Share

Resign

Author: Rafasya
last update Last Updated: 2025-02-06 15:54:33

BRAK!

Pintu ruangan terbuka dengan kencang, membuat Michael yang semula fokus pada layar komputer menoleh ke arah sumber suara.

Di sana, berdiri Sahira yang wajah merah padam.

“Pak Michael, aku mau resign!” ucapnya dengan lantang.

Michael terdiam sejenak, seolah berpikir.

“Resign?” ulangnya.

“Iya.”

“Kenapa? Kamu baru bekerja dua hari, sekarang minta resign, apa ada yang salah?”

'Tentu saja salah, kau sudah bertindak kurang ajar padaku!' umpat Sahira dalam hati.

“Pokoknya aku mau resign Pak, aku nggak betah bekerja di sini.“

“Baiklah, kalau kamu mau resign.”

Hah?

Semudah itu?

“Iya.” Sahira segera berbalik, berniat pergi dari sana. Tetapi, ucapan Michael menghentikan langkahnya.

“Kau pulang sekarang, dan kembali lagi sambil bawa uang sebanyak 500 juta, berikan padaku.”

“Apa?!”

“Kurang jelas? Pulanglah, dan kembali lagi kemari. Kamu harus memberiku 500 juta karena telah memilih resign.”

“Aku sama sekali tak mengerti!”

Michael menarik napas dalam-dalam sebelum menjelaskan, “Kamu ingat surat perjanjian yang kamu tanda-tangani kemarin?” Sahira mengangguk pelan. “Di sana tertulis bahwa kamu terkontrak seumur hidup denganku. Jika kamu melanggar perjanjian, kamu akan dikenai sanksi sebesar 500 juta.”

Sahira terkejut, “Ini gila!”

Michael membatin, “Ya, aku tergila-gila padamu.”

“Jangan pernah berpikir untuk kabur, atau kau akan dijebloskan ke dalam penjara. Dan dihukum dengan seberat-beratnya.” Michael mencoba menakuti Sahira.

Sahira terdiam, lalu bergumam, “Dari mana aku dapatkan uang sebanyak itu? Untuk makan saja aku ngutang. Apa aku harus jual ginjal atau jual kutang? Ah ...!” Sahira mencoba berpikir, tapi tetap saja tak mengubah apapun.

Michael tersenyum licik, “Tenang saja, tak perlu panik.”

“Bagaimana mungkin aku tak panik. Aku telah di tipu mentah-mentah.”

“Kalau kau mau, aku bisa memberikan keringanan padamu, Sahira.”

Sahira menatapnya dengan curiga, “Apa itu?”

Michael berjalan mendekati Sahira, “Kamu hanya perlu melakukan satu hal untukku.”

“Hemm?” Sahira menatapnya lekat, menunggu jawaban.

“Kamu harus ... bercinta denganku semalam,” bisiknya.

Sahira terkejut dan marah,“Dasar Bos kamvret! Baji-gur!”

Michael tertawa kecil. “Jika kamu melakukannya, aku akan mengurangi kontrakmu menjadi setahun. Kamu tidak perlu membayar 500 juta. Dan, aku akan memberikan semua fasilitas yang kamu butuhkan. Setelah setahun, kamu bebas.”

Sahira menggeleng, “Tidak mau! Aku tidak akan melakukan hal seperti itu!”

Tapi, Michael hanya tersenyum, “Pikirkanlah, Sahira. Kamu tidak memiliki pilihan lain. Kamu tidak memiliki uang untuk membayar sanksi. Dan, kamu juga tidak ingin kehilangan pekerjaanmu, kan?”

“Tidur denganku semalam, bekerja setahun. Setelah itu, kamu bisa foya-foya.”

Sahira berpikir sejenak, dan kemudian menatap Michael dengan wajah yang tidak bisa dijelaskan, “Tapi ...”

“Bayar 500 juta kalau mau pergi.”

Sahira menghela napas, dia benar-benar terjebak.

“Baiklah, aku setuju. Tapi ... aku butuh waktu untuk mempersiapkan diri. Karena aku ... aku masih perawan.”

