Beranda / Romansa / Hasrat Terlarang Paman Suamiku / Bab 21 Luka di Balik Malam

Share

Bab 21 Luka di Balik Malam

Penulis: J Shara
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-11 17:00:13

“Pergi kalian! Jangan menggangguku!” sergah Lena dengan suara bergetar, namun tetap tegas. Matanya menatap penuh amarah pada dua pria asing yang menghadangnya di depan hotel.

Salah satu dari pria itu tertawa mengejek. “Huh, nona cantik... berani juga kau menolak kami.” Suaranya rendah, kotor, membuat bulu kuduk Lena meremang.

Pria lainnya menyeringai, lalu dengan cepat menangkap lengan Lena. “Kau tidak akan bisa kabur, sayang...”

“Lepaskan aku!” Lena meronta sekuat tenaga, tubuhnya berusaha menjauh, namun genggaman itu semakin kuat. Ia bisa merasakan jemari kasar pria itu berani mencoba menyentuh tubuhnya.

“Dasar wanita keras kepala—”

BUG!

Sebuah tinju keras mendarat tepat di wajah pria yang memegang Lena. Pria itu terhuyung lalu jatuh tersungkur. Lena terkejut, segera menoleh.

Matanya membelalak. “Neil...” bisiknya hampir tak terdengar.

Neil berdiri dengan rahang mengeras, sorot matanya tajam penuh amarah. “Lepaskan dia. Kalau tidak, aku pastikan kalian tak akan bisa berjalan lagi ma
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Hasrat Terlarang Paman Suamiku   Bab 60 Jejak Lipstik di Bibirmu

    Suara air mengalir dari keran memenuhi ruang toilet wanita. Lena berdiri di depan wastafel, membasuh tangannya sambil menatap pantulan dirinya di cermin. Nafasnya masih sedikit memburu setelah makan malam tadi, mungkin karena kecanggungan di meja bersama Irene, Axel, dan Neil. Saat hendak meraih tissue, tiba-tiba sebuah bayangan muncul tepat di belakangnya. “Astaga!” Lena hampir menjatuhkan tissue itu. Ia berbalik kaget, menemukan Neil berdiri begitu dekat. “Kau mengejutkanku!” Neil tersenyum tipis, tenang seakan-akan keberadaannya di tempat itu bukan hal yang aneh. “Ngapain kamu ada di toilet wanita?” tanya Lena agak galak, matanya menyipit penuh protes. Ia melangkah mundur satu langkah, tapi Neil maju setapak. “Aku hanya lewat,” jawab Neil santai, jelas bohong. Lena menghela napas tajam. “Dan lagi… bisakah kau bersikap biasa saja di depan mereka? Jangan membuat semuanya jadi aneh.” Neil mengangkat alis, pura-pura bingung. “Memangnya aku kenapa?” “Jangan berpura-pura, Neil.

  • Hasrat Terlarang Paman Suamiku   Bab 59 Saus di Bibir

    “Oh… eh, tidak apa-apa. Kursinya agak dingin saja,” jawab Lena cepat, pura-pura tersenyum. Axel mengangguk dan kembali menonton. Lena menarik napas panjang. Sementara Neil di sampingnya justru menahan tawa, jelas-jelas menikmati kepanikan Lena. Tak lama kemudian, Neil kembali mendekat, napasnya hangat menyentuh telinga Lena. “Jujur saja, kau menyukainya, kan?” Lena menahan napas. “Apa?” “Sentuhan ini,” jawab Neil singkat, sambil meremas tangannya sedikit lebih erat. Lena bergetar. “Kau terlalu percaya diri,” balasnya, meski suaranya terdengar goyah. Neil terkekeh kecil. “Kalau begitu… kenapa kau tidak menarik tanganmu?” Lena terdiam. Jantungnya berdegup semakin keras, membuat dirinya semakin sulit fokus pada film. Beberapa menit berlalu dalam ketegangan itu. Namun Neil tidak berhenti. Tangan kirinya yang bebas perlahan meraih kaleng minuman yang tadi dipegang Lena. Ia meletakkannya di sandaran kursi Lena, cukup dekat sehingga tubuh mereka bersentuhan sedikit. “Neil… jangan d

  • Hasrat Terlarang Paman Suamiku   Bab 58 Godaan dalam Gelap

    Lena melirik jam tangannya untuk kesekian kali. Angka digital di layar ponselnya menunjukkan pukul 16.28. Ia mendesah keras sambil menggerutu. “Jam segini kemana sih bajingan itu? Katanya jam empat sore sudah sampai. Hah! Sekarang sudah hampir setengah lima, belum kelihatan batang hidungnya juga,” Lena mengomel sambil duduk di kursi tunggu bioskop. Ia bangkit berdiri, berjalan mondar-mandir dengan wajah jengkel. Sesekali ia melipat tangannya di dada, sesekali menghela napas panjang. “Tau begini aku telat aja datangnya,” katanya kesal sendiri. Tiba-tiba, sepasang tangan menutup matanya dari belakang. “Hei! Siapa—” Lena tersentak, langsung mengenyahkan tangan itu. Saat menoleh, wajahnya menegang. “Axel!” serunya. “Tidak lucu, tahu!” Axel berdiri di belakangnya dengan senyum menawan, meski keringat masih menetes di keningnya. “Maaf, sayang. Aku telat.” Ia menunduk sedikit, mencoba mengurangi ketegangan. “Kau tidak marah kan?” Lena menatapnya tanpa berkata apa-apa. Wajahnya jelas

