Home / Romansa / Hasrat Liar Mantan Posesif / Bab 8 - Kemunculan Tiba-Tiba

Share

Bab 8 - Kemunculan Tiba-Tiba

Author: R. Sheehan
last update Last Updated: 2025-02-05 14:22:34

Di jam istirahat, atap sekolah merupakan tempat dimana para siswa yang tidak memiliki circle pertemanan setara, untuk melarikan diri. Di sana, seseorang dapat melakukan apa saja tanpa perlu resah dan gelisah diintai oleh banyak pasang mata.

Salah satu siswa itu tak lain adalah Serena. Baru sebulan pindah ke sekolah elit, ia telah di-bully oleh beberapa siswi yang tak suka padanya sebab terlalu cantik dan diincar banyak para pemuda.

"Kau sering sekali kulihat datang kemari."

Serena yang baru saya menyelesaikan makan siangnya menoleh ke arah sumber suara. Ia melepas Airpods di telinga, dan suara musik yang tadi mengalun kini menghilang. Ia dapat mendengar dengan jelas suara seorang pemuda tampan dan jangkung yang bicara padanya.

"Ah, pantas saja saat aku memanggil dirimu, kau tidak menyahut. Jadi karena ini." Kevin sedikit membungkuk demi mengambil Airpods di tangan Serena.

"Kau mencariku?" Serena bertanya bingung karena selalu bertemu dengan Kevin di atap sekolah. Entah apakah itu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 12 - Bintang Di Langit

    Serena duduk di kursi kayu di depan kamar kosnya. Udara malam cukup sejuk, membelai kulitnya yang lelah setelah seharian bekerja di pabrik. Tangannya menggenggam secangkir kopi hangat yang sudah mulai mendingin, sementara tatapannya kosong, mengarah ke langit yang dipenuhi bintang."Tumben sekali bintang kelihatan dengan jelas malam ini." Ia bergumam lirih seraya menyeruput kopi di tangan. Kesunyian menyelimuti gang sempit tempat kos Serena berada. Sesekali terdengar suara kendaraan dari jalan raya di kejauhan, tapi selebihnya hanya ada desiran angin dan suara televisi dari kamar sebelah. Serena menarik napas panjang, membiarkan dadanya naik turun dengan berat.Lelah. Bukan hanya tubuhnya, tapi juga jiwanya.Ia memeluk dirinya sendiri, merasakan kedinginan yang bukan hanya berasal dari udara malam, tetapi juga dari kesepian yang semakin menggigit.Di pabrik tadi, Ayu menatapnya dengan kekhawatiran yang nyata. Terus bertanya-tanya tentang apa yang terjadi pada dirinya. Ia tidak bisa m

  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 11 - Transaksi 10 Juta

    Kevin menatap Serena dengan intens, matanya yang biru menyala penuh keinginan. Jemarinya menyusuri garis rahang wanita itu, mempermainkan ujung dagunya sebelum kembali menutup jarak di antara mereka. Bibirnya menekan bibir Serena, kali ini lebih dalam, lebih menuntut.Serena tersentak, tapi bukan karena ketakutan—lebih kepada ketidaktahuannya bagaimana harus merespons. Kevin bukan pria yang sabar ketika menginginkan sesuatu, dan Serena bisa merasakannya dari cara bibir pria itu bergerak di atas miliknya.Tangannya terangkat, secara naluriah menyentuh dada Kevin yang bidang di balik kemeja tipisnya. Ia bisa merasakan kehangatan tubuh pria itu, detak jantung yang keras seakan menunjukkan betapa ia menikmati momen ini dengan penuh semangat. Kevin menarik napas di sela ciuman mereka, membiarkan hidungnya bersentuhan dengan hidung Serena. "Kau terlalu kaku. Tidak bisakah kau rileks?" gumamnya rendah, suaranya serak dan bergetar bercampur gairah. Serena tidak bisa menjawab. Ia hampir lupa

