Share

Hadiah Ulang Tahun untuk Wanita Lain
Hadiah Ulang Tahun untuk Wanita Lain
Author: Coco An

Bab 1

Author: Coco An
"Ini liburan ulang tahun di pantai untuk diriku sendiri yang sudah kurencanakan sebulan penuh."

Aku berpikir, setidaknya pada hari ini, dia akan mengingatku.

Aku memesan hotel tepi pantai, memilih restoran, dan bahkan membuat reservasi khusus untuk makan malam dengan pemandangan kembang api.

Aku pikir itu akan menjadi liburan romantis hanya untuk Andre dan aku.

Saat kami hendak berangkat, bel pintu berbunyi.

Aku membuka pintu dan melihat Keisya, teman masa kecil Andre, berdiri di depan pintu menggendong anak perempuannya yang berusia empat tahun.

"Katanya, Andre mau mengajakku di pantai, biar si kecil bisa jalan-jalan."

Keisya mengenakan gaun tulle putih, riasan sempurna, dan tas bermerek. Dia lebih seperti pergi syuting iklan daripada pergi berlibur.

Dia menambahkan sambil tersenyum, "Aku sudah bilang sebaiknya jangan, takutnya mengganggu rencana kalian. Tapi Andre berkali-kali bilang nggak apa-apa. Kamu sendiri sudah setuju katanya."

Aku tertegun sejenak.

Aku tidak pernah mengatakan hal seperti itu.

Saat aku turun, mobil Andre sudah terparkir di pintu.

Dua teman dekat Andre duduk di belakang, sementara anak Keisya bersandar di kursi penumpang depan, mengulurkan tangan kepada Andre. "Om, gendong ...."

Dia tersenyum dan menggendongnya, sambil menenangkannya dengan lembut, "Hati-hati, jangan sampai jatuh."

Kelembutan itu membuatnya terlihat seperti bukan pria yang kukenal.

Pintu mobil dibuka, semua kursi sudah terisi.

Keheningan canggung menggantung di udara.

Salah satu temannya segera berdiri menawarkan kursinya. "Kita turun saja ya? Jangan buat Viona menunggu sendirian."

Keisya segera melambaikan tangannya, berkata dengan penuh perhatian, "Jangan, aku dan Kirana saja yang turun. Kalian pergi dulu. Kasihan Viona nunggu di sini sendirian kepanasan."

Dia berhenti sejenak, lalu menambahkan dengan lembut, "Kirana sudah nggak sabar mau lihat kembang api. Andre, nanti jangan lupa kirim foto dan video yang banyak, ya? Biar dia bisa lihat."

Pada saat itu, "perhatian"nya sangat tepat waktu, sementara aku seperti orang yang tidak seharusnya di sana.

Andre mengerutkan kening, suaranya terdengar tidak sabar. "Sudah, jangan saling tuding. Tempatnya nggak jauh, kok. Aku mau antar mereka ke sana dulu."

Setelah selesai bicara, dia menatapku dan nada suaranya melunak. "Keisya bawa anak, jadi dia agak repot. Kamu tunggu di sini dulu, ya? Aku nanti langsung balik lagi."

Aku menatapnya, tanganku perlahan mengepal.

Wajahnya memancarkan keyakinan. Yakin bahwa aku tidak akan marah, yakin bahwa aku akan selalu perhatian. Melihat ekspresi itu membuat dadaku terasa sesak.

"Andre."

Aku memanggilnya dengan pelan, berharap untuk mengingatkannya bahwa hari ini seharusnya liburan untuk ulang tahunku.

Tapi dia hanya mendesah pelan, seperti sedang membujuk anak rewel.

"Viona, tolong pengertian, ya? Dia beneran repot bawa anak. Aku tahu kamu selalu pengertian."

Dia mengatakan semua itu dan menatapku, seolah dia juga berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Bahwa ini hanya sementara dan dia akan segera kembali.

Seketika, hidungku terasa perih.

Sejak awal, "pengertian" hanyalah alasan yang dia gunakan sebagai pembenaran diri untuk mengabaikanku.

Teman-teman di sebelah mereka bertukar pandang dan akhirnya berkata, "Andre, kenapa nggak sekalian saja? Di sini terlalu panas, kasihan dia ditinggal sendirian."

Suara Andre berubah dingin. "Jangan ikut campur."

Keisya segera menyela dengan senyuman dan menenangkan suasana, "Nggak apa-apa, jangan ribut gara-gara aku. Dia tunggu di sini sebentar nggak apa-apa."

Setelah itu, dia mengangguk kepadaku dan berkata dengan lembut, "Terima kasih ya, cuaca begitu panas."

"Kalau aku, nggak sanggup lama-lama di bawah matahari. Kamu sabar banget."

Aku menatapnya, melihat dengan jelas ekspresi puas dan sombong di balik senyumnya.

Andre menutup pintu mobil.

Mobil itu melaju kencang, mengaduk angin laut dan pasir.

Aku berdiri di sana, di bawah matahari yang bersinar terang. Cahaya putih menyilaukan menembus pandanganku.

