Share

Bab 2

Author: Nori Manis
Aku menertawakan diriku sendiri.

"Fandi, aku bilang aku mau cerai sama kamu, kamu ngerti nggak?"

Fandi malah terkekeh, nadanya penuh ejekan.

"Yuli, lima tahun kamu ikut aku, dan kamu ini cuma bekas yang sudah aku pakai sampai hancur, apalagi kamu keguguran. Bisa punya anak lagi atau nggak juga belum jelas. Setelah ninggalin aku, siapa yang mau perempuan mandul dan berwajah kusam kayak kamu?"

"Aku kasih tahu sekali lagi, kamu tetap istri Keluarga Paton. Sekarang sudah ada anak, kamu nggak perlu repot melahirkan lagi. Bukannya itu lebih baik?"

"Kosongin dulu kepalamu. Pikir baik-baik baru ngomong lagi sama aku."

Telepon diputus dengan kasar.

Aku menaruh ponsel di sampingku.

Dua perawat saling pandang, lalu menatapku dengan terkejut.

"Kamu istrinya Pak Fandi?"

Aku menjawab datar. "Sebentar lagi bukan."

Perawat muda itu langsung marah.

"Bener-bener menjijikkan. Kukira dia setia banget, ternyata malah nemenin selingkuhan lahiran, sementara istrinya sendiri keguguran pendarahan besar dan dirawat setengah bulan. Bahkan di rumah sakit yang sama, dia nggak sekalipun datang nengok!"

Aku menunduk mendengarkan, tanpa berkata apa-apa.

Sore itu aku mencari jasa kurir untuk mengirimkan surat cerai pada Fandi.

Aku menelponnya untuk mendesak tanda tangan. Dia terdengar seperti orang yang sudah marah besar, gigi gemeretak sambil bilang akan tanda tangan.

Tapi tiap hari dia tetap berada di kamar Yessy, menjaga dia dan anak itu, urusan cerai tidak pernah ada kelanjutannya.

Sampai akhirnya orang tua Keluarga Paton tahu soal ini. Hari itu juga mereka datang ke rumah sakit.

Ibunya Fandi menatapku penuh kecewa, suaranya meninggi.

"Yuli, anakku itu cuma demi balas budi makanya donorkan sperma, biar Yessy bisa punya keturunan! Dia nggak melakukan hal melenceng. Kenapa kamu sepicik itu, nggak ngerti apa?"

"Anak itu punya darah Fandi, itu darah Keluarga Paton! Sebagai istrinya, kamu harus berlapang dada, ngerti nggak?"

Ayah Fandi juga menoleh ke arahku.

"Fandi masih muda, waktu itu khilaf lalu donor sperma. Sekarang sudah kejadian, anak itu juga nggak salah. Kamu jangan bikin ribut, nanti cuma bikin orang ketawa."

Aku menatap mereka tidak percaya, dengan suara serak aku bertanya.

"Jadi, Fandi donor sperma, bahkan nikah di luar negeri. Kalian semua tahu dari awal, dan cuma aku yang dibohongi, begitu?"

Mendengar itu, wajah ibunya Fandi sempat menegang.

"Dia cuma demi balas budi. Lebih satu anak nggak akan ganggu hubungan kalian, juga nggak akan rusak pernikahan kalian!"

"Kalau kamu merasa dirugikan, Keluarga Paton bisa belikan kamu lebih banyak perhiasan atau rumah sebagai gantinya."

Aku merasa itu sangat lucu.

Benar-benar konyol.

Mereka juga menganggap aku lucu, bahkan memanggil orang tuaku untuk ikut membujuk.

Ibuku menggenggam tanganku sambil menangis.

"Yuli, jadi janda itu susah sekali. Apalagi kamu baru kehilangan anak, nanti ke depannya… aduh."

"Fandi sudah minta maaf ke kami berdua. Katanya anak itu cuma bayi tabung, yang paling dia sayang tetap kamu."

"Kamu tahanlah, pura-pura nggak tahu. Jadi Nyonya Paton yang kaya dan santai juga enak, 'kan?"

Aku merasa seperti terikat ribuan tali, sesak dan hampir tak bisa bernapas, saat melihat tatapan ibuku yang begitu putus asa.

Mereka berdiri di atas menara moral.

Mereka bilang Fandi bisa dimaklumi. Katanya dia hanya balas budi. Aku harus lapang dada, harus memikirkan anak yang sudah lahir.

