Share

Bagian 18

Soto Kerbau di warung langgananku terasa sangat hambar. Entah karena tukang masaknya ganti atau resep yang dipakai tidak seperti biasanya atau karena pikiranku penuh dengan ingatan saat Gus Sami tertawa lepas pada dokter Nisa di poliklinik waktu itu atau mungkin syaraf-syaraf lidahku sudah mulai rusak.

Makanan yang memenuhi mangkuk kecil itu hanya kuaduk-aduk. Kutambahkan satu sendok penuh sambal, kembali kuaduk-aduk. Berharap soto di hadapanku rasanya sesuai ekspektasiku, namun tetap saja hambar kecuali rasa pedas yang cukup menyengat tenggorokanku.

Es teh satu gelas tetap tidak mampu mengusir rasa panas di tenggorokanku. Mulutku mendesis-desis kepedasan.

Gus Sami menoleh ke arahku dan mengangsurkan gelas es tehnya. "Jangan kebanyakan sambal, nanti asam lambungmu naik."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status