Share

Bab 7

Author: Cececans
last update Huling Na-update: 2025-01-12 21:56:58

Stella tiba-tiba terjingkat bangun karena haus. Mendapati pergerakan Stella, Marko dengan cepat membalikkan tubuhnya sebelum ketahuan.

"Hah, panas sekali," desah Stella mengusap kedua matanya, lalu berderap keluar untuk mengambil air minum.

Melihat Stella sudah pergi, Marko menendang selimutnya dengan kesal.

Tadi hampir saja dia berhasil. Tapi, ada saja yang mengganggunya! Menyebalkan!

***

Pagi harinya, Marko bangun lebih awal dari biasanya. Wajahnya tampak lelah karena semalaman dia tak bisa tidur.

"Marko, nanti kau antarkan Lily ke pesta ulang tahun temannya," ucap Stella melemparkan kunci mobil ke depan Marko.

Marko menangkapnya dengan cekatan. "Jam berapa?"

"Nanti sore."

"Lalu, kau bagaimana?"

"Aku bisa pulang naik taksi," balas Stella tanpa menatap Marko. Dia mengambil jas kerjanya, lalu berderap pergi.

Marko terbengong melihat kunci mobil di tangannya.

Baru kali ini dia diizinkan membawa mobil keluarga Dawson yang berharga. Selain karena hanya ada satu, mobil ini ju
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 108 (TAMAT)

    Seminggu kemudian. Marko Hubert dan Victor akhirnya bertemu untuk pertama kalinya di turnamen UFC. Meski, bagi Marko ini tidak benar-benar pertama kalinya.Marko Hubert kini berdiri di belakang panggung arena UFC, mengenakan celana pendek pertarungan hitam dengan garis emas di sisi. Tangannya telah dibalut dengan perban putih, siap untuk menghadapi tantangan terbesar dalam hidupnya. Victor.Sorakan dari ribuan penonton menggema di dalam arena. Lampu sorot menerangi oktagon di tengah stadion, sementara layar raksasa menampilkan wajah Marko dan Victor berdampingan.Di sisi lain ruangan, Victor tengah melakukan pemanasan, tubuhnya penuh dengan otot keras hasil latihan bertahun-tahun. Dia adalah juara bertahan, seorang petarung dengan rekor tak terkalahkan. Mata tajamnya menatap lurus ke arah layar, lalu beralih ke Marko yang berdiri di seberang lorong.Seorang official menghampiri mereka. "Saatnya masuk."Marko menarik napas panjang, lalu melangkah ke dalam lorong panjang yang akan memba

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 107

    Marko berjalan dengan langkah mantap di antara mayat-mayat yang berserakan di markas Rio Davies. Tangannya masih berlumuran darah, tapi bukan darahnya sendiri, melainkan darah para lawannya yang telah dia habisi tanpa ampun. Tubuhnya terasa ringan, tidak ada luka yang berarti, meskipun dia baru saja menghadapi pasukan pembunuh bayaran terbaik yang dimiliki Rio Davies.Di gendongannya, Stella menggeliat pelan. Matanya yang masih sedikit sayu menatap wajah Marko dengan kebingungan."Marko, kau mau membawaku ke mana?" Suara Stella lemah, tapi masih terdengar jelas di tengah keheningan yang mencekam ini.Marko tidak langsung menjawab. Dia hanya mempererat genggamannya pada tubuh Stella dan terus berjalan keluar dari bangunan yang kini dipenuhi oleh mayat.Di luar, udara malam terasa dingin, berbeda dengan panasnya pertarungan brutal yang baru saja dia lalui. Bintang-bintang bertaburan di langit, seolah mengamati setiap langkahnya dengan diam.Marko menemukan sebuah mobil yang masih dalam

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 106

    Dorrr!!!Peluru itu melesat cepat menuju kepala Marko.Rio Davies tersenyum penuh kemenangan.Namun, sesuatu yang tak terduga terjadi.Clangg!!!Peluru itu mengenai kulit Marko, namun bukannya menembus, peluru itu justru terpental seolah menabrak baja yang tak terlihat.Mata Rio Davies membelalak. "Apa-apaan ini?!"Marko hanya tersenyum miring. Dia menurunkan kepalanya sedikit, menatap Rio dengan sorot mata dingin. Level legendanya membuat Marko mendapatkan kemampuan baru yang membuat dirinya tidak mempan ditembak ataupun ditusuk pisau.Rio menembak lagi.Dorr!!! Dorr!!! Dorrr!!!Satu, dua, tiga peluru ditembakkan, semuanya mengenai tubuh Marko.Namun, hasilnya sama.Peluru itu tak mampu melukai Marko."Bajingan!" Rio Davies melompat dari kursinya, menggertakkan giginya. Dia memutar badannya, memberikan kode dengan tangannya.Dari balik pintu samping, muncul delapan orang berpakaian hitam dengan wajah tanpa ekspresi.Mereka bukan anak buah biasa.Mereka adalah Shadow Unit, unit pembun

