Share

Greedy
Greedy
Penulis: Ezzel kalila

1 - Teror

Suara musik klasik terdengar sangat indah nan merdu di telinga. Bunga-bunga dan daun berguguran jatuh, karena merasa tersipu melihat seorang wanita cantik bak kelopak mawar. Ia terlihat sedang asyik berdansa bersama seorang pria tampan. 

Lihatlah, sepertinya alam pun mendukung kebersamaan mereka. Langit terlihat penuh dengan gumpalan-gumpalan putih yang indah bergradasi biru. Ke kiri, ke kanan, maju, mundur, dan berputar. Mereka terlihat sangat bahagia dan sangat menikmati suasana yang begitu indah.

"Kamu sudah pandai berdansa," ujar pria itu. 

Wanita itu tersipu malu karena dipuji. Namun, suasana yang cerah berubah menjadi mendung. Tiba-tiba kaca di jendela kamar mereka pecah. Perasaan bahagia mereka berubah menjadi risau.

Saat ini mereka sedang berada di balkon kamar. Mereka mencari asal suara itu tadi. Sang suami mendesis kesal karena suasana menjadi kacau. 

PEMBOHONG DAN PENIPU!

Tulisan besar itu terpampang jelas di cermin mereka. Sepertinya, sekarang ini ada yang sedang meneror mereka. Sang istri atau sebut saja Naina, merasa risau akan hal tersebut.

"Apa yang terjadi Rey?" tanya Naina. 

Pria itu bergerak kesana kemari dengan perasaan gelisah. Alih-alih siapa yang melakukan semua ini?

"Sudah tidak usah dipikirkan. Akan aku selidiki ini nanti," jelasnya meyakinkan Naina agar tidak merasa semakin risau. 

***

Terlihat seseorang mengenakan jas hitam, atau lebih jelasnya ia mengenakan atribut hitam dengan lengkap, sedang memantau rumah pemilik perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata tersebut. Pria misterius itu terlihat mendesis kesal dan mengernyit. 

***

SEMUA YANG KAU TUNJUKAN ADALAH PALSU!

Tulisan besar itu terlihat jelas di jendela ruang kerjanya. Lagi-lagi pria itu kembali di teror. Kemarin di rumah, sekarang di kantornya. 

"Sial!" Ia menggebrak meja dengan keras. 

"Apakah dia kembali? " tangannya menutup mulut dan sedikit mengacak-acak rambutnya.

Sejujurnya, apa yang dikhawatirkannya? Siapa yang kembali?  Apakah musuhnya?

Ah, tidak. Ia adalah orang yang sangat disegani dan dihormati oleh semua orang. Ia selalu berbicara sopan dan manis.  Jangan lupa, ia adalah suami, kakak, sekaligus adik yang baik. 

Entahlah, ia sangat enggan menebak-nebak seperti ini. Langsung saja ia menelepon anak buahnya untuk menyelidiki hal ini. 

"Halo, tolong selidiki siapa saja orang yang masuk ke dalam ruangan saya sejak kemarin."

***

Kring ... Kring ...

Suara tersebut berasal dari ponsel seorang CEO itu. 

Terlihat bahwa seseorang yang meneleponnya adalah nomor yang tidak ia kenal. 

"Halo?"

"Dasar orang bodoh! Beraninya kau bermain denganku," ujar seseorang di seberang sana. 

Dengan cepat pria itu mematikan panggilannya. Keringat bercucuran deras di tubuhnya. Ia bergerak kesana kemari, karena sangat gelisah.

"Tidak, ini semua tidak boleh berakhir sampai di sini. Perjuanganku tidak boleh berhenti sampai di sini," batinnya. 

***

Teror tersebut tak berhenti sampai disitu saja. Orang tak dikenal tadi kembali meneror sang CEO tersebut. Kali ini ia mengirimkan sebuah kotak berukuran kecil ke ruang kerjanya. 

"Permisi pak, ada paket untuk bapak," ucap pegawai di sana. 

"Ah, iya. Silahkan taruh di atas meja saja."

Sang CEO itu mengamati dengan seksama bungkusan tersebut. Kepalanya dihujani beribu pertanyaan. Siapa pengirimnya? Apa isinya? Ia menutup pintu dan gorden, memastikan tak seorang pun bisa melihat apa yang sedang ia lakukan. Tanpa menunggu lama-lama, ia membuka bungkusan tersebut dengan sangat cepat dan penuh rasa penasaran. Terlihat secarik kain dengan bercak darah berada di dalam kotak tersebut. Tubuhnya membeku dan menatap dengan mata yang melebar, serta alis yang terangkat. 

"Tidak! ini tidak mungkin!" teriaknya.

"Arghh ... " Ia menggebrak dan mengacak-acak mejanya. Kertas, buku, pena, dan segala yang berada di atas meja terlempar dan terjatuh. Ia benar-benar merasa cemas. Pikirannya dipenuhi dengan kebimbangan dan jengkel.  Apa motif orang misterius tersebut mengirim semua ini? 

***

Tak hanya si CEO tadi, Naina pun dikirimi sebuah kejutan. Ya, kejutan tersebut berbeda dari yang didapatkan suaminya.  Naina diberikan kejutan sebuah cincin dari ranting-ranting berduri yang dihiasi dengan sedikit bunga.

"Apa maksud semua ini?" tanyanya pada dirinya. 

Ternyata di dalam bungkusan tersebut terdapat selembar kertas yang bertuliskan,

AKU AKAN KEMBALI!

Naina memiringkan kepala dan menyipitkan mata, karena merasa bingung apa maksud dari ini semua. 

"Rey? "

Ini benar-benar sangat membingungkan baginya. Mengapa suaminya memberikan cincin dari ranting berduri. Bagaimana Naina bisa memakainya sedangkan, tangan Naina pasti akan tergores oleh duri-duri tersebut. Naina menghela napas dengan lega. Ia berpikir kalau ini adalah ulah jahil Rey, karena Naina senang menonton film horor. Tetapi, setelah ia menonton, ia akan merasa takut dan parno. Naina yang aneh, ketika menonton ia tidak merasakan ketakutan sedikit pun. Ketika film tersebut berhenti di putar, ia langsung berubah 180 derajat. Kala itu,  Naina pernah menyuruh Rey untuk menunggunya di depan pintu kamar mandi karena merasa begitu takut. Bukan Naina namanya jika tak keras kepala.  Rey sudah memarahinya beribu-ribu kali. Ah, sepertinya berjuta-juta kali mungkin. Tetap saja ia enggan mendengarkan kata-kata suaminya itu. 

***

"Apakah dia benar-benar sedang mengintaiku? matilah aku." Sang CEO itu memukul dahi dengan telapak tangannya.

"Jangan sampai permainanku dihancurkan olehnya."

Ia terus mondar-mandir kesana kemari, ke kiri, ke kanan, maju dan mundur. Apa yang sebenarnya terjadi? Seperti ada yang disembunyikan olehnya, tetapi apa? 

"Ahh, ini tidak boleh sampai terjadi," ia meraba-raba lokernya mencari sesuatu di dalamnya.  Dengan cepat ia meneguk sebutir obat.  Apa ini,  kenapa ia melakukan perbuatan yang terlarang tersebut. Teror ini pasti disebabkan kesalahan yang dilakukan olehnya. Setiap perbuatan pasti ada sebab. Tetapi apa yang telah dilakukannya?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status