Share

Pernikahan suamiku

Author: Aizza Zhee
last update Last Updated: 2022-03-29 16:21:34

Rumah yang biasanya sepi, kini sangat ramai, keluarga dan saudara-saudara jauh dari Zaky yang tidak pernah terlihat, kini sedang bercengkerama di ruang tamu, para tetangga yang biasanya hanya bertegur sapa di jalan juga ikut berkumpul di ruang tamu.

Sementara si pemilik rumah, Zaky masih di dalam kamar, mengamati sosok wanita yang sedang dirias di sampingnya.

Jas berwarna hitam, dengan kemeja warna putih di dalamnya dan celana kain warna hitam, terbalut rapi ditubuh Zaky yang jakun, rambutnya bergelombang tertutup dengan peci warna hitam, wajahnya tampak gugup dengan bercucuran keringat, meski begitu ketampanannya masih bersinar.

Setelah mendapatkan izin dari kakaknya dan istrinya untuk bisa menikahi Nanda, tanpa menunggu lama Zaky segera menggelar acara pernikahannya.

Sebuah pernikahan sederhana dengan hanya mengundang keluarga dan para tetangga, tanpa pesta yang besar, layaknya pernikahannya sebelumnya dengan Lina. Pernikahannya juga hanya pernikahan sirih yang hanya sah menurut agama tanpa perlu mengurus berkas dan mendaftarkan pernikahannya untuk mendapatkan legalitas dari negara.

"Dek, apa masih lama?"

Zaky menatap adik sepupunya yang sekarang sedang membubuhi bibir Nanda dengan lipstik warna merah miliknya yang dia bawah sendiri dari rumah.

Kemarin, Zaky memintanya untuk merias Nanda, dia tidak punya banyak uang untuk menyewa MUA, kebetulan adik sepupunya itu katanya pandai merias dan pernah bekerja menjadi asisten dari seorang MUA jadi Zaky pun meminta tolong padanya.

"Sebentar lagi akan selesai, kak Zaky tolong bersabar sedikit lagi.

Tanpa menoleh pada Zaky, gadis itu fokus merias wajah Nanda, yang beberapa kali dia hapus ulang, mungkin karena sudah lama tidak bekerja ikut MUA, dia menjadi lupa sampai beberapa kali melakukan kesalahan.

Setelah menunggu 3 jam lebih, akhirnya selesai. Kedua calon pengantin keluar dari dalam kamar, disusul di belakangnya sepupu Zaky yang berjalan penuh percaya diri setelah berhasil merias Nanda.

Semua mata para undangan yang dari tadi sudah menunggu kini tertuju pada keduanya, khususnya calon pengantin wanita yang membuat mereka penasaran, belum ada yang melihat Nanda sebelumnya, kecuali Hesti dan Lina, lalu sepupu Zaky yang merias Nanda.

Meski dengan riasan sedikit berantakan, make up tebal dengan lipstik yang terlalu meriah, tapi wajah Nanda terlihat cantik dari sebelumnya saat tanpa make up, meski begitu masih jauh cantik Lina, hanya saja Lina kalah di umur, itu saja.

Tangan hangat menggenggam kedua tangan Lina yang gemetar, ia menoleh dan mendapati Hesti yang dari tadi selalu berada di sampingnya.

Dari pagi Lina sudah sibuk, meski hatinya masih sakit tapi dia masih mau membantu Zaky menyiapkan banyak hal untuk acara pernikahan Zaky. Dia rela bangun lebih pagi untuk masak-masak, dia juga menyambut banyak tamu meski harus merasakan tatapan aneh dari mereka semua.

Semua orang mungkin bertanya-tanya apa yang ada dalam pikiran Lina sampai mau dan rela membagi suaminya dengan wanita lain, meski begitu Lina tidak mengambil pusing, dan bersikap seolah-olah dia baik-baik saja padahal aslinya hatinya sangat hancur.

"Kamu ngak papa Lin?" bisik Hesti.

