan uang tips lebih. 

"Lo tenang aja, gue bayar kok sesuai gaji harian gue."

Mendengar kata dibayar, jiwa dompet kosong diakhir bulan Nara meronta-ronta. Bukan dia tak tau pula besaran gaji Elsa di klub malam itu. Dapat bayaran sehari saja, sudah lumayan untuk menambah uang jajan selama seminggu.

Ah, menyebalkan sekali. 

Ingin menolak karena memikirkan pekerjaan Elsa yang tidak ia senangi, di satu sisi dia butuh uang. Sebagai yatim piatu yang tinggal bersama seorang nenek, Kinara tidak bisa selalu mengharapkan uang dari nenek tua itu. Beruntung biaya kuliahnya berasal dari beasiswa berprestasi, kalau tidak memang ia akan kesusahan mencari uang untuk biaya kuliahnya, atau bisa jadi Kinara akan putus kuliah. 

"Mau ya, Ra?" Mohon Elsa lagi dengan mata yang sengaja disipit-sipitkan. 

"Bayar gue dua kali lipat sekarang, baru gue setuju buat gantiin lo kerja," ucap Nara kemudian.

Alis Elsa mengernyit saat Nara menyebut dua kali lipat. Seharusnya harga segitu tak seberapa dibanding dia dipecat dari kerjaan, bukan? 

"Oke, deal." Dengan senyum mengembang, Elsa bangkit dari sikap berlututnya lalu mengeluarkan beberapa lembar uang merah ke tangan Nara. "Ini, lima ratus ribu, cukup, kan?"

Mau tak mau, Nara menerimanya dan sebagai gantinya dia akan menggantikan Elsa bekerja sebagai waiters di klub malam. 

Oke, untuk malam ini saja. Nara membatin.

                               ***

Pukul 7 malam, di Scorpio Zone. 

"Ke mana Elsa? Kenapa kamu yang datang ke mari?" Bos klub malam bertanya pada Nara, setelah gadis itu datang dan mencarinya. Seperti yang dipinta Elsa, Nara harus mengaku sebagai saudara sepupunya dan mengatakan kalau Elsa tidak bisa datang karena orangtuanya sedang sakit. 

Ah, dasar Elsa pembohong. Gara-gara temannya itu, Nara jadi ikut-ikutan berbohong deh. 

"Elsa mendadak tidak bisa bekerja. Ayahnya jatuh sakit, jadi dia harus berjaga di rumah sakit. Makanya dia minta bantuan saya, sepupunya."

"Jadi kamu yang akan menggantikan Elsa bekerja di sini malam ini?" Si Bos klub malam memandang Nara dari ujung rambut hingga ujung kaki kemudian tersenyum menyeringai. Menurutnya, wajah Nara tak kalah cantik dari Elsa, mungkin akan lebih cantik kalau didandani. 

Nara mengangguk mantap. Bagaimanapun dia tak boleh terlihat lemah atau tidak senang dengan pekerjaan ini. Toh dia sudah dibayar oleh Elsa. "Satu malam aja, Bos."

"Baiklah, nggak masalah selagi kamu bisa bekerja dengan baik." Si Bos mengelus pundak Nara seraya mengedip sebelah mata sebelum akhirnya berlalu. Nara cepat mengucap syukur. 

Ampun deh. Baru sebentar, si Bos udah berani berlaku seenak jidat padanya. Bagaimana Elsa yang sudah bekerja hampir 3 bulan? 

Melupakan tentang bagaimana Elsa menjalani pekerjaan selama ini, Nara memilih masuk ke kamar mandi. Bukan untuk mendempul wajahnya dengan bedak atau memoles bibirnya dengan lipstik biar terlihat lebih merona, Nara cuma hendak mengabsen pakaiannya agar tidak ada yang mencolok apalagi sampai mengundang mata pria untuk memandanginya. 

Tidak. 

Selesai mengabsen pakaiannya, Nara melangkah keluar dengan mengucap basmallah, dan berharap Tuhan meridhoi pekerjaannya malam ini. 

Namun, baru satu langkah saja keluar, Nara tiba-tiba diserang oleh seorang pria yang dari mulutnya tercium aroma alkohol sangat pekat. Sepertinya pria tersebut mabuk berat. Nara sampai kelimpungan, ditambah pria itu membungkam kuat bibirnya.

Plak!

"Dasar kurang ajar!"

                                     ***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status