Beranda / Rumah Tangga / Hamil Untuk Suamiku / 6. Siapa Yang Sakit

Share

6. Siapa Yang Sakit

Penulis: El GeiysyaTin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-26 07:27:19

"Bukan saya! Mungkin Tuan Tama!” kata perempuan yang bernama Sima, seraya menggelengkan kepalanya.

Tama menyelimuti tubuh Riti saat mengganti baju tidurnya, tadi malam. Setelah itu ia tidur sendiri di ruang kerjanya.

Tama ingin Riti mencintainya sepenuh hati, dengan begitu ia tidak akan meminta perceraian setelah melahirkan anaknya. Demi memastikan semuanya, ia tidak akan melakukan hubungan badan sebelum gadis itu memiliki perasaan yang sama. Ia juga ingin Riti menjadi montok, sebab gadis itu terlalu kurus.

“Di mana suamiku?” tanya Riti.

“Tuan Tama keluar hari ini!” Sima berkata sambil membawa sebuah amplop dan memberikannya pada Riti.

“Ini titipan dari Tuan Tama, kalau Anda membutuhkan hal lainnya, panggil saja aku!”

Riti bersikap sopan, ia menerima amplop dari tangan Sima dan mengucapkan terima kasih. Ia tidak menyangka jika Tama menepati janjinya untuk memberinya uang. Awalnya Riti mengira jika Sima adalah ibu Tama, tapi setelah mendengar wanita itu menyebut Tama sebagai tuannya, maka ia tahu jika Sima hanyalah orang yang bertanggung jawab di rumah mereka. Meskipun begitu, ia tetap berterima kasih.

"Terima kasih Bibi!" katanya.

"Terima kasih juga sudah memanggilku Bibi ... oh iya, Anda boleh pergi ... tapi harus pulang sebelum jam lima sore, apa Anda mengerti?”

“Baiklah, terima kasih!” kata Riti sambil menunduk.

“Jangan menunduk padaku!" kata Sima, merasa tidak enak sebab belum ada yang bersikap sopan padanya selain asistennya.

Sima cukup terkesan pada Riti, setelah sebelumnya ia menilai gadis itu gila harta, yang rela menikah dengan anak tiri keluarga Brawijaya. Ia tahu keinginan Tama menikah tanpa sengaja, saat mendengar percakapan antara Tama dan Jasin--asisten pribadinya.

Namun, sekarang Sima maklum setelah melihat sikap Riti. Apalagi Tama menjelaskan posisi gadis itu bagi dirinya. Ia senang karena Tama akhirnya membuka hati untuk seorang wanita. Walaupun, Riti terkesan kuno dan kurus, tapi gadis itu cukup cantik dan tahu diri juga.

Tama meminta Sima untuk memasak makanan enak dan merawat gadis itu agar lebih berisi.

Sima tahu isi amplop yang diberikan Tama adalah uang, sebab pernikahan keduanya memang karena hal itu. Namun, ia tidak menyangka kalau tujuan Tama justru mengharapkan cinta.

“Bibi, bolehkah aku tahu ke mana Tama pergi? Eum ... aku istrinya, aku harus tahu di mana suamiku berada, bagaimana kalau aku membutuhkan uang?”

“Apa hanya uang yang Anda inginkan dari seorang suami?”

Mendengar pertanyaan Sima, Riti diam sejenak, untuk berpikir, lalu ia menggelengkan kepalanya.

“Tentu saja tidak, tapi untuk sementara ini, aku tidak membutuhkan apa pun darinya, selain itu!”

Sima menarik nafas panjang dan pergi meninggalkan Riti setelah ia selesai bicara.

“Nona, semua kebutuhan Anda sudah saya siapkan di sini!" kata pelayan, sambil menunjuk lemari dan membukanya.

Riti melihat bagian yang ditunjukkan pelayan, ada beberapa pakaian wanita yang bagus. Tidak banyak, tapi itu lebih dari cukup.

Dahulu, saat ia masih tinggal bersama ayahnya, Riti mudah sekali mendapatkan baju dan barang berharga. Namun, sejak tinggal dengan ibunya, ia mulai belajar hidup sederhana, dan menjual semua barang-barang mewah itu untuk membiayai kehidupan mereka.

“Tidak ada ... ini saja cukup, apa kalian yang memilihnya?”

“Ya, kami membantu Sima dan Tuan Tama beberapa hari yang lalu, sebelum pernikahan!”

Riti tertegun mendengar ucapan pelayan, itu artinya Tama menyiapkan semuanya untuk Yuna. Pria itu pasti kecewa, karena gagal menikahinya, pantas saja dia tidak mau menyentuhnya sebab yang ada dalam pikiran Tama adalah Yuna.

Riti mengira Tama mencintai kakaknya.