Aku baru saja kehilangan anak kandung dan dikhianati suami, tapi tidak ada satu pun yang peduli padaku.

Mereka seolah menuduh rasa sakit dan keteguhanku sebagai penyebab hancurnya keluarga ini.

Pria yang menyakitiku itu justru berperan sempurna.

Dia tampak seperti lelaki baik yang tahu balas budi, suami yang masih berusaha mempertahankan rumah tangga.

Namum aku tidak pernah bisa melupakan saat makan malam keluarga. Fandi langsung bangkit hanya karena Yessy mengirim pesan. [Bayinya kayaknya nggak enak badan, nendang perutku, sakit sekali…]
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hari Aku Keguguran, Suami Pamer Anak Haram   Bab 9

    Hasil pemeriksaan rumah sakit menunjukkan Fandi kena kanker pankreas stadium akhir. Tidak ada obat, hanya menunggu ajal.Ibunya menelponku sambil memohon. "Aku tahu dulu aku salah. Tapi Fandi sudah sadar. Dia nggak lama lagi akan mati. Dia cuma punya satu keinginan, bisa ketemu kamu sekali lagi."Aku datang ke rumah sakit menemui Fandi.Pria yang dulu penuh percaya diri itu kini kurus kering. Pipi cekung, tulang pipi menonjol. Wajah tampannya hilang tidak berbekas.Matanya kosong menatap langit-langit, sampai mendengar suaraku baru dia menoleh.Matanya langsung berbinar begitu melihatku.Tapi, detik berikutnya dia menunduk menatap tubuh ringkihnya. Dia tertawa getir, buru-buru menarik selimut tebal menutupi dirinya. Dia tidak mau aku melihat keadaannya yang menyedihkan."Yuli, terima kasih sudah mau datang. Aku pasti kelihatan jelek banget sekarang, ya?""Sebenarnya aku benar-benar menyesal. Kalau dulu aku bisa memperlakukanmu dengan baik, mungkin kita sudah jadi keluarga yang bahagia.

  • Hari Aku Keguguran, Suami Pamer Anak Haram   Bab 8

    "Fandi, jangan sampai kamu menyesal!"Yessy buru-buru kabur sambil menggendong bayi yang menangis keras.Dulu Fandi si penguasa yang arogan, sekarang dia malah duduk di lantai, di hadapan banyak orang, terlihat seperti anak kecil.Dia teringat tatapanku yang dingin, cincin Lukas yang mengejek, teriakan penuh benci Yessy, juga tangisan bayi yang memekakkan telinga...Semua suara dan gambar itu merobek-robek pikirannya.Dia memegangi kepala dengan kedua tangan dan menangis tanpa suara.Habis sudah dia.Semuanya hancur....Beberapa bulan kemudian, Lukas mendorong sebuah laporan ke hadapanku."Hasilnya keluar."Suaranya berat.Mataku langsung tertuju pada judul besar di halaman depan. [Laporan Tes DNA Hubungan Ayah-Anak][Hasil analisis DNA menunjukkan, Fandi (ayah) dan Nino (anak) tidak punya hubungan biologis.]"Buat dia, ini kejutan yang lumayan besar." Sudut bibirku terangkat sinis."Pacar lama Yessy mulutnya ternyata nggak rapat."Lukas bicara datar. "Kasih tekanan sedikit, tambah bu

  • Hari Aku Keguguran, Suami Pamer Anak Haram   Bab 7

    Tatapan Fandi membuat jantung Yessy bergetar. Senyumnya langsung kaku."Waktu itu…" Suara Fandi terdengar tenang tapi menyeramkan. "Kamu beneran ngomong begitu ke Yuli?""A… apa maksudmu? Fandi, kamu lagi ngomong apa?"Mata Yessy berkilat gugup. Tangannya otomatis mengeratkan bayi di pelukan. Dia mundur selangkah. Suaranya bergetar, terdengar manja sekaligus takut."Yuli pasti ngaco lagi, 'kan? Dia emang suka fitnah. Perempuan kayak dia, nggak bisa jagain suaminya sendiri cuma bisa adu domba orang lain.""Aku tanya kamu!"Fandi melangkah maju. Tubuh tingginya menindih, bayangannya menutup seluruh tubuh Yessy."Malam itu! Waktu hujan! Kita mabuk! Kamu beneran naik ke ranjangku? Nino sebenernya dari mana? Jawab!"Yessy gemetar ketakutan. Bayi di pelukannya langsung menangis keras."Iya! Memang iya! Mau apa?"Dia mendongak mendadak. Suaranya melengking, menutupi tangisan bayi. Wajahnya penuh rasa puas yang terdistorsi."Semuanya benar! Malam itu kamu meluk aku, manggil-manggil namaku, beg

