Home / Romansa / Hasrat Terlarang CEO Tampan / Harusnya Merasa Lega

Share

Harusnya Merasa Lega

Author: Nhaya_97
last update Last Updated: 2025-09-04 22:49:48

Mobil berhenti di pinggir jalan, di depan sebuah hotel mewah yang lampunya berkilauan.

Samuel mematikan mesin lalu memiringkan tubuhnya menghadap Kayla sepenuhnya. Tangannya masih di paha Kayla, namun dia tidak bergerak lebih jauh.

“Kau pikir aku tidak ingin menarikmu masuk ke sana sekarang?” ucapnya dengan nada rendah dan berat oleh keinginan. “Tapi kalau aku lakukan, aku tidak akan melepaskanmu sampai pagi.”

Kayla sontak menelan ludahnya dan wajahnya panas namun dia berusaha tetap tenang. “Lalu … kenapa tidak?”

Samuel menatapnya dengan mata gelap penuh perhitungan. “Karena aku ingin kau yang memintanya bukan aku yang memaksa.”

Hening mengisi ruang sempit itu. Suara napas mereka saja yang terdengar, bercampur dengan samar bunyi lalu lintas di luar.

Samuel akhirnya melepaskan tangannya dari paha wanita itu, tapi tatapan itu tetap menempel pada Kayla, seolah menandai bahwa ini belum berakhir.

Ia kembali menyalakan mesin mobil. “Aku akan mengantarmu pulang.”

Kayla menghela napas panjang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Hasrat Terlarang CEO Tampan   Harusnya Merasa Lega

    Mobil berhenti di pinggir jalan, di depan sebuah hotel mewah yang lampunya berkilauan.Samuel mematikan mesin lalu memiringkan tubuhnya menghadap Kayla sepenuhnya. Tangannya masih di paha Kayla, namun dia tidak bergerak lebih jauh.“Kau pikir aku tidak ingin menarikmu masuk ke sana sekarang?” ucapnya dengan nada rendah dan berat oleh keinginan. “Tapi kalau aku lakukan, aku tidak akan melepaskanmu sampai pagi.”Kayla sontak menelan ludahnya dan wajahnya panas namun dia berusaha tetap tenang. “Lalu … kenapa tidak?”Samuel menatapnya dengan mata gelap penuh perhitungan. “Karena aku ingin kau yang memintanya bukan aku yang memaksa.”Hening mengisi ruang sempit itu. Suara napas mereka saja yang terdengar, bercampur dengan samar bunyi lalu lintas di luar.Samuel akhirnya melepaskan tangannya dari paha wanita itu, tapi tatapan itu tetap menempel pada Kayla, seolah menandai bahwa ini belum berakhir.Ia kembali menyalakan mesin mobil. “Aku akan mengantarmu pulang.”Kayla menghela napas panjang

  • Hasrat Terlarang CEO Tampan   Jangan di Sini

    “Kau ikut denganku malam ini,” ucapnya tanpa basa-basi setelah pria itu selesai dengan pertemuannya.Kayla mengerutkan kening mendengarnya. “Maksudnya?” tanyanya bingung.“Makan malam.”Kayla terbelalak dan langsung beranjak dari duduknya. “Tuan Samuel, aku—”“Tenang. Kau tidak akan duduk satu meja denganku. Ada meja VIP terpisah. Aku akan memesan untukmu. Kau hanya perlu menungguku di sana. Aku tidak ingin berbincang terlalu lama dengan mereka.”“Untuk apa? Bukankah … makan malam ini adalah urusan pribadi Anda?” nada Kayla mengeras.Samuel mencondongkan tubuh sedikit menatap Kayla dengan tatapan intens. “Kalau kau tidak datang, aku akan memikirkan ulang kontrak kerjamu. Termasuk fasilitas apartemen yang kau nikmati sekarang, Kayla.”Kalimat itu membuat napas Kayla tertahan. Ia menatapnya dengan tatapan tak percaya, tapi ia tahu pria ini tidak main-main dengan ucapannya tadi.Dia kemudian menghela napasnya dan mengangguk singkat. “Baiklah.”**Malam itu, mereka datang terpisah.Samuel

