Share

Malam pertama suamiku

"Tidak bisa kah kamu ke rumah mbak Hesti saja?" ucap Zaky membangunkan Lina yang tertidur pulas.

Tidak lama setelah acara selesai dan tamu undangan pergi dan hanya menyisakan beberapa keluarga Zaky, Lina memasuki kamarnya sambil membawa Fahmi yang tertidur kelelahan seharian bermain dengan anak-anak tetangga sebayanya.

Lina menangis di kamar sendirian, air mata yang ia tahan tidak lagi terbendung, ia menangis sampai ketiduran.

Masih setengah sadar, Zaky mengulanginya. "Pergilah ke rumah mbak Hesti."

"Kenapa mas?"

Wajah bingung Lina tergambar jelas di wajahnya, dia tidak mengerti maksud suaminya yang tiba-tiba membangunkannya yang baru saja tertidur dan menyuruhnya ke rumah kakaknya.

"Malam ini malam pertamaku dengan Nanda jadi ..."

Fahmi terdiam, dia ragu-ragu hingga membuatnya tidak melanjutkan perkataannya, matanya melihat sekeliling menghindari tatapan Lina yang mengerti maksudnya.

"Mas, itu bukan malam pertamamu lagi, apa mas lupa mas sudah menghamili dia?"

Lina tidak habis pikir dengan permintaan suaminya yang sangat kekanak-kanakan itu.

"Tapi Lin ..."

Zaky menoleh ke belakang, ke arah pintu yang tepat di belakangnya, mata Lina mengikuti tatapan suaminya. Ada seseorang dibalik pintu kamar.

Tanpa harus memastikan, Lina sudah tahu kalau sosok itu tidak lain adalah Nanda.

"Ck!" Sebuah decakan keluar dari mulut Lina.

Lina kesal, padahal dia baru saja merasa lega setelah menangis cukup lama, tapi kini dia mulai kesal lagi, suaminya seolah mulai dikendalikan oleh istri barunya.

"Tidak mas, aku akan tetap di sini, lagian Fahmi juga sedang tidur aku tidak mau membangunkannya."

"Lin ..."

"Mas! Aku tidak masalah mas mau ngapain saja sama istri barumu! Silakan lakukan semua terserahmu!" bentak Lina.

Lina menjadi semakin emosi mendengar rengekan Zaky.

Dengan langkah berat Zaky keluar dari kamar, tak lama dari balik pintu terdengar suara kesal Nanda yang tidak terima karena pemintaannya tidak disetujui.

"Mbak Lina ngak mau keluar mas?" tanya Nanda ketus.

Sebenarnya dia sudah tahu jawabannya setelah melihat ekspresi suaminya tapi dia masih menanyakannya dengan suara ketus.

Gaun pengantin milik Lina dan make up tebalnya yang setengah luntur terkena keringat, masih belum dia hapus, padahal acaranya sudah selesai dari beberapa jam yang lalu, wajahnya juga sudah tidak karuan bentukanya akibat make up yang setengah terhapus karena berkeringat.

"Fahmi sudah tidur, tidak enak untuk membangunkannya, kata mbakmu Lina, juga tidak apa-apa."

"Tapi mas, ini malam pertama kita, aku malu dan merasa tak enak sama mbak Lina."

Nanda merendahkan suaranya, tatapannya masih tertuju pada kamar Lina yang sedikit terbuka pintunya.

Dia menginginkan kamar itu, kamar utama yang paling luas dengan perabotan lengkap dan berkualitas, dia menjadi semakin nyaman dan menginginkannya setelah tadi dia di rias di kamar itu.

Kamar yang disiapkan untuk Nanda sangat sempit, 2 kali lipat dari kamar utama, tidak ada perabot mewah, hanya kasur lantai yang tipis dan lemari plastik yang kecil, tidak ada pendingin ruang AC hanya kipas angin kecil yang berputar sangat pelan. Tentu saja hanya seperti itu, karena kamar itu sebenarnya kamar bekas ART.

Alasan sebenarnya dia menyuruh Lina untuk keluar dan pergi ke rumah Hesti karena dia ingin menikmati malam pertama di kamar itu, juga dia ingin perlahan-lahan memilikinya.

"Mas ... tolong bujuk lagi mbak Lina ya?"

Tubuh Nanda yang kecil itu memeluk erat Zaky, wajahnya menempel di dada Zaky dan mengusap-usapkannya membuat noda-noda kekuningan menempel di kemeja Zaky.