  • Hasrat Terlarang Paman Suamiku   Bab 57 Ciuman di Tepi Laut

    Axel terus tertawa keras, langkahnya terhuyung menuju Neil. Bau alkohol menyengat seluruh ruang tamu. “Om…” serunya dengan nada mabuk. “Aku tidak mabuk, tahu! Buktinya aku bisa melihat betapa jeleknya istriku ini. Kau tahu, Om? Dia bahkan mau menggodamu. Konyol kan?” Neil merapatkan rahangnya. “Axel, jaga ucapanmu!” Axel mengangkat tangan, seolah menepis udara. “Ah, jangan sok marah. Aku bicara jujur saja…” Kali ini ia menghampiri Lena yang berdiri kaku di sudut ruangan. Tangannya terangkat, menunjuk wajah Lena. “Lena…” suaranya serak. “Kenapa kau jelek sekali, sih? Kenapa bukan Selena saja yang jadi istriku! Padahal… nama kalian mirip! Jangankan aku… bayi aja bisa tantrum lihat wajah jelekmu itu…” Lena menggigit bibir, tubuhnya gemetar. “Axel, kau mabuk. Sebaiknya kau ke kamarmu saja…” “Tidak! Tidak tidak!” Axel menggeleng keras. “Om harus tahu… wanita jelek ini… masa mau menggoda Om yang gagah ini! Itu kan konyol!” Matanya yang merah menatap Neil penuh tantangan. “Jelek ngga

  • Hasrat Terlarang Paman Suamiku   Bab 56 Antara Luka dan Rahasia

    Bab: Lampu yang Menyala Terlambat Ruang tamu itu gelap ketika Lena mengendap-endap masuk, berusaha tidak menimbulkan suara. Tangannya meraba-raba dinding. “Sial… di mana sih tombolnya? Nggak kelihatan lagi… ah, ketemu juga,” gumamnya. Klik. Cahaya kuning temaram menyiram ruangan. Lena berbalik—dan terlonjak. “Astaga!” serunya. “Bikin kaget saja!” Axel duduk santai di sofa, satu kaki naik ke meja, tangan menyilang di dada. Tatapannya tajam. “Heh, jelek… ngapain baru pulang malam-malam begini?” Lena mengerjapkan mata, menelan jantungnya yang nyaris copot. Ia menarik napas, lalu tersenyum tipis. “Aku…,” ia pura-pura berpikir. “Memangnya kenapa? Tumben kamu mau tahu tentang aku.” Axel terkekeh jijik. “Kalau saja bukan karena orang tuaku, mana peduli aku sama cewek sejelek kau.” “Oh?” Lena mendongak. “Kalau begitu, nggak usah tahu aku ke mana. Aku pulang jam berapa juga nggak ada hubungannya sama kamu, kan?” Axel terhenyak sepersekian detik, lalu mengangkat alis. “Oh… berani juga

  • Hasrat Terlarang Paman Suamiku   Bab 55 Obat yang Tak Tertulis

    Setelah Axel dan Rachel pergi meninggalkan rumah itu, Lena berdiri lama di depan cermin. Dengan perasaan campur aduk, ia mulai menghapus “penyamaran jeleknya”. Bekas jerawat buatan ia hapus, daster lusuh ia ganti dengan gaun sederhana yang anggun. Rambut yang dikepang ia lepaskan, lalu ia tata indah, wajahnya ia poles sedikit riasan tipis—dan seketika, sosok wanita cantik memandang balik dari bayangan kaca.“Aku harus menemuinya… Neil pasti butuh aku,” gumamnya lirih sambil menggenggam sebuah kotak makanan yang sudah ia siapkan untuk sarapan Neil.Ia pun berangkat ke apartemen Neil. Namun begitu tiba di sana, ia merasa hampa. Ruangan itu sunyi. Lena mencari ke kamar mandi, ke dapur, bahkan membuka pintu balkon. “Neil?” panggilnya beberapa kali, tapi tak ada jawaban.Ia menghela napas panjang, menatap kotak makanan di tangannya. “Padahal… aku sudah bawakan sarapan untukmu,” bisiknya kecewa.---Malam datang. Lena duduk termenung di ruangannya di Selena’s Dream. Lampu neon warna-warni d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status