Share

memanjakan diri

Author: nitaerniaw
last update Last Updated: 2022-06-20 14:05:34

"Musda ikut ayah,ya! Kita jalan-jalan sama Bunda Melli," ujar Mas Arka.

"Emangnya Ayah sama Tante Pirang mau kemana?" tanya Musda dengan polosnya.

"Terserah Manis saja, maunya kemana. Nanti kita beli es krim, beli boneka terus berenang. Musda suka berenang nggak?" rayu si Ulat Bulu yang sok kecantikan itu, rupanya dia benar-benar ingin menguasai anakku.

"Suka tante! Tapi Tante Pirang bisa berenang, kan?" jawab Musda dengan semangatnya karena memang dia sangat suka bermain air.

"Bisa donk! Nanti kita berenang bareng-bareng, ya, sama Ayah juga. Oiya tapi jangan panggil tante Pirang terus donk, mulai sekarang manggilnya Bunda Melli, ya?" jawab si pelakor itu dengan wajah yang di buat semanis mungkin, tapi justru membuatku mual.

"Habisnya rambut Tante, eh, Bunda Melli lucu, warnanya pirang banget sih," jawab Musda dengan polosnya.

Seketika wajah Melli langsung merah seperti kepiting rebus, aku hanya menahan tawa melihat reaksinya itu.

"Yuk, sayang!" ajak Mas Arka sambil berdiri.

Musda menatapku seakan meminta persetujuan. Aku menghela nafas sejenak, dalam hati ini tidak rela tapi tidak mungkin aku menolak permintaannya.

"Pergilah, kalau Musda mau ikut Ayah! Bunda di rumah saja, mau beres-beres," ujarku memberi izin. Mas Arka seketika langsung berdecih begitu mendengar perkataanku.

"Memang itulah tugasmu yang sebenarnya!" ujar Mas Arka sinis kemudian berlalu sambil menggandeng tangan Musda.

Setelah kepergian mereka aku masih termangu sendirian di meja makan. Ada rasa sakit yang tidak bisa aku ungkapkan ketika melihat anakku lebih memilih pergi bersama mereka ketimbang denganku. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kalau suatu saat perpisahan itu benar-benar terjadi dan Musda ikut dengan ayahnya.

Membayangkannya saja sudah membuat hatiku terasa nyeri. Baiklah, biarkan saja sekarang Mas Arka dan istri barunya itu merasa menang. Akan ku buktikan kalau pelakor itu tidak semanis sikapnya.

Sekarang saatnya membalas perbuatan mereka padaku. Kita lihat apa yang bisa dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga sepertiku. Ku bersihkan seluruh ruangan kecuali kamar utama tempat pelakor itu singgah.

Ku pindahkan seluruh baju-baju dan barangku ke dalam kamar belakang. Biarlah untuk sementara aku tidur disini karena tidak mungkin aku tidur bersama Musda. Akan banyak pertanyaan nanti, lagi pula terlalu sempit jika harus tidur bersamanya karena kasurnya yang memang khusus anak.

Tidak membutuhkan waktu lama semua barangku sudah tertata rapi di dalam kamar belakang, karena memang barangku itu tidak banyak. Jadi tidak membutuhkan banyak waktu dan tenaga untuk membereskannya.

¤¤¤¤¤¤

Siangnya, setelah pekerjaan membereskan rumah sudah rapi, aku berencana untuk pergi ke salon. Selama beberapa tahun aku selalu hidup hemat, menahan segala keinginan untuk diriku sendiri. Ya, sebagian uang bulanan yang diberikan oleh mas Arka aku tabung, semua demi masa depan Musda.

Aku tidak tahu apakah mas Arka memikirkan masa depan anaknya atau tidak. Walaupun sejauh ini masih tampak kasih sayang dan tanggung jawabnya kepada Musda. Tapi aku hanya berjaga-jaga, karena setahun belakangan dia mulai mengurangi jatah bulananku yang di nilainya terlalu banyak. Untunglah sebelumnya aku sudah menabung.

