Share

penampilan baru

Penulis: nitaerniaw
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-20 14:07:22

Menjelang waktu sholat magrib, tibalah aku di rumah. Dengan menenteng beberapa paper bag  pada kedua tanganku, ku langkahkan kakiku menuju pintu depan rumah yang tertutup. Sebelumnya ku ambil nafas terlebih dahulu lalu mulai mengetuk pintu. Tidak lama kemudian muncullah si ulat bulu membukakan pintu.

Matanya langsung melotot, mulutnya menganga ke arahku, seperti ingin menelanku hidup-hidup.

"Dari mana saja sih, Mbak? Aku capek ngurus anakmu, nangis terus dari tadi nyariin kamu," cecar Melli begitu melihatku.

Aku melangkah masuk tanpa meladeninya sama sekali.

"Mbak, dengar nggak sih aku lagi ngomong!" protesnya ketika aku melewatinya begitu saja dan berlalu menuju dapur.

"Aku dengar kok," jawabku santai sambil meletakkan barang bawaanku di atas meja makan.

"Itu belanja, uang dari mana? Pasti pakai uang suamiku, ya!" ujar Melli dengan percaya dirinya menyebut kata suamiku. Apa dia tidak sadar bahwa aku ini juga istri dari pemilik rumah ini.

Ku buka kulkas dan mengambil botol air minum lalu meminumnya banyak-banyak. Aku harus mendinginkan otakku yang sudah mulai mendidih karena mendengarkan ulat bulu itu terus saja mengoceh. 

Ku sodorkan botol air minum dingin itu padanya, agar dia berhenti sejenak karena kepalaku sudah mulai pusing mendengarkan ocehannya.

"Nih, minum dulu! Kamu nggak capek apa ngoceh terus dari tadi, aku saja yang mendengarkan capek!" sungutku sambil berjalan menuju kamar Musda.

"Katamu Musda nangis-nangis tadi, tuh lihat anaknya sedang tidur!" lanjutku sambil menunjuk Musda yang tengah tertidur pulas.

"Dia itu barusan tidur setelah capek menangis dan bikin kepalaku hampir mau meledak!" keluhnya sambil memegangi kepalanya.

"Masa baru sehari bersama Musda kamu sudah ngeluh! Kan kamu juga sekarang istrinya mas Arka, jadi, sudah tugas kamu juga untuk menjaga anaknya," ujarku sambil tersenyum mengejek.

Mendengar perkataanku seketika Melli terdiam dan menghempaskan tubuhnya di kursi makan, terlihat sekali dari wajahnya kalau dia kesal padaku.

"Udah ah, aku mau mandi, sholat dan istirahat dulu, capek seharian habis nyalon dan shopping," sambungku lalu mengambil belanjaanku tadi. 

Kulihat Melli membelalakkan matanya, tapi ku abaikan saja dan ku tinggalkan dia.

Tak lama setelah aku masuk kedalam kamar, terdengar suara Mas Arka tengah berdebat dengan istri barunya. Mungkin Mas Arka barusan pulang dan melihat rumah dalam keadaan berantakan banyak mainan Musda berceceran, karena Mas Arka tipe orang yang rapi.

"Kamu kok kucel begini sih, Bun? Bau lagi, kamu belum mandi ya!" ujar Mas Arka protes. Aku hanya menguping dari balik pintu kamar.

"Kamu ini gimana sih, Mas, pulang-pulang kok langsung ngatain aku! Aku ini capek habis nenangin anak kamu, Musda itu terus saja nangis nyari ibunya. Lagian kamu tau nggak, Mbak Rada itu barusan pulang, jadi seharian aku yang jagain anak kamu. Makanya aku belum sempat mandi dan beresin mainan Musda," jelas Melli panjang lebar.

"Kamu itu bukannya bilang terima kasih kok malah ngomong yang nggak-nggak," dengusnya lagi terdengar kesal.

Aku tertawa di balik pintu kamar, ku tutup mulutku  karena takut suara tawaku terlalu keras. Nanti ketahuan mereka kalau aku tengah menguping.

"Lagian kamu juga, Mas, katanya mau jalan-jalan tapi malah pergi ke kantor. Ujung-ujungnya aku sendirian yang ngajak Musda jalan-jalan, mana anaknya nggak bisa diam lagi. Tau gitu tadi biar mbak Rada saja yang bawa  Musda," rutuknya lagi.

"Bukannya gitu, Yang, tadi itu tiba-tiba saja dapat telpon suruh ke kantor, makanya aku nggak bisa temani kamu," terdengar jawaban Mas Arka.

