YUK VOTE YANG RAME BIAR CERITA INI BISA NAIK LAGI PERINGKATNYA
Dominic Rodriguez adalah pemimpin dari organisasi kejahatan terorganisir yang bukan main-main. Jaringannya bisa berada di mana-mana dan jumlah kaki tangannya bisa sangat tidak terduga. Dom bukan cuma tega merenggutnyawa sebagai imbalan, dia juga telah melakukan banyak pembunuhan dengan tangannya sendiri tanpa rasa iba. Jelas Dom berbeda dengan Jared Landon atau Jeremy Loghan. Meskipun memiliki kekuasaan tapi Jeremy bukan pelaku kejahatan apalagi hingga sengaja tega melenyapkan nyawa manusia. Tapi apapun bentuk kejahatan yang pernah di lakukan oleh Dominic Rodriguez, dan misalkan seluruh tubuh manusia yang pernah dia bantai dalam seumur hidupnya ditumpuk jadi satu, semua itu tetap tidak akan sebanding dengan banyaknya nyawa yang bakal direnggut oleh George Loghan dalam satu hari jika sampai rencana jahatnya berhasil."Aku sendiri yang akan membunuhnya!" tegas Brandon karena menurutnya cuma satu cara itu untuk menghentikan semua langkah George Loghan serta seluruh rencana kejahatan besar
"Bagaimana kau bisa tega melakukannya!" marah Tobias yang baru tahu jika ayahnya masih bersekongkol dengan George Loghan."Aku terpaksa melakukanya.""Hanya manusia tidak punya harga diri yang bisa dipaksa untuk berbuat keji seperti itu!" Tobias akan tetap bertindak tegas meski kali ini harus berhadapan dengan ayahnya sendiri."George Loghan yang memberi perintah, jika bukan aku yang melakukanya dia tetap akan menemukan orang lain untuk pekerjaan itu." Mr. Harlot balas menatap putranya. "Dia menyuruhku membunuh James serta istrinya, tapi sungguh aku tidak pernah berniat mencelakai James. Aku yakin kau juga tahu jika aku ingin James bisa menikahi Geby dan berharap kelak James bisa mengalahkan ayahnya. Aku benar-benar tidak menyangka jika James akan ikut mengendarai boat, itu semua di luar rencana. Aku juga tidak menyangka jika George Loghan bisa mencium pengkhianatanku."Mr. Harlot tetap menatap putranya yang masih tidak bergeming untuk perduli dengan pembelaan apapun."Kau juga yang be
Jared pilih berlari dari arah perbukitan untuk lebih cepat sampai di area makam keluarga Loghan, karena jika mengunakan mobil, ia justru harus memalui jalan memutar yang membuang waktu. Jared tidak boleh terlambat, Geby dalam bahaya. Berbagai pikiran mengerikan juga sedang mencengkram otaknya.Jared berlari hingga jantungnya seperti ikut terlontar lepas, dia melesat seperti peluru. Kaki Jared adalah struktur jaringan otot padat yang dapat melompat seperti pegas pelontar dan mendarat lagi dengan suara derap bertenaga.Jared terus berlari, melompat dan melesat seperti mutan ketika terpelanting dan mendarat di atas batu, tanah, atau ketika dia melompati dahan pohon serta anak sungai di lereng perbukitan. Manusia normal tidak akan bisa seperti itu. Jared telah mengalami perkembangan fisik sempurna dari mesin pembunuh berwujud manusia, bisa sangat berbahaya jika dikuasai oleh orang yang salah. Tapi jiwa liar Jared yang sulit untuk dikendalikan membuat pemuda itu mustahil untuk bisa George m
"Hubungi George Loghan, kita melakukan pertukaran!" Brandon yang bicara.Semua orang langsung menoleh pada putra keluarga Lington yang dari tadi cuma ikut menyimak pembicaraan mereka."Aku tahu apa yang dia inginkan!" Brandon balas menatap Jeremy Loghan. "Dia akan menginginkanku!""Kau hanya akan mati konyol!" Tegas Jeremy mengingatkan Brandon. "Keponakanku juga akan melahirkan anakmu, simpan dulu keberanianmu, Anak Muda!"Menurut Jeremy, Brandon memang cuma anak muda yang terlalu berani dan sering kurang perhitungan dengan siapa lawannya kali ini."Ini bukan permainan judi yang bisa kau bayar dengan hartamu jika kau kalah!""George loghan memang menginginkan harta!" Brandon terus menatap Jeremy Loghan tanpa gentar."Harta karun yang tidak terhingga nilainya. Harta karun yang bakal bisa menjadi sumber malapetaka serta pertikaian bagi banyak bangsa dan golongan. Harta Karun yang telah berabad-abad disembunyikan oleh keluarga kita.""Harta karun ...!" kutip Jeremy.Mereka semua ikut terk