Hesti takut Lina berubah pikiran dan merusak acara yang sedang berlangsung karena tatapan Lina tiba-tiba berubah menjadi aneh saat melihat Zaky dan Nanda keluar dari kamarnya, itulah sebabnya Hesti menjadi khawatir.

Hati wanita mana yang akan baik-baik saja saat menyaksikan langsung suaminya menikah lagi dengan wanita lain, apalagi sang wanita memakai pakaian pengantin miliknya, dan suaminya juga memakai pakaian yang sama saat menikah dengannya.

"Lin, Lina!"

Hesti mengguncang bahu Lina dan membuatnya tersadar, ia kemudian menundukkan kepalanya sebentar lalu menoleh ke arah Hesti dan berkata. "Aku baik-baik saja."

Hati Lina terasa aneh melihat Nanda memakai pakaian yang dulu dia kenakan saat menikah dengan Zaky, pakaian yang dia simpan rapi sebagai barang berharga yang menyimpan kenangan bahagia kini berubah menjadi kenangan yang menyakitkan.

Meski sudah berusaha keras untuk ikhlas dan menerima, namun itu sangat sulit bagi Lina, dan dia masih harus berpura-pura baik-baik saja di depan banyak orang.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Zaky Arham bin Zainal dengan Nanda sulistya binti Khoiri dengan mas kawin seperangkat alat Shalat dibayar tunai."

Suara berat bapak naib yang menjadi wakil wali untuk menikahkan Nanda terdengar. Nanda yatim piatu, jadi walinya diwakilkan oleh pak naib yang sudah biasa menikahkan banyak orang dengan kasus yang sama.

"Saya terima nikah dan kawinnya Nanda binti Khoiri dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai."

Dengan sekali tarikan nafas Zaky menyelesaikan ijab kabulnya, raut lega tergambar jelas di wajahnya.

"Sah!" suara saksi terdengar serentak.

Terlihat senyum bahagia dari kedua mempelai, Nanda menangis terisak penuh haru, sementara Zaky di sampingnya segera memeluknya dengan erat.

Lina yang duduk tidak jauh dari mereka, tertunduk lemas, dia sengaja memalingkan kepalanya agar tidak melihat keduanya bermesraan dan dengan sekuat tenaga dia berusaha menahan air matanya.

Hesti yang duduk di sampingnya mengelus punggungnya lalu memeluknya, dia seolah tahu apa yang dirasakan Lina.

"Maafkan aku Lin, aku tidak bisa mencegah pernikahan mereka, Zaky harus bertanggung jawab, dan gadis itu juga sangat kasihan, mbak ngak tega, apalagi dia yatim piatu dan sedang mengandung anak Zaky, jadi mbak minta kamu bisa memaafkan mbak dan Zaky, belajarlah ikhlas dan menerima apa yang sudah terjadi, mungkin ini sudah takdirmu," bisik Hesti tepat ditelinga Lina.

Lina mengangguk pelan tanpa mengucapkan apa pun, sebenarnya dia marah mendengar ucapan takdir keluar dari mulut Hesti, kalau saja suaminya tidak selingkuh dan setia padanya, semua ini tidak akan pernah terjadi.

Bagaimana bisa ini menjadi takdir untuknya? Bagi Lina itu hanya alasan yang dibuat-buat oleh Hesti agar dia bisa menerimanya, padahal semua adalah kesalahan Zaky sepenuhnya.

"Lin, jadi ..." kata-kata Hesti terputus.

Suara doa dari pak naib membuat dia terdiam dan tidak melanjutkan omongannya, setelah ijab kabul selesai naib membacakan doa yang panjang juga sebuah nasihat untuk keduanya.

Setelah itu, berlanjut acara makan-makan, Lina membantu menyiapkan bersama Hesti dan kerabat Zaky, meskipun agak canggung bersama kerabat Zaky dia tidak mempermasalahkannya, kerabat Zaky dulu tidak menyukainya dan bahkan tidak hadir saat dia dan Zaky menikah.