Oh, ternyata Mas Arka tadi tidak bersama mereka. Pantas saja ulet bulu itu terlihat sangat  kesal tadi, dia pasti kecapean karena Musda tipe anak yang super aktif.

Baru sehari saja mereka sudah berdebat. Bagaimana denganku yang sudah bertahun mengasuh dan mengurus rumah sendirian. 

Ku sudahi acara menguping pembicaraan mereka, segera ku langkahkan kaki menuju kamar mandi untuk mandi karena sudah terdengar adzan magrib.

Setelah menunaikan kewajiban sebagai umat-NYA, aku bermaksud ke kamar Musda. Sudah tidak terdengar lagi suara mereka, itu berarti mereka tidak ada di ruang makan lagi. Perlahan ku buka pintu kamarku lalu setelah memastikan mereka tidak terlihat barulah aku keluar dari kamar.

Untunglah kamar Musda berdampingan dengan kamar yang sekarang kutempati, sehingga memudahkanku untuk mengawasinya. Setelah membenarkan selimutnya dan memastikan bahwa Musda masih terlelap, aku pun kembali ke kamarku sendiri. 

Badan sudah lelah dan mata yang terasa sangat berat sekali. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur saja. Apa yang akan terjadi besok biarlah terjadi, diriku sudah siap.

¤¤¤¤¤¤

Dor! Dor! Dor!

Terdengar gedoran di pintu sangat keras, aku menggeliat malas. Ku lirik jam weker di atas nakas. Jam tujuh tepat dan aku masih belum beranjak dari pembaringan.

Setelah solat subuh tadi aku memang sengaja tiduran lagi, tidak berniat tidur sih tapi ternyata justru benar-benar ketiduran.

"Sada … kamu belum bangun! Udah jam berapa ini, aku mau ke kantor," terdengar suara Mas Arka di balik pintu sambil menggedor pintu kamar.

Enak saja dia masih ingin aku melayani seperti dulu, maaf-maaf saja ya aku tak mau!

"Ada apa sih, Mas?" tanyaku setelah membuka pintu.

Mas Arka terbengong begitu melihatku. Apakah aku cantik sekali sampai dia terpesona seperti itu.

"Ada apa katamu, ini sudah jam berapa? Aku mau berangkat kerja," ucapnya mulai melunak nada bicaranya.

"Terus apa hubungannya denganku?" jawabku pura-pura bingung, padahal aku tau maksudnya.

"Ya, kamu siapin semuanya seperti biasanya," pintanya tak tahu malu.

"Kan ada istri barumu, Mas, suruhlah dia untuk menyiapkan semuanya. Suruh dia memasak juga, bukankah katamu masakanku tidak enak!" jawabku membuatnya terlihat salah tingkah. 

Entah kenapa Mas Arka yang biasanya selalu garang ketika berbicara denganku, kali ini dia terlihat tidak berdaya. Mungkinkah karena penampilan baruku.

"Oh iya lupa, satu lagi bilang sama Melli, susu Musda jangan lupa, sebentar lagi dia bangun," ujarku kemudian menutup kembali pintu kamar. Senyum jahatku tiba-tiba muncul. Kena kamu, Mas!

Setelah selesai mandi dan berdandan, aku keluar dari kamar. Ku lewati  Mas Arka dan Melli yang sedang sarapan begitu saja. Aku menuju kamar Musda.

Ku buka pintu kamarnya, ternyata gadis kecilku masih terlelap. Tampak disebelahnya ada botol dot yang sudah kosong, itu berarti Musda sudah minum susu tadi. Baguslah, ternyata Mas Arka mendengarkanku tadi.

"Maaf ya, sayang, ini hanya sementara, semoga kamu bisa mengerti," bisikku lirih kemudian mengecup keningnya, hampir saja aku terisak, tapi sekuat mungkin aku menahannya.

"Mau kemana kamu pagi-pagi sudah rapi begitu?" tanya Melli dengan mulut yang masih penuh dengan makanan begitu aku kembali melewati mereka. Iissh, jijiknya aku melihat cara makan Melli yang berantakan. Cantik, nggak terlalu, tapi kok Mas Arka bisa kepincut ya? Mungkin kena pelet kali.

"Bukan urusanmu!" jawabku ketus.

"Musda nggak di ajak, Mbak?" tanyanya kembali.

"Nggak! Katanya kamu pengen lebih dekat sama Musda makanya aku kasih kamu waktu berdua terus sama dia, biar kamu bisa semakin memahami maunya Musda," jawabku.

