Apa yang sebenarnya terjadi adalah, beberapa bulan yang lalu, saat setelah usaha Zaky bangkrut dan mereka kekurangan uang, Lina menceritakan apa yang sedang terjadi pada salah satu sahabatnya, saat itulah sahabatnya menyarankan untuk kembali bernyanyi.
"Coba saja kembali menyanyi, kamu punya suara yang disukai banyak orang, jadi meskipun kamu sudah lama tidak bernyanyi mereka pasti masih mau menerimanya, tidak apa jika tidak bisa seaktif dulu, kamu juga pasti sibuk mengurus anakmu, jadi hanya sesekali manggung saja akan cukup untuk memenuhi kebutuhan kalian."
Begitu ucap Cindy, sahabatnya Lina yang masih setia dan selalu ada untuk Lina.
Mereka saling mengenal sejak lama, saat Lina memulai kariernya sebagai penyanyi, keduanya dipertemukan dan berjuang bersama sampai akhirnya sukses bareng.
Namun, karier Lina 7 tahun sebagai penyanyi yang cukup terkenal dia tinggalkan begitu saja setelah menikahi Zaky.
"Maaf Cin, tidak jadi, mas Zaky melarangny
Prang!Piring yang berisi nasi dan lauk di atasnya, terjatuh dan membentur lantai dengan sangat keras, piring berwarna putih bening itu pecah menjadi beberapa bagian bersama isinya yang juga ke mana-mana mengotori lantai yang tadi pagi Lina pel.Nanda kesal dan marah karena Zaky terlalu lama menghabiskan waktu bersama Lina di dalam kamar, dia cemburu sampai akhirnya dia sengaja menjatuhkan piring milik Zaky yang baru beberapa sendok Zaky memakannya.Zaky berpesan pada Nanda bahwa dia hanya sebentar, jadi Nanda memutuskan untuk menunda makan meski dia masih kelaparan, berharap bisa memulai dan mengakhiri makan bersama Zaky, tapi ternyata tidak seperti yang Zaky katakan, Nanda menunggu cukup lama, dan Zaky tak kunjung keluar dari kamar itu, Karena itu, Nanda melakukan sesuatu yang bisa membuat Zaky kembali dan menemaninya."Nanda, apa yang terjadi?" teriak Zaky.Masih dengan nafas yang tersengal Zaky tiba di samping Nanda, dia mencoba membangunkan Na
"Mas, mbak Lina kenapa lama sekali? Aku sudah tidak sabar ingin sekali makan mangga muda."Sudah 1 jam lebih tapi Lina masih belum pulang, 2 orang yang sedang menunggu Lina beberapa kali menatap ke arah pintu berharap sosok Lina muncul."Mungkin sedang antre, dia juga tidak membawa motor, mangkanya sangat lama," jelas Zaky menenangkan Nanda yang wajahnya tampak cemberut.keduanya sedang bersantai di depan TV sambil tiduran, dengan Nanda berada di pelukan Zaky, kepalanya yang kecil bersandar di lengan Zaky.Tidak lama keduanya kembali fokus pada layar TV, mereka sedang menonton sebuah ajang pencarian bakat menyanyi, dengan salah satu jurinya adalah penyanyi terkenal yang masih muda dan tampan, dan tatapan Nanda terus berfokus pada pria itu, mulai dari acara itu dimulai."Mas, aku ngefans banget sama dia."Nanda menunjuk pada juri muda tampan itu, dan mengatakannya dengan mata berbinar."Kamu mengenalnya?" Bukankah selama ini kamu di lu
Lina meletakkan keresek berwarna hitam yang berisi 3 buah mangga di ruang tamu, tepat di samping Zaky, segera setelah dia sampai di rumah.Wajahnya terlihat pucat dan kelelahan, dengan keringat menetes dari dahinya yang putih. Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Lina segera menuju ke kamarnya.Namun, saat dia baru berjalan 2 langkah, Zaky mengatakan sesuatu yang membuatnya terpaksa menghentikan langkahnya. "Lin, ada yang ingin aku katakan."Lina menoleh dengan wajah kesal, namun dia segera menjawabnya. "Mas, aku capek, nanti saja."Suasana tiba-tiba sunyi, hanya terdengar suara dari TV karena jawaban Lina yang tak terduga.Saat Lina menunggu persetujuan dari Zaky, dia melirik Zaky dan mendapati Nanda yang sedang menyikut-nyikut lengan Zaky, sampai akhirnya Zaky membuka mulutnya lagi."Tapi ini sangat penting Lin."Melihat itu Lina menjadi kesal, dia jadi paham bahwa Nanda lah yang membuat Zaky terus memaksanya."Maaf mas, tapi a
