แชร์

BAB 2 Dilabrak Istri Sah

ผู้เขียน: Handira Rezza
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-10-24 14:04:25

Dona berdiri dari kursinya, melihat sekeliling ruangan yang hanya disekat dengan pembatas rendah.

Tapi tak ada satupun orang yang mencurigakan baginya. 

Lantas siapa yang menaruh poster ini di mejanya?

“Ada apa, Dona?” tanya Leon yang kebetulan keluar ruangan melihat Dona seperti orang linglung.

“I-ini,” jawab Dona seraya memberitahukan poster yang dia pegang pada sang atasan.

Tubuh Dona masih gemetar. Mengapa ia dicap sebagai pelakor? Padahal Leon, pria yang berpacaran dengannya itu adalah seorang pria single.

“Ini pasti perbuatan orang iseng,” ucap Leon ringan. 

“Tapi kenapa harus aku?” tanya Dona sedih.

“Kamu anak baru yang berbakat, sudah jelas ada anak lama yang cemburu pada kinerjamu,” jawab pria itu. “Sudah, jangan terlalu dipikirkan.”

Ucapan Leon membuat hati Dona seketika tenang kembali. 

Leon benar, hal seperti ini sudah biasa di tempat kerja. Pasti akan ada anak lama yang tidak ingin tersingkir posisinya oleh anak baru. Apalagi kinerja Dona selama ini sangat baik dan mendapat banyak pujian dari bos.

“Aku harap orang itu tidak jahil lagi padaku,” ucap Dona sembari menghembuskan nafasnya untuk sedikit menghilangkan kegelisahannya.

“Sebagai kepala divisi, aku akan menindak tegas siapapun yang membuat onar di kantor ini,” ujar Leon, membuat Dona tersenyum tipis.

“Terima kasih, Pak.”

“Bekerjalah kembali,” kata Leon, sebelum berlalu tanpa menunggu respon dari Dona.

Dona memperhatikan punggung pria itu yang menghilang di balik pintu. Ia lalu kembali bekerja sesuai dengan perintah Leon. 

Sebenarnya dia masih kepikiran. Tapi berkat ucapan Leon, Dona merasa sedikit tenang dan berusaha fokus bekerja sampai sore hari tiba.

Begitu jam kerja berakhir, Dona bergegas pulang. Namun, sepanjang menyusuri lorong, Dona merasa banyak mata menatap ke arahnya. 

Wanita itu menjadi tidak nyaman, apalagi saat dia menyadari beberapa orang yang menatapnya sinis sambil berbisik-bisik. 

Dona mempercepat langkahnya hingga akhirnya menabrak seseorang.

“Maaf,” ucap Dona sembari sedikit membungkukkan badan. “Aku tidak sengaja menabrak Anda,” lanjutnya.

“Dasar pelakor!” seru wanita cantik yang berseragam bank yang Dona temui.

“A-apa?” tanya Dona dengan mata terbelalak kaget.

“Tidak usah kaget begitu, kamu memang seorang pelakor. Berjalan buru-buru mau ketemuan sama suami orang, kan?” tuding wanita cantik itu dengan tatapan sinisnya.

Dona menelan ludah susah payah. “Sa-saya bukan pelakor,” ucapnya terbata, masih syok dengan tuduhan yang diberikan padanya. Demi Tuhan, dia bahkan tidak kenal wanita ini!

“Halah, pelakor mana mengaku kalau dirinya pelakor?!” sergah wanita cantik itu.

“Atas dasar apa aku dicap pelakor?” ucap Dona, mulai kesal atas tuduhan yang tidak berdasar itu.

Wanita asing itu tertawa mengejek, sembari melihat Dona dari ujung kepala sampai kaki seolah tengah menilai. 

Dia akui, penampilan Dona memang menawan, parasnya cantik. Dia juga tidak terlihat seperti orang yang gampang dibodohi.

“Kamu memang pelakor licik tidak tahu malu,” desis wanita itu lagi, menatap Dona dengan tatapan jijik.

“Sudah aku bilang aku bukan pelakor!” tegas Dona dengan suara bergetar.

“Tinggalkan dia atau kamu akan menyesal!” 

Dona mengerutkan alisnya, memandang wanita berseragam bank yang baru saja dia temui itu. Mencoba untuk mengingat siapa wanita itu, tapi Dona yakin belum pernah satu kalipun bertemu dengannya.

“Kenapa?” bentak wanita berseragam bank itu sambil berkacak pinggang. “Kamu tidak mau?”

“Saya belum pernah bertemu dengan Anda. Tapi kenapa Anda penuh percaya diri menganggap saya pelakor dan meminta untuk putus dengan pacar saya?” tanya Dona.

“Kamu tidak perlu tahu siapa aku. Yang jelas aku datang untuk memperingatkanmu. Jauhi dia!” jawab wanita itu dengan tegas.