Untuk keluarga Lina sendiri tidak ada satu pun yang datang, meskipun Lina sudah memberi tahu dan mengundang mereka, mereka tetap tidak mau hadir, keluarganya marah besar terutama pada Lina, bagi keluarganya Lina dianggap bodoh karena mau saja diselingkuhi dan bahkan dipoligami oleh Zaky.

Padahal sebenarnya Lina juga tahu kalau dia sangat bodoh tapi entah kenapa dia tetap melakukannya dan berusaha sangat keras untuk menerimanya. Entah itu karena alasan anaknya atau rasa cintanya pada Zaky.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hadirnya istri kedua   Bab 21

    "Akh! Sakit ... Mas Zaky tolong aku," ucap Nanda meringis kesakitan dengan ponsel yang menempel di telinganya. Dia baru daja menghubungi Zaky.Dengan posisi terduduk di lantai Nanda berteriak mengatakan kesakitan pada Zaky dari balik ponselnya. Darah merah mengalir sangat banyak dari kemaluannya.Lina masih berdiri diam dengan bingung dan gelisah melihat apa yang terjadi pada Nanda di depan matanya, apalagi setelah melihat darah yang sangat banyak mengalir menodai lantai yang berwarna putih."Ada apa sayang? Kamu kenapa?" suara Zaky terdengar gugup dari balik telepon. Nanda sengaja melospiker agar Lina bisa mendengarnya."Mas, aku jatuh dan berdarah, mbak Lina baru saja menendangku sampai jatuh. Tolong cepat pulang mas, aku sakit banget dan sudah tidak tahan," ucap Nanda sesenggukan sambil menangis. Sesekali matanya melirik ke arah Lina yang masih kebingungan."Iya, iya, aku akan segera pulang. Aku akan menghubungi mbak Hesti duku agar kamu bisa segera dibawah ke rumah sakit," suara g

  • Hadirnya istri kedua   Bab 20

    "Dasar pelacur!"Tidak lama suara pintu dibanting dengan sangat keras. Nanda berdiri menatap Lina dengan tatapan penuh emosi.Plak!Tamparan keras mendarat dipipi Lina yang mulus, disudut bibirnya tampak darah merah segar."Siapa kamu sampai berani mengataiku pelacur?" teriak Nanda tepat di depan wajah Lina.Memegang pipinya yang perih Lina membalas tamparannya.Plak! Plak!2 kali tamparan di pipi kanan dan kiri."Kamu memang pelacur, kalau bukan pelacur lalu apa? Sudah mengambil suami orang tapi masih saja cari pria lain dan berselingkuh," balas Lina.Wajah Lina memerah penuh emosi, dia tidak menyangka akan di tampar oleh seseorang yang jauh lebih muda darinya, wanita rendahan yang levelnya jauh dari dia, pwrempuan dengan wajah yang terlihat pilos namun ternyata beracun."Aduh, sakit ... Jangan mengfitnahku mbak, siapa yang selingkuh?" Nanda berkata sambil meringis menahan rasa sakit akibat tamlaran Lina, wajahnya tampak kaget tapi dia masih berusaha keras memasang wajah tenang, mesk

  • Hadirnya istri kedua   Darah merah

    Sebuah cairan hangat berwarna merah menempel ditangan Nanda, meski tidak banyak, tapi wajah Nanda terlihat menjadi ketakutan dan bingung."Bang, aku takut, aku tidak bisa lagi melanjutkannya."Dengan kekuatan yang masih tersisa, Nanda menyingkirkan pria itu, dia berdiri dan berjalan menuju ke kamar mandi.Sebenarnya pria itu masih ingin melanjutkannya lagi, tapi melihat ekspresi Nanda dia terpaksa menghentikannya, ekor matanya yang memerah mengikuti Nanda lalu melirik darah merah yang menodai seprei di bawahnya yang berwarna putih."Brengsek!" Tangannya yang terkepal memukul keras kasur kemudian dia membanting tubuhnya dengan kasar, dia atas seprei itu, tanpa peduli noda yang akan mengotori tubuhnya."Apa ini?" Tubuh Nanda gemetar hebat, keringat mengucur deras dari dahinya, melihat darah ditangannya yang masih menetes, beruntung saat dia menyentuh vaginanya tidak ada darah lagi yang keluar, hanya ada sisa yang menempel di sela-sela pahanya, meski

