Share

Dua Puluh Dua

Suara pintu terbuka kasar. Suara wanita memanggil suamiku. Kusiapkan semuanya dengan matang.

"Sayang, akhirnya kamu datang. Aku rindu padamu."

Kuputar kursi ke arah mereka. Wajah mas Ilham menoleh dan tampak pucat. Vika memeluk tubuh suamiku erat dan menengelamkan wajah ke dada bidang mas Ilham. Tak lupa merekam mereka dengan ponselku lalu sekali klik terkirim ke nomor Rita.

Vika melepas pelukannya. Melihatku yang memegang ponsel. Mas Ilham mendorong tubuh Vika. Ia hampir terhuyung ke belakang. Kalau saja keseimbangannya tak terjaga wanita itu sudah terjatuh ke lantai.

"Eh, ada Vika. Kamu dari mana saja?" tanyaku seolah-olah tak melihat perbuatan mereka. Sengaja melakukan tersebut. Berpura-pura polos saja.

"Se-selamat pagi Bu!" ucapnya. Wajahnya tertunduk. Mengapa ia malu padahal aku sudah tahu.

"Kamu baru datang."

"Saya sudah datang sejak tadi, Bu," jawabnya sopan. Sudah pasti begitu karena aku adalah pimpinan.

"Ada urusan apa kamu ke sini?" tanyaku. Malas sekali melihatnya. Masih
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nina Samsimah
jaman sekarang jadi perempuan harus berhati baja.. pelakor dimana2..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status