Share

Siapa Rama?

Author: Semarapilu
last update Last Updated: 2025-01-10 17:20:31

“Cherry, namamu?” tanyanya mendadak, membuat Anna terkejut.

“Be... Betul, Mas. Kamu?” tanya Anna balik.

“Aku Rama, kamu sepertinya anak baik. Boleh aku tahu alasanmu melakukan ini?” 

Anna terdiam sejenak. Dia ragu akan berkata jujur, namun berbohong untuk apa pikirnya dia tidak akan bertemu dengan orang itu lagi. “Ayahku sedang sakit dan aku memiliki 3 orang adik laki-laki jadi aku harus mencari tambahan uang untuk mereka.” 

Rama terdiam merasa kasihan dengan gadis cantik ini, hal ini juga baru pertama kali di lakukan oleh Rama. Mereka sama-sama canggung untuk melakukannya.

“Emmh aku izin buka bawahnya ya.” ucap Anna menurunkan celana Rama. Pria itu hanya menatap Anna, detak jantungnya terasa hebat hingga suara nya terdengar jelas.

Anna mulai memasu-kan mulut nya ke bagian sensitif itu, memainkan nya dengan jago hingga suasana ruangan menjadi panas. Anehnya dengan Rama, Anna sama sekali tidak merasa jijik. Tubuhnya ikut merasakan sensasi yang luar biasa.

“Cukup, aku akan berada di atas.” ucap Rama memindahkan tubuhnya di atas, memompa naik dan turun dari kecepatan rendah hingga tinggi.

Suara des*han yang di tahan Anna akhirnya lepas juga. “Ahhhhh." Rama yang tidak tahan dengan suara itu juga melepaskannya sembari mencengkram erat tubuh Anna.

Tubuh nya tergeletak di samping Anna dan dia memejamkan mata…

“Parah, aku baru pertama merasakan hal luar biasa ini,” batin Rama.

Di sisi lain Anna sedikit malu karena suara nya yang sedikit kencang, dia berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

“Kenapa aku malah menikmati nya, sepertinya aku sudah gila!” gumam Anna, sembari memukul-mukul kepalanya.

“Aku berikan segini cukup?” Rama memberikan bayaran yang lebih daripada tarif yang Anna pasang.

“Terima kasih, tapi ini banyak sekali." tangan Anna mengambil uang yang diberikan Rama.

Kringg!!

Ponsel Anna tiba-tiba berdering, segera dia mengambil ponselnya dan ternyata itu telpon dari pacar Anna, Randy…

“Anna, dimana kamu?” 

“Aaa… Aku sedang di luar mencari angin segar. Aku jenuh di rumah dengan semua masalah yang ada,” jawab Anna.

“Yasudah, aku baru saja mampir dari rumah kamu bawa oleh-oleh karena kamu pergi jadi aku langsung pulang saja ini ya. Aku lelah ingin istirahat di rumah,” Randy mematikan teleponnya.

Anna menghela nafas panjang, pikirnya Randy tahu bahwa dirinya sedang di hotel bersama pria lain.

“Oh, jadi nama kamu Anna, siapa yang menelpon tadi? Pacarmu? Galak sekali,” goda Rama.

“Iya dia sedikit pemarah orang nya, kalau begitu aku pamit pulang ya.” ucap Anna lalu Rama menarik tangannya dan meminta nya kembali ke hotel besok pagi.

“Maaf tapi kalau besok pagi sepertinya aku tidak bisa, kalau malam saja bagaimana?”

“Kenapa? Jangan bilang kamu kerja sebagai karyawan juga di suatu perusahaan?” Rama justru melontarkan pertanyaan balik ke Anna. Seketika Anna kaget, tebakan pria itu tidak salah sejak awal datang.

Anna yang enggan menjawab memilih mengalihkan pembicaraan. “Emm, kamu mau ikut turun sekalian denganku?”

Rama menolak dan memilih meninggalkan hotel lebih dulu setelah bertukar nomor ponsel dengan Anna, dia tidak ingin menghubungi Anna lewat aplikasi itu lagi. Rama ingin menjadi langganan Anna.

.

.

“Ah sial kenapa aku terbayang-bayang terus wanita itu ya?” gumam Rama.

Sebagai seorang pemilik pabrik, Rama terbilang cukup muda dan sangat kompeten di bidang nya. Relasi nya juga cukup banyak. Tetapi kali ini dia malah memikirkan wanita yang baru saja dia temui kemarin, yang hanya seorang wanita bayaran.

