Beranda / Romansa / Guru Aku Milikmu / Bab 7 : Nightmare

Share

Bab 7 : Nightmare

Penulis: Aksarara
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-19 23:00:56

Angin malam berhembus melewati celah jendela berdampingan dengan cahaya perak bulan.

Diantara gelapnya malam seorang pemuda sedang berjongkok di samping tempat tidur seorang gadis. Melihat gadis itu tidur dengan begitu lelap ia mengambil sebotol salep dari balik lengan bajunya.

Pemuda itu mengoleskan salep pada luka di telapak tangannya dengan hati - hati bukan karena takut gadis itu terbangun namun ia takut jika terlalu keras bisa menambah rasa sakit yang di deritanya.

"Belum cukup"gumamnya pelan, lalu menggenggam kedua tangan gadisnya dan menyalurkan energi spiritual. Walaupun tampak luar luka tersebut tak ada perubahan namun sejatinya luka itu sudah sembuh.

 Setelah memastikan tak ada luka lainnya, pemuda itu duduk termenung menikmati pemandangan gadis cantik yang tengah tertidur. 

"Jangan! Kakk.. jangan" Gadis itu mengangkat kedua tangannya ke atas, dahinya berkerut, setetes air mata jatuh dari matanya yang masih terpejam.

Pemuda itu menggenggam kedua tangan sang gadis dengan satu tangan, satunya lagi mengelus kepalanya dengan lembut. "Tenanglah itu hanya mimpi buruk"

"Hiks.. hi, hi...lang mereka hilang, hiks hiks" tangisnya tersedu - sedu. 

"Masih ada aku, tenanglah itu hanya mimpi buruk" Perkataan pemuda itu seakan menjadi mantra bagi si gadis, kerutan di dahinya memudar tak ada lagi kegelisahan karena mimpi buruk. Gadis itu kembali tertidur dengan tenang.

Tak ada mengetahui seberapa lama ia duduk termenung di sana. Namun yang pasti saat ayam berkokok di pagi hari pemuda itu bangkit dan menunduk, mengecup bibir tanda berpamitan dan menghilang bersamaan dengan datangnya cahaya mentari.

***

Keesokan paginya di saat halaman lain sibuk mempersiapkan makan pagi Ma Mingzhu hanya menikmati sepoci teh dengan dua potong kue ousmotus. Memikirkan kejadian tadi malam yang entah terjadi ke berapa, Ma Mingzhu mengetuk meja dua kali  "keluarlah "

"Tidak sampai tiga detik sebuah bayangan hitam telah berdiri di hadapannya dengan membungkuk memberi penghormatan 

"Tuan" 

"Semalam kau tertidur lagi bukan?" Tanya Ma Mingzhu dengan wajah tenang tanpa ada riak sedikitpun.

Yu Han, pengawal bayang yang di kirimkan kakeknya setelah saudaranya pergi. "Yu Han menerima hukuman" Jawab pengawal itu yang semakin menundukkan kepala. Kelalaian seorang pengawal bayang apalagi sampai tertidur di saat bertugas dapat di humkum mati. 

"Sudahlah, lagipula sepertinya dia bukan berasal dari pihak musuh" Ucap Ma Mingzhu dengan santai. Bukan tanpa sebab Ma Mingzhu membiarkan Yu Han  begitu saja tanpa hukuman. Kinerja Yu Han sudah sangat baik, disaat ia berada dalam bahaya Yu Han selalu datang tepat waktu.

"Bagaimana hasil penyelidikanmu, Ada peningkatan?"  

Semenjak kepergian ibu dan kakaknya ia tak bisa berfikiran naif, berifikir bahwa ia di buang, tak ada lagi yang mencintainya. Jika tak ada yang mencintainya maka biarlah dirinya yang mencintai diri sendiri, kenapa harus pusing.

Dua tahun lalu, saat dia sudah mulai berfikir jernih. Ia melihat banyak sekali kejanggalan di kediaman Ma. Semua pelayan di kediaman ini seakan bukan tunduk ke ayahnya namun ke perempuan itu

Mingzhu tak percaya jika semua pelayan serempak tunduk karena dia begitu baik hati, penyayang, tidak sombong? Begitu sempurna namun malah terlihat palsu.

Benar saja hasil penyelidikan Yu Han mengatakan jika setiap enam bulan sekali, semua orang di kediaman  Ma harus meminum sup yang di dalamnya mengandung zat tak diketahui namun mempunyai efek menurunkan kesadaran otak. Jika di konsumsi jangka panjang mampu menjadikan yang meminumnya menjadi orang bodoh. 