Michael tersenyum tipis, kemudian mengangguk, “Baiklah, berapa lama waktu yang kamu butuhkan?”

Sahira berpikir sejenak, “Dua minggu. Aku butuh dua minggu untuk mempersiapkan diri.”

Michael tersenyum, “Baiklah, aku setuju. Di mulai hari ini. Kamu memiliki dua minggu untuk mempersiapkan diri. Setelah itu, kita akan melakukan apa yang telah kita sepakati.”

Sahira merasa tidak nyaman dengan keputusannya, tapi dia tahu bahwa dia tidak memiliki pilihan lain. Dia akan memikirkan cara agar bisa kabur sebelum 2 Minggu tersebut.

“Baiklah,” ucap Sahira pelan. “Aku akan siap dalam dua minggu.”

*

Sahira duduk sendirian di kantin, menatap es teh yang masih penuh di depannya. Dia tidak memiliki selera untuk makan atau minum. Pikirannya terganggu oleh kejadian-kejadian yang baru saja terjadi.

“Bapak ... Bapak di mana? Aku rindu.”

Dia merindukan Haidar, ayah angkatnya yang telah meninggalkannya tiga hari yang lalu. Sahira tidak tahu ke mana Haidar pergi, atau mengapa dia pergi tanpa memberitahunya. Sahira merasa kesepian dan tidak memiliki tempat untuk berlindung.

Dia tidak pernah berpikir akan terjebak oleh Michael, CEO yang mesum itu. Sahira merasa frustrasi dan marah pada dirinya sendiri.

'Seharusnya aku menolak tawaran kerja di sini. Seandainya Bapak tidak tergiur dengan gajinya, mungkin aku baik-baik saja.'

Sahira mendesah dan menutup matanya, berharap semuanya akan berakhir dan dia bisa kembali hidup normal.

***

Tok! Tok! Tok!

Lucas mengetuk pintu ruangan Michael dengan pelan sebelum masuk. Di tangannya, dia membawa sebuah ponsel, tampak sedikit ragu saat masuk ke dalam.

“Em, Bos, ada telpon dari Nyonya Evelyn, ibu Anda,” ucap Lucas dengan sedikit canggung. Dia tahu Michael tak terlalu suka berbicara dengan ibunya, terutama saat ibunya menelpon tanpa alasan yang jelas.

Michael mengerutkan keningnya, seolah sudah bisa menebak siapa yang menelepon. “Baiklah, terima kasih,” jawab Michael dengan nada malas, mengambil alih ponsel dari tangan Lucas.

“Halo, Mom?” suaranya terdengar datar.

“Halo, Mike Sayang, bagaimana kabarmu?” suara ibu Michael, Nyonya Evelyn, terdengar sumringah di ujung telepon.

Michael memejamkan mata sejenak, mencoba menahan perasaan muak yang mulai muncul. “Aku baik, Mom. Ada apa?”

“Oh, tidak ada apa-apa, Mike. Mommy hanya ingin mendengar suaramu. Oh iya, Mommy akan pulang bulan depan, maaf baru memberitahumu sekarang,” seru Nyonya Evelyn.

“Benarkah?” tanya Michael, berusaha terdengar lebih tertarik.

“Ya, mommy harap kamu sudah memiliki calon untuk dikenalkan pada Mommy.”

Michael terdiam sejenak, pikirannya melayang. “Aku ... aku belum menemukan yang tepat, Mom,” jawabnya dengan hati-hati, meskipun sebenarnya ia sudah cukup lelah dengan pembicaraan ini.

Huh!

Michael menghembuskan napas kasar. Sepertinya percakapan seperti ini tidak pernah berubah.

“Mom, aku harus pergi sekarang,” ucap Michael mencoba mengakhiri pembicaraan.

“Mike, sayang, jangan lupa pikirkan lagi. Mommy hanya ingin melihatmu bahagia.”

“Baiklah, Mom. Sampai nanti,” jawab Michael cepat, lalu memutuskan sambungan telepon.