"Mas, Mbak Sada mau ninggalin Musda lagi sama aku. Aku capek nanti kalau dia nangis-nangis lagi," rengek Melli manja.

Aku memutar bola mata, mulai deh dramanya pagi ini.

"Benar kata Sada lo, Nda, nanti kalau sudah bisa memahami maunya Musda, pasti anak itu nurut sama kamu," ucap Mas Arka membenarkan omonganku. Seketika aku tersenyum ke arah Melli.

"Iissshh, sebel!" setelah berkata seperti itu Melli berlalu pergi sambil menghentak-hentakkan kakinya ke lantai, persis seperti anak kecil.

Setelah Melli pergi aku kembali akan melanjutkan langkahku memasuki kamar, tapi langkahku tertahan ketika mendengar Mas Arka berbicara.

"Kamu mau berubah seperti apapun aku tidak akan menceraikan Melli, jadi tidak perlu kamu capek-capek menjadi orang lain dengan Musda menjadi korban dari ambisimu," ujar Mas Arka.

Seketika aku membalikkan badanku menghadapnya lagi.

"Jangan geer dulu, Mas. Aku berubah untuk diriku sendiri, bukan untuk orang lain apalagi untuk kamu! Lagi pula aku bertahan disini hanya untuk Musda," jawabku tegas. 

Hatiku serasa di iris-iris mendengar perkataan Mas Arka. Segera ku berlalu dari hadapannya dan masuk kedalam kamar mengambil tas lalu kembali melangkah keluar. Kulihat dia masih tertegun di atas meja setelah mendengar jawabanku tadi. Biar saja, toh dia juga tidak pernah memikirkan perasaanku.

¤¤¤¤¤¤¤

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Navisa
bagus ,cakep
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab 70 Ending

    Pov. AuthorHari ini Rada berencana untuk memberitahukan pengunduran dirinya pada pak Hartono. Setelah kedatangan Rendra, perusahaan semakin maju. Walau Rendra masih baru dalam dunia bisnis, tapi rupanya dia dengan cepat dapat menyesuaikan dirinya. Rada bersyukur karena Rendra sudah cakap, itu artinya dia bisa tenang pergi dari perusahaan itu karena banyak hal yang harus diurus sebelum pernikahannya dengan Aldo.Dengan sengaja Rada berangkat kantor sedikit lebih siang dari biasanya. Jam sembilan dia baru tiba. Langsung saja Rada menuju lift yang membawa menuju lantai tiga. Dengan membawa surat pengunduran diri yang sudah disiapkannya, Rada langsung menuju ruangan pak Hartono. Sebelum masuk terlebih dahulu mengetuk pintunya.Tok! Tok! Tok!"Masuk!!" terdengar suara perintah dari dalam. Pintu terbuka perlahan, Pak Hartono sedang duduk di kursi kebesarannya dan Aldo yang ternyata berada di ruangan ini dengan duduk di depan Papanya. Serentak mereka menoleh ke arah pintu."Permisi, Pak,

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab 69

    Mas Arka dan para tersangka lainnya segera dibawa polisi untuk kembali ke dalam tahanan. Namun, terlihat mas Arka berbicara dengan polisi yang membawanya. Tak lama setelahnya dia berjalan menuju ke tempatku duduk yang berdampingan dengan ibu dan bapaknya.Aku memang sengaja duduk didekat mereka untuk menenangkan hati bapak dan ibu yang pasti sedih.Mas Arka datang dan langsung bersimpuh memeluk kaki ibu. Dia menangis, menyesal dan meminta maaf pada kedua orang tuanya. Bapak dan ibu pun tak kuasa menahan tangis mereka. Kini mereka bertiga saling berpelukan dengan duduk bersimpuh. Melihat keharuan di depan mata, mau tak mau hati ini terenyuh juga melihatnya. Namun, sebisa mungkin aku menahan agar air mataku tidak jatuh. Biar bagaimanapun Mas Arka dulu pernah menjadi orang penting dalam hidupku.Aku tidak menyangka jika akhirnya dia akan seperti ini. Setidaknya di dalam penjara nanti dia bisa merenung dan memperbaiki sikapnya. Aku pun bangkit berdiri dari dudukku. Berniat pergi menyusu

