Share

Bahagia yang Semu

Beberapa hari lewat begitu saja, tak ada yang istimewa. Hanya ada aku dan rencana balas dendamku. Sementara suami? Dia juga sibuk dengan dunianya. Kami ini ibarat dua dunia parallel, terhubung namun juga terpisah pada saat yang sama.

Barulah siang ini, waktu lagi enak-enaknya di massage oleh Sally, ponselku tiba-tiba berdering nyaring. Sambil meraba-raba -- karena wajahku ditutupi sheet mask -- benda mungil itu berhasil kuraih lalu ditempelkan ke telinga.

"Lagi dimana?"

Suara dari seberang sana langsung membuatku sadar jika yang sedang bicara ini Tuan Hartono Lim yang terhormat.

"Lagi disalon." Aku menyahut pendek.

"Nanti kalau anak-anak udah pulang sekolah langsung ke taman bermain aja. Edwin udah tahu lokasinya."

Klik!

Sambungan terputus begitu saja. Jika bukan karena rupiah yang dia jejalkan ke rekeningku setiap bulan, maulah rasanya kutonjok wajah suamiku ini sesekali. Mestinya dia tahu menghargai orang lain, walau jongos sekalipun.

"Siapa Dek?"

Sally yang sedang serius memas
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status