Dia meletakkan ponsel di meja, menatap Lucas yang masih berdiri di pintu dengan setia. “Jadi, bagaimana dengan bisnis kita?” tanya Michael, berusaha mengalihkan perhatian.

“Semua berjalan dengan lancar, Bos. Semua sesuai dengan rencana,” jawab Lucas dengan suara lebih lega, setelah melihat Bos-nya terlihat lebih fokus pada pembicaraan bisnis.

“Baguslah,” ujar Michael, kemudian berdiri dan melangkah keluar dari ruangannya. Lucas mengikuti di belakangnya, siap melaporkan lebih lanjut tentang perkembangan yang perlu Michael ketahui.

*

Sahira melangkah masuk ke ruangan Michael dengan langkah pelan.

Kriet!

“Maaf, Pak, aku—” Dia terkejut melihat ruangan yang kosong, tanpa ada satu orang pun di dalamnya.

“Lho, kemana dia?” gumamnya.

'Ah, sudahlah. Aku lebih leluasa saat tak ada dia.'

Sahira melihat-lihat interior di sana dengan bebas, menyentuh pajangan-pajangan mahal di sana. Dia bergumam, “Pak Michael memang tampan, hanya saja ... sedikit mesum kek Othor.” dia tersenyum kecil, tapi senyum itu langsung pudar saat mengingat hal menyebalkan tentang Bos-nya.

Sahira berjalan mendekati meja kerja Michael, melihat-lihat dokumen-dokumen yang tergeletak di atasnya.

Tiba-tiba, dia tidak sengaja menjatuhkan pulpen di lantai.

Puk!

“Astaga!”

Sahira menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan aman dari seseorang saat ia membungkuk. Posisinya yang memakai rok mini membuat siapa saja bisa melihat celana dalamnya saat membungkuk.

Dia menggigit bibir, kemudian ... “Aman,” ucapnya pelan. Dia segera membungkuk, mengambil pulpen itu. Saat hendak bangun, tiba-tiba seseorang memegangi pinggulnya. Sahira terkejut, dia segera menoleh ke belakang.

Deg!

Michael berdiri di belakangnya, dia menyeringai. “Apa yang Anda lakukan, Pak?” tanya Sahira dengan panik.

“Ah, Pak, lepaskan! Aduh!”

Michael tidak menjawab, tapi malah menarik Sahira lebih dekat ke arahnya. Sahira merasa tidak nyaman dan berusaha melepaskan diri, tapi Michael terlalu kuat.

Bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Masa lalu

    “Ah, Pak, lepaskan! Aduh!” Michael tidak menjawab, tapi malah menarik Sahira lebih dekat ke arahnya. Sahira merasa tidak nyaman dan berusaha melepaskan diri, tapi Michael terlalu kuat.“Ah, nikm4t sekali.” pria itu langsung menggesekkan senjata miliknya dengan pant*t bahenol Sahira.Sahira menggigit bibir, kala jemari Michael meremas bulatan indah miliknya.“Pak ... kumohon jangan. Bukankah aku butuh waktu. Jangan sekarang, Pak.”Michael mendesah pelan, napasnya mengenai leher Sahira. Sahira merasa bulu kuduknya berdiri, dia memberontak dan berusaha melepaskan diri dari pelukan Michael.Michael yang tak sabaran segera menurunkan resleting celananya, hal itu membuat Sahira semakin panik.“Ahh, Pak ... jangan Pak, bagaimana kalau ada yang melihat kita!”“Pak!”“Ah, Pak, jangan! Ugh!”Hening.Sahira tertegun, dia segera menoleh ke samping, tak ada siapapun.Hah?Dia tersadar bahwa itu hanya khayalan. Saat ini, dirinya masih berada di ruangan kerja Michael, sendirian. Dia tidak sedang da

    Last Updated : 2025-02-07
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Sakit tapi .... (21+)