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab. 68 hukuman Arka

    [Al, aku makan siang dengan temanku. Kebetulan dia anak dari pak Hartono. Aku harap jika nanti ada temanmu atau kamu sendiri yang melihat tidak menjadi salah paham, kami hanya teman, kok! Love u,]"Terkirim dan langsung centang dua warna biru. Itu artinya Aldo sedang memegang ponselnya. "[Ya,]" balasnya singkat.Keningku langsung mengkerut membaca balasan yang dikirim Aldo. Tidak biasanya dia membalas singkat begitu. Biasanya dia selalu panjang membalas pesanku. Apa jangan-jangan Aldo marah?"[Dia beneran hanya temanku, Al. Atau kalau nggak gimana kalau kita makan siang bersama-sama? Kamu sibuk nggak?]"Ku tunggu balasan darinya, namun tidak juga dibalasnya, bahkan pesanku dibaca saja belum."[Ini aku share lok, ya!]" Ujarku akhirnya mengirimkan lokasi tempat kami makan siang."Ehm … sibuk banget, sih! Berbalas pesan sama pacarnya, ya?" ujar Rendra tiba-tiba, membuatku sangat kaget. Rupanya sedari tadi dia memperhatikanku."Emm … bukan pacar, kok.""Ah, yang bener? Pasti pacarnya, k

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab. 67

    "Kasihan sekali, ya, kakaknya Melly. Dia kelihatan sangat terpukul kehilangan adiknya," ucap Mama. Saat ini kami sedang dalam perjalanan pulang dari menghadiri pemakaman Melly.Setelah tiga hari kritis, Melly akhirnya sudah tidak bisa bertahan melawan penyakitnya lagi. Penyakit yang sebenarnya masih bisa disembuhkan, namun terlambat mengetahuinya."Iya, Mam. Apalagi Melly itu adik kesayangan satu-satunya. Pasti dia sangat kehilangan," balasku."Syukurlah, kamu tidak tertular penyakit menjijikan itu. Kalau sampai itu terjadi hi …. Mama jadi ngeri!" ucap Mama sambil bergidik."Sebenarnya penyakit itu masih bisa disembuhkan, Mam. Tapi untuk kasusnya Melly, karena ketahuan sudah parah begitu jadi, yaaa … susah!" Balasku."Terus apa kabarnya Arka? Mama dengar dia tertular penyakit itu? Oh, ya, kok tadi dia nggak menghadiri pemakaman istrinya?""Nggak semudah itu, Mam, buat keluar dari sel. Selain harus ada alasan yang benar-benar darurat, tetap harus ada yang menjamin juga. Nah, mungkin ng

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab. 66 Melly kritis

    Keesokan harinya, Rada membawa tante Merry ke rumah sakit dimana Melly di rawat. Awalnya wanita cantik yang meski usianya tidak muda lagi itu menolak. Namun, Rada menjelaskan bagaimana kondisi kesehatan Melly. Sehingga atas dasar kemanusiaan akhirnya tante Merry setuju untuk menemuinya.Sebelum ke rumah sakit, terlebih dahulu Rada menghubungi Rini. "Rin, kamu dimana? Aku mau ke rumah sakit ini sama tante Merry," ucap Rada langsung pada intinya ketika sambungan sudah terhubung."Aku lagi nggak enak badan, Da. Aku di rumah. Tapi kalau kamu mau ke rumah sakit, disana ada kakaknya Melly," jawab Rini dengan suara yang serak."Oo … gitu, ya udah aku langsung kesana aja, ya. Semoga kamu lekas sembuh," balas Rada kemudian mematikan sambungan telepon itu dan memasukkan kembali benda pipih canggih itu ke dalam tas selempangnya."Gimana?" tanya Merry yang saat ini duduk di bagian penumpang sebelah kemudi. Kebetulan sekarang waktu istirahat kantor dan Rada sengaja menjemputnya untuk membawanya k

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab 65 permintaan maaf Melly

    Pov. AuthorHari itu juga Arka menjalani pemeriksaan dan tes apakah benar dia sudah tertular penyakit hiv atau tidak. Setelah semuanya selesai dia dibawa kembali ke dalam lapas.Kedua orang tuanya sangat sedih melihat anak lelaki satu-satunya berada di dalam penjara. Mereka pun berupaya untuk menemui mantan bos Arka, yaitu pak Hartono. Mereka ingin meminta keringanan hukuman untuk Arka. Mereka Pun akhirnya kembali meminta bantuan Rada untuk bertemu dengan mantan bos anaknya itu setelah sebelumnya mereka juga bertanya dimana Arka berada.Ibunya Arka yang bernama Sri itu pun mengeluarkan sebuah ponsel dari dalam tas yang dibawanya. Kemudian menekan layarnya, tak lama kemudian menempelkan ke telinga."Assalamualaikum, Nak, kamu sudah pulang to?" tanya Bu Sri saat panggilan terhubung."Waalaikumsalam, Belum, Bu, Rada masih di rumah sakit kok, ini masih jenguk Melly," jawab Rada karena memang saat ini dia tengah melihat keadaan Melly. Kebetulan tadi dia bertemu dengan Rini yang akan meliha