Di sinilah aku sekarang, di sebuah salon kecantikan. Setelah mengambil sedikit uang dari tabungan Musda, aku berencana untuk merubah penampilanku, kalau selama ini rambutku panjang dan selalu ku sanggul ke atas, kali ini aku akan memotongnya pendek dengan potongan model bob.

Ketika kepalaku tengah di pijat setelah keramas, tiba-tiba saja aku teringat akan mamaku. Ah, dulu kami selalu ke salon dan perawatan bersama.

'Mama bagaimana kabarmu? Aku sangat merindukanmu?' bisikku dalam hati. Tanpa terasa air mataku sudah menetes di pipi, sudah sangat lama aku tidak bertemu mama, semenjak aku memutuskan untuk menikah dengan Mas Arka.

"Apa pijatanku membuat Tante sakit?" tanya seorang wanita yang memijatku menghentikan gerakannya, membuatku seketika tersentak kaget.

"Tidak, Mbak, teruskan saja! pintaku sambil tersenyum padanya.

Sudah lama sekali aku tidak pernah memanjakan diri seperti ini, rasanya sungguh nyaman. Sepertinya ada gunanya juga pelak*r itu tinggal bersamaku. Aku jadi bisa bersantai tanpa memikirkan Musda, pasti dia akan baik-baik saja bersama mereka.

Akan ku buktikan pada mas Arka, kalau aku juga bisa cantik seperti Melli. Selama ini aku hanya butuh waktu untuk diriku sendiri, karena selama ini aku hanya disibukkan oleh tugas menjadi ibu dan istri yang baik saja. Ku pikir dengan seperti itu akan membuat mas Arka makin mencintaiku, tapi nyatanya aku salah karena semua pengorbananku justru dibalasnya dengan penghianatannya.

Setelah menghabiskan waktu berjam-jam untuk perawatan, aku merasa sudah sangat segar kembali. Bahkan aku merasa menjadi aku yang dulu.

"Waw … lihatlah Tan! Tante terlihat seperti seorang abg lagi," ucap pekerja salon yang dari awal tadi melayaniku sambil memutar tubuhku untuk menghadap kaca besar.

"Benarkah ini aku?" tanyaku tak percaya, karena bayangan wanita yang di dalam kaca itu sungguh berbeda, dia terlihat lebih muda, fres dan yang pasti cantik.

"Ya iyalah, Tan, ini beneran Tante lo! Kalau nggak percaya sini Alin cubit," ujar wanita itu yang ternyata bernama Alin, kemudian mencubit tanganku.

"Aww! Sakit tau!" teriakku karena tidak menyangka akan benar-benar dicubit.

"Hehe … maaf, habisnya Tante bikin gemes sih!" ucapnya sambil nyengir tanpa merasa bersalah.

Aku mencebikkan mulut karena merasa tidak suka dengan perbuatan Alin.

"Ya udah, jadi berapa semuanya?" tanyaku padanya sambil mengambil tas yang aku letakkan di meja salon.

"Langsung bayar di kasir aja ya, Tan," jawabnya sambil menunjuk meja dengan tulisan kasir di atasnya.

Aku pun melangkahkan kaki menuju ke meja kasir tersebut untuk membayar tagihan perawatanku hari ini.

Badan dan pikiran sudah terasa fresh, setelah aku menghabiskan waktu berjam-jam untuk me time. Setelah ini aku berencana pergi ke mall untuk membeli beberapa stel potong baju.

Akhirnya sampai juga aku di depan mall. Suasananya cukup ramai karena waktu memang sudah sore, waktunya para abg nongkrong dan jalan-jalan di mall.

Kulangkahkan kakiku menuju lantai dua, tempat toko-toko pakaian berjejeran. Aku terus melewati toko demi toko sambil memperhatikan baju-baju yang dipajang pada patung manekin. Kemudian sampailah aku di sebuah toko yang menurutku didalamnya terdapat model-model baju yang cukup menarik buatku.

"Cari apa, Mbak?" sapa pelayan toko dengan ramah ketika mendekatiku.

"Saya cari baju yang pantas buat saya. Bisa tolong bantu di carikan, Mbak?" jawabku sambil tetap berkeliling memperhatikan pakaian-pakaian yang di pajang.

"Bisa, tunggu sebentar ya?" ucap pelayan toko kemudian berlalu meninggalkanku.