    Sahira duduk di sudut transportasi umum, uangnya tak cukup untuk memesan taksi. Pagi ini penumpang begitu ramai, membuatnya menjadi canggung.Dan benar saja, tatapan beberapa penumpang yang duduk di sekitarnya membuatnya merasa tidak nyaman. Bisik-bisik pun mulai terdengar.“Lihat, rok sependek itu pagi-pagi. Mau ke mana dia?” seorang wanita tua berbisik pelan tapi sengaja dikeraskan.“Ya ampun, gak takut kedinginan apa?” sahut seorang ibu sambil memeluk anaknya erat, seolah Sahira adalah ancaman.“Zaman sekarang, kok, perempuan makin berani, ya. Mau cari perhatian siapa? Perhatian Bos?” kata seorang pria sambil melirik Sahira dari atas ke bawah.Mendengar itu, Sahira menunduk dalam-dalam, wajahnya memerah karena malu. Dengan cepat, ia meraih jaket di tasnya dan menutupinya ke paha. “Kenapa aku harus pakai rok ini tadi?” gumamnya pelan, hampir menangis.Dia menggigit bibirnya, mencoba mengabaikan suara-suara di sekitarnya. “Semoga cepat sampai,” batinnya, sambil memandangi jalanan di

    Last Updated : 2025-02-07
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Rumah sakit

    Mereka masuk ke dalam gedung rumah sakit. Sesampai di sana, Michael langsung masuk ke dalam ruangan dokter tak perlu mengantri terlalu lama.Sahira yang merasa tak enak pada bagian anu-nya akibat kejadian di dalam taksi tadi, bergegas pamit pada Michael untuk ke toilet. "Pak, aku permisi dulu ke toilet dulu, ya," katanya.Michael mengangguk. Dia mengerti apa yang terjadi pada Sahira. “Pergilah. Aku akan menunggu di sini. Jangan lama-lama."Sahira berjalan menuju toilet, merasa lega bisa melarikan diri sejenak dari Michael yang tiba-tiba berubah menjadi sangat mesum. Dia tidak mengerti apa yang terjadi dengan bosnya itu.Sahira menghela napas, mencoba menetralkan perasaannya. “Ini gila! Bagaimana mungkin aku menikmatinya,” umpatnya sedikit frustrasi.“Aku harus segera melarikan diri sebelum dua minggu. Jangan sampai Pak Michael memperawaniku. Setelah mendapatkan gaji pertamaku, aku akan pergi.”Untung saja Sahira masuk di pertengahan bulan, kemungkinan gajinya dibayar setengah.“10 ju

    Last Updated : 2025-02-07
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Siapa dia?

    Michael mengetuk meja pelan, tanpa menoleh ke arah Sahira yang sibuk di mejanya. Setelah sakit dikepalanya mereda, dia langsung melanjutkan pekerjaannya daripada memilih beristirahat.“Sahira, tolong buatkan aku kopi? Aku butuh sesuatu yang panas untuk membantuku fokus,” ucapnya.Sahira segera berdiri. “Baik, Pak. Tunggu sebentar.”Dia bergegas menuju pantry, mengambil cangkir favorit Michael, lalu menyeduh kopi dengan hati-hati. “Em, sudah.”Setelah selesai, dia membawa kopi itu dengan langkah pelan, takut cairan hitam pekat itu tumpah. Tangannya memegang nampan erat-erat.Jangan sampai tumpah ...Jangan sampai tumpah ...Itu yang dia ucapkan di dalam hati berulang-ulang.Dia masuk ke dalam ruangan dengan senyum dibibirnya, untuk mengurangi rasa gugup. Sahira berdiri di depan meja Michael, tetapi mendadak tangannya bergetar. Entah karena gugup atau takut, cangkir kopi di atas nampan mulai goyah.“Cepat, taruh saja di meja,” perintah Michael tanpa menoleh, sibuk dengan dokumen di dep

    Last Updated : 2025-02-07
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Salah remas