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab. 64 Arka menjalani tes

    Masih di pov. Arka"Ba--bapak, Ibuk!" ucapku tertahan saat dua orang tua itu masuk."Oalah Nak-nak … kamu itu kenapa kok bisa sampai seperti ini?" ibuk bertanya dengan air mata yang sudah mulai mengaliri kedua pipinya."Kamu itu memang b0d0h! Lihat bagaimana keadaanmu sekarang. Gara-gara kamu memilih wanita itu. Lihat, apa yang dia beri untukmu! Dasar kamu itu memang b0d0h!" tangan ibu dengan gemas menyentuh memar-memar pada tubuh ku membuat aku mengaduh kesakitan."Aduh, sakit, Buk, jangan sentuh yang ini, aw-aw, sakit ibu!" "Sukurin! Kamu itu emang dasar b0d0h!" Ibu terus memakiku sambil menangis. "Bapak, lihat anak kita ini huhuhu …,""Sudah, Bu, sudah, itu mungkin balasan dari Allah untuk Arka karena sudah menyia-nyiakan anak dan istrinya dulu," Bapak menenangkan ibu dengan memeluknya.Mungkin benar apa yang dikatakan oleh Bapak. Bisa jadi kejadian-kejadian sial yang aku alami adalah teguran dari Allah agar aku sadar dengan sikapku selama ini."Pak, Bu, maafkan Arka, ya? Arka s

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab. 63 Arka belum menyesal

    pov. ArkaSebulan telah berlalu aku berada di dalam lapas, kasusku sudah berjalan dua kali di pengadilan, aku sudah mulai terbiasa dengan keadaan di dalam sini. Namun, karena semua hal terbatas, entah kenapa akhir-akhir ini aku merasa badanku mulai cepat lelah dan gampang sekali berkeringat padahal aku tidak melakukah kegiatan yang menguras tenaga.'Aduh, kok sakit, ya!'Pagi ini saat aku akan membuang hajat, pusaka ku terasa nyeri, bahkan terlihat sedikit bengkak. Ku ingat-ingat selama di dalam sel aku tidak pernah memakainya dan soal kebersihannya aku selalu menjaga, lalu kenapa kok tiba-tiba sakit seperti ini.Atau jangan-jangan aku sudah tertular penyakitnya Melly. Sialan wanita itu, gara-gara dia semua harta yang aku kumpulkan dengan susah payah diambil orang untuk menutup hutangnya. Sekarang aku sudah tak punya apa-apa, untuk menyewa pengacara sudah tidak ada harta yang tersisa. Sedangkan untuk menghubungi kedua orang tuaku, aku tidak berani. Jelas mereka langsung akan memarahik

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab 62 pov Aldo 2

    Pov. Aldo 2"Maksud Mama?" tanyaku tidak mengerti."Ya, maksud Mama? Coba kamu tes perasaannya gimana kalau lihat kamu bareng sama wanita lain. Kalau dia cemburu, itu artinya dia punya perasaan sama kamu," ucap Mama mengutarakan idenya.Hmm … boleh juga sepertinya ide Mama. Aku pun sebenarnya sudah nggak sabar untuk segera menghalalkannya. Aku tersenyum membayangkannya cemburu melihatku bersama wanita lain. Semua masalah sudah hampir beres, tinggal menunggu ketok palu hakim saja yang memutuskan para penjahat itu dikurung berapa lama disana. Sepertinya aku akan melakukan ide Mama."Al, yee … kok malah senyum-senyum sendiri!" Mama menyapukan tangannya pada wajahku. Aku hanya nyengir padanya."Mam, tapi siapa kira-kira wanita yang mau Aldo mintain tolong? Mama tau sendiri Aldo nggak punya teman wanita," aku mendesah kecewa."Aku mau, Kak!" sambar Bulan, tiba-tiba saja dia sudah berada di samping Mama."Nah, bener. Biar Bulan saja. Kan dia cantik, Rada pasti cemburu melihatmu bersamanya,"

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status