Luar biasa..

Dari hal ini dia mempunyai kecurigaan kematian ibunya bukan sekedar kecelakaan. Sebagai anggota keluarga Jendral penjaga utara, sudah aturan dari leluhur tak peduli laki - laki maupun perempuan harus bisa menjaga diri. Tidak harus ahli beladiri namun tetap mempunyai dasar bertarung, menunggang kuda, memanah dan berenang. 

Bagaimana mungkin ibunya yang bisa berenang meninggal hanya karena terpeleset dan jatuh ke danau. Bukan hal mudah menguak kisah lima tahun yang lalu dengan kekuatan terbatas terlebih lagi seluruh kediaman berada di bawah pengawasan perempuan iblis itu.

Lima tahun lalu, pada awalnya kepala pelayan Chen menyampaikan pesan ke Nyonya tak ada yang mengetahui apa isi pesan itu selain Nyonya sendiri dan mama Wu. Setelah satu cangkir teh, Nyonya pergi ke taman Lianting bersama mama Wu. Tidak ada yang mengetahui apa yang di lakukan Nyonya dan mama Wu di sana karena tidak ada satupun pelayan di sekitar. Setelah tiga jam seorang pelayan nemukan Nyonya dalam keadaan mengambang di tengah danau. Lalu muncul cerita jika mama Wu yang membunuh Nyonya karena ketakutan mama Wu kabur dari kediaman Perdana Menteri Ma.

Yu Han memberitahukan hasil penyelidikan ke tuannya "Hamba menemukan jejak mama Wu, dikurung di sebuah gubuk pinggir hutan. Hamba khawatir memicu keributan dan tak berani mendekat karena di jaga. Namun dari jauh terdengar teriakan Jangan.. Nyonya.. Pergi setelah itu berganti dengan suara tangisan lalu berteriak kembali, berulang - ulang"

"Kamu sudah memastikan melihat atau hanya sekedar medengar?" 

"Hanya mendengar tuan" Jawab Yu Han dengan kepala tertunduk.

"Berapa orang yang menjaga dan tingatan beladirinya?"

"Dua orang, kemampuan beladiri setingkat dengan hamba" Ma Mingzhu penasaran bagaimana cara anak pungut ayahnya ini mempunyai banyak orang hebat.

Di saat Mingzhu terdiam dalam lamunannya, terdengar suara langkah kaki dari halaman luar. Yu Han memberikan salam penghormatan lalu menghilang di balik bayang.

"Nona ada kabar gembira, Yang Mulia Putra Mahkota berkunjung ke kediaman Ma. Cepat Nona bersiap hamba akan memastikan Nona berpenampilan terbaik" Ucap Yan Su dengan riang ketika masuk ke dalam kamar lalu segera mempersiapkan berbagai perhiasan milik nonanya.

"Benarkah?, tidak perlu berlebihan. Kamu tahu kemana perginya Yang Mulia Putra Mahkota?" 

"Emm, menurut hamba Yang Mulia berjalan ke arah Taman belakang?" Yan Su terkejut dengan ucapannya sendiri. 'Aneh, Yang Mulia itu tunangannya Nona. Seharusnya jika berkunjung ke kediaman Perdana Menteri itu mengunjungi Nona ke halaman Fuzheng, kalaupun ada urusan negara harusnya ke ruang kerja. Mengapa ke taman belakang?'

Melihat pelayan pribadinya menemukan kejanggalan Ma Mingzhu membuka kompartemen rahasia yang ada di meja riasnya. 

"Ini uang yang aku sisihkan selama ini, dan ini kontrak budak milikmu. Terima kasih telah mengikutiku selama ini sekarang kamu bisa pergi"

"Nona, jika hamba melakukan kesalahan tolong hukum hamba" Yan Su menjatuhakan kedua lututnya bersujud ke arah tuannya.

Ma Mingzhu mengehela nafas "Aku belum selesai bicara, sudah kau potong. Sepertinya aku terlalu memanjakanmu ya?"

"Maaf Nona" Yan Su tertunduk malu, "Sudahlah, jika kamu tidak ingin mengikutiku lagi, gunakan ini untuk menyambung hidup. Dengarkan dulu!" Melihat Yan Su ingin menyela ucapnya lagi Ma Mingzhu segera melirik tajam. "Jika kamu ingin terus mengikutiku di masa sulit ini, bawa semua ini ke kedai teh di samping paviliun Xiang Shijie"

"Tidak, bagaimana jika Nona dalam bahaya? Tolong biarkan hamba tetap membantu di samping Nona" 

"Ini adalah satu - satunya harta yang ku punya, dengan kamu yang menjaga tetap aman itu sudah membantuku. Sekarang pergilah! Cepat!" Perintah Ma Mingzhu dengan mendorong pelayannya untuk segera pergi.