“Kalau aku tidak mau bagaimana?” tanya Dona keras kepala. Wanita ini bisa saja hanya ingin mencari gara-gara dengannya. Bagaimana pun, Dona lebih mengenal Leon.

“Dasar pelakor tidak tahu diri, lihat saja jika kamu masih berhubungan dengan Leon!” sentak wanita itu, lalu pergi meninggalkan Dona sendirian di koridor.

Dona masih berdiri di tempatnya menatap wanita berseragam bank meninggalkannya dengan keadaan marah tersebut. 

Wanita itu tahu hubungannya dengan Leon… padahal anak kantor tidak ada yang tahu tentang hubungan mereka.

Pikirannya semakin kalut, apa benar wanita itu ada hubungannya dengan teror yang dia terima tadi siang? Lalu apa hubungannya dengan Leon?

“Kamu belum pulang, Dona?” tanya Leon yang membuyarkan lamunan Dona. Pria itu muncul dari belakangnya.

“Ah, Pak Leon, iya saya baru saja keluar kantor dan bertemu orang aneh,” kata Dona. Wajahnya terlihat pucat.

“Orang aneh?” tanya Leon mengerutkan dahinya.

“Ya, dia berseragam bank swasta terkenal dan mengatai saja pelakor,” jawab Dona.

“Berseragam bank?!” ulang Leon. Nada suaranya naik satu oktaf, ia terlihat kaget. 

Leon pikir ada pekerjaan yang dia lewatkan hari ini. Biasanya jika ada pegawai bank datang itu, artinya ada kerja sama dengan perusahaan mengenai payroll. Tapi dia tidak mendengar hal itu.

“Ya, apa Pak Leon mengenalnya?” tanya Dona yang melihat ekspresi Leon seolah kenal wanita itu.

“Ah, tidak,” jawab Leon singkat. Tapi melihat wajah Dona yang seperti tidak percaya, pria itu mendekat dan berbisik dengan lembut, “Banyak wanita yang mengejarku, Dona. Tapi percayalah hatiku sudah berhenti di kamu.”

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • HASRAT TERLARANG SUAMI ORANG   Bab 70 Walau Dona hamil lagi?

    Pak Somad mengepalkan tangannya kesal, dia tentu saja geram dengan Leon yang ingin menikahi Dona secara siri dulu. Siapa yang tidak marah dan kecewa putrinya akan dinikahi secara siri. Bukan secara resmi agama san negara. "I-ya, maksud saya ini hanya sementara. Kalau sudah selesai cerai dengan Monica pasti aku akan menikahi Dona secara sah!" jawab Leon yang awalnya terbata menjadi semangat. "Tidak!" seru Pak Somad. Leon agak kecewa dengan jawaban Pak Somad. Dia hanya ingin meresmikan hubungan secara agama dulu. Bukan berarti Leon tidak ingin meresmikan hubungan dengan Dona secara sah. Ini berguna agar tidak menimbulkan fitnah dan gunjingan tetangga. "P-ak, saya hanya ingin melindungi Dona dari dosa zina," ucap Leon terbata dia berucap hati hati agar Pak Somad tidak masah lagi "Kamu sudah berzina juga dengan putriku," balas Pak Somad yang tidak ingin Dona menikah secara siri saja. Pak Somad sangat benci dengan Leon yang sudah merusak masa depan sang putri. "Maka dari itu saya be

  • HASRAT TERLARANG SUAMI ORANG   Bab 69 Bagaimana kalau nikah siri dulu?

    Dona mempertanyakan kenapa mereka harus berhenti di sebuah penginapan. Emangnya ada ss krim di dalam sana..Bener bener membuat Dona tidak mengerti. "Ayo turun, di sana ada yang jual es krim," jawab Leon. "Apa kita akan mampir ke restorannya?" tanya Dona. "Iya," jawab Leon. Dona menuruti Leon turun dari Mobil. Setelah ke resepsionis Dona masih mengikuti kenapa langkah kaki Leon pergi. Dona masih tidak curiga sama sekali tentang rencan Leon yang membawanya ke sebuah penginapan. Masa makan es krim saja harus ke restoran hotel bukannya harganya lebih mahal 'Hah ini kan kamar?" ucap Dona. "Ini memang kamar," jawab Leon lalu menarik lengan Dona masuk ke kamar dan langsung mencecap bibirnya. "Kamu mau es krim 'kan?" tanya Leon setelahnya dengan senyuman meledek. "Iya, kenapa kita malah me sini?" tanya Dona. "Makan dulu es krim yang aku miliki, baru es krim yang lain," bisik Leon sembari membuka kancing celananya. Dona agak bengong sedikit tapi setelahnya dia tahu apa ya

