Home / Romansa / HASRAT MEMBARA CEO PERKASA / BAB. 17 Bercinta di Ruang TV

Share

BAB. 17 Bercinta di Ruang TV

last update Last Updated: 2025-10-12 11:30:55

Kebersamaan yang semakin membara,

Siang itu, setelah selesai menikmati makan siang, Joseph dan Mary merasa kenyang dan puas. Makanan bergizi yang dipesan Joseph benar-benar memberikan energi baru bagi mereka. Mary menyandarkan kepalanya di bahu suaminya sesaat sebelum Joseph mengajak istrinya ke ruang TV untuk bersantai.

"Kita nonton dulu, yuk. Ada siaran pertandingan basket hari ini," ucap Joseph sambil meraih remote TV.

Mata Mary berbinar. Dia memang sangat menyukai olahraga itu, sama seperti suaminya.

"Wah, pasti seru? Yang main siapa, Kak?" tanyanya antusias.

"Tim favorit kita, Sayang. Lakers lawan Warriors."

Mendengar itu, Mary langsung bersemangat.

"Serius, Kak? Aku nggak mau ketinggalan!" serunya sambil menarik tangan Joseph menuju sofa.

“He-he-he!”

Joseph terkekeh melihat antusiasme istrinya. Dia lalu membiarkan Mary duduk lebih dulu sebelum duduk di sebelahnya. Layar televisi pun menyala, menampilkan lapangan basket yang dipenuhi pemain-pemain berbakat. Suara komentator men
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 56 Menyusuri Setiap Sudut Launceston

    Pagi hari di sebuah vila pribadi di Launceston terasa tenang. Matahari muncul perlahan dari balik bukit, menyinari jendela kaca besar ruang utama vila, menandakan awal hari yang cerah.Mary keluar dari kamar tidur mengenakan sweater rajut tipis dan legging nyaman, rambutnya masih sedikit berantakan. Dia melihat Joseph sedang menyeduh kopi di dapur terbuka yang langsung menghadap ke taman kecil di belakang vila.“Good morning, Husband. Kita ke mana hari ini, Kak?” ucap Mary sambil merangkul pinggang Joseph dari belakang.Joseph tersenyum, lalu menoleh dan mengecup kening istrinya. “Pagi, Sayang. Hari ini kita akan eksplor pusat kota. Aku pengin ajak kamu ke Launceston City Park, dan juga Goold's Hill Lookout. Kita akan banyak jalan kaki, jadi pakai sepatu yang nyaman, ya.”Setelah sarapan roti panggang, telur, dan buah segar, mereka berangkat menuju Launceston City Park, taman kota yang terkenal dengan pepohonan rindang, kolam tenang, dan rumah kaca bunga-bunga eksotis.Begitu sampai

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 55 Brunch Romantis Bersama Istri Tercinta

    Setelah bangun pagi dengan tubuh yang masih sedikit pegal akibat petualangan sebelumnya, Mary menguap lebar sambil memeluk selimut.“Mmm … kita masih Tasmania, ya?” gumamnya setengah sadar.Joseph, yang sudah mengenakan sweater abu-abu dan duduk di sofa dengan laptop di pangkuannya, tersenyum.“Selamat pagi, putri petualangku. Hari ini kita agak santai dulu. Aku udah booking tempat brunch yang terkenal banget di pusat Kota Hobart.”Mary membuka mata sepenuhnya, lalu duduk. “Brunch? Di mana?”Joseph menutup laptop dan berdiri. “Di Restoran Franklin. Katanya salah satu tempat terbaik buat ngerasain cita rasa lokal Tasmania.”Tak lama kemudian, mereka pun bersiap dan berkendara ke pusat Kota Hobart. Restoran Franklin memiliki desain interior yang modern minimalis dengan sentuhan industrial. Aroma kopi segar dan roti panggang memenuhi ruangan itu.Pelayan membawa mereka ke meja di dekat jendela besar yang menghadap ke jalan utama.“Selamat datang! Hari ini kami punya oyster segar dari Br

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 54 Sejarah, Misteri, dan Pemandangan Bersatu Padu