  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 10 - Transaksi 10 Juta

    Serena tidak tahu dimana letak kesalahannya hingga dia harus mendapatkan penghinaan ini. 10 juta untuk setiap kali dia tidur dengan Kevin? Apakah menurutnya, aku telah menjadi sehina itu? Walaupun hatinya terasa sakit, seperti terkoyak dan hancur berkeping-keping, namun Serena tidak menampakkan kelemahannya untuk diketahui oleh Kevin yang teramat membencinya. Seolah penawaran tentang tubuhnya bukanlah apa-apa, Serena menunjukkan senyum mengejek ke arah Kevin yang tengah menunggu. "Untuk orang sekelas direktur sepertimu, menawarkan 10 juta setiap kali tidur denganku, apakah tidak terlalu murah? Tidakkah hal itu akan membuat hati nuranimu bersalah?"Kevin hanya terkekeh, dan dengan sepasang mata birunya yang dingin, ia pun membalas dengan hinaan yang lebih besar, "Kau harus sadar dengan nilai dirimu, Serena. Kau yang hanya wanita bekas pria lain, apakah masih bisa diberi harga tinggi selain 10 juta itu? Harga yang aku tawarkan, adalah harga yang paling masuk akal. Oh, tapi tentu saja

  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 9 - Kemunculan Tiba-tiba

    "Serena, ini sudah tahun ke lima kau bekerja di sini. Bapak sejujurnya senang dengan keuletan dan semangatmu selama bekerja." ucap Pak Wawan berbasa-basi.Serena merasa risih karena tiba-tiba membicarakan tentangnya. Apalagi di ruangan ini bukan cuma ada mereka berdua saja, melainkan juga ada Kevin dan kaki tangannya duduk mendengarkan. Apa tidak bisa kedua pria itu disuruh pergi dulu?"Ya, Pak, benar," jawab Serena membenarkan. Meski tak tahu mengapa Pak Wawan mengungkit hal ini, dalam benaknya ia merasakan firasat buruk yang samar."Karena sudah lima tahun, kau pun pasti tahu bahwa pinjamanmu pada perusahaan perlu dilunasi."Begitu kata hutang dibahas di sini, ekspresi Serena langsung berubah. Seketika itu ia menyela demi menghentikan manajernya ini merembet kemana-mana. "Pak Wawan, untuk masalah ini, bisakah tolong kita bicarakan berdua saja? Saya akan datang menemui bapak lagi, setelah bapak selesai dengan urusan bapak dengan tamu penting ini."Usai mengatakan itu, Serena berdiri

  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 8 - Kemunculan Tiba-Tiba

    Di jam istirahat, atap sekolah merupakan tempat dimana para siswa yang tidak memiliki circle pertemanan setara, untuk melarikan diri. Di sana, seseorang dapat melakukan apa saja tanpa perlu resah dan gelisah diintai oleh banyak pasang mata. Salah satu siswa itu tak lain adalah Serena. Baru sebulan pindah ke sekolah elit, ia telah di-bully oleh beberapa siswi yang tak suka padanya sebab terlalu cantik dan diincar banyak para pemuda. "Kau sering sekali kulihat datang kemari."Serena yang baru saya menyelesaikan makan siangnya menoleh ke arah sumber suara. Ia melepas Airpods di telinga, dan suara musik yang tadi mengalun kini menghilang. Ia dapat mendengar dengan jelas suara seorang pemuda tampan dan jangkung yang bicara padanya. "Ah, pantas saja saat aku memanggil dirimu, kau tidak menyahut. Jadi karena ini." Kevin sedikit membungkuk demi mengambil Airpods di tangan Serena. "Kau mencariku?" Serena bertanya bingung karena selalu bertemu dengan Kevin di atap sekolah. Entah apakah itu

  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 7 - Apakah Cinta

    Blam! Pintu kamar mandi dibanting tertutup oleh Kevin. Meninggalkan Serena sendirian di sana dengan ekspresi pucat yang sulit dideskripsikan. Usai kepergian Kevin dari sana, Lina Hui yang awalnya menunggu di luar bergegas masuk. "Apakah terjadi sesuatu?" tanyanya seraya mendekat. Ia sedikit terkejut saat mendapati bahwa wanita cantik di depannya tampak berantakan. Pakaian yang dikenakan Serena terlihat tidak rapi dengan kancing teratasnya terbuka. Memperlihatkan kulit mulus yang terdapat tanda kemerahan serupa tanda ciuman. Serena mengangkat kepalanya yang tadi merunduk. Ia menatap balik pada sepasang mata khawatir itu. "Tidak, tidak ada yang terjadi," Lalu seolah keadaannya bukanlah apa-apa, ia berbalik menghadap cermin, mulai merapikan pakaiannya, mengancingkan kembali kancing yang dilepas dan kemudian, ia berbalik, berjalan melewati Lina tanpa sepatah kata. "Apakah karena direktur...." Lina tidak lanjut mengucapkannya karena merasa bahwa itu percuma. Selain sang direktur yang

  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 6 - Apakah Cinta?

