Share

Penyesalan Mayra

Anjani mendongak menatap Revan dengan sendu. Air matanya terjun bebas tanpa aba aba.

"Jika anak ini yang menjadi taruhannya, lebih baik saya mundur saja Mas. Saya ikhlas menerima takdir ini," ucapnya sambil mengusap air matanya.

"Apa maksud kamu Anjani?" tanya Revan yang masih tidak mengerti.

"Kemarin saya dapat beberapa pesan ancaman agar saya meninggalkan Mas Revan. Saya takut karena saya cuma sendirian sebatang kara. Hanya anak ini yang saya punya, jadi lebih baik saya pergi saja dari hidup Pak Revan. Toh saya juga tidak sepenuhnya meninggalkan Pak Revan kok, ini duplikatnya belum keluar," ucapnya tersenyum sambil mengelus perutnya.

Revan akhirnya meminta ponsel yang Anjani gunakan.

"Kalau hapenya Mas Revan pegang terus saya pakai apa dong Mas?" tanya Anjani polos.

"Nanti saya belikan lagi yang baru dan lebih bagus dari ini, sekarang kita pulang ya. Acara pernikahan kita akan dipercepat," ucapnya sambil mengelus kepala Anjani.

"Iya Mas."

"Mas lihat deh Dedeknya nendang nenda
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status