Tobias Harlot melakukan peretasan untuk menghubungi George Loghan agar mereka bisa menawarkan pertukaran. George Loghan pria yang cerdas, mereka harus tetap berhati-hati. Jeremy tidak mau mengambil resiko keselamatan Brandon meskipun pemuda itu seperti tidak pernah memiliki rasa takut.Tidak butuh waktu lama bagi Tobias Harlot untuk mendapat jawaban dari George Loghan."George Loghan sudah setuju menukar Geby dengan putra keluarga Lington," suara Tobias dari sambungan telepon."Minta di mana lokasinya!" perintah Jeremy."Dia cuma mau Brandon Lington dikirim seorang diri dengan kondisi mata tertutup dan mereka baru mau menunjukkan kondisi Geby setelah Brandon berada di tangan mereka.""Kita tidak bisa percaya pada pertukaran macam itu!" tegas Jared yang langsung tidak terima."Dia tidak memberi pilihan." Tobias juga sudah berusaha melakukan negosiasi. "Kita juga cuma diberi waktu dua kali dua puluh empat jam.""Tidak bisa begini!" Jared berpaling pada Jeremy karena rencana mereka bisa i
"Kau sangat mirip dengan ibumu." George menyentuh pipi lembut Geby yang masih hangat meski wanita muda itu belum juga sadar sejak dibawa ke kamarnya. "Ternyata kau juga akan sangat berharga, Sayang."Padahal rencana awalnya George cuma akan mengunakan Geby untuk memeras Jared Landon agar mutan liar itu mau melihat ke masa lalu. Ternyata George malah mendapatkan tangkapan yang lebih besar. Jeremy menawarkan putra keluarga Lington yang bisa membaca semua buku peninggalan leluhur mereka. George kembali menggetarkan tawa untuk mengejek leluhurnya sendiri."Lihatlah bagaimana keberuntungan tetap berpihak padaku!"Selama berpuluh-puluh tahun George merasa terkecoh oleh tipudaya para leluhurnya yang malah menyembunyikan kunci rahasia besar mereka pada pemuda ceroboh. Kali ini Brandon Lington sendiri yang akan membawanya pada dua kemenangan sekaligus."Kau sudah bangun." Kali ini George Loghan menyentuh lengan Geby yang masih dibalut perban.Geby baru samar-samar menangkap siluet tubuh pria ya
Brandon Lington benar-benar harus datang seorang diri ke bandara tanpa boleh diantar oleh siapapun. Brandon pergi cuma dengan membawa ransel dan memakai hoodie abu-abu untuk sekedar menyamarkan jati dirinya yang bisa sangat mencolok di depan publik. Brandon Lington adalah pemuda dengan tinggi hampir dua meter berbahu lebar dan berotot padat, terlihat sangat percaya diri meski tahu musuhnya kali ini bukan orang yang bisa dia kalahkan dengan perkelahian.Brandon melewati alat pendeteksi di pintu masuk keberangkatan yang telah diretas oleh anak buah George Loghan untuk sekaligus bisa mendeteksi sensor penyadap di sekujur tubuh Brandon yang harus bersih. Intinya George Loghan juga sudah sangat waspada.Brandon sedang berjalan melalui lorong menuju ruang tunggu ketika seorang wanita sedikit menabrak sisi tubuhnya hingga barang bawaannya terjatuh. Brandon ikut bantu memungut barang-barang wanita tersebut untuk dimasukkan kembali ke dalam tas kartonnya."Terimakasih," wanita itu berterimakasi
George masih mencengkeram leher Brandon, mempertimbangkan akal sehatnya untuk tidak terprovokasi membuka kartu kelemahannya di depan bocah ingusan. George tidak mau diperintah, apalagi oleh putra keluarga Lington."Jangan sampai kau hanya menghabiskan umurmu untuk menyulam panji pertempuran yang tidak pernah berani kau rentangkan!" Brandon tetap tidak mau mengalah, mengejek dengan sindiran tajam dan menantang dengan senyum licik. "Cuma aku yang bisa membacanya!"Sebenarnya George juga heran bagaimana keluarga Lington bisa memiliki anak muda macam ini."Atau kau hanya akan terus bersembunyi sampai bosan menghitung jumlah tahun yang kau lewati dibalik drama kematian! Lihat bagaimana keturunanmu pun mulai malu untuk sekedar mengeja namamu di batu nisan.""Kupastikan kau tidak perlu lidah tajam untuk membaca!" George mengancam. "Akan kubuat kau menulis dengan darahmu sendiri yang masih hangat!""Kau hanya takut jika ucapanku jauh lebih benar dari apa yang kau pikirkan tentang dirimu sendir