Setelah Yan Su pergi, Ma Mingzhu berusaha untuk menenangkan diri. Sudah sejak lama dirinya memiliki firasat buruk, kini harus pergi ke tempat dimana ibunya meninggal perasaanya semakin tak karuan.

Ma Mingzhu berjalan sendirian ke arah taman belakang. Taman belakang berhadapan langsung dengan danau tempat ibunya ditemukan dalam keadaan meninggal. Saat tiba di taman yang Ma Mingzhu lihat bukanlah sosok tunanganya namun seorang perempuan yang selama ini ia hindari. Ma Mingzhu tak ingin berurusan dengan anak pungut ayahnya itu memilih membalikkan badan.

"Kakak, mengapa begitu melihatku kakak langsung berbalik arah. Apa kakak membenciku?" Tanya Lin Ziyu dengan nada sendu.

"Kamu terlalu banyak berpikir Nona Ziyu" Jawab Ma Mingzhu tanpa menoleh sedikitpun ke arah belakang.

Melihat perilaku Ma Mingzhu, Lin Ziyu tersenyum. 'Ingin menghindar eh?'

"Kakak, tidakkah kamu ingin tahu bagaimana ibu meninggal?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Guru Aku Milikmu   Bab 13 : Mutasi Akar Spiritual

    Setelah berendam di telaga warna tubuh Ma Mingzhu telah menjadi sumber racun. Ma Mingzhu dapat mengolah racun dengan darah, atau sentuhan. Ya, semudah itu. Pada kenyataannya Ma Mingzhu belum bisa mengontrol racun didalam tubuhnya, efek dari racun yang belum terkontrol tak berbeda dengan terkena racun itu sendiri.'Mungkin ini yang ibu rasakan saat itu'Baju yang basah kuyup menunjukan keringat mengalir deras di seluruh badan Ma Mingzhu. Kemarin adalah tepat tujuh hari Ma Mingzhu menyerap racun di telaga warna, dengan badan yang di penuhi rasa sakit Zhao Yue menyeretnya pulang untuk segera berkultivasi.Benua Xuantian merupakan benua kelas rendah yang mengandung sedikit energi spiritual.Walaupun banyak orang yang menekuni beladiri di Benua Xuantian mereka bukanlah seorang kultivator, mereka hanyalah seorang praktisi beladiri. Seorang praktisi beladiri berbeda dengan kultivator. Seorang praktisi beladiri menguasai teknik beladiri tanpa menggunakan energi spiritual, sedangkan seorang k

  • Guru Aku Milikmu   Bab 12 : Desa Hu

    Tok.. Tok...Sebuah bambu satu ruas yang di beri lubang kecil berbentuk persegi panjang sedang di pukul kencang oleh seorang lelaki tua yang sedang berdiri di atas menara."Cepat lari cepat... ada moster bermata merah" "Bagaimana bisa? Bukankah moster mata merah selalu muncul saat matahari terbenam?""Siapa yang tahu kapan dia datang, cepat kunci pintunya"Suara auman yang mengegelegar membuat bulu kuduk berdiri. Ada seorang penduduk yang penasaran dengan rupa moster tersebut, mencoba mengintip dari celah lubang. Moster itu berkepala singa dengan tanduk iblis di atasnya, badan manusia namun berukuran lima kali lipat lebih besar dari manusia pada umumnya, matanya merah menyala. Selama dua tahun terakhir, entah bagaimana di Desa Hu mengalami lonjakan kelahiran hampir dua puluh kali lipat di bandingkan penduduk desa lainnya. Namun kabar gembira beriringan dengan duka, tak ada yang tahu darimana datangnya moster bermata merah. Setiap kali moster datang akan selalu ada anak di bawah umur