    "Lalu kau maunya aku harus bagaimana?" Serena bertanya balik dengan berani, "Aku tahu kau sangat membenciku sekarang. Tetapi, kau pun tidak berhak menuduhku dengan sembarangan, Kevin! "Menuduh kau bilang? Aku tidak menuduhmu!" Kevin mencengkram kedua bahu Serena kuat, membuat wanita itu mengambil langkah mundur hingga punggungnya menabrak keramik wastafel, "Jangan bilang kalau kau lupa, waktu itu kau dan keluargamu yang hina itu telah berani memeras keluargaku!" "Bukankah kau tidak ada bedanya dengan ibumu? Sangat menyukai uang hingga rela melakukan segala cara untuk mendapatkannya." Kevin mendekatkan wajahnya ke telinga Serena, lalu berbisik dengan nada penuh kebencian, "Benar-benar seperti pelacur rendahan!" Walaupun kalimat yang terlontar dari mulut Kevin begitu menyakitkan, Serena terdiam tanpa mampu membantah. Karena memang, apa yang dikatakan oleh Kevin benar. Atas nama hubungan mereka yang salah di masa lalu, ibunya tanpa tahu malu telah meminta uang yang sangat besar pada k

  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 5 - Karena Kebencian

    Kevin melirik kekacauan yang terjadi di hadapannya. Melihat Serena yang terduduk menyedihkan di atas lantai marmer dingin itu, ia hanya mengerutkan kening tapi tidak repot-repot untuk membantu wanita itu berdiri. "Pergi bawa dia ke ruanganku." suruhnya pada Lina Hui dengan suara dinginnya. Lina Hui yang belum puas dengan bentakan Yuda, hanya dapat menelan kembali kekesalannya demi mematuhi perintah tuan mudanya untuk membawa Serena pergi dari sana. "Berdirilah, aku akan membawamu ke ruangan lain." ucapnya seraya meraih lengan Serena, membantu wanita itu bangun. Selepas kepergian Serena dan Lina Hui, Kevin melirik ke samping. "Sudah merasa tenang?" "Bagaimana menurutmu?!" tanya Yuda masih emosi. "Apa yang kau lakukan, Kevin?! Menemui wanita itu lagi yang jelas-jelas jadi penyebab dirimu seperti itu? Apa kau sudah lupa akan perbuatannya dahulu padamu? Bila ya, apa perlu aku ingatkan kembali?!" "Mana mungkin aku lupa?" Dengkus Kevin dengan raut wajah mengeras. "Aku tidak akan pern

  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 4 - Karena Kebencian

    Keesokan harinya, Serena yang memiliki pekerjaan di shift Siang dengan terpaksa menelepon ketua kelompoknya. Memberitahu pada Anez, kalau dia kemungkinan akan telat datang dan minta agar jadwal pekerjaannya di alihkan menjadi shift malam. Beruntung sekali permintaannya langsung dikabulkan dan Anez sendiri yang akan bertukar shift dengannya. "Terima kasih, Nez. Maaf merepotkan." "Tidak masalah. Aku malah senang karena tidak harus begadang dan pulang pagi." Terdengar suara tawa dari seberang panggilan. Tiba saatnya jam makan Siang, Serena lantas bersiap pergi. Ia sudah menerima alamat perusahaan Kevin yang dikirimkan oleh Lina tadi malam. Jaraknya lumayan jauh dari tempatnya tinggal. Di cek dari gugel map, membutuhkan setengah jam perjalanan menggunakan taxi untuk sampai ke perusahaan Kevin. Dia terbiasa berhemat, dan untuk bertemu dengan Kevin dia telah mengeluarkan uang lebih hanya untuk menaiki kendaraan umum saja. Taxi yang telah dipesannya sudah menunggu di lantai bawah. Sebel

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status