  • HASRAT TERLARANG SUAMI ORANG   Bab 68 kamu mau gaya apa

    Laras emang tidak peka atau merasa Dona tidak tahu kalau Laras menggoda Leon beberapa hari yang lalu. "Jangan tanya kenapa padaku. Karena aku tidak suka dengan orang yang mencelaku pelakor. Tapi dia sendiri menggoda lelaki yang masih belum bercerai dengan istri sah nya!" tegas Dona. "Oh jadi kamu cemburu padaku?" tanya Laras. "Kalau orang waras seharusnya tidak bertanya begitu. Pira nya di goda wanita lain siapa yang tidak cemburu," jawab Dona sewot. Laras tersenyum sambil mengibaskan rambutnya lalu menatap Dona dengan tatapan meledek.."Kamu cemburu? Seharusnya kamu memikirkan perasaan istri sah saat kamu bercinta dengan suaminya," ucap Laras.Jantung Dona berdebat kuat saat mendengar ucapan itu. Dona merasa hina saat ada kalimat seperti ini. Padahal dulu dia benar benar tidak tahu kalau Leon sudah memiliki istri."Laras, dulu aku tidak tahu berjalan kalau Leon sudah beristri," ucap Dona sedikit gemetar karena merasa dirinya kotor dan hina."Halah munafik, tadinya aku mau berbai

  • HASRAT TERLARANG SUAMI ORANG   Bab 67 jangan bosan denganku

    Dona menghembuskan nafasnya pelan. Percuma debat pasti Leon tidak mau mengalah. Lagipula banyak mata memandang di kantor ini. Dona tidak mau ada keributan lagi. "Aku mau makan deh," jawab Dona. "Nah gitu dong," balas Leon sembari melepas tangan yang menutup mata Dona. 'Aku bereskan dulu kerjaan jnj. Aku save dulu juga di komputer takut mati lampu hilang deh semua," ucap Dona sembari membereskan dokumen dan file di komputernya. Dia takut ada yang iseng juga mengambil data di komputernya. Makanya dikasih sandi. "Oke aku tunggu," sahur Leon yang duduk di bangku belakang tempat kerja Dona. Dona sudah selesai mengarsipkan kerjaan dan menyimpan semua data kerjanya. Lalu barulah dia ikut Leon ke tempat makan. Sepanjang perjalanan banyak mata memandang. Ketika mereka keluar ruangan sampai mengantre Lift. Banyak yang memandang sinis, risih, mungkin di hatinya sampai menggunjing pula. Dona cuek saja. Selama Leon masih berada di pihak nya semua akan baik baik saja. "Kenapa kamu seperti

  • HASRAT TERLARANG SUAMI ORANG   Bab 66 Nanti viral lagi

    Menurut Robi itu adalah ide yang sangat bagus. Setidaknya baju pilihan sendiri akan terpakai tidak mubazir. "Bawa saja ke sini. Selain dia bisa memilih baju. Ke sini membuat Dona memiliki ide cemerlang untuk desain baju-bajunya," jawab Robi. "Memangnya baju yang ada di butikmu bisa menginspirasi?" ledek Leon. "Tentu saja bisa, Dona bisa mencontek gaya busanaku tapi dengan gaya khas yang dimiliki Dona," ucap Robi membanggakan diri. "Selera busana kalian kan tidak sama," gerutu Leon. 'Hei, kalau Dona sedang buntu Ide mengunjungi butik aku ini adalah solusinya!" seru Robi. Leon menyeringai tipis, karena Robi mulai membanggakan diri mengenai karya seni yang dia miliki. Yah memang bagus dan terjual di kalangan orang kaya sih. Tapi menurut Leon, sahabat karibnya itu lebay parah. "Iya, tapi bagaimana kalau Dona sangat tidak tertarik dengan baju bajumu?" tanya Leon. "Hanya yang matanya tidak mengerti trend dan seni yang menilai rancanganku jelek," balas Robi sewot. Leon tertawa ken

  • HASRAT TERLARANG SUAMI ORANG   Bab 65 Mesum Gila

    Robi mencoba mengingat apa yang dipesan oleh Dona. Sepertinya memang ada tapi Robi tidak terlalu ingat karena di butiknya ramai pengunjung. "Ya, saat aku mengenalkan mu pada Dona di hotel dulu. Bukannya Dona memesan baju?" tanya Leon lagi. "Hmm yang kamu dilempari telur busuk itu ya?" jawab Robi memastikan setelahnya Robi tertawa mengingat bagaimana bisa Leon dilempari telur busuk oleh orang tak dikenal. "Ya, aku tahu pasti itu suruhan Monica si gadis gila!" seru Leon kesal, rasa kesal di hatinya tidak bisa dilukiskan dengan kata kata. Karena Monica si biang kerok itu sudah kelewat batas membuat Leon emosi. Membuat mental Leon dan Dona menjadi terguncang. Kalau Leon tidak apa-apa, Dona yang paling terkena mentalnya. Dia harus rajin mengunjungi psikiater untuk pemulihan mental. "Wanita gila itu pernah kamu cintai sampai tidak bisa berpaling 'kan?" goda Robi "Ya, itu dulu. Sebelum semuanya terkuak. Mulai dari sikapnya dan keburukannya yang lain," ucap Leon kesal. Masa-ma

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status