    “Lama tidak bertemu, Karin,” ucap Michael pelan.Tanpa ragu, Karin--wanita berpenampilan elegan dengan rambut cokelat bergelombang, mengenakan dress pas badan berwarna merah menyala itu menarik wajah Michael dan mencium bibirnya lagi. Ciuman itu cukup lama, penuh gairah, membuat Sahira yang duduk di pojok ruangan hanya bisa tertegun.Deg!Sahira menatap keduanya dengan mata membulat. Hatinya mendadak panas. “Bisa-bisanya mereka tidak melihat aku di sini!”Michael dan Karin seperti lupa bahwa ada orang lain di ruangan itu. Mereka terus berpelukan, berciuman penuh gairah dan suara decapan lidah mereka membuat Sahira semakin kesal.“Berlebihan sekali,” gumam Sahira dengan kesal. Dia mencebik, lalu berdehem keras hingga dahaknya rontok.“Ekhem!”Michael dan Karin akhirnya tersadar. Karin melepas pelukannya, menoleh ke arah Sahira dengan alis terangkat, sementara Michael hanya menghela napas kecil.“Mike, siapa dia?” tanya Karin, dia menelisik Sahira dari atas sampai bawah.Michael melirik

    Last Updated : 2025-02-08
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Penyelamat

    Beberapa menit sebelumnya ...“David, belok kiri,” ucap Michael pada David, salah satu anak buahnya.“Tapi, Bos, bentar lagi kita sampai ke mansion.”“Aku bilang belok kiri,” jawab Michael dengan tegas. Entah kenapa, sejak tadi dia terus memikirkan Sahira.“Padahal baru saja bertemu pagi tadi, aku sudah merindukannya,” batinnya.Michael tersenyum kecil, dia terus memberi intrusksi pada David menuju ke tempat Sahira. David mendengus kesal saat melewati jalan kecil yang yang becek dan berlubang.“Bos, sebenarnya, kita mau kemana?”“Sudah, jangan banyak bicara. Ikuti saja arahanku.”“Hmm, baiklah.” dia segera menurut saja, daripada kena amukan Bos-nya.Michael duduk di dalam mobil dengan dada berdebar-debar. Tak biasanya dia merasakan firasat seperti ini, tapi bayangan Sahira terus saja menghantuinya. Mobil berhenti di sebuah jalan sempit di depan rumah kecil Sahira.“Bos, ini rumahnya?” tanya David sambil melirik bangunan kecil di depannya.Michael hanya mengangguk tanpa berkata apa-apa

    Last Updated : 2025-02-08
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Gak pake dalaman

    “Ini salah satu apartemen kosong milik keluargaku. Kamu bisa tinggal di sini sementara.”“Em, sekali lagi terima kasih, Pak.”“Hmm, sama-sama.”Sahira masih terdiam di pintu apartemen mewah itu, matanya menyapu setiap sudut ruangan yang tampak begitu luas dan elegan. Tidak percaya, dia melihat semua jenis makanan yang enak-enak di atas meja makan.“Di rumah aku hanya makan Indomie.” dia merasa canggung sekaligus terharu."Sahira, aku harap kamu menyukainya,” kata Michael dengan lembut.Sahira terdiam, hampir tak tahu harus berbuat apa. Pikirannya bercampur aduk, antara rasa terima kasih yang dalam dan rasa tak percaya, dia masih hidup.Michael bukan hanya telah menyelamatkannya dari kebakaran, tetapi juga memberinya tempat tinggal yang nyaman.Tanpa berpikir panjang, Sahira mendekat dengan langkah cepat, lalu tanpa aba-aba, memeluk Michael dengan erat.Pelukan yang spontan membuat Michael terkejut, tubuhnya membeku sejenak, lalu ia menyadari maksud dari pelukan itu.“David! Keluar!” t

    Last Updated : 2025-02-08
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Remas dikit

