Share

40. Jemputlah, Faqih!

Pria berbadan besar yang tidur menelungkup, terbangun oleh bunyi petir menggelegar dari luar jendela kamar. Unit apartemen istimewa yang dipilih berada di sudut megah bangunan. Sehingga memiliki jendela yang langsung menghubungkan apartemen dengan alam raya sekitar.

Faqih berjingkat bangun dan berjalan keluar kamar untuk mengambil minum. Tenggorokan terasa kering dan serik. Selepas mandi lagi sepulang acara dari Mata Kucing, dirinya tepar di kasur dan tertidur. Kini terbangun mendekati tengah malam. Pukul sebelas lebih empat puluh lima menit larut malam.

Petir kembali menyambar, meski samar terdengar dari ruang dapur, dapat dipastikan jika bunyinya menggelegar di luar. Pasti disertai angin ribut. Sudah hampir satu minggu tidak ada hujan, sekali turun deras sekali curahnya.

Faqih segera berjalan menuju kamar sudut yang ditempati Jeta. Yakin jika penyumbang suara petir adalah dari kamar itu. Benar sekali, jendela di samping ranjang lagi-lagi tidak ditutup. Sepertinya, gadis penguasa kam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status