Home / Romansa / Hasrat Terlarang Paman Suamiku / Bab 40 Buah yang Terlarang

Share

Bab 40 Buah yang Terlarang

Author: J Shara
last update Last Updated: 2025-09-27 14:56:16

Ruang tengah rumah itu dipenuhi aroma segar buah yang baru saja dipotong. Lena duduk santai di sofa, kakinya terlipat rapi ke samping, sembari menikmati potongan apel dingin yang baru ia ambil dari kulkas. Sesekali ia mengunyah dengan mata terpejam, seolah sedang berada di surga kecilnya.

“Sayang, kamu sudah pulang?” tanya Lena begitu melihat sosok Axel memasuki rumah dengan koper hitam besar yang ia seret dari luar.

Axel melirik istrinya tanpa berhenti berjalan. Napasnya sedikit berat karena perjalanan panjang. “Pake nanya lagi? Sudah lihat kan aku narik koper dari luar,” sahutnya dengan nada datar, tapi matanya penuh sindiran.

Lena hanya terkekeh, mengambil sepotong anggur lalu memasukkannya ke mulut. “Aku kan cuma basa-basi, biar keliatan romantis gitu loh,” jawabnya sambil melirik iseng.

Axel berhenti sejenak di dekat tangga, lalu sebuah ide muncul di kepalanya. Bibirnya terangkat menyeringai. “Ah, kau kan istriku. Seharusnya kau yang bawa koperku masuk.”

Lena mendengus kera
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Hasrat Terlarang Paman Suamiku   Bab 53 Luka dan Janji

    “Halo? Apakah Tuan Neil River datang memesan room?” tanya Lena melalui telepon, suaranya terdengar cemas sekaligus berharap. “Tidak, Nona. Beliau belum datang.” jawab resepsionis sopan. “Oh… baiklah.” Lena menutup teleponnya dengan wajah lesu. Ia menunduk, jemarinya meremas ujung roknya. Kenapa ya dia tidak datang malam ini? pikirnya. Sepanjang malam Lena tidak beranjak dari ruang tunggu. Sesekali ia menoleh ke pintu, menunggu pintu terbuka dengan sosok yang ia harapkan muncul. Berkali-kali ia menelepon resepsionis hanya untuk memastikan. “Permisi, apakah Neil River sudah datang?” “Belum juga, Nona.” Wajah Lena makin muram. Hingga jarum jam menunjuk pukul dua belas malam, Neil tak kunjung datang. Dengan langkah gontai, Lena memutuskan pulang. Di parkiran, ia menekan kunci mobilnya. Mobil bututnya langsung menyala, lampu depan berkedip, dan suara klakson pendek terdengar dari kejauhan. Ia berjalan mendekat, tapi langkahnya mendadak terhenti. “Astaga… Neil!” teriaknya panik.

  • Hasrat Terlarang Paman Suamiku   Bab 52 Rumah Baru untuk Mereka

    Sore itu, ruang keluarga rumah besar keluarga Richard terasa hangat. Karpet tebal membentang, aroma teh melati yang diseduh Elizabeth memenuhi udara. Lena duduk di sofa dengan penampilan sederhananya: kaos lusuh, celana longgar, rambut hanya diikat seadanya. Ia berusaha menunduk, tak ingin menatap Axel yang duduk di sampingnya dengan ekspresi malas.Richard membuka percakapan dengan nada serius namun penuh kehangatan.“Axel, Lena… ayah dan mama sudah memikirkan sesuatu untuk kalian.”Axel mengangkat alis, malas. “Apa lagi, Yah? Jangan bilang mau atur-atur hidupku lagi?”Elizabeth menepuk tangan Axel lembut. “Bukan begitu, sayang. Kami sudah menyiapkan rumah untuk kalian berdua. Supaya bisa tinggal mandiri.”Lena mendongak terkejut. “Ayah… mama… jangan repot-repot. Aku nyaman kok tinggal bersama kalian,” ucapnya pelan.Axel langsung menyeringai sinis. “Ya, lagian… siapa yang mau tinggal berdua dengan istri sejelek ini?”“Axel!” Richard membentak tajam. Suaranya membuat ruangan mendadak