Baiklah, tunggu kejutan dariku hai para penghianat. Permainan akan segera dimulai ….

¤¤¤¤¤¤

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Noorhied
Tante pirang, ngingatin telenovela Dulce Maria, Tante rambut palsu
goodnovel comment avatar
Navisa
istri cerdas
goodnovel comment avatar
SUCIATI ATI
kenapa kebnykan istri mau merawat dirinya setelah suaminya selingkuh, seharusnya kt sbg istri harus pintar merawat diri agar suami kita ga bosen,meskipun kerjaan rumah dan ngurus anak segambreng
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab 70 Ending

    Pov. AuthorHari ini Rada berencana untuk memberitahukan pengunduran dirinya pada pak Hartono. Setelah kedatangan Rendra, perusahaan semakin maju. Walau Rendra masih baru dalam dunia bisnis, tapi rupanya dia dengan cepat dapat menyesuaikan dirinya. Rada bersyukur karena Rendra sudah cakap, itu artinya dia bisa tenang pergi dari perusahaan itu karena banyak hal yang harus diurus sebelum pernikahannya dengan Aldo.Dengan sengaja Rada berangkat kantor sedikit lebih siang dari biasanya. Jam sembilan dia baru tiba. Langsung saja Rada menuju lift yang membawa menuju lantai tiga. Dengan membawa surat pengunduran diri yang sudah disiapkannya, Rada langsung menuju ruangan pak Hartono. Sebelum masuk terlebih dahulu mengetuk pintunya.Tok! Tok! Tok!"Masuk!!" terdengar suara perintah dari dalam. Pintu terbuka perlahan, Pak Hartono sedang duduk di kursi kebesarannya dan Aldo yang ternyata berada di ruangan ini dengan duduk di depan Papanya. Serentak mereka menoleh ke arah pintu."Permisi, Pak,

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab 69

    Mas Arka dan para tersangka lainnya segera dibawa polisi untuk kembali ke dalam tahanan. Namun, terlihat mas Arka berbicara dengan polisi yang membawanya. Tak lama setelahnya dia berjalan menuju ke tempatku duduk yang berdampingan dengan ibu dan bapaknya.Aku memang sengaja duduk didekat mereka untuk menenangkan hati bapak dan ibu yang pasti sedih.Mas Arka datang dan langsung bersimpuh memeluk kaki ibu. Dia menangis, menyesal dan meminta maaf pada kedua orang tuanya. Bapak dan ibu pun tak kuasa menahan tangis mereka. Kini mereka bertiga saling berpelukan dengan duduk bersimpuh. Melihat keharuan di depan mata, mau tak mau hati ini terenyuh juga melihatnya. Namun, sebisa mungkin aku menahan agar air mataku tidak jatuh. Biar bagaimanapun Mas Arka dulu pernah menjadi orang penting dalam hidupku.Aku tidak menyangka jika akhirnya dia akan seperti ini. Setidaknya di dalam penjara nanti dia bisa merenung dan memperbaiki sikapnya. Aku pun bangkit berdiri dari dudukku. Berniat pergi menyusu

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab. 68 hukuman Arka

    [Al, aku makan siang dengan temanku. Kebetulan dia anak dari pak Hartono. Aku harap jika nanti ada temanmu atau kamu sendiri yang melihat tidak menjadi salah paham, kami hanya teman, kok! Love u,]"Terkirim dan langsung centang dua warna biru. Itu artinya Aldo sedang memegang ponselnya. "[Ya,]" balasnya singkat.Keningku langsung mengkerut membaca balasan yang dikirim Aldo. Tidak biasanya dia membalas singkat begitu. Biasanya dia selalu panjang membalas pesanku. Apa jangan-jangan Aldo marah?"[Dia beneran hanya temanku, Al. Atau kalau nggak gimana kalau kita makan siang bersama-sama? Kamu sibuk nggak?]"Ku tunggu balasan darinya, namun tidak juga dibalasnya, bahkan pesanku dibaca saja belum."[Ini aku share lok, ya!]" Ujarku akhirnya mengirimkan lokasi tempat kami makan siang."Ehm … sibuk banget, sih! Berbalas pesan sama pacarnya, ya?" ujar Rendra tiba-tiba, membuatku sangat kaget. Rupanya sedari tadi dia memperhatikanku."Emm … bukan pacar, kok.""Ah, yang bener? Pasti pacarnya, k