“Lama sekali menunggu malam, aku sudah tidak sabar bertemu dengannya lagi." ucap Rama sembari mengambil ponsel nya untuk mengirimkan pesan ke Anna.

Rama sudah memesan hotel untuk bertemu Anna yang sudah di sepakati, mereka akan bertemu pukul 7 malam.

Anna bingung karena hanya selang sehari pria itu sudah meminta nya bertemu lagi. Tapi karena uang akhirnya Anna menuju ke hotel yang sudah di sepakati.

“Aku izin mandi dulu boleh? Belum sempat pulang ke rumah tadi dari kantor,” ucapnya saat baru saja tiba di kamar hotel. Rama terlihat santai sedang menonton siaran tv dan mempersilahkan Anna membersihkan diri.

Kurang lebih setengah jam lama nya Anna mandi, sekarang diri nya sudah siap melayani laki-laki itu.

“Ayo, Mas.” ajak Anna.

“Aku tidak ingin hubungan badan malam ini, hanya ingin banyak tahu tentangmu. Kamu juga boleh tanya apapun ke aku.” ucap nya sembari memegang tangan Anna yang tengah duduk di sampingnya.

Anna dengan ragu-ragu menjawab semua yang ingin di ketahui oleh Rama. Mulai dari pekerjaan nya dan masalah keluarga nya, harapan Anna adalah terbebas dari masalah ekonomi keluarga nya.

Meskipun Anna sudah menjawab semua pertanyaan Rama, tapi dirinya hanya menanyakan beberapa pertanyaan saja.

“Kalau kamu, Mas. Boleh aku tahu pekerjaanmu?” tanya Anna dengan tubuh hanya tertutup handuk yang kini posisi mereka tiduran bersama di atas kasur.

“Aku? Coba tebak.”

Anna menilai nya dari penampilan, tubuh yang tinggi bersih dan wangi. Beberapa kali percakapan mereka sepertinya lebih mengarah ke kesehatan.

“Dokter?” tebakan Anna di balas senyum oleh Rama.

“Kok kamu bisa menebak nya dengan tepat, iya saat ini aku bekerja sebagai dokter di salah satu rumah sakit. Di sini aku hanya sementara, bisa jadi aku akan kembali ke kota asal ku,” bohong Rama. Entah apa alasan nya berbohong yang jelas dia menyukai wanita itu.

Obrolan mereka semakin dekat, sampai akhirnya Rama mengecup bibir Anna me-lumat nya habis serta tangan nya yang tidak bisa diam meng-gerayangi tubuh Anna. Nafas mereka tersendal-sendal menandakan nafsu mereka sudah tinggi, awalnya Rama memang tidak ingin menidur* Anna lagi tapi ternyata dia tidak tahan.

Setelah melakukan hal itu, Rama mengajak Anna untuk makan dirinya sudah memesan makanan online. Anna tersenyum senang melihat perlakuan Rama yang jauh berbeda dengan pacarnya. Bahkan Rama terlihat lebih perhatian di bandingkan dengan Randy.

.

.

Waktu hampir menunjukan tengah malam, Rama meminta izin mengantar Anna pulang karena akan sangat bahaya jika Anna berkendara sendirian.

Saat di parkiran mobil Anna melihat Randy jalan dengan wanita berpakaian sangat seksi, wanita itu menggandeng tangan Randy seperti sepasang kekasih. 

“Kenapa kamu ngumpet? Kamu kenal orang itu?” tanya Rama yang melihat Anna berlari menuju pilar-pilar yang ada di basement.

“Itu pacarku, Mas. Aku tidak menyangka bertemu dengannya di sini dengan wanita lain, aku pikir dia pria yang baik,” ucap Anna murung.

“Hotel ini memang sudah terkenal untuk wanita-wanita panggilan. Lebih baik kamu pura-pura tidak tahu saja, dia bisa curiga kalau kamu tanyakan,” ucapan Rama ada benar nya juga, jika Randy tahu dia akan balik mencurigai Anna.

Hati nya seperti teriris perih, tapi dia juga menyadari bahwa saat ini dirinya juga sama seperti wanita yang menggandeng tangan pacar nya tadi. Hanya seorang wanita bayaran yang harus memenuhi kebutuhan keluarga nya.

.

“Mas, sampai sini saja. Rumah ku ada di depan sana, pagar warna hitam. Nanti orang tua ku akan curiga jika kamu antar sampai rumah,” jelas nya.

“Justru sampai depan rumah saja, supaya kamu bisa alasan kalau motor kamu mogok di kantor,” Rama lagi-lagi memberikan ide ke Anna , gadis polos yang pikiran dan badan nya sudah lelah terkuras habis untuk mencari uang.

