Share

Luluh

Kenan menatap jutek ke Arlan yang duduk menikmati sarapan pagi di rumah Nadia. Dengan mulut penuh mengunyah sereal coklat dengan susu putih, Kenan sepertinya lupa semalam ia tidur dengan lelaki yang dipanggilnya Papa. Arlan tesenyum, lalu meneguk kopi, setelahnya ia bertopang dagu.

“Nan, tidurnya nyenyak?” pertanyaan itu membuat Nadia melirik cepat. Ia takut masih pagi sudah terjadi perang dingin.

“Hm.” Kenan menjawab dengan enggan.

“Kamu tidur sama Om Arlan, Nan,” sambar Nadia dari pada Arlan yang bicara.

“Kenan tau,” sambung bocah itu.

“Kamu ingat?!” Alran memekik.

“Ingat. Terus kenapa?” lirikan Kenan masih menunjukkan ketidak sukaannya.

“Kenapa kamu sekarang judes banget. Semalam aja … minta panggil Om, Papa.”

“Nggak boleh?” sinis Kenan lagi. “Kenan kenyang. Mama, Kenan mau nonton di kamar, ya.”

“Nonton di sini aja, jangan di kamar,” larang Nadia.

“Oke, Ma.” Dengan langkah enggan, Kenan menuju ke sofa yang semalam ditiduri Arlan. Lelaki itu menoleh ke Nadia.

“Kenan gengsi, Lan, sab
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tarie Qurie
ikut mewek aku buthor ...... si Arlan langsung sat set wat wet lamar Nadia pinter banget manfaatin moment......
goodnovel comment avatar
@gothil
mauuu,,,,,wis aku sing jawab,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status