Share

memanjakan diri

"Musda ikut ayah,ya! Kita jalan-jalan sama Bunda Melli," ujar Mas Arka.

"Emangnya Ayah sama Tante Pirang mau kemana?" tanya Musda dengan polosnya.

"Terserah Manis saja, maunya kemana. Nanti kita beli es krim, beli boneka terus berenang. Musda suka berenang nggak?" rayu si Ulat Bulu yang sok kecantikan itu, rupanya dia benar-benar ingin menguasai anakku.

"Suka tante! Tapi Tante Pirang bisa berenang, kan?" jawab Musda dengan semangatnya karena memang dia sangat suka bermain air.

"Bisa donk! Nanti kita berenang bareng-bareng, ya, sama Ayah juga. Oiya tapi jangan panggil tante Pirang terus donk, mulai sekarang manggilnya Bunda Melli, ya?" jawab si pelakor itu dengan wajah yang di buat semanis mungkin, tapi justru membuatku mual.

"Habisnya rambut Tante, eh, Bunda Melli lucu, warnanya pirang banget sih," jawab Musda dengan polosnya.

Seketika wajah Melli langsung merah seperti kepiting rebus, aku hanya menahan tawa melihat reaksinya itu.

"Yuk, sayang!" ajak Mas Arka sambil berdiri.

Musda menatapku seakan meminta persetujuan. Aku menghela nafas sejenak, dalam hati ini tidak rela tapi tidak mungkin aku menolak permintaannya.

"Pergilah, kalau Musda mau ikut Ayah! Bunda di rumah saja, mau beres-beres," ujarku memberi izin. Mas Arka seketika langsung berdecih begitu mendengar perkataanku.

"Memang itulah tugasmu yang sebenarnya!" ujar Mas Arka sinis kemudian berlalu sambil menggandeng tangan Musda.

Setelah kepergian mereka aku masih termangu sendirian di meja makan. Ada rasa sakit yang tidak bisa aku ungkapkan ketika melihat anakku lebih memilih pergi bersama mereka ketimbang denganku. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kalau suatu saat perpisahan itu benar-benar terjadi dan Musda ikut dengan ayahnya.

Membayangkannya saja sudah membuat hatiku terasa nyeri. Baiklah, biarkan saja sekarang Mas Arka dan istri barunya itu merasa menang. Akan ku buktikan kalau pelakor itu tidak semanis sikapnya.

Sekarang saatnya membalas perbuatan mereka padaku. Kita lihat apa yang bisa dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga sepertiku. Ku bersihkan seluruh ruangan kecuali kamar utama tempat pelakor itu singgah.

Ku pindahkan seluruh baju-baju dan barangku ke dalam kamar belakang. Biarlah untuk sementara aku tidur disini karena tidak mungkin aku tidur bersama Musda. Akan banyak pertanyaan nanti, lagi pula terlalu sempit jika harus tidur bersamanya karena kasurnya yang memang khusus anak.

Tidak membutuhkan waktu lama semua barangku sudah tertata rapi di dalam kamar belakang, karena memang barangku itu tidak banyak. Jadi tidak membutuhkan banyak waktu dan tenaga untuk membereskannya.

¤¤¤¤¤¤

Siangnya, setelah pekerjaan membereskan rumah sudah rapi, aku berencana untuk pergi ke salon. Selama beberapa tahun aku selalu hidup hemat, menahan segala keinginan untuk diriku sendiri. Ya, sebagian uang bulanan yang diberikan oleh mas Arka aku tabung, semua demi masa depan Musda.

Aku tidak tahu apakah mas Arka memikirkan masa depan anaknya atau tidak. Walaupun sejauh ini masih tampak kasih sayang dan tanggung jawabnya kepada Musda. Tapi aku hanya berjaga-jaga, karena setahun belakangan dia mulai mengurangi jatah bulananku yang di nilainya terlalu banyak. Untunglah sebelumnya aku sudah menabung.

Di sinilah aku sekarang, di sebuah salon kecantikan. Setelah mengambil sedikit uang dari tabungan Musda, aku berencana untuk merubah penampilanku, kalau selama ini rambutku panjang dan selalu ku sanggul ke atas, kali ini aku akan memotongnya pendek dengan potongan model bob.

Ketika kepalaku tengah di pijat setelah keramas, tiba-tiba saja aku teringat akan mamaku. Ah, dulu kami selalu ke salon dan perawatan bersama.