“Baiklah!” 

Brum..Brum!!

Mobil Rama pergi meninggalkan rumah Anna…

“Siapa itu? Mobil Randy baru?” tanya bundanya yang ternyata mengintip dari dalam jendela.

"Bukan itu teman kantorku, motorku mogok jadi aku tinggal di kantor." jawab Anna sambil menyalami punggung tangan bunda.

Lalu Anna masuk ke kamar merebahkan diri nya di kasur, sejenak dia terpikirkan Randy tapi pikiran itu hilang seketika ketika dia memikirkan Rama. Apakah dirinya mulai jatuh hati dengan pria yang menjadi pelanggannya itu.

“Aku jemput kerja besok pagi, sekarang istirahat lah,” pesan dari Rama membuat Anna cengar-cengir kegirangan.

“Ah tubuhnya wangi dan otot-otot nya membuatku ingin… Aduh pikiran ku kotor sekali" gumam Anna.

Sesaat setelah itu Anna memejam kan mata nya…

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hasrat Terlarang: Terpaksa Jadi Pemuas   Kebohongan yang Terungkap

    "Mas, kamu di mana? Kita harus bicara."Anna membaca pesan itu sekilas dan menghela napas panjang. "Sudah cukup, Mas. Aku nggak butuh jawaban lagi. Aku tahu semua ini cuma kebohongan."Anna bangkit dari duduknya, meraih tasnya."Kita sudahi saja ini," suaranya terdengar tegas.Rama terkejut, langsung berdiri dan menahan lengannya. "Jangan gini, Anna. Aku mencintaimu."Anna menatapnya tajam, ada air mata yang tertahan di sudut matanya. "Cinta? Cinta yang penuh kebohongan?""Aku akan menyelesaikan semuanya," Rama berkata dengan nada putus asa."Terlambat," jawab Anna. "Seharusnya kamu menyelesaikan pernikahanmu sebelum mendekatiku. Hal ini pernah kita bicarakan sebelumnya, katamu sudah cerai dengan Fee setelah anak itu lahir. Kenyataannya tidak demikian bukan?"Rama terlihat semakin frustrasi. Dia meraih ponselnya, menekan nomor Fee, lalu menempelkan ponsel ke telinganya. Anna menatapnya tidak percaya.Saat panggilan tersambung, Rama berbicara dengan suara dingin. "Fee, aku ingin kita b

  • Hasrat Terlarang: Terpaksa Jadi Pemuas   Rahasia yang Terancam Terbongkar

    Anna yang masih terpaku di balik meja kasir sampai tidak sadar bahwa Welly telah menyelesaikan pesanannya.Setelah memesan dan membungkus beberapa cookies, Welly berjalan menuju meja di bagian belakang toko, memilih duduk dengan santai. Duduknya menghadap ke luar, seolah dia siap menerima Anna yang akan datang kepadanya.Tanpa menunggu lebih lama, Anna menghampirinya. Namun, sebelum dia sempat membuka suara, Welly sudah lebih dulu berbicara.“Kamu tahu kan, pria yang bersamamu kemarin itu sudah beristri?” katanya dengan nada datar, tapi penuh arti. "Dan yang di depan itu istrinya, hijab warna pink." tambahnya lagi.Anna terdiam sejenak, mencoba menampilkan ekspresi setenang mungkin. “Mereka sudah bercerai.”Welly mengangkat alisnya, ekspresinya tidak menunjukkan kepercayaan penuh. “Benarkah? Aku kurang yakin. Fee tidak pernah bercerita tentang perceraian. Aku akan menanyakannya sendiri.”"Untuk apa mencampuri urusanku? Lagipula wanita itu tidak tahu keberadaanku!" cegah Anna sebelum W

  • Hasrat Terlarang: Terpaksa Jadi Pemuas   Terbelenggu

    "Saya salah satu klient—kantor Anna," dengan cepat pria itu menjawab. Hampir saja menimbulkan kecurigaan pada Rama."Iya betul, Sayang. Klient kantorku," ucap Anna pada Rama, dia segera mengambil kue yang sudah di pilih oleh pria di depannya.Saat Anna kembali ke pantry untuk melihat proses pembuatan kue lainnya, tiba-tiba Rama mengikuti...."Siapa sebenarnya dia?""Dia mana? Klientku tadi?" jawab Anna tanpa menoleh ke arah Rama."Ya, jelaskan padaku yang sebenarnya. Klient kantormu atau bekas klientmu lainnya?""Aku tidak mau berdebat denganmu disaat seperti ini, Mas. Sudahlah kalau kamu ingin memperpanjang masalah ini aku akan memilih diam!" cetus Anna kembali ke luar duduk bersama teman-temannya.Rama menatap kepergian pria itu dengan sorot mata penuh kebencian, pria itu juga seperti meledek Rama dan Anna. Senyum yang terpancar di wajahnya penuh celaan."Kenapa bisa kebetulan seperti ini, kenapa Mas Welly harus datang?" batin Anna, nama Welly jika kalian masih ingat dia adalah pela