    Sahira terbelalak melihat siapa yang berdiri di depan pintu.“Ka-kamu?”“Pak Michael, mau apa dia malam-malam begini?” ucapnya dalam hati.Sahira memang merindukan pria itu, tapi tak menginginkannya kalau datang ke sana.Michael berdiri di ambang pintu dengan jasnya yang sedikit berantakan, dasinya melonggar, dan wajahnya tampak lelah.“Ada apa, kenapa Bapak datang kemari?Tanpa aba-aba, Michael melangkah masuk, tangannya langsung menarik pinggang Sahira dan menutup pintu di belakang mereka.Klik!Sahira tersentak. Michael baru saja mengunci pintu apartemen.“Pak Michael, apa yang kau—”Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, Michael sudah memeluknya erat. Tangan pria itu melingkar di pinggangnya, tubuhnya menekan lembut ke dada bidang Michael yang terasa hangat.“Aku merindukanmu,” bisik Michael di telinga Sahira.Deg!Sahira membeku.Jantungnya berdetak tak karuan, napasnya tercekat, dan otaknya seolah berhenti berpikir.Rindukah dia?Michael merindukannya?Ini gawat! Pria itu pa

    Last Updated : 2025-02-08

Latest chapter

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Gala bisnis

    Tok! Tok!Michael memutar kenop perlahan, membuka pintu dengan hati-hati. Di balik daun pintu berdiri seorang pria dengan setelan rapi, rambut disisir ke belakang, dan raut wajah khas seseorang yang terlalu pagi masuk kantor, David.“Oh. Kau,” ujar Michael, agak lega sekaligus terganggu karena harapannya sempat liar sejenak.David menegakkan badan dan tersenyum sopan. “Maaf mengganggu, Bos. Saya cuma mau mengingatkan … malam ini kita ada gala bisnis di Hotel d’Armani. Undangan dari asosiasi investor utama. Anda dan Miss Alexa J dijadwalkan hadir.”Mata David sempat melirik ke dalam, dan begitu melihat Sahira berdiri di sana dengan ID card tergantung di lehernya, dia nyaris tersedak sendiri.“Nona Alexa?” gumamnya, nyaris tak percaya. “Anda …?”Sahira hanya tersenyum manis sambil melipat tangan di depan dada. “Ya, saya kembali, David. Kita akan sering bertemu lagi.”David masih melongo sesaat, lalu cepat mengangguk, mencoba tetap profesional. “Baik … itu kabar baik. Saya hanya menyampa

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Sekretaris baru?

    Keesokan harinya.Langit pagi masih kelabu ketika Michael turun ke lantai bawah. Langkah-langkahnya berat, matanya menatap kosong ke arah ruang makan yang telah tertata rapi. Aroma kopi hangat dan roti panggang menguar dari dapur, menggoda selera siapa pun yang ada di rumah itu. Tapi tidak untuk Michael.Di sana, duduk di kursi paling ujung dengan anggun dan senyum manis, adalah Karin. Mengenakan blus hitam dan rok putih selutut, dia tampak seolah-olah memang sudah menjadi bagian dari rumah ini. Evelyn duduk di sampingnya, tengah menyusun piring sambil sesekali mengobrol ringan. Sergio belum tampak.Michael berhenti di ambang pintu. Pandangannya bertemu dengan mata Karin yang langsung menyapanya lembut,“Pagi, Mike. Kopimu udah kubuatkan.”Dia hanya diam. Tatapan itu—tatapan seorang wanita yang dulu menjatuhkannya dan kini mengaku calon istri adiknya—masih membuat darahnya naik.Evelyn melihat keheningan itu dan segera bicara, “Michael, sarapan dulu sebentar. Mommy sudah minta Bibik J

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Berita mengejutkan

    “Ka-Karin, kau—”Suara Michael tercekat. Kata-katanya seperti tertelan udara dingin yang menusuk saat matanya menatap sosok itu lebih dekat.Karin menoleh perlahan, gerakan kepalanya elegan namun penuh percaya diri. Rambut hitamnya yang panjang tergerai sempurna membingkai wajah yang kini terlihat jauh lebih memesona daripada yang Michael ingat. Wajah itu telah mengalami sentuhan waktu dan transformasi. Tidak lagi gadis muda penuh ambisi seperti dulu—tapi wanita dewasa yang auranya mencampurkan kemewahan, misteri, dan ancaman tersembunyi.“Hai, Mike,” sapanya, senyum kecil terbit di bibir merahnya. “Lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?”Nada suaranya begitu lembut, seolah mereka hanya dua teman lama yang bertemu di pesta reuni. Tapi bagi Michael, sapaan itu bagaikan racun manis. Luka lama yang belum sepenuhnya sembuh kembali terasa terbuka lebar.“Tidak perlu basa-basi,” desis Michael tajam, menahan gejolak emosi yang mulai memuncak. “Untuk apa kau datang?”Karin tampak ingin