"Nanda, bisa kah kamu membantu? Tinggal sedikit saja, tolong lanjutkan."Sambil menggendong Fahmi yang menangis, Lina menghampiri Nanda yang sedang menonton TV."Mbak, tubuhku gambang lelah, karena aku hamil jadi aku tidak boleh banyak bergerak."Padahal Lina hanya memintanya untuk mengeringkan pakaian dengan cara menjemurnya di jemuran yang lokasinya di samping rumah.Seperti yang dikatakan Zaky kemarin, mereka membuka jasa cuci baju, dan itu segera terealisasikan, berkat ide Lina dalam berpromosi, selain berpromosi secara online, dia juga menyuruh Zaky memasang pamflet besar yang dipasang di depan rumah dan juga menyebar tempelan poster-poster di beberapa tempat.Sudah seminggu berlalu, awalnya hanya 1 atau 2 orang yang menggunakan jasa mereka, tapi semakin lama makin banyak pelanggan, karena banyak pelanggan lebih menyukai mencuci baju secara manual pakai tangan dari pada pakai mesin cuci jadi banyak sekali yang berminat.Berkat itu, Lina
"Lin, kamu makin lama semakin tidak sopan, aku ini masih suamimu, dosa besar kamu Lin!" bentak Zaky.Dia tidak terima diabaikan, selama ini tidak pernah sekalipun Lina mengabaikannya, Lina adalah sosok istri yang penurut dan selalu mengalah, tapi akhir-akhir ini Zaky merasa sikap Lina semakin berubah, tidak seperti Lina yang dulu."Mas, aku capek mas, jadi tolong berhenti."Setelah mengatakan itu, Lina kembali melanjutkan langkahnya. Dia membaringkan tubuhnya yang kelelahan di tempat tidur, kemudian memeluk Fahmi, dan mulai memejamkan matanya perlahan.Brak!Zaky membanting pintu kamar dengan sangat keras, wajahnya penuh amarah dan dia masih tidak terima diabaikan.Suara keras bantingan pintu dari Zaky berhasil membuat Fahmi terbangun, menangis menjerit karena kaget dan ketakutan. Segera Lina menggendongnya dan mencoba menenangkannya.Tapi Zaky tidak peduli, dia tidak merasa bersalah sedikit pun, dan tetap memasang wajah penuh amarah
"Bang, turun in di sini saja."Pakaiannya kusut, dan ada robekan kecil di bagian kerah dekat dadanya."Ambil ini!" Pria yang dipanggil abang itu menyerahkan kantong keresek kecil berwarna transparan, terlihat box kecil berwarna putih dengan gambar iPhone."Terima kasih abang sayang."Wanita itu lalu mengecup bibir hitam pria itu sebagai ucapan terima kasih , dengan mata yang berbinar senang, wanita itu lalu keluar dari mobil dengan penuh semangat.Brak! Suara dia menutup pintu mobil.Tepat setelah dia keluar, sosok pria jakun terlihat dari kejauhan sedang berlari ke arahnya lalu memanggil namanya. "Nanda!"Zaky dengan senyum lega berlari ke arah Nanda, dan sesampainya, dia segera memeluk tubuh Nanda dengan pakaiannya yang basah kuyup, tanpa peduli tatapan orang-orang sekitar, yang menatap mereka seperti sebuah tontonan drama."Jangan tinggalkan aku Nanda," suara terisak Zaky penuh keluh.Nanda yang kaget dan tidak menyan
"Mungkin larut malam aku baru pulang, aku minta tolong padamu untuk tidak memarahi Nanda lagi dan membuatnya tersinggung, lalu kabur lagi seperti kemarin," bisik Zaky pada Lina saat Lina sedang mencium tangannya, berpamitan. Kedua istri sedang mengantar kepergian suami mereka di depan rumah, jika di lihat dari jauh tampak seperti keluarga bahagia.Pagi sekali, Nanda dan Zaky membuat obrolan berdua di dalam kamar setelah keduanya membuka mata.Nanda mengatakan bahwa dia kemarin dimarahi Lina, dihina dan direndahkan oleh Lina, dia sangat tersinggung dengan kata-kata yang diucapkan Lina, karena merasa sedih, jadi dia keluar untuk menenangkan pikirannya, dan kebetulan bertemu dengan teman lamanya lalu mereka berjalan-jalan dan makan-makan, alasan kenapa lama dan sampai larut, karena sedang hujan deras dan mereka lupa karena saking lamanya tidak bertemu jadi mereka menghabiskan waktu sampai tak berasa sampai larut malam."Sebenarnya kemarin aku juga tidak bermaksud m
"Apa itu mbak?"Nanda sudah berdiri tepat di samping Lina, tangannya yang dingin setelah mandi menyentuh pundak Lina yang menunduk, membuat Lina segera mengangkat kepalanya."Apa?" Lina yang kaget bertanya balik sambil menyingkirkan tangan Nanda.Suara Lina terdengar marah hingga membuat Nanda tanpa sadar melangkah mundur darinya."Maaf, mbak menunggu lama ya? Maaf, sudah membuat mbak menunggu, aku tidak tahu bahwa mbak juga belum mandi."Hati Lina menjadi lega, ketakutan yang tadi menyelimutinya menghilang begitu saja setelah mendengar ucapan Nanda. Ternyata perkiraan Lina salah, dia mengira akan ketahuan dan gagal, tapi ternyata Nanda berpikir lain."Iya kamu lama sekali, aku menunggu sangat lama." Lina berbohong dan berpura-pura mengikuti jalan pikiran Nanda, dia yang tadinya ketakutan dengan percaya diri menjawabnya."Maaf mbak," ucap Nanda, sebelum akhirnya dia masuk ke dalam kamar.Memastikan Nanda sudah memasuki kamarnya