  • Hasrat Terlarang: Terpaksa Jadi Pemuas   Buka

    Rama terkekeh geli. “Dari mana kamu bisa simpulkan bahwa pria yang jarang pulang itu berselingkuh. Apa dari sosial media yang sering kamu lihat itu?”Fee mengerucutkan bibirnya, sambil mengusap air mata yang sudah jatuh di pipinya.“Jadi itu tidak benar? Tapi ciri-ciri yang di sebutkan tepat seperti kamu, jarang pulang, sering sibuk dengan kehidupannya sendiri, emm… bahkan aku juga tidak pernah melihat ponselmu!”“Apa aku terlihat bisa hidup tanpamu? Kita sudah pacaran sejak sekolah, aku mengenal kamu lebih dari sepuluh tahun. Begitu juga dengan kamu, kamu juga tahu apa kegiatanku, hobiku?!” jelas Rama dengan nada sangat lembut.Fee merasa bersalah dengan tuduhannya pada Rama, dia memeluk Rama dengan hasr4t yang tidak terbendung lagi. Belum juga nifasnya selesai tapi dia merasa sudah tidak bisa di tahan lagi.“Mas, kamu malam ini tidur di sini kan? Nggak di rumah satunya lagi? Nggak di pabrik kan?” tanya Fee dengan nada menggoda.“Ya, aku sudah rindu padamu… ” Rama meng3cup pundak Fee

  • Hasrat Terlarang: Terpaksa Jadi Pemuas   Toko Kue

    Suara lembut terdengar dari sebrang sana “Halo, maaf ganggu waktunya. Aku hanya ingin tahu apakah pekerjaanmu masih banyak?”“Masih, memangnya ada apa?” Rama terdengar sedikit terbata-bata saat menjawab.“Oh baiklah, maaf mengganggu waktumu. Aku hanya ingin tahu saja,” Fee mematikan teleponnya tanpa berkata apa-apa lagi.Anna semakin yakin dengan ucapan Rama bahwa mereka sudah bercerai. Karena obrolan mereka di telepon tidak seperti pasangan suami istri.“Sudah dengar kan?” ucap Rama sembari menge-cup kening Anna. Mereka melanjutkan istirahat agar keesokan harinya bisa beraktifitas kembali.**Saat mata Anna masih sayup terbuka, dia mer4ba-r4ba ranjangnya, ternyata Rama sudah tidak ada di sana. Entah kapan pria itu pergi meninggalkan Anna sendirian.“Br3ngsek sekali kamu, Mas. Pergi begitu saja tanpa pamit!” gerutu Anna saat bangun dari tempat tidur.Dia mencoba menghubungi Rama namun tidak ada jawaban sama sekali, akhirnya dia memutuskan untuk tetap berangkat ke kantor sendiri memb

  • Hasrat Terlarang: Terpaksa Jadi Pemuas   Brownies Manisku

    "Hey sayang kenapa kamu menangis, sudah tidak masalah nanti kalau memang kamu perlu motor aku bisa belikan lagi," ucap Rama dengan mudahnya.Seseorang yang belum pernah mengalami menjadi generasi sandwich tidak akan pernah mengerti apa yang di rasakan Anna."Bukan seperti itu. Semua barang yang aku beli sudah habis terjual untuk keluargaku, bahkan aku kira semuanya sudah lebih dari cukup,"“Aku tidak meminta terlahir sebagai generasi sandwich, tapi aku juga tidak bisa menghindarinya. Kadang kala aku membenci diriku, kadang kala aku menyalahkan orang tuaku. Kenapa mereka memerahku seperti sapi? Maaf, aku hanya manusia biasa yang bisa kapan saja lelah. Bisa kapan saja mengeluh dan bisa kapan saja menangis. Peluk aku, aku butuh sebuah pelukan hangat yang dapat menenangkanku dan dapat mengatakan bahwa aku hebat! Aku dapat melalui semua ini hingga selesai,”Rama menepikan mobilnya, memberikan pelukan hangat pada Anna. Mengelus kepalanya dengan lembut, lalu berkata ;“Kamu tahu apa yang mem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status