Share

BAB 10 LILY

Pagi-pagi Geby sudah bangun karena paman dan sepupunya akan pulang pagi ini.

"Jaga kesehatanmu, Geby," pesan sang paman ketika Geby memeluknya.

Geby juga memeluk sepupunya dan membiarkan Tobias balas memeluknya dengan mantap seperti biasanya.

"Aku akan pulang saat nanti kau menikah." Gaby mendongak pada sepupunya yang tiga bulan lalu sudah bertunangan tapi Geby tidak bisa pulang karena kondisi James yang terus menurun.

"Kau juga harus mulai memikirkan masa depanmu sendiri!"

Geby cuma mengangguk lesu tapi tetap tersenyum pada sepupunya. Di antara ketiga sepupunya Geby memang paling dekat dengan Tobias.

"Ayo,Gaby ku, kau wanita yang hebat!" Tobias Harlot menepuk punggung Geby agar kembali bersemangat seperti Geby yang mereka kenal dulu.

Setelah mereka berdua pergi Geby segera mencari Lily ke kamarnya.

"Geby!" gadis kecil itu langsung berlari dan melompat ke pelukannya. "Aku kira mereka juga akan membawamu."

"Oh, tidak sayang. Aku tidak akan ke mana-mana, aku akan selalu bersamamu."

"Aku tidak suka paman Jeremy."

"Kau tetap harus hormat kepada orang yang lebih tua."

"Dia tidak menyukaiku."

"Sepertinya banyak yang tidak dia sukai, tapi tidak apa-apa," santai Geby mengajak Lily tersenyum.

"Apa dia juga tidak menyukaimu?"

"Sepertinya dia juga tidak menyukaiku, dia juga tidak menyukai makanan manis dan brokoli." Geby coba mencari perbandingan yang lebih sepele untuk mencairkan ketakutan Lily.

"Darimana kau tahu?"

"Kulihat dia tidak pernah makan makanan penutup dan selalu menyisakan brokoli di piringnya."

"Apa tidak ada yang pernah memarahinya?"

"Mungkin," Geby pilih menggelitiki pinggang Lily agar gadis itu tidak mengajaknya membahas Jeremy lagi.

"Cepet ganti pakaianmu, sudah waktunya kau belajar berkuda."

Tak peduli sedang terjadi apapun di dunia orang dewasa, bagi anak-nak semuanya tetap harus berjalan normal seperti biasanya.

Geby menyuruh pengasuh Lily untuk membantu anak itu berganti pakaian sementara Geby kembali ke kamarnya sendiri untuk mengganti pakaiannya juga. Geby berganti pakaian dengan cepat dan tidak sengaja bertemu dengan Jeremy ketika dirinya hendak turun dari tangga. Geby yakin Jeremy sempat memperhatikan pakaian berkudanya walaupun tidak berkomentar dan langsung berlalu pergi ke ruang kerja James. Tidak tahu kenapa hal sepele seperti itu saja membuat Geby tidak terima. Rasanya Geby memang tidak akan pernah rela melihat Jeremy mengambil semua milik James.

Lily yang sudah selesai lebih dulu berteriak memanggilnya dari tepi kolam air mancur.

"Ayo! cepat, Geby!"

Nampaknya nona kecil itu sudah mulai tidak sabaran.

Lily memang masih belum terlalu paham mengenai kepergian James. Walaupun kemarin ikut menangis tapi hari ini sudah mulai ceria lagi. Tiap senyum Lily rasanya juga ikut mengangkat sedikit demi sedikit kesedihan Geby dan seolah memberinya semangat hidup lagi. Gadis kecil itu adalah cinta James, kenangan terindah pria itu untuk Geby.

Lily sudah mulai berani menunggangi kuda poninya sendiri jadi Geby tinggal mengiringinya dari belakang ketika mengajak gadis kecil itu menuruni bukit-bukit rendah di tanah keluarga Loghan yang luasnya seolah tanpa tepi hingga sejauh mata memandang.

Lily adalah gadis kecil yang suka banyak bertanya dia akan menanyakan apa saja yang dilihatnya dan kadang besok juga masih akan menanyakannya lagi jika masih ada yang membuatnya penasaran. Gadis kecil yang cerdas, ceria, dan menyenangkan. Lily memiliki mata biru seperti Olivia hampir tidak ada James dalam gadis kecil itu kecuali ketika dia tersenyum dan menunjukkan sedikit lesung pipinya. James juga memiliki lesung pipi di sebelah kanan persis seperti Lily ketika tersenyum.

Geby mengajak Lily kembali menjelang tengah hari dan langsung menyuruh pengasuhnya untuk menemaninya mandi dan berganti pakaian dulu sebelum makan siang.

"Apa aku tidak boleh mendapatkan pudingku dulu?"

"Tidak kau harus mandi dulu."

Ketika hendak kembali ke kamarnya Geby tidak sengaja mendengar Jeremy sedang terdengar marah pada seseorang di dalam telepon.

"Suruh Mr. Rich kemari sekarang juga!"