  • Hasrat Terlarang Paman Suamiku   Bab 51 Malam Tanpa Terlelap

    Kamar itu sunyi. Hanya bunyi detik jam yang terdengar samar di antara kegelapan. Tirai menutup rapat, lampu hanya menyisakan cahaya temaram di sudut ruangan. Lena berbaring membelakangi Neil. Tubuhnya gelisah, tak karuan, menarik selimut lalu melemparkannya lagi. Nafasnya berat, seperti menahan sesuatu yang ingin meledak. Neil membuka matanya, memperhatikan punggung Lena yang bergerak resah. Perlahan ia menggeser tubuhnya, lalu tiba-tiba merangkul Lena dari belakang. “Neil… apa yang kau lakukan?” Lena langsung bangkit, menepis tangan Neil. Wajahnya tegang. Neil mengangkat alis, tetap tenang. “Kenapa? Kau dari tadi gelisah begitu.” “Tidak sadarkah kau kalau kau yang membuatku gelisah begini?” Sergah Lena, matanya menatap Neil penuh emosi. Neil menghela nafas. “Lalu bagaimana? Kau mau aku tidur di luar dan Nenekmu melihatnya?” Lena terdiam. Kata-kata Neil ada benarnya. Ia hanya menggigit bibir, tak tahu harus menjawab apa. “Tidak bisakah kau bersikap biasa saja?” tanya Lena liri

  • Hasrat Terlarang Paman Suamiku   Bab 50 Dekat yang Membakar

    Mata mereka kembali beradu. Lena bisa merasakan dadanya bergetar hebat, tubuhnya kaku di antara rasa ingin lari dan rasa yang membuatnya tak bisa berpaling. Neil mencondongkan wajahnya lebih dekat, matanya tajam tapi juga penuh kehangatan. Ia ingin sekali lagi mencium bibir Lena. Namun kali ini Lena cepat-cepat mengangkat tangannya, meletakkan jari mungilnya di bibir Neil. “Neil… jangan,” bisiknya dengan suara bergetar. Dalam hati Lena kalut. Astaga… bibir ini… bibir yang telah menjamahku. Kenapa aku tidak bisa menolak tatapannya? Bukannya berhenti, Neil justru mengecup lembut jari-jemari Lena. Kecupan itu halus, tapi cukup untuk membuat Lena merinding dan terlena. “Neil…” Lena memejamkan mata, napasnya memburu. Dan tanpa sadar, Neil kembali memajukan wajahnya, menutup jarak di antara mereka. Bibirnya bertemu dengan bibir Lena. Kali ini Lena tidak hanya diam—ia membalasnya dengan lembut. Mereka saling melumat perlahan, kecupan lirih terdengar di antara keheningan malam di

  • Hasrat Terlarang Paman Suamiku   Bab 49 Bianglala yang Terhenti

    “Kumohon… jangan singgung kejadian itu,” suara Lena bergetar. Ia memeluk dirinya sendiri, menunduk dalam. “Itu hanya… kecelakaan.” Neil bersandar pada kursi kayu kamar nenek Vero, menatapnya dingin. “Kecelakaan?” Ia mengulang kata itu pelan, seolah mengecap rasa asing di lidahnya. “Kau yakin?” Lena menggertakkan giginya, berusaha keras menahan emosi. Neil maju sedikit, tatapannya menusuk. “Aku mau menanyakan satu hal lagi, Selena. Apa itu… pertama kalinya kau melakukannya?” Pipi Lena seketika memanas. Ia melengos, menutup wajah dengan tangan. “Jangan bahas itu lagi!” katanya cepat, malu bercampur marah. Senyum tipis muncul di bibir Neil. “Aku tidak akan bisa melupakan sentuhanmu itu, Selena…” “Deg!” Jantung Lena serasa melompat keluar. Ia membenci kenyataan itu—membenci bagaimana tubuhnya bergetar hebat hanya karena satu kalimat Neil. Di satu sisi ia jijik pada dirinya sendiri, di sisi lain ada sesuatu yang tak bisa ia pungkiri. Namun sebelum ia bisa menjawab, pintu kamar terb

  • Hasrat Terlarang Paman Suamiku   Bab 48 Kunjungan Tak Terduga

    Lena menunduk, jantungnya berdetak begitu keras saat tatapan Neil sempat beradu dengan matanya di lorong rumah. Nafasnya tercekat, tangannya sedikit gemetar.Dengan cepat ia mempercepat langkah, pura-pura acuh. Namun di sisi lain, harapannya justru berbeda—ia mengira Neil akan melakukan sesuatu, entah itu menyapanya, menegurnya, atau bahkan melontarkan komentar tajam seperti biasanya. Tapi pria itu hanya diam, sama sekali tidak bereaksi.Sesampainya di kamar, Lena buru-buru menutup pintu. Ia menyandarkan tubuhnya ke pintu kayu itu, dadanya naik-turun.“Astaga… aku gugup sekali melihatnya,” gumamnya pelan. “Tapi… kenapa dia tidak menggangguku seperti biasanya? Tidak menyapa, tidak bicara… biasanya dia begitu agresif kalau kita berdua saja. Kenapa sekarang jadi… acuh tak acuh? Apa… apa ini ada hubungannya dengan kejadian malam itu?”Pipinya memerah, kilasan memori itu kembali datang—malam ketika ia dan Neil bercinta, namun dalam dirinya yang menyamar sebagai Selena.“Astaga! Kenapa aku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status