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab. 67

    "Kasihan sekali, ya, kakaknya Melly. Dia kelihatan sangat terpukul kehilangan adiknya," ucap Mama. Saat ini kami sedang dalam perjalanan pulang dari menghadiri pemakaman Melly.Setelah tiga hari kritis, Melly akhirnya sudah tidak bisa bertahan melawan penyakitnya lagi. Penyakit yang sebenarnya masih bisa disembuhkan, namun terlambat mengetahuinya."Iya, Mam. Apalagi Melly itu adik kesayangan satu-satunya. Pasti dia sangat kehilangan," balasku."Syukurlah, kamu tidak tertular penyakit menjijikan itu. Kalau sampai itu terjadi hi …. Mama jadi ngeri!" ucap Mama sambil bergidik."Sebenarnya penyakit itu masih bisa disembuhkan, Mam. Tapi untuk kasusnya Melly, karena ketahuan sudah parah begitu jadi, yaaa … susah!" Balasku."Terus apa kabarnya Arka? Mama dengar dia tertular penyakit itu? Oh, ya, kok tadi dia nggak menghadiri pemakaman istrinya?""Nggak semudah itu, Mam, buat keluar dari sel. Selain harus ada alasan yang benar-benar darurat, tetap harus ada yang menjamin juga. Nah, mungkin ng

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab. 66 Melly kritis

    Keesokan harinya, Rada membawa tante Merry ke rumah sakit dimana Melly di rawat. Awalnya wanita cantik yang meski usianya tidak muda lagi itu menolak. Namun, Rada menjelaskan bagaimana kondisi kesehatan Melly. Sehingga atas dasar kemanusiaan akhirnya tante Merry setuju untuk menemuinya.Sebelum ke rumah sakit, terlebih dahulu Rada menghubungi Rini. "Rin, kamu dimana? Aku mau ke rumah sakit ini sama tante Merry," ucap Rada langsung pada intinya ketika sambungan sudah terhubung."Aku lagi nggak enak badan, Da. Aku di rumah. Tapi kalau kamu mau ke rumah sakit, disana ada kakaknya Melly," jawab Rini dengan suara yang serak."Oo … gitu, ya udah aku langsung kesana aja, ya. Semoga kamu lekas sembuh," balas Rada kemudian mematikan sambungan telepon itu dan memasukkan kembali benda pipih canggih itu ke dalam tas selempangnya."Gimana?" tanya Merry yang saat ini duduk di bagian penumpang sebelah kemudi. Kebetulan sekarang waktu istirahat kantor dan Rada sengaja menjemputnya untuk membawanya k

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab 65 permintaan maaf Melly

    Pov. AuthorHari itu juga Arka menjalani pemeriksaan dan tes apakah benar dia sudah tertular penyakit hiv atau tidak. Setelah semuanya selesai dia dibawa kembali ke dalam lapas.Kedua orang tuanya sangat sedih melihat anak lelaki satu-satunya berada di dalam penjara. Mereka pun berupaya untuk menemui mantan bos Arka, yaitu pak Hartono. Mereka ingin meminta keringanan hukuman untuk Arka. Mereka Pun akhirnya kembali meminta bantuan Rada untuk bertemu dengan mantan bos anaknya itu setelah sebelumnya mereka juga bertanya dimana Arka berada.Ibunya Arka yang bernama Sri itu pun mengeluarkan sebuah ponsel dari dalam tas yang dibawanya. Kemudian menekan layarnya, tak lama kemudian menempelkan ke telinga."Assalamualaikum, Nak, kamu sudah pulang to?" tanya Bu Sri saat panggilan terhubung."Waalaikumsalam, Belum, Bu, Rada masih di rumah sakit kok, ini masih jenguk Melly," jawab Rada karena memang saat ini dia tengah melihat keadaan Melly. Kebetulan tadi dia bertemu dengan Rini yang akan meliha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status