Share

Siasat Baru

"Siapa yang menghindar, Mak?", aku menyahut tak acuh sambil memainkan kuku yang dikutek cantik.

Ibu kami dari dulu tak suka dibantah, bahkan ketika perintahnya terdengar absurd bagi spesies primata. Lucunya, saat ini beliau tak bergeming. Mungkin sama sepertiku, beliau sudah belajar lebih sabar. Atau ingin minta sesuatu? Kita tunggu saja.

"Kalau tak menghindar, kenapa tak pulang-pulang? Sudah tiga tahun lho Shanty. Kenapa kau benci kali sama Mamak?"

Ini jadi lucu sekarang. Masak aku nggak bisa sebal sama wanita yang terang-terangan mengusirku waktu baru diceraikan? Maksudnya aku harus tetap memuja beliau terlepas dari perlakuannya yang kejam dulu? Aneh!

"Mamak kesini mau apa sebenarnya? Butuh uang lagi?" Aku mencetus tanpa basa-basi. Bisa kulihat pipi ibuku agak memerah. Tahu malu juga ternyata.

"Apa maksudmu? Kami hanya khawatir, Nang. Jangan segala hal disangkut-pautkan dengan uang."

"Oh, Mamak lagi nggak butuh uang berarti?"

"Ya.. Nggak gitu juga."

Bingo! Aku melirik wajah Shan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status