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Bertemu Haidar

    Langit siang mulai meredup, menandakan senja akan segera turun. Mobil mewah berwarna hitam menggelinding tenang di jalanan kota, membawa dua insan yang baru saja menyulam kenangan manis di toko perhiasan. Di dalam kabin mobil yang sunyi dan sejuk, Sahira menyandarkan kepalanya di bahu Michael. Ada ketenangan dalam setiap desah napasnya, seolah dunia akhirnya memberi ruang bagi hatinya untuk bernapas lega.Michael melirik wanita di sampingnya, senyum hangat menggantung di bibirnya. Dengan lembut, ia mengusap kepala Sahira, jari-jarinya menyibak rambut panjang itu dengan penuh kasih. Lalu ia menunduk, mengecup pucuk kepala wanita yang kini tengah mengandalkan pundaknya seolah itu satu-satunya tempat paling aman di dunia."Lelah?" tanya Michael lirih."Sedikit ... tapi aku merasa senang," balas Sahira tanpa membuka mata.Michael menarik napas lega. Momen ini terasa sempurna. Namun ketenangan itu tak berlangsung lama.Dari balik kaca mobil, Sahira yang membuka matanya perlahan, menangkap

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Pakai lingerie lagi ya, sayang.

    Setelah memilih gaun pengantin, Michael tidak langsung mengantar Sahira pulang. Ia justru menggandeng tangannya dan membawa wanita itu ke arah mobil mewah yang sudah menunggu di depan butik. Di dalam mobil, Sahira melirik ke arahnya dengan penuh tanya.“Lagi?” gumam Sahira.Michael hanya tersenyum kecil. “Tenang saja, kali ini kamu tidak perlu ganti baju. Tapi aku ingin kamu pilih sesuatu yang lebih berkilau dari gaun tadi.”Sahira tertawa pelan. “Apa maksudmu, Mike?”Mobil berhenti di depan sebuah bangunan elegan lainnya: Bellanova Jewellery & Co.—toko perhiasan eksklusif dengan pintu kaca tebal dan interior mewah berwarna emas keperakan. Di dalamnya, hanya ada sedikit pelanggan, dengan pelayan bersarung tangan putih siap melayani siapa pun yang masuk.Saat Sahira melangkah masuk dengan Michael, beberapa staf langsung menunduk hormat. “Selamat datang, Tuan Michael dan Nona Alexa,” sapa manajer toko. “Kami sudah menyiapkan ruangan khusus untuk Anda.”Michael menoleh ke Sahira. “Aku in

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Gaun pernikahan

    Usai menyelesaikan sarapan mereka, Michael memanggil pelayan dan membayar dengan senyum santai. Ia kemudian berdiri, mengulurkan tangan pada Sahira.“Ayo,” ujarnya.Sahira meraih tangan itu sambil tersenyum. “Mau ke mana lagi?”Michael hanya tersenyum misterius. “Kejutan kecil.”Mereka kembali menyusuri jalan kota yang mulai hidup. Suara kendaraan, aroma kopi dari kedai-kedai sekitar, dan sinar matahari yang hangat membuat suasana terasa ringan. Michael memanggil taksi pribadi yang sudah menunggunya di ujung jalan.Sahira duduk di sebelahnya sambil menatap keluar jendela. “Kamu nggak kasih petunjuk sedikit pun?”“Kalau aku bilang, bukan kejutan lagi,” jawab Michael dengan nada menggoda.Butuh waktu sekitar lima belas menit sebelum taksi berhenti di depan bangunan bertingkat dengan eksterior elegan penuh kaca bening. Di bagian atas terpampang nama butik mewah: Maison de Blanche—butik haute couture yang hanya melayani pelanggan khusus.Sahira menatap kagum. “Mike … ini butik terkenal ya

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Sarapan gosong!