  • Hadirnya istri kedua   Bodoh karena cinta

    "Nanda selingkuh,” ucap Lina langsung.Mendengar ucapan Lina, Hesti hanya diam membisu, kedua bola matanya memancarkan aura seram menatap Lina yang tepat di depannya.Ponsel milik Lina yang sudah ada dalam genggaman tangannya, dia serahkan kepada Hesti yang masih menatap kosong padanya."Mbak, itu buktinya, silakan mbak lihat sendiri."Satu persatu Hesti melihat semuanya, mulai dari foto hasil jepretan Lina yang baru saja dia lakukan secara diam-diam, juga semua foto hasil screenshots chat Nanda dengan semua pria, Hesti melihat semuanya.Berulang kali Hesti melihatnya, mengulang-ulang satu persatu seolah-olah masih belum bisa mempercayainya, dengan air mata yang jatuh satu persatu. Benar, Hesti menangis, tepat di hadapan Lina. Sama seperti Zaky yang jarang memperlihatkan air matanya di depan orang lain, Hesti juga begitu.Buru-buru Lina mengambil tisu dan mengusap air mata yang membasahi pipi Hesti."Dari awal bertemu dengannya aku sudah tida

  • Hadirnya istri kedua   "Nanda selingkuh."

    "Bang, tolong fokus menyetir."Nanda menyingkirkan telapak tangan pria itu yang tebal dari dadanya.Kaosnya yang ketat sudah terlepas, yang tertinggal hanya bra warna merah muda dengan satu tali yang juga putus, dada berukuran standar dengan puting berwarna cokelat terpampang jelas.Tidak lama setelah keduanya masuk ke dalam mobil, pria itu langsung memulai aksinya, hanya karena godaan kecil dan sentuhan ringan dari Nanda, wajahnya menjadi memerah dan terlihat sangat bernafsu.Melepas paksa kaos Nanda, dan menarik bra dengan kasar, sampai talinya terputus, padahal itu bra baru yang seminggu lalu dibelikan Zaky sebagai hadiah, tapi hanya dengan satu tarikan dari pria itu, tali branya terputus begitu saja.Keduanya berciuman panas di dalam mobil dengan kedua tangan pria itu yang tanpa henti menjelajahi area sensitif Nanda, sampai akhirnya mereka berhenti sebentar setelah merasa tempatnya semakin ramai dan beberapa orang mulai mengawasi me

  • Hadirnya istri kedua   Menjadi mata-mata

    "Apa itu mbak?"Nanda sudah berdiri tepat di samping Lina, tangannya yang dingin setelah mandi menyentuh pundak Lina yang menunduk, membuat Lina segera mengangkat kepalanya."Apa?" Lina yang kaget bertanya balik sambil menyingkirkan tangan Nanda.Suara Lina terdengar marah hingga membuat Nanda tanpa sadar melangkah mundur darinya."Maaf, mbak menunggu lama ya? Maaf, sudah membuat mbak menunggu, aku tidak tahu bahwa mbak juga belum mandi."Hati Lina menjadi lega, ketakutan yang tadi menyelimutinya menghilang begitu saja setelah mendengar ucapan Nanda. Ternyata perkiraan Lina salah, dia mengira akan ketahuan dan gagal, tapi ternyata Nanda berpikir lain."Iya kamu lama sekali, aku menunggu sangat lama." Lina berbohong dan berpura-pura mengikuti jalan pikiran Nanda, dia yang tadinya ketakutan dengan percaya diri menjawabnya."Maaf mbak," ucap Nanda, sebelum akhirnya dia masuk ke dalam kamar.Memastikan Nanda sudah memasuki kamarnya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status