Cuma itu yang ikut Geby simak dengan jelas dari rangkaian kemarahan Jeremy pada seseorang yang sedang bicara padanya melalui sambungan telepon.

Buru-buru Geby pergi ke kamarnya sebelum Jeremy keluar dari ruang kerja James yang sedari tadi pintunya dibiarkan setengah tarbuka.

Tidak tahu kenapa Geby juga ikut cemas karena sepertinya ada yang tidak beres mengenai rencana konferensi pers besok.

Selesai mandi dan berganti pakaian Geby buru-buru turun karena melihat mobil Mr. Rich sudah berada dia halaman. Geby terkejut karena semua orang sedang berkumpul di ruang pertemuan termasuk Mr. Papkins yang waktu itu juga menjadi saksi penandatangan kesepakatan James dan Jeremy.

Jeremy Loghan berdiri di ujung meja seperti sedang marah. Geby Masih berdiri di anak tangga ketika melihat Mr. Rich coba kembali menjelaskan.

"Maaf Tuanku, tapi Anda sudah menandatangani semuanya di depan kami semua."

"Ya, tapi aku tidak pernah menyatakan setuju untuk mengurus anaknya!" triak Jeremy dengan otot rahangnya yang kaku.

"Saat Anda setuju mengelola semua peninggalan James Loghan itu juga termasuk atas hak perwalian putrinya dan jaminan masa depannya yang rinciannya telah saya sampaikan tadi."

Seketika lutut Geby ikut lemas mendengarnya. 'Bagaimana Lily harus diurus Jeremy?'

"Apa tidak bisa kumasukkan saja dia ke sekolah asrama!"

Jelas Jeremy samasekali tidak menyukai anak-anak.

"Di sini disebutkan harus dalam pengawasan langsung dari pihak keluarga sampai usianya delapan tahun dan siap untuk bersekolah. Sekaranag hanya Anda keluarganya."

"Memang berapa usinya sekarang?"

Bahkan ternyata Jeremy juga tidak tahu berapa usia keponakanya.

"Enam tahun, Tuanku."

Artinya masih ada dua tahun lagi sebelum Lily mulai pergi ke sekolah.

"Mustahil!" tolak Jeremy dengan keras, "Aku tidak mau mengurus anak-anak!"

Geby masih mencengkram pegangan anak tangga dengan buku jari bergetar dia sangat takut jika orang seperti Jeremy sampai membawa Lily. Jeremy tidak pernah perduli dengan keponakanya. Bahkan sampai sekarang pun dia juga belum pernah menyapa keponakanya sama sekali.

"Apa tidak bisa Lily tetap di sini biar aku yang bertanggungjawab mengurusnya?" sela Geby.

"Maaf, Nona Harlot, harus ada keluarga Loghan yang mengawasinya dan Anda bukan---" Mr. Rich belum sempat melanjutkan ketika Jeremy lebih dulu memotong.

"Baiklah, jika itu masalah kalian mulai sekarang hanya seorang Loghan yang boleh duduk di kursi keluarga Loghan dan yang lain menyingkirlah!" marah Jeremy.

Dengan spontan Mr. Rich langsung berjengit berdiri dari tempat duduknya dan diikuti oleh yang lainnya.

Jeremy merasa keterlaluan jika perkara mengurus anak-anak saja sampai harus diserahkan pada dirinya. Jeremy juga merasa ditipu oleh saudara laki-lakinya sendiri yang bahkan sudah terkubur tanah.

Tanpa bicara lagi Jeremy langsung pergi meninggalkan mereka semua yang jadi tidak berani duduk lagi karena tahu seorang Jeremy Loghan memang tidak pernah main-main dengan peringatannya.

*****

Setelah kemarahan seorang Jeremy Loghan yang membuat seisi rumah kembali hening, siang itu hanya ada Jeremy dan Lily yang duduk di meja makan. Karena kenyataannya memang tinggal mereka berdua keluarga Loghan yang tersisa. Bahkan Geby pun tidak ikut makan di meja makan keluarga lagi.

"Kau tidak menyukaiku," ucap Lily setelah mereka hanya saling diam di meja makan tanpa ada yang menyentuh makanan.

"Siapa yang mengajarimu bicara seperti itu?" tegur Jeremy dengan nada dingin.

"Kata Geby kau juga tidak suka brokoli."

Baru kemudian Jeremy terkejut dan melihat piringnya yang masih utuh. Jeremy memang tidak suka brokoli, tapi bukan itu alasannya tidak menyentuh makanannya kali ini, Jeremy hanya sedang sibuk berpikir.

"Apa lagi yang dia katakan? " sepertinya Jeremy malah mulai penasaran.

"Geby bilang kau juga tidak menyukainya, sama seperti kau tidak menyukai brokoli dan makanan penutup yang manis."

Jeremy langsung mengerutkan alis. Memangnya sejak kapan Geby perduli memperhatikan makanannya segala, karena kenyataanya itu memang benar.

 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mary Sihotang
yes menarik ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status