    Pagi menyapa dengan lembut di Kota Hobart. Sinar matahari menembus tirai tipis kamar vila, membentuk garis keemasan di lantai kayu. Mary membuka matanya pelan, mendapati Joseph masih tertidur di sampingnya, wajahnya sangat damai.Dia tersenyum, lalu membelai lembut rambut suaminya. “Kak Jo, bangun, Sayang. Hari ini kita punya petualangan baru.”Joseph membuka matanya perlahan, lalu menggeliat kecil. “Hmm … petualangan? Jangan bilang kamu mau lomba lari pagi,” candanya dengan suara serak.Mary tertawa. “Ha-ha-ha. Bukan, Kak! Kita mau ke Port Arthur, remember? Sejarah, misteri, dan pemandangan menakjubkan menanti.”Setelah mandi dan sarapan ringan, mereka menaiki mobil SUV sewaan dan memulai perjalanan sekitar sembilan puluh menit menuju Port Arthur, situs bersejarah yang dulu merupakan koloni tahanan Inggris. Di sepanjang jalan, pohon-pohon eukaliptus dan bukit-bukit hijau mendampingi mereka, berpadu dengan angin sejuk Tasmania yang khas.Sesampainya di gerbang masuk Port Arthur Hi

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 53 Welcome To Tasmania

    Setelah puas menjelajahi pantai-pantai eksotis Bora-Bora, Joseph dan Mary pun meninggalkan pulau surga itu dengan senyuman puas di wajah mereka. Keduanya lalu menumpang jet pribadi milik keluarga Joseph, sebuah pesawat jet pribadi mewah yang dilengkapi fasilitas premium.Di dalam kabin, Mary duduk di samping jendela sambil menikmati panorama langit. Joseph duduk di sebelahnya, menyeruput kopi hangat.“Nggak nyangka ya, akhirnya kita bisa menikmati waktu liburan panjang ini,” ucap Mary, tersenyum manis.Joseph mengangguk, memegang tangan Mary. “Aku udah lama rencanain semua ini. Setelah semua kesibukan kantor yang melelahkan di Jakarta sana.”Mary menyandarkan kepalanya di bahu Joseph. “Dan sekarang kita menuju Tasmania. Jujur aku penasaran banget sama tempat itu.”Beberapa jam kemudian, jet mereka mulai menurunkan ketinggian. Di kejauhan, bentang alam Tasmania mulai terlihat. Ada perbukitan hijau, hutan lebat, dan teluk biru yang tenang. Cuaca cerah, dengan awan tipis menghiasi lan

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 52 Menikmati Keindahan Surga Pribadi Yang Begitu Menggoda

    Pagi berikutnya, matahari bersinar lembut di balik awan tipis, menyinari permukaan air laguna Bora-Bora yang berkilauan bak kristal cair. Joseph dan Mary berdiri di dermaga resort, bergandengan tangan, menunggu perahu pribadi mereka datang. Hari ini, keduanya dijadwalkan mengikuti Lagoon Tour, petualangan yang paling ditunggu-tunggu selama bulan madu Joseph dan Mary.“Lihat airnya, Kak Jo,” ujar Mary takjub, matanya tak lepas dari gradasi biru toska yang memukau. “Kayak bingkai kaca raksasa.”Joseph tersenyum, merangkul pinggang Mary. “Dan kita akan mengarunginya berdua. Bagaimana rasanya jadi pasangan paling beruntung di dunia?”Mary tersipu. “Rasanya kayak mimpi yang menjadi kenyataan.”Tak lama, perahu katamaran putih elegan bersandar di dermaga. Kapten kapal, seorang pria lokal ramah bernama Teva, menyapa dengan senyum lebar.“Selamat pagi! Selamat datang di surga pribadi kalian hari ini!” sapa Kapten Teva.Mary terkekeh. “He-he-he. Surga pribadi. Kedengarannya menarik!”Josep

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 51 Tour Helikopter Yang Mendebarkan

    Cahaya matahari pagi menelusup masuk melalui tirai tipis vila, membentuk pola lembut di dinding kayu. Mary membuka matanya lebih dulu dan menoleh ke sisi tempat tidur. Joseph masih terlelap, napasnya tenang dan damai. Senyum tipis terbit di wajah Mary.Dia membelai pelan rambut Joseph. “Bangun, Kak Jo. Hari ini kita punya janji sama langit,” bisiknya lembut.Joseph menggeliat pelan, lalu membuka mata dan tersenyum. “Langit? Maksudnya kamu?” godanya.Mary tertawa pelan. “He-he-he. Bukan, Kak. Maksudku, tur helikopter kita ke Mount Otemanu!”Joseph langsung bangkit. “Oh iya! Hari ini kita jadi burung.”“Lho? Kok jadi burung?” celetuk Mary bingung.“Kan kita akan terbang ke angkasa, Sayang!” sahut Joseph senang.“Ah, iya. Aku lupa! Hore … hari ini kita jadi pasangan burung yang cantik dan ganteng!” tukas Mary semangat.“Ha-ha-ha!” Keduanya pun tertawa terbahak-bahak.Setelah sarapan ringan di dek vila, roti panggang, buah tropis segar, dan jus mangga. Keduanya lalu dijemput oleh staf r

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status