  • Hari Aku Keguguran, Suami Pamer Anak Haram   Bab 6

    "Semua itu cuma kebohonganmu, Fandi. Kamu cuma mau jaga muka Keluarga Paton yang menyedihkan itu. Semua cerita busuk tentang bayi tabung cuma karanganmu."Fandi mendengar ucapanku dan otaknya langsung kosong. Tubuhnya membeku di tempat.Ingatan tentang malam mabuk bersama Yessy, tentang sentuhan tubuh, tiba-tiba menyeruak jelas di kepalanya.Dia tidak mau percaya."Bukan! Dengar aku dulu!"Dia menjerit refleks, rasa takut besar mencengkeramnya. Dia ingin menyangkal, ingin menarikku kembali."Dia bohongin kamu! Anak itu beneran bayi tabung! Aku sumpah atas nama kehormatanku! Aku sama dia bersih! Mana mungkin aku mau sama perempuan kayak dia! Yuli, dia cuma iri sama kamu, dia sengaja mau adu domba! Kamu jangan percaya! Kamu balik lagi, kita…""Heh."Satu tawa kecil menyindir langsung memotong ocehan paniknya.Aku menatapnya lurus, seolah sedang menonton badut yang main sandiwara murahan."Fandi, kehormatanmu? Waktu kamu menamparku demi Yessy, waktu kamu pakai nama Nino buat anak haram it

  • Hari Aku Keguguran, Suami Pamer Anak Haram   Bab 5

    Fandi benar-benar kehilangan kendali. Dia mendorong orang di sampingnya lalu berlari ke tengah jalan, membentangkan kedua tangan, menghadang mobil pengantin putih yang melaju pelan."Berhenti! Berhenti sekarang juga!""Yuli! Turun dari mobil!"Suaranya membelah musik pesta yang riuh. Setiap kata terdengar seperti dipaksa keluar dari celah giginya."Siapa yang izinin kamu pakai baju itu? Siapa yang izinin kamu nikah sama orang lain? Turun sekarang juga!"Foto keluarga yang dia pegang sudah lebih dulu dia lempar sembarangan di pinggir jalan seperti sampah.Mobil pengantin pun terpaksa berhenti. Udara terasa beku.Kerumunan orang langsung berkumpul, bisik-bisik terdengar menusuk telinga Fandi yang sudah tegang."Apa-apaan ini? Bukannya dia sudah punya istri sama anak? Kok sekarang malah rebutan pengantin?""Benar tuh, ini 'kan pernikahan sah. Dia malah bikin heboh di sini!""Ini apa-apaan… kayak ada gosip besar nih!"Jendela belakang mobil turun sepenuhnya.Yang pertama terlihat oleh Fand

  • Hari Aku Keguguran, Suami Pamer Anak Haram   Bab 4

    Aku mengeluarkan surat cerai dari dalam tas dan menyerahkannya ke tangannya."Jangan buang waktu lagi, tanda tangan sekarang.""Kalau nggak, aku nggak keberatan bikin seluruh Keluarga Paton masuk berita besok. Kamu juga pasti nggak mau semua orang tahu kalau Pak Fandi sama selingkuhannya mukulin istri asli yang baru keguguran, lalu maksa dia nerima anak haram, 'kan?"Fandi bicara dingin. "Kamu bisa nggak jangan ribut. Hal sekecil ini perlu dibesar-besarkan?"Aku diam. Aku hanya mendorong surat cerai itu lagi ke depannya.Dia menatap bibirku yang berdarah dan mataku yang penuh tekad. Rasa jengkel langsung naik ke kepalanya."Bagus! Yuli! Kamu hebat sekali!"Dia hampir meraung, meraih pena, menorehkan tanda tangannya tanpa membaca sepatah kata pun."Tanda tangan! Aku tanda tangan! Sesuai mau kamu! Sekarang pergi! Bawa semua barangmu keluar dari Keluarga Paton! Aku mau lihat, setelah ninggalin aku, kamu yang keguguran dan ditinggalkan ini bisa jadi apa!"Setelah selesai, dia melemparkan s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status