  • Hasrat Terlarang CEO Tampan   Ini Baru Awal

    Kayla masih berdiri di sudut lift dengan kedua tangannya memegang map erat-erat. Nafasnya kacau, wajahnya panas. Dan dia hanya tahu satu hal—dia harus menghindari pria itu.Tapi bagian terdalam diriny … diam-diam menunggu “nanti” itu datang.“Kau sudah gila, Kayla!” gerutunya sambil menghina dirinya sendiri karena mulai terperangkap dalam gairah yang Samuel berikan padanya.Setibanya di ruang kerja Samuel, Kayla melangkah masuk terlebih dahulu sambil membawa setumpuk dokumen yang baru saja dia peroleh dari sekretaris divisi keuangan.Samuel berjalan santai di belakangnya, jemari tangan kirinya menyelip di saku celana dengan aura otoritasnya memenuhi ruangan seperti biasa.Belum sempat Kayla meletakkan dokumen di atas meja, ponsel Samuel berdering nyaring. Nada dering khusus yang dia gunakan untuk satu orang—ibunya.Samuel melirik layar sebentar lalu menjawab dengan nada datar. “Ya, Ma?”Suara seorang wanita paruh baya terdengar lantang dari seberang, penuh dengan wibawa dan tanpa memb

  • Hasrat Terlarang CEO Tampan   Akan Melanjutkan ini Nanti

    Hari pertama Kayla bekerja sebagai asisten pribadi Samuel berjalan dengan ritme yang melelahkan.Dari pagi, dia sudah harus mendampingi rapat internal, mengatur jadwal meeting klien, hingga memastikan dokumen penting siap di meja bosnya itu.Namun, bukan beban kerja yang membuatnya gugup sepanjang hari. Tapi, karena tatapan Samuel.Tatapan yang menusuk tanpa suara, seperti sesuatu yang dia rasakan di kulit, bahkan di tulang setiap kali dia berani mengangkat kepala. Tatapan yang seolah ingin mengupas lapisan demi lapisan dirinya sampai habis.Saat rapat berlangsung di ruang konferensi besar, Kayla duduk di sisi kanan Samuel, sedikit menunduk sambil mencatat poin-poin penting.Namun dari sudut matanya, dia bisa merasakan—pria itu sedang menatapnya.Kayla tetap mencoba untuk fokus pada pembicaraan direksi, tapi kata-kata di udara terdengar seperti gumaman tak jelas.Satu-satunya hal yang terasa nyata adalah tatapan itu. Perlahan dia melirik, dan benar saja—Samuel sedang memandangnya, tid

  • Hasrat Terlarang CEO Tampan   Tawaran Terakhir

    Kayla berdiri di lorong panjang gedung itu, jemarinya masih meremas map berisi berkas lamaran. Ruang kerja Samuel ada di ujung sana, tapi langkahnya justru menjauh.Udara dingin dari pendingin ruangan tidak mampu meredam panas yang membakar pikirannya. Tawaran yang baru saja dia dengar terasa seperti jebakan yang dibungkus dengan pita emas—menggiurkan, namun berbahaya.Ia naik ke lantai atas, menuju area rooftop yang biasanya sepi. Dari sana, kota terbentang luas di bawah langit mendung.Mobil-mobil tampak seperti mainan kecil yang bergerak lambat di jalanan, lampu-lampu mulai menyala meski sore belum sepenuhnya tenggelam. Kayla berdiri di tepi pagar pengaman, memeluk dirinya sendiri tengah mencoba berpikir jernih.Tiga puluh juta per bulan. Apartemen. Kendaraan. Tunjangan. Semua yang dia butuhkan untuk memperbaiki hidupnya ada di dalam tawaran itu.Tapi, bekerja langsung di bawah Samuel, pria yang semalam menjadi bagian dari malam paling memalukan dalam hidupnya?Dia menutup matanya

  • Hasrat Terlarang CEO Tampan   Penawaran yang Fantastis

    “Aku … tidak mengerti maksudmu,” ucap Kayla seraya menatap datar wajah Samuel. Ia berusaha menekan gelombang kegelisahan yang mulai muncul dari dalam dadanya.Samuel menyilangkan kakinya dengan angkuh, lalu bersandar santai di kursinya yang terbuat dari kulit hitam mahal.Ia tampak seperti raja di singgasananya, mengamati Kayla layaknya pion yang baru masuk ke dalam permainan catur miliknya. “Kau tahu posisi apa yang kau lamar di sini?” tanyanya dengan suara rendah tapi mengandung tekanan.“Asisten administratif,” jawab Kayla singkat. Ia kemudian menggenggam tangannya erat di pangkuan, sedang mencoba menyembunyikan kegugupan.Samuel menatapnya dalam, pandangannya tajam menembus lapisan luar pertahanan diri Kayla. “Aku punya tawaran yang sedikit berbeda untukmu,” katanya dengan pelan.Kayla mengerutkan kening, naluri curiganya langsung menyala. “Berbeda?” ulangnya dengan nada waspada.“Jadi asisten pribadiku,” ucap Samuel dengan nada yang tenang tapi tegas. Manik matanya yang tajam seo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status