Keringat menetes di leherku. Aku bahkan tidak membawa air minum.

Bayangan di kakiku memanjang karena matahari sedang terbenam, bagaikan orang yang tidak diinginkan.

Aku ingin menelepon Andre dan menyuruhnya segera kembali.

Tapi aku teringat komentarnya tadi, "Tolong pengertian," dan akhirnya aku tidak jadi menelepon.

Aku hanya ingin lihat apakah dia benar-benar akan kembali.

Ponselku menyala. Notifikasi unggahan baru dari akun media sosial Keisya.

Mereka telah tiba di pantai. Dalam video, Andre terlihat menggendong anak Keisya sambil memberi makan burung camar.

Video berikutnya memperlihatkan dia membungkuk untuk merapikan rambut Keisya yang acak-acakan tertiup angin.

Tulisannya berbunyi: [Hari paling bahagia bagi Kirana.]

Komentar-komentar di bawahnya memuji mereka "pasangan serasi" dan "keluarga bahagia."

Keisya tidak membantah, hanya membalas dengan emoji senyum.

Cahaya terang dari layar ponsel sangat menohok mataku.

Menyaksikan adegan "bahagia" itu, jari-jariku mengencang.

Hatiku terasa kering dan terbakar, seperti dipanggang di permukaan matahari.

Angin menerpa pipiku, membawa rasa asin yang pahit.

Matahari bersinar terik, dan pandanganku berangsur-angsur menggelap. Aku hampir pingsan karena kepanasan.

Ponselku tergeletak tenang di telapak tanganku, layarnya menunjukkan gambar silih berganti.

Aku menatapnya, jantungku berdebar kencang.

Jariku bergerak tanpa sadar ke daftar kontak, berhenti pada nama "Andre".

Aku ingin bertanya padanya, "Kapan kamu mau balik lagi?"

Tapi pada akhirnya, aku hanya menatap nama itu dalam diam.

Aku ingin tahu apakah dia akan mengingatku.

Angin bertiup, membawa bau amis laut dan sentuhan dingin.

Rasa dingin itu menjalar dari kulit hingga ke hatiku.

Aku tahu ini mungkin kesempatan terakhir yang akan kuberikan padanya.

Terakhir kalinya aku menaruh harapan padanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hadiah Ulang Tahun untuk Wanita Lain   Bab 10

    Andre entah dari mana tahu bahwa aku akan menikah dan mulai menghubungiku lagi."Viona, kamu mau menikah?"Andre tampak sedih, matanya tampak putus asa."Viona, tolong beri aku satu kesempatan lagi.""Aku janji nggak akan membuat kesalahan yang sama."Aku menatapnya, tidak merasa tergerak sama sekali."Andre, kita nggak bisa balik lagi.""Aku sudah punya tunangan. Kita sudah nggak mungkin lagi."Andre membeku, menundukkan kepalanya. Suaranya pecah saat berbicara, "Kamu sebenci itu kepadaku?"Aku mendesah dan menggelengkan kepala."Aku nggak benci, aku cuma nggak mencintaimu lagi."Andre terdiam cukup lama sebelum perlahan mengangkat kepalanya."Oke, aku doakan yang terbaik untukmu."Dengan itu, dia berbalik dan pergi.Punggungnya yang menjauh tampak hancur dan kesepian.Setelah Andre pergi, berita bahwa pewaris Keluarga Devandra akan menggelar upacara pertunangan menyebar ke seluruh kalangan.Baru pada saat itulah semua orang menyadari bahwa aku akan menjadi Nyonya Devandra.Mereka yan

  • Hadiah Ulang Tahun untuk Wanita Lain   Bab 9

    Setelah meninggalkan rumah Andre, aku berpapasan dengan seseorang yang kukenal.Nino.Dia bukan anak manja seperti dulu lagi. Dia sudah jauh lebih dewasa dan tenang.Saat melihatku, dia sekilas tampak kaget, lalu dia tersenyum."Viona, kamu kembali.""Kamu tambah cantik, aku hampir nggak kenal."Aku tersenyum tipis. "Nino, kamu juga sudah berubah."Nino menggaruk kepalanya, tampak sedikit malu."Mungkin, kehidupan memaksaku belajar lebih dewasa."Dia melirikku dan tiba-tiba berkata, "Viona, mau ikut aku pulang?""Ayah dan Ibu kangen kamu."Aku sedikit terkejut, tapi tetap mengangguk."Oke."Aku memang sudah berencana untuk pergi ke rumah agar orang tuaku tahu bahwa aku aman.Saat kami tiba di rumah, kami mendapati keributan di depan pintu."Tante, tolong izinkan kami masuk.""Kami sudah sadar kesalahan kami, kami minta maaf."Itu suara Keisya dan anaknya.Mereka dilarang masuk, tapi mereka tetap menolak untuk pergi.Keisya melihatku, sekilas rasa kebencian terpancar di matanya."Viona,