'Mama bagaimana kabarmu? Aku sangat merindukanmu?' bisikku dalam hati. Tanpa terasa air mataku sudah menetes di pipi, sudah sangat lama aku tidak bertemu mama, semenjak aku memutuskan untuk menikah dengan Mas Arka.

"Apa pijatanku membuat Tante sakit?" tanya seorang wanita yang memijatku menghentikan gerakannya, membuatku seketika tersentak kaget.

"Tidak, Mbak, teruskan saja! pintaku sambil tersenyum padanya.

Sudah lama sekali aku tidak pernah memanjakan diri seperti ini, rasanya sungguh nyaman. Sepertinya ada gunanya juga pelak*r itu tinggal bersamaku. Aku jadi bisa bersantai tanpa memikirkan Musda, pasti dia akan baik-baik saja bersama mereka.

Akan ku buktikan pada mas Arka, kalau aku juga bisa cantik seperti Melli. Selama ini aku hanya butuh waktu untuk diriku sendiri, karena selama ini aku hanya disibukkan oleh tugas menjadi ibu dan istri yang baik saja. Ku pikir dengan seperti itu akan membuat mas Arka makin mencintaiku, tapi nyatanya aku salah karena semua pengorbananku justru dibalasnya dengan penghianatannya.

Setelah menghabiskan waktu berjam-jam untuk perawatan, aku merasa sudah sangat segar kembali. Bahkan aku merasa menjadi aku yang dulu.

"Waw … lihatlah Tan! Tante terlihat seperti seorang abg lagi," ucap pekerja salon yang dari awal tadi melayaniku sambil memutar tubuhku untuk menghadap kaca besar.

"Benarkah ini aku?" tanyaku tak percaya, karena bayangan wanita yang di dalam kaca itu sungguh berbeda, dia terlihat lebih muda, fres dan yang pasti cantik.

"Ya iyalah, Tan, ini beneran Tante lo! Kalau nggak percaya sini Alin cubit," ujar wanita itu yang ternyata bernama Alin, kemudian mencubit tanganku.

"Aww! Sakit tau!" teriakku karena tidak menyangka akan benar-benar dicubit.

"Hehe … maaf, habisnya Tante bikin gemes sih!" ucapnya sambil nyengir tanpa merasa bersalah.

Aku mencebikkan mulut karena merasa tidak suka dengan perbuatan Alin.

"Ya udah, jadi berapa semuanya?" tanyaku padanya sambil mengambil tas yang aku letakkan di meja salon.

"Langsung bayar di kasir aja ya, Tan," jawabnya sambil menunjuk meja dengan tulisan kasir di atasnya.

Aku pun melangkahkan kaki menuju ke meja kasir tersebut untuk membayar tagihan perawatanku hari ini.

Badan dan pikiran sudah terasa fresh, setelah aku menghabiskan waktu berjam-jam untuk me time. Setelah ini aku berencana pergi ke mall untuk membeli beberapa stel potong baju.

Akhirnya sampai juga aku di depan mall. Suasananya cukup ramai karena waktu memang sudah sore, waktunya para abg nongkrong dan jalan-jalan di mall.

Kulangkahkan kakiku menuju lantai dua, tempat toko-toko pakaian berjejeran. Aku terus melewati toko demi toko sambil memperhatikan baju-baju yang dipajang pada patung manekin. Kemudian sampailah aku di sebuah toko yang menurutku didalamnya terdapat model-model baju yang cukup menarik buatku.

"Cari apa, Mbak?" sapa pelayan toko dengan ramah ketika mendekatiku.

"Saya cari baju yang pantas buat saya. Bisa tolong bantu di carikan, Mbak?" jawabku sambil tetap berkeliling memperhatikan pakaian-pakaian yang di pajang.

"Bisa, tunggu sebentar ya?" ucap pelayan toko kemudian berlalu meninggalkanku.

Baiklah, tunggu kejutan dariku hai para penghianat. Permainan akan segera dimulai ….

¤¤¤¤¤¤

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Noorhied
Tante pirang, ngingatin telenovela Dulce Maria, Tante rambut palsu
goodnovel comment avatar
Navisa
istri cerdas
goodnovel comment avatar
SUCIATI ATI
kenapa kebnykan istri mau merawat dirinya setelah suaminya selingkuh, seharusnya kt sbg istri harus pintar merawat diri agar suami kita ga bosen,meskipun kerjaan rumah dan ngurus anak segambreng
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status