Riti mengangguk dan tersenyum getir, lalu ia berkata, “Pergilah! Aku bisa mengurus diriku sendiri!”

Setelah pelayan itu pergi, Riti segera membersihkan diri dan membuang baju pengantinnya. Ia memakai baju dengan model yang sering ia kenakan dulu, saat masih bersama ayahnya.

Riti bersyukur Tama memberinya uang. Ia pikir akan mudah mengelabui Tama. Buktinya, pria itu memberikan uang yang ia minta dengan mudahnya.

Riti akan menggunakan uang itu untuk membayar hutang Jojo, sesuai janjinya. Entah apa yang akan terjadi pada sahabatnya itu jika para penagih hutang datang padanya.

Sebelum bekerja dan menemui Jojo, Riti harus menghabiskan sarapan, Sima memaksanya makan sepiring penuh makanan yang membuatnya kekenyangan. Lalu, ia pergi ke rumah sakit untuk menjenguk dan memastikan ibunya diberi obat, serta mendapatkan perawatan lanjutan. Ia sudah melunasi tagihannya kemarin, begitu ia mendapatkan uang dari Yuna.

Seorang pria setengah tua yang menjadi sopir adalah, pria yang membawa pulang mobil Tama, saat Tama turun di pinggir hutan kemarin.

Riti mulai berkenalan dan mereka cepat akrab. Jasin pandai bersikap layaknya seorang Ayah pada anaknya.

Setelah tiba di depan rumah sakit, Jasin heran karena setahu dirinya, istri Marhen masih muda dan baik-baik saja.

“Siapa yang sakit di sini, Nona?” tanyanya.

“Ibuku!” jawab Riti, sambil berlari ke arah pintu masuk rumah sakit. Ia mengabaikan sang sopir yang keheranan.

Jadi, siapa yang dimaksud dengan ibu, oleh nona mudanya itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Hamil Untuk Suamiku    TAMAT

    “Apa aku salah menjadi orang seperti itu?” Tama dia meski dia tidak tahan, ia hanya melirik istrinya yang tertawa geli di sampingnya. Riti menahan tawanya saat melihat ibu dan anak yang beradu argumen karena berbeda pandangan. “Riti, bagaimana pendapatmu kalau suamimu kehilangan semua kekayaannya dan kamu terpaksa hidup di desa seperti yang kemarin-kemarin kamu lakukan?” tanya Deliza dengan tatapan serius kepada menantunya. Riti tahu bahwa Tama memang kehilangan kekayaannya selama mereka bersembunyi di desa. Namun, Iya juga tahu bahwa sekarang Tama kembali memiliki semua perusahaannya. “Apa Ibu kira hidup di desa itu susah? Itu tidak sulit, lebih sulit lagi saat aku harus hidup sendiri dan mengurus ibuku!” “Oh!” gumam Deliza, “Maafkan aku soal ibumu, Riti, Aku senang bertemu denganmu, dan aku lebih senang lagi setelah tahu bahwa kamu adalah, anak dari saudaraku!” “Aku mengerti! Tapi, Bu! hidup di desa itu sangat menyenangkan dan di sana semua orang hidup seperti

  • Hamil Untuk Suamiku    Kesalahan Wisa

    Tama kembali menemui Riti dan ibunya di rumah sakit yang menjadi rumah mereka. Sementara itu Jasin sudah kembali ke perusahaan dan menenangkan semua pemegang saham. Lalu, ia menyelesaikan masalah di sana satu persatu. Tentu saja ia bekerja sama dengan semua teman dan orang-orang kepercayaan Tama, hingga keadaan Grup Unitama dan perusahaan-perusahaan Pratama, kembali seperti semula. Hando sebentar lagi akan mendapatkan jadwal sidangnya, dan sudah dipastikan hukuman seumur hidup yang akan diterimanya. Kerusakan yang dilakukannya di berbagai tempat, juga memberatkan pasal-pasal yang dituduhkan padanya. Demikian juga Sony ia mendapatkan pengadilan juga, tapi ia tidak di hukum dengan hukuman seumur hidup. Ia mendapatkan hukuman 20 tahun penjara. Wisa sangat bersedih, karenanya, secara tidak sengaja wanita itu mengucapkan kekhawatirannya, “Sony, Bagaimana kalau kamu dihukum selama itu Bagaimana jika terjadi apa-apa denganku dan anakmu Listi?” katanya sambil menangis. Dari