"Dek, apa kau masih tidak mau menghapus make up mu?"

Zaky yang semakin risi melihat wajah Nanda, kembali lagi mengingatkannya, sudah beberapa kali dia menanyakannya tapi dari tadi Nanda terus menolak.

"Mas, kenapa malah membahas make up ku? Mas jangan mengalihkan pembicaraan, bujuk lagi mbak Lina, kalau mbak Lina masih di sini aku tak mau melakukannya."

Mendengar itu Zaky mengernyitkan kedua alisnya, dia sedang sangat menginginkan tubuh Nanda, meski wajahnya tidak secantik Lina tapi Zaky lebih menyukai tubuh Nanda.

"Baiklah, nanti mas akan membujuknya lagi," ucap Zaky.

Dia kemudian membawa Nanda ke kamarnya.

Setelah 1 jam Zaky membantu menghapus make up Nanda yang sangat  tebal dia kembali menemui Lina. Dia mendengar suara berisik Lina di dapur jadi dia berani menghampirinya.

"Lin kau masih tidak mau pergi ke rumah mbak Hesti? Hanya untuk malam ini saja."

Lina meletakkan kembali piring yang baru saja dia ambil, dia baru saja ingin makan tapi ucapan Zaky membuatnya mengurungkan niatnya.

"Tidak mas, tidak akan!"

Dengan tegas Lina mengatakannya sambil berlalu meninggalkan Zaky yang masih berdiri terdiam di dapur.

***

"Ahh ... mas Zaky tolong lebih cepat!"

"Oh, ahh ... love you mas Zaky."

Plak! plak!

"Iya begitu mas."

Suara teriakan Nanda sangat keras membuat Lina terbangun. Dia terdiam sesaat menelaah apa yang sedang terjadi.

"Emm ..."

Setelah sadar sepenuhnya dari tidurnya, Lina baru mengerti apa yang sedang terjadi.

Awalnya Lina mencoba mengabaikannya namun suara desahan Nanda semakin lama semakin keras seolah dia sengaja melakukannya dan juga tak kunjung usai.

Bukan hanya terganggu saja sampai tidak bisa tidur lagi, tapi hati Lina juga terasa sakit, dia masih tidak rela berbagi suami dengan wanita lain, dan kini, dia malah mendengar langsung suaminya yang menyetubuhi wanita lain, membuat Lina membayangkan saat suaminya menyelingkuhinya saat itu, saat dia menunggunya di rumah bersama putranya.

"Hah ... mas Zaky."

Di kamar yang sempit dan pengap, kamar yang letaknya tepat di samping dapur dengan penerangan remang-remang, Zaky dan Nanda masih asyik menikmati nikmatnya bercinta. Entah berapa kali mereka melakukannya, dengan banyak posisi mereka coba.

Kini tubuh Nanda berada di atas, dengan Zaky berbaring di bawahnya, sambil memejamkan kedua matanya, Nanda menggerakkan tubuhnya yang kecil perlahan, dengan tempo maju mundur.

"Hahh ..."

Setiap kali desahan keras keluar dari mulut Nanda, tatapan Zaky selalu terheran, dia terheran karena sebelumnya setiap kali bercinta, Nanda adalah tipe yang pasif, dia tidak pernah berteriak-teriak keras seperti itu, tapi malam ini dia jauh berbeda membuat Zaky semakin bersemangat tanpa tahu niat sesungguhnya Nanda. Sampai tidak sadar sudah melakukan beberapa kali, dan melupakan Lina yang juga berada di atap yang sama dengan mereka.

Sayangnya niat Nanda untuk mengusir Lina, nyatanya tidak berhasil, Lina masih bertahan, dia tidak pergi ke rumah Hesti seperti yang Nanda inginkan.

Lina menutup rapat dan mengunci pintu kamarnya, menyumbat telinganya agar tidak mendengar mereka bercinta, dan berusaha untuk bisa tertidur kembali meski isi hatinya penuh dengan amarah dan rasa kecewa.

Menyadari rencananya tidak berhasil, dan tubuhnya yang kelelahan, apalagi dia sedang hamil muda, jadi pada akhirnya Nanda menghentikan semuanya meski Zaky masih belum puas.

"Menyebalkan!" gumam Nanda.

Dia terbaring lebah di samping Zaky dengan wajah sangat kesal.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
pelakor mau rebut kamar utama istri tua kasih golok ama blenderan cabe setan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status