  • Guru Aku Milikmu   Bab 11 : Telaga Warna

    Di benua Xuantian terbagi menjadi empat wilayah besar, yaitu Kerajaan Hualing, Kerajaan Xiling, Kerajaan Dongling, dan hutan kematian. Kerajaaan Hualing terletak di dataran tengah, merupakan tempat yang letak geografisnya paling diuntungkan dalam sektor pertanian, sehingga di sebut sebagai wilayah paling subur di seluruh benua Xuantian.Kerajaan Xiling memiliki tempat yang sebagian besar berisi gurun pasir, hanya sepertiga wilayah berisi padang rumput. Seluruh penduduk Xiling bersifat nonmaden, hal ini di kerenakan cuaca buruk yang tak menentu. Sistem kerajaan berdasarkan yang terkuat yang memimpin, jika ingin menduduki tahta tertinggi hanya perlu menaklukan seratus dua puluh suku untuk mendapat pengakuan sebagai Penguasa Agung. Lingkungan yang begitu keras menjadikan Kerajaan Xiling terkenal sebagai kerajaan dengan kekuatan militer yang buas dan tangguh.Kerajaan Dongling, terkenal sebagai kerajaan terkaya diantara tiga kerajaan. Karena letak geografisnya yang di kelilingi oleh pegun

  • Guru Aku Milikmu   Bab 10 : Mencari Kebenaran

    "Nikmat.... gurihh....... masih hangat....... Ayo mampir kastanye panggang....... kastanye panggang..... kastanye panggang.....""Hei Guogan, kau berdagang atau mau mengajak anak gadis masuk rumah bordil? ""Pak Tuo pikiranmu itu buruk sekali, apa yang salah dengan caraku berdagang? Katanye ini memang baru saja di angkat dari panggangan masih hangat, rasanya juga gurih nikmat""Ahh nona manis, jangan pedulikan para laki - laki bau yang sedang berdebat itu. Bagaimana jika nona beli saja manisan buah persik ini, sama manisnya dengan nona" Ma Mingzhu yang sedang mengamati suasana pasar terkejut mendengar ucapan salah satu pedagang yang menawarkan manisan buah persik. Berapa tahun Ma Mingzhu tak memakan manisan buah persik? Mungkin lima tahun? Semenjak sang ibu meninggal Ma Mingzhu hanya makan untuk menyambung hidup. Bahkan makanan pelayan jauh lebih baik dari apa yang Ma Mingzhu makan sehari - hari. Terkadang juga Ma Mingzhu harus menahan lapar seharian. Sekarang melihat manisan buah p

  • Guru Aku Milikmu   Bab 9 : Panggil Aku Guru

    Di kedalaman hutan yang tak pernah tersentuh manusia, terdapat sebuah rumah sederhana dengan satu halaman. Asap yang mengepul menyatu dengan angin yang berhembus membuktikan jika didalam rumah terdapat kehidupan.Seorang laki - laki tengah merebus obat dengan tungku bara api, tangannya terus bergerak tak mengenal lelah. Terkadang ia mengipasi bara api agar tetap menyala atau terkadang menambahkan beberapa bahan obat - obatan.Melihat obat telah di masak dengan sempurna ia menuangkan ke dalam mangkuk. Laki - laki itu melangkahkan kaki ke dalam kamar lalu duduk bersandar di tepi ranjang, menenggak obat yang di bawanya dengan sekali minum. Ada yang berbeda dengan cara laki - laki itu meminum obat, ia tak langsung menelannya justru menggerakkan salah satu tanggannya untuk membuka mulut seorang gadis yang sedang tidur di sampingnya. Kemudian ia menundukkan kepalanya mengalirkan cairan pahit ke dalam mulut sang gadis sedikit demi sedikit.Sepuluh hari gadis ini tertidur, sebenarnya luka ya

  • Guru Aku Milikmu   Bab 8 : Jurang Kematian

    Lin Ziyu merasakan hawa dingin menyergap dirinya, saat tersadar lehernya telah di cekik. Namun bukan merasakan ketakutan Lin Ziyu tertawa terbahak - bahak. "Kamu yang membunuh ibuku?""Jika iya mengapa? Bisakah kamu membalaskan dendam ibumu?" Jawab Lin Ziyu dengan santai, bahkan saat tangan yang mencekik leher Lin Ziyu semakin mengerat namun tak ada takut sedikitpun di matanya."Hahaha.. akh.. biar aku ceritakan bagaimana ibumu mati, di paksa menenggak racun lalu tubuh bagian dalamnya membusuk. Kau ingin tahu bagian yang paling seru? Rasanya seperti di sayat, di tusuk, dibakar, gatal panas dan sakit di saat bersamaan, mungkin lebih baik mati? Kakak, aku sudah berbaik hati membiarkan ibumu mati dalam keadaan tubuh yang utuh""Apa kamu juga ingin tahu kabar kakakmu yang jatuh ke jurang kematian? Oh.. bagaimana yaa keadaan mayatnya? Kepala pecah? Atau di makan binatang buas? Kakak.. menurutmu bagaimana? Akhh.... auu.. mungkin jika aku menemukan mayatnya aku sambung dengan kepala anjing s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status