  • Hamil Untuk Suamiku    Mengembalikan Kekayaan

    “Kalau begitu, aku tarik kata-kataku kalau dia baik!” kata Riti dan Tama tertawa.“Tidak boleh bilang laki-laki lain itu baik, kecuali aku, oke?” kata Tama sambil mencium istrinya.Setelah itu Tama mengajak Dion pergi ke tempat yang pernah ia gunakan untuk menyekap Sony. Mereka pergi diiringi dengan beberapa pengawal Tama. Tentu saja Jasin ikut bersama dengan mereka. Sony terlihat kurus dan luka-lukanya belum sembuh sempurna, masih banyak bekas luka yang diakibatkan oleh pukulan dari Tama. Pria itu hanya diam dan pasrah akan dibawa ke mana pun juga.Tama langsung membawa Sony ke lokasi yang sudah dibagikan, oleh orang tak di kenal yang menghubunginya. Ternyata ia adalah seorang pria bertubuh kurus yang mengaku sebagai adik sepupu ibunya.Di tempat itu mereka merekam pengakuan Sony dan mengirimkannya pada Brawijaya. Tentu saja disertai ancaman.Mereka ingin agar Hando, anak bungsunya itu, mau mengaku dan mengembalikan semua aset milik Tama yang sudah diambilnya. Jika tidak, maka

  • Hamil Untuk Suamiku    Sony Menyukaimu

    Keesokan harinya, Tama memuaskan istrinya hingga seharian penuh, dengan berbelanja di kota. Ia membeli apa pun yang diinginkannya. Terakhir mereka menyewa sebuah salon dan memanjakan tubuh hanya berdua dengan pelayanan VIP yang pernah ada.Riti sangat bahagia dan bersyukur dengan kemanjaan yang diberikan Tama. Sungguh, menghabiskan sepanjang sore dengan dipijat, itu hal yang luar biasa. Apalagi ia melakukannya berdua dengan suami tercinta.Mereka selesai dipijat dan melakukan rangkaian pelayanan di salon sampai puas. Baik Tama dan Riti kini terlihat segar kembali, dan acara di akhiri dengan makan malam. Setelah itu, mereka memutuskan untuk menginap di hotel karena besok akan melanjutkan perjalanan menengok Delizah.Keesokan harinya, saat sepasang suami istri itu tiba di kamar Delisa, yang terdapat di sebuah rumah sakit swasta, mereka melihat wanita paruh baya itu, dalam keadaan baik-baik saja. Riti ingin menghabiskan beberapa hari bersama ibu mertuanya dan sang suami pun setuj

  • Hamil Untuk Suamiku    Ancaman Lagi

    “Bukannya kamu mau berhenti peduli? Atau sebenarnya kamu ini terlalu cerdik, sengaja membuat syarat-syarat itu, karena kamu tahu Hando akan membuat kekacauan?” Jasin balik bertanya.“Jas, aku hanya penasaran! Awalnya aku hanya tidak mau keuntungan proyek kita berada di tangannya semuanya! Enak saja dia!”Jasin pergi dari rumah itu dan kembali ke kota seorang diri, demi memuaskan keinginan Tama untuk mencari informasi. Ia juga untuk sementara tidak mengaktifkan ponselnya. Oleh karena itu ia menemui beberapa orang secara langsung. Dari pertemuan dengan mereka, ia tahu bahwa ada beberapa investor yang ternyata akrab dengan anggota keluarga Prapanca. Mereka ini yang memiliki ide untuk menarik uangnya dan mereka tahu bersamaan dengan kejadian Hando yang pergi ke kantor pusat grup Pratama.Mengetahui hal itu, Jasin senagaja makan malam sambil mengikuti salah satu anggota keluarga Prapanca yang mengadakan pertemuan dengan para pemegang saham ini.Jasin mendengar sendiri strategi mereka

  • Hamil Untuk Suamiku    Kesalahan Hando

    “Ibuku itu sama seperti aku! Jadi untuk apa aku berharap pada keluarga itu?”Tiba-tiba perang kesedihan di hati Tama, dirinya dan istrinya tidak jauh berbeda. Mereka sama-sama dikucilkan dari keluarganya.“Tapi, Tama! Apa kira-kira yang dilakukan oleh ibu dan Dion, saat kalian bertemu sebulan yang lalu?” Jasin berusaha menginformasikan dugaannya tentang, sikap Dion dan Delizah saat mereka bertemu dikuburan Tina.“Memangnya apa yang bisa dilakukan dua orang itu? Baru kemarin kamu bilang kalau Dion itu bekerja menjadi satpam!”“Ya, dia itu bukan satpam biasa, dia seorang informan juga!”“Kenapa baru bilang sekarang?”“Aku pikir itu tidak penting!” kata Jasin sambil mengingat kembali informasi tentang Dion. Tidak banyak yang ia dapatkan, selain informasi tentang tanggal lahir, orang tua, tempat tinggal dan pekerjaannya. Namun, setelah menyelidiki lebih lanjut, ternyata Dion orang yang hampir sama dengan dirinya. Dahulu, mereka juga pernah bekerja sama, tapi kemudian Dion membat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status