    Pagi hari.Matahari bersinar lembut melalui celah tirai yang belum sepenuhnya terbuka. Udara di dalam apartemen terasa hangat, dipenuhi aroma mentega yang meleleh di atas teflon dan saus tomat yang sedang mendidih perlahan. Suara dentingan spatula beradu dengan panci menciptakan musik pagi yang menenangkan.Sahira berdiri di dapur, rambutnya diikat seadanya. Ia mengenakan apron putih yang sedikit terlalu besar untuk tubuh mungilnya. Tangan kanannya sibuk mengaduk saus spaghetti yang nyaris matang, sementara tangan kirinya memegang sepotong roti yang baru saja keluar dari toaster. Pipinya sedikit kemerahan karena panas kompor, tapi wajahnya terlihat damai.Tiba-tiba, sepasang lengan kokoh melingkar lembut di pinggangnya dari belakang. Kehangatan tubuh pria itu segera membungkusnya, membuat napasnya tertahan sejenak.“Sedang apa?” bisik Michael dengan suara serak pagi yang berat, membuat bulu kuduk Sahira meremang.Sahira tak menoleh. Dia tahu persis suara dan wangi tubuh itu.“Membuat

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Michael menangis

    “Kau—”Namun, sebelum Sahira sempat berteriak, suara lembut namun berat itu terdengar di telinganya.“Ini aku sayang …”Seketika, tubuh Sahira menegang. Itu suara yang amat dikenalnya. Suara yang telah menghantui mimpinya selama berhari-hari terakhir ini.“Michael …?” bisiknya dengan suara nyaris tercekat.Pria itu tidak menjawab, hanya merengkuh tubuh Sahira lebih erat. Kehangatan tubuhnya, aroma khasnya, dan detak jantung yang bergema di dada bidangnya—semua itu membuat Sahira yakin. Air matanya tumpah, tak tertahan.“Ke mana saja kamu …” ucapnya lirih, setengah marah, setengah lega.Michael mengecup pelipis Sahira, pelan. “Aku datang … Dan aku janji, aku takkan pergi lagi tanpa kabar.”Sahira melepaskan pelukannya, menatap wajah pria itu dengan pandangan terkejut dan tak percaya. Di bawah remang cahaya lampu kamar, wajah Michael tampak mengenaskan. Bibirnya pecah dan menghitam, sudut matanya lebam, pelipisnya robek, dan ada darah kering yang menempel di dagunya. Ada guratan luka d

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Sahira kesepian

    Beberapa hari terakhir, Sahira merasa seperti terkurung dalam sangkar emas. Apartemen mewah milik Michael—yang dulunya mampu membuatnya merasa aman, nyaman, dan hangat—kini justru menghadirkan perasaan yang sangat asing. Dinding-dindingnya terasa sempit, lantainya terlalu dingin, dan jendela besarnya yang menghadap langsung ke gemerlap kota justru terasa seperti jeruji. Segalanya tampak sama, tapi semuanya juga terasa berbeda. Mungkin karena pria itu, Michael, menghilang begitu saja. Tanpa satu pun kabar. Tidak ada pesan, tidak ada panggilan suara, apalagi video call seperti biasanya. Bahkan ponselnya kini tidak bisa dihubungi. Mati. Hilang. Senyap.Sahira mencoba mengalihkan pikirannya, mencari-cari cara untuk menepis kegelisahan yang perlahan-lahan menyesakkan dadanya. Ia membaca buku—beberapa bahkan sudah dibacanya ulang untuk kesekian kalinya. Ia menonton film, dari genre romantis yang penuh tawa, hingga thriller yang menegangkan. Ia bahkan menulis catatan kecil di buku harian di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status