  • Hadiah Ulang Tahun untuk Wanita Lain   Bab 8

    Andre meninggalkan rumah keluargaku dalam keadaan bingung dan sedih, sambil memegangi gaun pengantin.Tempat itu kembali tenang seperti semula setelah kepergiannya.Tapi aku tetap tidak kembali dan tidak pula memperhatikan urusan mereka.Aku kembali ke kota kecil tempat aku tinggal semasa kecil, tempat yang dulu memberiku penderitaan tiada akhir, tapi juga tempat yang sangat kukenal.Sekarang, aku sudah dewasa dan bukan anak kurus yang kelaparan itu.Orang-orang di sini telah lama melupakan gadis kecil yang diculik dan dijual ke sini bertahun-tahun yang lalu.Aku menggunakan tabunganku untuk membeli rumah kecil.Aku sudah lolos sertifikasi guru dan menjadi guru di sekolah dasar terdekat.Orang-orang di sini sederhana dan ramah. Senyum anak-anaknya polos dan murni.Bersama mereka setiap hari, aku perlahan melupakan rasa sakit masa laluku.Seminggu kemudian, aku melihat ponselku dan melihat Andre telah mengirimi lebih dari seratus pesan.[Viona, kamu di mana?][Viona, kumohon kembalilah.

  • Hadiah Ulang Tahun untuk Wanita Lain   Bab 7

    Andre datang ke kamarku sambil membawa gaun pengantin yang rusak itu.Dia membuka pintu dan tertegun oleh pemandangan di hadapannya.Kamarku telah diubah menjadi studio tari anak-anak.Dindingnya dipenuhi foto-foto Kirana yang sedang menari. Sepatu menari serta mainan Kirana berserakan di karpet berwarna merah muda.Barang-barangku telah lama hilang tanpa jejak.Andre menatap dengan mata terbelalak, tidak percaya pada apa yang dilihatnya.Dia memegangi dadanya, rasa nyeri berdenyut ke jantungnya.Ternyata, Viona di rumah ini tidak begitu diperhatikan.Dia tiba-tiba mengerti betapa putus asa dan hancurnya Viona saat ditinggalkan sendirian.Andre memeluk gaun itu dan perlahan keluar dari ruangan.Saat melewati ruang tamu, Nino melihatnya dan berhenti.Andre menatapnya dengan dingin dan berkata dengan suara rendah, "Nino, apa Viona benar-benar keluarga kandungmu?"Mendengar ini, wajah Nino langsung menjadi gelap.Dia kemudian teringat bahwa kamar Viona telah diubah menjadi studio tari.Wa

  • Hadiah Ulang Tahun untuk Wanita Lain   Bab 6

    Setelah gagal meyakinkan orang tuanya sendiri, Andre datang memohon kepada orang tuaku.Begitu dia melangkah masuk, Kirana berlari menghampiri dan mengulurkan tangan untuk meminta gendong."Kak Andre, akhirnya kamu datang! Kirana kangen kamu!"Tapi, pikiran dan mata Andre sepenuhnya terfokus padaku. Dia tidak sempat memperhatikan Kirana.Dia langsung masuk ke ruang tamu. Melihat keadaan ruangan yang berantakan, raut wajahnya langsung kelam."Om, Tante."Orang tuaku meliriknya, tapi tidak berkata apa-apa.Andre tidak peduli. Dia melihat sekeliling dan tiba-tiba melihat selimutnya di sudut ruang tamu yang berantakan.Itu adalah selimut yang aku rajut sendiri untuknya, dan dia sangat menghargainya.Tapi kini, selimut itu tergeletak kotor di sudut ruang tamu.Dia melotot ke arah pelayan, suaranya tajam."Siapa suruh kamu sentuh barang-barangku?!"Kirana ketakutan melihat sikapnya dan menangis.Nino mendengar keributan dan berlari menghampiri.Dia menatap Andre dengan tajam, suaranya kesal.

  • Hadiah Ulang Tahun untuk Wanita Lain   Bab 5

    Hingga waktu makan malam tiba, aku masih belum pulang.Ibu terdengar sedikit kesal. "Kenapa Viona belum pulang-pulang?"Nino yang sedang asyik bermain game menjawab tanpa mengalihkan pandangannya."Dia pasti sengaja, biar makan kita nggak enak.""Bu, biarkan saja dia. Sebentar lagi juga pasti pulang."Ayahku mengerutkan kening dan meletakkan sendoknya."Pergi ke mana sih? Kenapa belum pulang?""Bukannya sudah disusul Andre? Kenapa belum pulang juga?"Ibuku membalas dengan kesal."Siapa yang tahu? Mungkin sudah disusul Andre, lalu dia sengaja ngulur-ngulur waktu.""Sudah dewasa, masih saja cari-cari perhatian.""Andre juga, kenapa dia belum pulang lagi?"Mereka sama sekali tidak mengkhawatirkanku. Mereka malah mengkhawatirkan Andre.Pada saat itu, Andre sedang menyisir seluruh kota untuk mencariku.Untuk menghiburku, dia pergi ke lelang dan membelikan aku kalung rubi mahal.Dia mencoba meneleponku, tapi nomorku tidak aktif.Dia pergi ke tempat-tempat yang sering aku kunjungi, tapi tidak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status