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 105

    Malam ini. Angin bertiup kencang di sekitar pelabuhan tua. Markas Rio Davies berdiri megah di atas tanah luas yang menghadap langsung ke lautan hitam yang bergelombang. Bangunan beton itu lebih mirip benteng daripada gudang biasa, dengan penjagaan ketat di setiap sudutnya.Dari kejauhan, Marko bisa melihat para penjaga bersenjata mondar-mandir di sekitar gerbang. Mereka semua terlihat waspada, seolah tahu bahwa bahaya bisa datang kapan saja.Marko menarik napas dalam. Dia tahu bahwa menerobos ke dalam akan menjadi hal yang mustahil.Tapi Marko tidak perlu menerobos karena dia memiliki sesuatu yang mereka inginkan. Yaitu sertifikat pulau. Marko akan memancing Rio Davies menggunakan sertifikat itu.Dengan langkah mantap, Marko berjalan ke depan gerbang, sengaja membiarkan dirinya terlihat oleh para penjaga.Butuh waktu kurang dari sepuluh detik sebelum seseorang menyadari kehadirannya."Hei! Siapa yang di sana?! Pergi sebelum kutembak kepalamu!" Salah satu penjaga mengangkat senjatanya,

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 104

    "Kau ...."Marko berdiri mematung melihat pria yang kini berdiri tegap di depannya.Jantung Marko berdegup semakin kencang, tapi tubuhnya terasa membeku.Di hadapannya seorang pria yang sama sekali tidak asing menatapnya dengan sorot mata tak terbaca. Pria itu adalah tubuhnya sendiri. Marko Davies.Jika sekarang Marko Davies yang sebenarnya berada di tubuh Marko Hubert. Lalu, siapa yang ada di dalam tubuhnya itu?Marko buru-buru bergeleng. "Tidak. Tidak mungkin," gumamnya tidak ingin percaya dengan apa yang ada di hadapannya.Pria di depan Marko itu mengulas senyum. "Apanya yang tidak mungkin?"Marko menatap tajam pria itu. "Siapa kau?! Kenapa kau memakai tubuhku, Sialan?!"Si pria tertawa kecil. "Padahal aku telah lama menunggu waktu bertemu denganmu. Tapi, reaksimu ini sungguh membuatku kecewa, Marko."Marko semakin geram. "Siapa kau, Keparat?! Bagaimana bisa kau memakai tubuhku?! Dan, apa yang kau lakukan di apartemenku?! Apa kau juga yang mengirimkan pesan misterius?!"Si pria ber

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 103

    "Sialan!"Marko memukul setir mobilnya dengan geram. Mobil yang membawa Jake, Daniel, dan Arnold sudah menghilang di tengah lalu lintas.Dia telah kehilangan jejak mereka.Lalu lintas di kota begitu padat, membuat pengejarannya sia-sia. Rio Davies jelas sudah merencanakan semuanya dengan rapi. Pria itu sangat licik dan memiliki segala taktik untuk melancarkan keinginannya.Marko menarik napas panjang, menenangkan pikirannya. Tidak ada gunanya mengutuk keadaan. Dia harus bergerak cepat.Mata tajamnya menyapu jalanan yang dipenuhi mobil-mobil dan lampu kota yang berkedip. Jika dia tidak bisa mengejar mereka sekarang, dia harus mencari kelemahan lain dalam rencana Rio Davies.Dan ada satu hal yang muncul dalam pikirannya. Sertifikat pulau.Marko lalu berbalik arah, dan menginjak pedal gas. Mobilnya langsung melesat cepat ke arah apartemen milik Marko Davies. Itu adalah satu-satunya tempat yang memiliki sesuatu yang diinginkan Rio Davies selama bertahun-tahun.Sebuah sertifikat pulau yang

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status